Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

MININGITIS

DI SUSUN OLEH :
ANISA RIHAN FADILA
(202001049)
2B KEPERAWATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
TAHUN 2022
ASUHAN KEPERAWATAN MININGITIS

A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan : riwayat kelahiran, penyakit kronis, neoplasma riwayat
pembedahan pada otak, cedera kepala
2. Pada neonatus : kaji adanya perilaku menolak untuk makan, refleks menghisap
kurang, muntah dan diare, tonus otot kurang, kurang gerak dan menagis lemah
3. Pada anak-anak dan remaja : kaji adanya demam tinggi, sakit kepala, muntah yang
diikuti dengan perubahan sensori, kejang mudah terstimulasi dan teragitasi,
fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif atau maniak, penurunan kesadaran,
kaku kuduk, opistotonus, tanda kernig dan Brudzinsky positif, reflex fisiologis
hiperaktif, petchiae atau pruritus.
4. Bayi dan anak-anak (usia 3 bulan hingga 2 tahun) : kaji adanya demam, malas
makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dangan merintih, ubun-ubun
menonjol, kaku kuduk, dan tanda kernig dan Brudzinsky positif.

B. Pemeriksaan Penunjang
1. Lumbal Pungsi:
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein,
cairan serebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK.
2. Meningitis bacterial: tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein
meningkat, glukosa menurun, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri.
3. Glukosa & dan LDH : meningkat.
4. LED/ESRD: meningkat.
5. CT Scan/MRI: melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragik.
6. Rontgent kepala: mengindikasikan infeksi intrakranial.
7. Kultur Darah dan Kultur Swab Hidung dan Tenggorokan
C. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan
intracranial
Tujuan :
- Pasien kembali pada keadaan status neurologis sebelum sakit
- Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris
Kriteria hasil
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Rasa sakit kepala berkurang
- Kesadaran meningkat
- Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda
tekanan intrakranial yang meningkat.

INTERVENSI RASIONALISASI
Pasien bed rest total dengan Perubahan pada tekanan intakranial akan
posisi tidur terlentang tanpa dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya
bantal herniasi otak
Monitor tanda-tanda status Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt
neurologis dengan GCS.
Monitor tanda-tanda vital Pada keadaan normal autoregulasi
seperti TD, Nadi, Suhu, mempertahankan keadaan tekanan darah
Resoirasi dan hati-hati pada sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan
hipertensi sistolik autoreguler akan menyebabkan kerusakan
vaskuler cerebral yang dapat
dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik
dan diiukuti oleh penurunan tekanan
diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat
menggambarkan perjalanan infeksi.
Monitor intake dan output Hipertermi dapat menyebabkan peningkatan
IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi
terutama pada pasien yang tidak sadar,
nausea yang menurunkan intake per oral
Bantu pasien untuk membatasi Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan
muntah, batuk. Anjurkan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan
pasien untuk mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi
napas apabila bergerak atau dapat melindungi diri dari efek valsava
berbalik di tempat tidur.

Kolaborasi Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler


Berikan cairan perinfus dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan
dengan perhatian ketat. cairan dapat menurunkan edema cerebral
Monitor AGD bila diperlukan Adanya kemungkinan asidosis disertai
pemberian oksigen dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel
dapat menyebabkan terjadinya iskhemik
serebral
Berikan terapi sesuai advis Terapi yang diberikan dapat menurunkan
dokter seperti: Steroid, permeabilitas kapiler. Menurunkan edema
Aminofel, Antibiotika. serebri Menurunkan metabolik sel / konsumsi
dan kejang.

2. Nyeri sehubungan dengan adanya iritasi lapisan otak

Tujuan:

- Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol Kriteria hasil:

- Pasien dapat tidur dengan tenang

- Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.


INTERVENSI RASIONALISASI
Mandiri Mengetahui tingkat nyeri yang
Pantau berat ringan nyeri yang dirasakansehingga memudahkan
dirasakan dengan menggunakan pemberian intervensi
skala nyeri
Pantau saat muncul awitan nyeri Menghindari pencetus nyeri merupakan
salah satu metode distraksi yang efektif

Usahakan membuat lingkungan Menurukan reaksi terhadap rangsangan


yang aman dan tenang ekternal atau kesensitifan terhadap
cahaya dan menganjurkan pasien untuk
beristirahat
Kompres dingin (es) pada kepala Dapat menyebabkan vasokontriksi
dan kain dingin pada mata pembuluh darah otak
Lakukan latihan gerak aktif atau Dapat membantu relaksasi otot-otot yang
pasif sesuai kondisi dengan tegang dan dapat menurunkan rasa sakit /
lembut dan hati-hati disconfort
Kolaborasi Mungkin diperlukan untuk menurunkan
Berikan obat analgesic rasa sakit. Catatan: Narkotika merupakan
kontraindikasi karena berdampak pada
status neurologis sehingga sukar untuk
dikaji.

3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi


Tujuan:
- Suhu tubuh klien menurun dan kembali normal.
Kriteria hasil:
- Suhu tubuh 36,5 - 37,5 ° C
INTERVENSI RASIONALISASI
Ukur suhu badan anak setiap 4 jam suhu 38,9 – 41,1 menunjukkan proses
penyakit infeksius
Pantau suhu lingkungan Untuk mempertahankan suhu badan
mendekati normal
Berikan kompres hangat Untuk mengurangi demam dengan
proses konduksi
Berikan selimut pendingin Untuk mengurangi demam lebih dari
39,5 0C
Kolaborasi dengan tim medis : Untuk mengurangi demam dengan
pemberian antipiretik aksi sentralnya di hipotalamus

D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan sesuai dengan intervensi yang sudah ditetapkan (sesuai dengan literature).

E.Evaluasi
Hal hal yang perlu dievaluasi dalam pemberian asuhan keperawatan berfokus pada
criteria hasil dari tiap-tiap masalah keperawatan dengan pedoman pembuatan SOAP,
atau SOAPIE pada masalah yang tidak terselesaikan atau teratasi sebagian.
KESIMPULAN
Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan piameter
dan ruang subarakhnoid maupun arakhnoid, dan termasuk cairan serebrospinal (CSS).
Peradangan yang terjadi pada Meningitis yaitu membran atau selaput yang melapisi otak
dan medula spinalis, dapat disebkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun
jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak. Otak
sebagai pusat pengaturan sistem tubuh merupakan salah satu organ vital terpenting yang
jika mengalami gangguan akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Selait itu di
otak juga terdapat pengaturan sistem saraf. Dan saraf inilah yang akan membantu respon
klien terhadap suatu stimulus. Jika pada pusat saraf terganggu maka aktivitas tubuh
dalam melakukan kerjanya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai