Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMBAHASAN

A. Konsep isolasi social


1. Pengertian
Isolasi Sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twonsend, 2005)
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.Pasien mungkin merasa
ditolak)., tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain.(Kemat,A.B.,Kemat,A.(2009).Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa.Jakarta:EGC)
Menarik diri merupakan percobaan untuk mengindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin,1993 dikutip Budi Keliat,2011).

2. Rentang respon

Respons Adaptif Respons


Maladaptif

Menyendiri Merasa sendiri Menarik diri

Otonomi Depedensi Ketergantungan


Bekerja sama curiga Manipulasi
interdependen
Curiga

1. Respon adaptif

5
Respons adaptif adalah respos yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut
masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap
yang termasuk respons adaptif.
a. Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah terjadi di lingkungan sosialnya.
b. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
d. Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan rang lain dalam
membina hubungan interpesonal.
2. Respon maladaptif
Respons maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons
maladaptif.
a. Menarik diri, seseorang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara
terbuka dengan orang lain.
b. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain.
c. Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam
d. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.

3. Faktor predisposisi

a. Faktor tumbuh kembang


Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas-
tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase
perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.

Tahap perkembangan Tugas


Masa bayi Menetapkan rasa percaya diri
Masa bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri
Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung jawab, dan hati
Masa prasekolah
nurani
Masa sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan berkompromi
Masa praremaja Menjalin hubungan intim dengan tema sesama jenis kelamin

6
Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau bergantung pada
Masa remaja
orang tua
Menjadi saling bergantung antara orangtua dan teman, mencari
Masa dewasa muda
pasangan, menikah, dan mempunyai anak
Masa tengah baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah dilalui
Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan
Masa dewasa tua
keterikatan dengan budaya

b. Faktor komunikasi dalam keluarga


Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk
masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double
bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang
saling bertentangandalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggidalam
keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar
keluarga.
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu
faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan
oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota
keluargayang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan
penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.

d. Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat memengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia
yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal
pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam
limbik dan daerah kortikal.
4. Faktor presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan
eksternal seseorang. Faktor stresorpresipitasi dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Faktor eksternal
Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor
sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
7
Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stres terjadi akibat ansietas yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu
untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu
5. Pohon masalah
Resti mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

PPS: Halusinasi pendengaran

Defisit Perawatan Diri

Isolasi Sosial
Intoleransi Aktivitas

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu tidak efektif Koping Keluarga tidak efektif

6. Masalah keperawatan yangdapat muncul

a. Isolasi sosial
b. Harga diri rendah kronis
c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
d. Koping individu tidak efektif
e. Koping keluarga tidak efektif
f. Intoleransi aktivitas
g. Defisit perawatan diri
h. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

B. Proses keperawatan
1. Pengkajian
Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji
Isolasi sosial Subjektif:
Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain
Klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan
meminta untuk sendirian
Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain
Tidak mau berkomunikasi

8
Data tentang klien biasanya didapat dari keluarga yang
mengetahui keterbatasan klien (suami, istri, anak, ibu, ayah,
atau teman dekat)
Objektif:
Kurang spontan
Apatis (acuh terhadap lingkungan)
Ekspresi wajah kurang berseri
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
Mengisolasi diri
Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarny
Asupan makanan dan minuman terganggu
Retensi urin dan feses
Aktivitas menurun
Kurang berenergi atau bertenaga
Rendah diri
Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin (khususnya
pada posisi tidur)

2. Diagnosis keperawatan

Isolasi sosial.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Tindakan keperawatan untuk klien


1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari penyebab isolasi sosial
3) Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
4) Melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
1) Keluarga mengetahui masalah Isolasi sosial dan dampaknya pada klien
2) Keluraga mengetahui penyebab isolasi sosial
3) Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnya
4) Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien
5) Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yang tersedia
bagi klien

9
DAFTAR PUSTAKA

Ermawati dalami,dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : TIM

Fitria, Nita. (2011). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Mendika

. (2012). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosis keperawatan jiwa
berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta : EGC

Kaplan dan Sadock. (2013). Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta : EGC

Keliat. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.

Kemat,A.B.,Kemat,A.(2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta:EGC

Kusumawati,F.,Yudi,H.(2011).Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:Salemba Medika

Puri, Basant K. 2011. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta : EGC

Internet :

Efradianto. Kesehatan jiwa. Diunduh pada tanggal 8 Mei 2015, jam 22.00 WIB dari
http://efradianto.wordpress.com/2013/01/05/isolasi-sosial-isos.pdf

RS Jiwa Grhasia. Kesehatan jiwa menurut RISKESDAS 2013. Diunduh pada tanggal 8 Mei
2015, jam 22.00 WIB dari www.litbang.depkes.go.id/index.php/berita/55-kesehatan-
jiwa-menurut_riskesdas-2013

10
11

Anda mungkin juga menyukai