DISUSUN OLEH
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
“ISOLASI SOSIAL”
1.1. Definisi
Menurut depkes RI (2020), kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan
perilaku menimbulkan perilaku maladatif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial.
Menurut Balitbang (2020), merupakan upaya menghindari suatu hubungan
komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami
kesulitan dalam hubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan
dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup berbagi pengalaman.
Menurut Stuart dan Sundeen (2018), kerusakan interaksi sosial adalah suatu gangguan
kepribadian yang tidak fleksibel, tingkah maladaptive, dan mengganggu fungsi individu
dalam hubungan sosial.
Menurut Towsend (2020), kerusakan interaksi sosial adalah suatu keadaan dimana
seseorang beradaptasi dalam pertukaran sosial dengan kuantitas dan kualitas yang tidak
efektif. lien yang mengalami kerusakan interaksi sosial mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dengan orang lain salah satunya mengarah pada menarik diri.
Menurut Rawlins, (2019), dikutip Keliat (2021), menarik diri merupakan percobaan
untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
1.2. Etiologi
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya
perkembangan dan sosial budaya.Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya
diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang
lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan.Keadaan ini dapat
menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai
berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan.
2. Faktor Internal
Contohnya adalah stressor psikologis yaitu stress terjadi akibat ansietas atau
kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan
untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu
Adaptif Maladaptif
Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial :
1. Respons adaptif
Respons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut
masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap
yang termasuk respons adaptif.
a. Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah terjadi di lingkungan sosialnya.
b. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menpaikan ide, pikiran,
dan perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
d. Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal.
2. Respons maladaptif
a. Respons maladaptif adalh respons yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons
maladaptif.
b. Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan
secara terbuka dengan orang lain
c. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya dirisehingga
tergantung dengan orang lain.
d. Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam
e. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
Objektif :
Kurang spontan
Apatis (acuh terhadap lingkungan)
Ekspresi wajah kurang berseri
Tidak merawat diri dan tidak
memperhatikan kebersihan diri
Tidak ada atau kurang komunikasi
verbal
Mengisolasi diri
Tidak atau kurang sadar terhadap
lingkungan sekitarnya
Asupan makanan dan minuman
terganggu
Retensi urine dan feses
Aktivitas menurun
Kurang berenergi atau bertenaga
Rendah diri
Postur tubuh berubah, misalnya
sikap fetus atau janin (khususnya
pada posisi tidur).
SP 2
Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP1)
Latih berhubungan
sosial secara bertahap
Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 3
Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1dan SP 2)
Latih cara berkenalan
dengan 2 orang atau
lebih
Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Keluarga mampu Setelah ……x SP 1
merawat pasien pertemuan, keluarga Identifikasi masalah
dengan isolasi sosial di mampu menjelaskan yang dihadapi dalam
rumah tentang : merawat pasein
Masalah isolasi Penjelasan isolasi sosial
sosial dan Cara merawat pasien
dampaknya pada isolasi sosial
pasien Latih (stimulus)
Penyebab isolasi RTL Keluarga/jadwal
sosial keluarga untuk merawat
Sikap keluarga pasien
untuk membantu SP 2
pasien mengatasi Evaluasi kemampuan
isolasi sosialnya SP 1
Pengobatan yang Latih (langsung ke
berkelanjutan dan pasien)
mencegah putus RTL Keluarga/jadwal
obat keluarga untuk merawat
Tempat rujukan pasien
dan fasilitas SP 3
kesehatan yang Evaluasi kemampuan
tersedia bagi SP 2
pasien Latih (langsung ke
pasien)
RTL Keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
SP 4
Evaluasi kemampuan
keluarga
Evaluasi kemampuan
pasien
Rencana tindak lanjut
keluarga
- Follow up
- Rujukan
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Inisial : Tn. A
Umur : 30 Tahun
No RM : 071274
Informan : Tn. S (Adik Kandung)
II. ALASAN MASUK
Klien Masuk Rumah Sakit Madani R.Salak Pada hari Senin Tanggal 09 September
2019 Pukul 11.00 WITA, Klien diantar keluarga dengan Keluhan Gelisah, pasien
lemah, malas beraktifitas, perasaan malu pada orang lain, tidak mampu berkonsentrasi
dan membuat keputusan,bingung, menarik diri, tidak atau jarang berkomunikasi
dengan orang lain, suka berdiam diri didalam kamar. Tanda Vital saat masuk
TD.110/70mMhg, ND.80x/menit, S.36,4°c, R.20x/menit.
