Kata kunci: faktor-faktor yang mempengaruhi tidur (nyeri, psikologis dan lingkungan) dan gangguan pemenuhan tidur.
Abstract
This phenomelogical research studied factors influencing sleep. The factors were physical, psychological, environmental and
life style of patients with respiratory function disturbance. The research design was descriptive correlation. The sample was
selected based on correlation. The sample was selected based on purposive sampling. The number of responden was 39. A
questionnaire was tested for validity and reability prior to collect data. A chi-square test was employed to measure the relationship
between pain, psychologic and environmental factors, and need of sleep ( 0,05, df 2, x2 table: 5,991). The findings showed
significant relationship between factors influencing sleep and disturbance of sleeping needs in patients with respiratory function
disturbance (calculated x2 7,839 and 11,636).
Key words: factors influencing sleep (espain, psychological and environmental) and problem fulfilling sleep.
LATAR BELAKANG untuk tidur. Lama waktu tidur yang dibutuhkan oleh
Kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan utama setiap orang sangat bervariasi dan tergantung pada
meliputi; kebutuhan oksigen atau bernafas, makan usia. Semakin tua usia seseorang akan sedikit pula
dan minum, eliminasi, tidur dan istirahat serta waktu tidur yang dibutuhkan. Pada usia dewasa
kebutuhan seksualitas (Gaffar, 1999). Tidur sebagai seseorang memerlukan waktu tidur sekitar 7 sampai
salah satu bagian dari kebutuhan fisiolo gis dengan 8 jam. (Kozier, Blais & Wilkinson, 1995;
merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh Potter & Perry, 1997; Prihardjo, 1996; WHO 1998).
semua manusia untuk dapat berfungsi secara opti- Tidur penting untuk kesejahteraan fisik dan
mal baik yang sehat maupun yang sakit. Namun mental, mencegah kelelahan fisik dan mental.
dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya Seseorang yang sedang sakit apabila mengalami
terganggu, sehingga perawat harus berusaha untuk kurang tidur dapat memperpanjang waktu
membantu klien memenuhi kebutuhan tidur tersebut pemulihan dari sakit (Hudak & Gallo, 1997). Bila
(Prihardjo, 1996) seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan tidur
Tidur merupakan bagian penting dari siklus 24 yang cukup akan mengalami masalah fisik dan
jam dimana manusia harus berfungsi. Manusia mental, diantaranya; perasaan capai, kurang
menghabiskan lebih kurang sepertiga waktu hidup konsentrasi, daya ingat berkurang, kurang mampu
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur pada pasien (Munardi) 49
siklus 24 jam, dan usia responden dibatasi hanya Berdasarkan tabel 1 maka distribusi terbesar
pada pasien dewasa berusia kisaran 21 tahun sampai kategori gangguan kebutuhan tidur pada pasien
dengan 60 tahun. adalah gangguan kebutuhan tidur berat (46,16%)
Pengukuran data terhadap variabel mengguna- yaitu waktu tidur < 3,028 jam selama siklus 24 jam.
kan kuesioner tertutup (close-ended question), oleh Pengukuran selanjutnya dilakukan terhadap faktor-
enumerator (mahasiswa PSIK). Kuisioner telah faktor yang mempengaruhi tidur dengan indikator :
dilakukan uji coba sebelumnya. 1. Nyeri: Nyeri ringan (X)< 12,11, sedang 12,11
Analisis data meliputi pendekatan univarian < (X) 24,87 dan berat (X) > 24,87,
untuk memperoleh data deskriptif dan bivarian 2. Gangguan psikologis: gangguan psikologis
untuk mengukur pengaruh antara faktor fisik, ringan (X)< 9,06, sedang 9,06 < (X) 15,96
psikologis dan lingkungan terhadap tidur pasien dan berat (X) > 15,96.
dengan perubahan fungsi pernafasan. Selanjutnya 3. Gangguan lingkungan: gangguan lingkungan
dilakukan analisa silang menggunakan tabel silang ringan (X) < 9,25, sedang 9,25 < (X) < 16,85
(baris x kolom) dengan derajat kebebasan (df) sesuai dan berat (X) > 16,85.
dengan tingkat kemaknaan 0,05 (95%) skor Berdasarkan indikator tersebut maka hasilnya
diperoleh dengan menggunakan metoda statistic dapat dilihat pada tabel 2.
Chi-square test (x2 ) Jika setelah dilakukan
penggabungan sel sehingga membentuk tabel Tabel 2
Proporsi Responden Berdasarkan Kategori Nyeri,
contigency 2 x 2 namun, masih terdapat nilai
Gangguan Psikologis dan Gangguan Lingkungan
frekuensi harapan kurang dari 5, maka dilakukan Di Ruang Rawat Inap
upaya koreksi dengan menggunakan formula Yates BPK RS. UZA Banda Aceh Tahun 2002
Correction (Sudjana, 1992).
