Adaftif Maladaftif
Menyendiri ( solitude) Merasa sendiri(loneliness) Manipulasi
Otonomi Menarik diri( Wtihdarwal) Inpulsif
Bekerja sama (mutualisme) Tergantung(depent) Narsisme
.
Saling bergantung
(interdepence)
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut masih dalam
batas normal ketika menyelesaikan masalah. Sikap yang termasuk dalam respon adaptif
antara lain : menyendiri/respon dalam merenungkan apa yang telah terjadi di lingkungan
sosialnya, otonomi/kemampuan dalam menentukan dan menyampaikan ide dan pikiran
serta perasaan, bekerja sama/kemampuan saling membutuhkan, dan interdependen/saling
ketergantungan dalam hubungan interpersonal.
b. Respon maladaptive
Respon maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di
suatu tempat. Yang termasuk perilaku respon maladaptif antara lain : Menarik diri
(mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain),
ketergantungan (gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan
orang lain), manipulasi (mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak
dapat membina hubungan sosial secara mendalam), dan curiga (gagal mengembangkan
rasa percaya terhadap orang lain).
1.7 GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL
1. Menarik diri : menemukan kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain.
2. Dependen : sangat bergantung pada orang lain sehingga individu mengalami kegagalan
dalam mengembangkan rasa percaya diri.
3. Manipulasi: Individu berorientasi pada diri sendiri dan tujuan yang hendak di capainya
tanpa memperdulikan orang lain dan lingkungan dan cenderung menjadikan orang lain
sebagai objek.
Intoleransi Aktivitas
Isolasi
Harga sosial
diri ( corepoblem)
rendah kronis
A. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian
stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian ,tulis tempat klien
dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi :
1. Identitas klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama, tangggal MRS ,
informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.
2. Keluhan utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi kurang
atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain ,tidak
melakukan kegiatan sehari – hari , dependen.
3. Faktor predisposisi
Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak
realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur
sosial.
Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus
sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh
kkn, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan
negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan keluhafisik yang
dialami oleh klien.
5. Aspek Psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima
perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan
tubuh , persepsi negatip tentang tubuh . Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang ,
mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.
2) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan .
3) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua , putus
sekolah, PHK.
4) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan keinginan yang
terlalu tinggi
5) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri , gangguan
hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri.
a. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga social dengan orang
lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
b. Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)
6) Status mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang dapat
memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan
orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.
7) Kebutuhan persiapan pulang
a. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
b. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC, membersikan dan
merapikan pakaian.
c. Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
d. Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan diluar rumah
e. Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
8) Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada orang orang
lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).
9) Aspek medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT, Psikomotor, therapy
okopasional, TAK , dan rehabilitas.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping
individu : koping defensif.
C. Intervensi
Perencanaan
Tgl No Dx Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi
Evaluasi
Isolasi sosial TUM:
Klien
dapat
berinter
aksi
dengan 1. Setelah … X 1.1.Bina
orang interaksi hubungan
lain klien saling
menunjukka percaya
TUK: n tanda- dengan:
1. Klien tanda Beri salam
dapat percaya setiap
membin kepada / berinteraksi.
a terhadap Perkenalkan
hubunga perawat: nama, nama
n saling o Wajah cerah, panggilan
percaya tersenyum perawat dan
o Mau tujuan
berkenalan perawat
o Ada kontak berkenalan
mata Tanyakan
o Bersedia dan panggil
menceritaka nama
n perasaan kesukaan
o Bersedia klien
mengungkap Tunjukkan
kan sikap jujur
masalahnya dan
o Bersedia menepati
kan kali
masalahnya berinteraksi
Tanyakan
perasaan
klien dan
masalah
yang
dihadapi
kllien
Buat kontrak
interaksi
yang jelas
Dengarkan
dengan
penuh
perhatian
ekspresi
perasaan
klien
misalnya: kemampuan
o sendiri klien
o kesepian mengungkap
kan
o tidak bisa
perasaannya.
diskusi
4. Klien 4. Setelah … X 4.1 Observasi
dapat interaksi perilaku
melaksa klien dapat klien saat
nakan melaksanaka berhubungan
hubunga n hubungan sosial .
n sosial sosial secara 4.2 Beri
secara bertahap motivasi dan
bertahap dengan: bantu klien
o Perawat untuk
o Perawat lain berkenalan /
o Klien lain berkomunika
o Kelompok si dengan :
Perawat lain
Klien lain
Kelompok
4.3 Libatkan
klien dalam
Terapi
Aktivitas
Kelompok
Sosialisasi
4.4 Diskusikan
jadwal
harian yang
dapat
dilakukan
untuk
meningkatka
n
kemampuan
klien
bersosialisas
i
4.5 Beri
motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan
sesuai
dengan
jadwal yang
telah dibuat.