Keluhan pada saat pengkajian tanggal 10 September 2019 pukul 14.19 WITA,
Klien mengatakan tidak mau bergabung dengan pasien yang lainnya karena merasa
malu, klien mengatakan pasien malu,kontak mata tidak bisa dipertahankan, klien
tampak lebih banyak menyendiri dan tidak mau bergabung dengan pasien yang lain,
klien bicara hanya seperlunya, ekspresi wajah klien kurang berseri dan cenderung
tegang.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
A. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
√ Ya □Tidak
B. Pengobatan sebelumnya
□ Berhasil √ Kurang berhasil □ Tidak berhasil
C. Pernah melakukan/mengalami/menyaksikan:
Korban/usia Pelaku/usia Saksi/usia
1. Aniaya Fisik □ ............... □ .............. □ .............
2. Aniaya Seksual □ ............... □ .............. □ .............
3. Penolakan □ ..30 Thn.. □ ......×....... □......×.......
4. Kekerasan □ ............... □ .............. □ ..............
5. Tindakan Kriminal □ ............... □ .............. □ ..............
Masalah keperawatan : ( _ )
E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
C. Keluhan fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dirasakan
Jelaskan Poin A, B dan C:
A. : Pada point A, didapatkan hasil TD. 110/70mMhg, S.36,4°C, N.80x/menit,
R.20x/menit.
B : Pada point B, didapatkan hasil TB.170 cm, BB.64 kg, IMT.?,
C : Pada point C, didapatkan tidak ada keluhan terkait fisik yang dialami
Masalah Keperawatan : (Tidak Ada) karena klien mengatakan tidak ada keluhan
Fisik.
V. STATUS PSIKOSOSIAL
A. Genogram (gambar dan jelaskan isi genogram)
30
KET:
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
× = Meninggal
Jelaskan :
B. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Klien mengatakan bahwa klien menyukai semua bagian
tubuhnya
2. Identitas diri : Klien mengatakan seorang Ayah yang memiliki seorang istri
dan 2 orang anak Laki-laki.
3. Peran diri : - Klien mengatakan dirinya seorang supir rental
- Klien mengatakan putus sekolah karena senang menjadi
supir rental
- Klien mengatakan dirinya digaji perhari dan kadang
perbulan
4. Ideal diri : - Klien mengatakan Kesal karena keluarga dan teman-
temanya tidak percaya bahwa klien bisa jadi supir mobil
rental.
- Klien mengatakan bila tidak bekerja tidak akan mendapatkan
uang
C. Hubungan sosial
1. Klien mengatakan yang sangat berarti dalam kehidupan klien adalah keluarga.
2. Klien mengatakan, klien tidak mempunyai mempunyai teman akrab, klien
hanya biasa bercerita kepada teman sesama supir saja.
3. Klien mengatakan bila tidak memiliki uang klien biasa minta pada ayah klien.
4. Klien mengatakan tidak pernah ikut serta dalam kegiatan dimasyarakat.
5. Klien mengatakan bila ada masalah jarang menceritakannya kepada orang lain.
6. Klien mengatakan tidak mau bergabung dengan pasen lain karena merasa malu.
D. Spritual
- Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan bahwa klien beragama islam, klien
mengatakan dirinya tidak tahu bagaimana pandangan agama islam tentang
penyakit gangguan jiwa.
- Kegiatan ibadah : Klien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu, kadang
berjamaah dengan sitri dan anak, selama di Rs klien belum pernah menjalankan
sholat, klien mengatakan tidak mempunyai pakaian yang bersih dan tidak
memiliki sarung untuk sholat
Masalah Keperawatan : (Tidak ada)
E. status mental
1. penampilan klien : tampak kurang rapih, kemeja kusut, 2 hari belum diganti
2. pembiraan : Klien berbicara dengan nada pelan, kadang klien bicara jika diajukan
pertanyaan, klien biacara seperlunya klien tidak mampu memulai pembicaraan
B. Pembicaraan
□ Cepat □ Keras □ Gagap □ Apatis
□ Lambat □ Inkoheren □ Membisu √ Tidak mampu memulai
□ Logorheus □ Perseverasi
Jelaskan :
Klien berbicara dengan nada pelan, kadang klien bicara jika diajukan pertanyaan,
klien biacara seperlunya klien tidak mampu memulai pembicaraan
C. Aktivitas Motorik
√ Lesu □ Tegang √ Gelisah □ Agitasi
□ TIK □ Grimace □ Tremor □ Kompulsif
Jelaskan :
Klien tampak lesu dan gelisah, klien lelah banyak duduk dan berbaring di tempat
tidurnya, kadang klien berdiri lama sampai memegang terali besi.
D. Alam Perasaan
√ Sedih □ Ketakutan □ Putus asa
□ Khawatir □ Gembira berlebihan/euforia
Jelaskan :
Klien tampak lebih banyak diam, klien bicara seperlunya, ekspresi wajah klien
kurang berseri.
E. Afek
□ Datar □ Tumpul □ Labil √ Tidak sesuai
Jelaskan :
Afek dari klien dangkal, ekspresi wajah klien kadang tersenyum dan kadang tegang.
G. Persepsi : Halusinasi
□ Pendengaran □ Penglihatan □ Perabaan
□ Pengecapan □ Penghiduan √ Tidak ada
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara atau bisikan, klien juga
mengatakan tidak pernah melihat sesuatu yang tidak ada ada wujudnya.
H. Proses Pikir
□ Sirkumtansial □ Tangensial □ Kehilangan asosiasi
□ Flight of ideas □ Blocking √ Tidak ada
Jelaskan :
Klien berbicara seperlunya, saat ditanya klien menjawab seadanya dan tidak
berbelit-belit, isi pembicaraan dari klien berfokus pada apa yang ditanyakan.
I. Isi Pikir
□ Obsesi □ Fobia □ Hipokondria
√ Depersonalisasi □ Pikir Magis □ Ide terkait
Waham :
□ Agama □ Somatik □ Kebesaran
□ Curiga □ Nihilistik □ Sisip pikir
□ Siar pikir □ Kontrolpikir
Jelaskan :
Klien memiliki keyakinan yang kuat bahwa orang lain tidak mempercayai
keahliannya menjadi supir sehingga tidak mengizinkan klien untuk mengendarai
mobil.
J. Tingkat Kesadaran
√ Bingung □ Sedasi □ Stupor
Disorientasi :
√ Waktu □ Tempat □ Orang
Jelaskan :
Klien mengalami disorientasi waktu, ketika ditanyakan tentang hari, tanggal, bulan
dan tahun serta jam. Klien mengatakan lupa dan tidak tahu, klien tidak mengalami
dsiorientasi tempat ketika ditanyakan sedang berada dimana, klien mengatakan
sedang berada di Rs Madani, Ketika ditanyakan lagi tentang keluarga, klien
mengatakan igin segera balik Toli-toli.
K. Memori
□ Gangguan daya ingat jangka panjang
□ Perubahan proses piker pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini
□ Konfabulasi
√ Tidak ada
Jelaskan :
Klien mengatakan daya tangkap memori klien tidak ada masalah masih normal dan
saat pengkajian tidak ada masalah yang abnormal.
M. Kemampuan Penilaian
□ Gangguan ringan □ Gangguan bermakna √ Tidak ada
Jelaskan :
Karena pada saat di sebutkan untuk memilih makan dulu baru mandi atau mandi
dulu baru makan, klien mampu mengambil keputusan.
Jelaskan :.
Klien kurang pengetahuan karena klien tidak tau bagaimana menghadap dan
menyelesaikan masalah dengan baik
Masalah Keperawatan : Koping Individu in efektif
DATA MEDIK
1. Diagnosa Medik :
2. Therapi Medik :
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. Data Subjektif:- klien mengatakan tidak mau Gangguan interaksi social :
bergabung dengan pasien lain karena merasa malu- isolasi social
malu
Data Objektif:
- Klien bicara seperlunya
- Kontak mata tidak bisah dipertahankan
- Ekspresi wajah kurang berserih
- Klien tampak tidak mau bergabung dengan
pasien lain
- Klien menyendiri
- Afek dangkal
POHON MASALAH
RENCANA KEPERAWATAN
Nama/ umur :
Ruangan :
O:
1. Klien lebih
kopratif dari
sebelumnya
2. Kontak mata
ada.
3. Klien tidak
bisah focus
dengan klien
lain karena
lebih terbiasa
dengan
perawat
A:
1. Klien mampu
mengulang SP 1
yaitu berkenalan
dengan perawat
lain
2. Klien belum
mampu
melakukan SP 3
yaitu berkenalan
dengan klien lain
P:
Klien
1. Memotivasi
klien untuk
berkenalan
dengan klien
lain
2. Ajarkan klien
untuk
memasukan ke
jadwal harian
Perawat
1. Evaluasi SP 1
dan SP 2
2. Ulangi
tindakan untuk
SP 3 karna
belum oktimal
DAFTAR PUSTAKA