4.6 Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulanny
a melalui
aktivitas
yang
dilaksanakan
.
5. Klien 5. Setelah … X 3.1. Diskusikan
mampu interaksi dengan klien
menjela klien dapat tentang
skan menjelaskan perasaannya
perasaan perasaannya setelah
nya setelah berhubungan
setelah berhubungan sosial
berhubu sosial dengan :
ngan dengan : Orang lain
sosial. o Orang lain Kelompok
o Kelompok 3.2. Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkap
kan
perasaannya.
6. Klien 6.1. Setelah .... 6.1. Diskusikan
mendap X pertemuan pentingnya
at keluarga peran serta
dukunga dapat keluarga
n menjelaskan sebagai
keluarga tentang : pendukung
dalam o Pengertian untuk
memper menarik diri mengatasi
luas o Tanda dan prilaku
hubunga gejala menarik diri.
n sosial menarik diri 6.2. Diskusikan
o Penyebab potensi
dan akibat keluarga
menarik diri untuk
o Cara membantu
merawat klien
klien mengatasi
menarik diri perilaku
6.2. Setelah ... menarik diri
X pertemuan 6.3. Jelaskan
keluarga pada
dapat keluarga
mempraktek tentang :
kan cara Pengertian
merawat menarik diri
klien Tanda dan
menarik diri. gejala
menarik diri
Penyebab
dan akibat
menarik diri
Cara
merawat
klien
menarik diri
6.4. Latih
keluarga
cara
merawat
klien
menarik diri.
6.5. Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba
cara yang
dilatihkan
6.6. Beri
motivasi
keluarga
agar
membantu
klien untuk
bersosialisas
i.
6.7. Beri pujian
kepada
keluarga atas
keterlibatann
ya merawat
klien di
rumah sakit.
7. Klien 7.1. Setelah 7.1. Diskusikan
dapat ……x dengan klien
memanf interaksi tentang
aatkan klien manfaat dan
obat menyebutka kerugian
dengan n; tidak minum
baik. Manfaat obat, nama ,
minum obat warna, dosis,
Kerugian cara , efek
tidak minum terapi dan
obat efek
Nama,warna samping
,dosis, efek penggunan
terapi dan obat
efek 7.2. Pantau
samping klien saat
obat penggunaan
7.2. Setelah obat
……..x 7.3. Beri
interaksi pujian jika
klien klien
mendemontr menggunaka
asikan n obat
penggunaan dengan
obat dgn benar
benar 7.4. Diskusika
7.3. Setelah n akibat
….x berhenti
interaksi minum obat
klien tanpa
menyebutka konsultasi
n akibat dengan
berhenti dokter
minum obat 7.5. Anjurkan
tanpa klien untuk
konsultasi konsultasi
dokter kepada
dokter/peraw
at jika terjadi
hal – hal
yang tidak di
inginkan .
D. Intervensi
Menurut Setiadi,(2012) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan,
implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan.
E. Evaluasi
Evaluasi kemampuan pasien isolasi sosial berhasil apabila pasien dapat:
1. Menjelaskan kebiasaan interaksi.
2. Menjelaskan penyebab tidak bergaul dengan orang lain.
3. Menyebutkan keuntungan bergaul dengan orang lain.
4. Menyebutkan kerugian tidak bergaul dengan orang lain.
5. Memperagakan cara berkenalan dengan orang lain.
6. Bergaul/berinteraksi dengan perawat, keluarga, tetangga.
7. Berkomunikasi dengan keluarga saat melakukan kegiatan sehari-hari
8. Berkomunikasi saat melakukan kegiatan sosial
9. Menyampaikan perasaan setelah interaksi dengan orang lain.
10. Mempunyai jadwal bercakap-cakap dengan orang lain.
11. Merasakan manfaat latihan berinteraksi dalam mengatasi isolasi sosial
Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku rawat) isolasi sosial berhasil apabila keluarga dapat:
1) Mengenal Isolasi sosial yang dialami pasien
(pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial) dan mengambil keputusan
untuk merawat pasien
2) Membantu pasien berinteraksi dengan orang lain
3) Mendampingi pasien saat melakukan aktivitas rumah tangga dan kegiatan sosial sambil
berkomunikasi
4) Melibatkan pasien melakukan kegiatan harian di rumah dan kegiatan sosialisasi di
lingkungan
5) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien untuk
meningkatkan interaksi sosial
6) Memantau peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi Isolasi sosial
7) Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan melakukan rujukan
Daftar Puskata
Keliat Budi A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC : Jakarta
Keliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. EGC : Jakarta
Darmuji (2017), asuhan eperawtawan pada pasien gngguan isolasi sosail. Word press trisakti