Nyeri Gangguan Psikologis Gangguan Lingkungan
HASIL f % f % f %
Hasil pengukuran terhadap variabel gangguan Ringan 14 35,9 12 30,8 11 28,2
Sedang 10 25,6 14 35,9 13 33,3
kebutuhan tidur pada pasien dengan perubahan Berat 15 38,5 13 33,3 15 38,5
fungsi pernafasan (dalam jam), nilai total adalah
155, nilai rata-rata ( X ) adalah 3,974 dan standar
Tabel 2 menunjukkan faktor-faktor yang
deviasi (SD) adalah 0,946. Selanjutnya masing-
mempengaruhi tidur pada pasien dengan perubahan
masing responden dikategorikan berdasarkan kriteria:
fungsi pernafasan adalah nyeri berat (38,5%) dengan
gangguan kebutuhan tidur ringan apabila nilai (X) >
nilai nyeri (X) > 24,87. Gangguan psikologis tingkat
4,92, sedang 3,028<(X)4,92 dan berat (X) < 3,028.
sedang menempati prosentase tertinggi (35,9%)
Hasil kategori tersebut terlihat pada tabel 1.
dengan nilai 9,06 < (X) < 15,96. Selain itu,
Tabel 1 gangguan lingkungan tingkat berat menunjukkan
Proporsi Responden Berdasarkan Katagori Gangguan
prosentase tertinggi (38,5%) dengan nilai (X)
Pemenuhan Tidur Di Ruang Rawat Inap BPK RSUZA
Banda Aceh Tahun 2002 >16,85.
Proporsi kategori gangguan pemenuhan tidur
menurut kategori tingkat nyeri, gangguan psikologis
FREKUENSI PROSENTASE
NO KATEGORI
(f) (%)
dan gangguan lingkungan pada pasien dengan
perubahan fungsi pernafasan seperti tergambar pada
1. Ringan 13 33,33 tabel 3.
2. Sedang 8 20,51
3. Berat 18 46,16
Jumlah 39 100
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur pada pasien (Munardi) 51
Tabel 3
Proporsi Kategori Gangguan Pemenuhan Tidur
berdasarkan Kategori Tingkat Nyeri, Gangguan psikologis dan Gangguan Lingkungan
pada Pasien Dengan Perubahan Fungsi Pernafasan
Di Ruang Rawat Inap BPK RSUZABanda Aceh
Tahun 2002
Tabel 3 menunjukkan bahwa 18 responden (46,15%) pernafasan, yaitu diperoleh nilai x2 hitung adalah 7,726.
berada pada kategori gangguan pemenuhan tidur berat. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesa dimana x2
Jumlah ini berasal dari data gangguan tidur yang tabel dengan = 0,05 dan df = 2 adalah 5,991.
berkategori berat yang terdiri dari 11 responden (28,20%) Perbandingan antara kedua nilai x2 tersebut diperoleh
mengalami nyeri berat, 10 responden (25,64%) hasil bahwa x2 hitung (7,726) x2 tabel (5,991). Hal ini
mengalami gangguan psikologis berat dan 12 responden menunjukkan hipotesa kerja (H0) ditolak yang berarti
(30,77%) mengalami gangguan lingkungan berat. ada hubungan yang bermakna antara keadaan psikologis
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin dengan kebutuhan tidur pasien dengan perubahan fungsi
ringan gangguan yang dirasakan semakin ringan pula pernafasan.
gangguan pemenuhan tidur yang dialami responden. Hubungan antara keadaan lingkungan dengan
Sebaliknya semakin berat gangguan yang dirasakan gangguan kebutuhan tidur pasien dengan perubahan
semakin berat pula gangguan pemenuhan tidur responden fungsi pernafasan, berdasarkan perhitungan di atas,
Hasil analisa selanjutnya melihat hubungan antara maka diperoleh nilai x2 hitung adalah 11,636.
faktor nyeri dan gangguan permasalahan tidur diperoleh Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesa dimana x2
nilai x2 hitung 7,839, dan tabel x2 5,991. Perbandingan tabel dengan = 0,05 dan df = 2 adalah 5,991.
antara kedua nilai x2 tersebut diperoleh hasil bahwa x2 Perbandingan antara kedua nilai x2 tersebut diperoleh
hitung (7,839)x2 tabel (5,991). Hal ini menunjukkan hasil bahwa x2 hitung (11,636) x2 tabel (5,991). Hal
hipotesa kerja (H0) ditolak yang berarti ada hubungan ini menunjukkan bahwa hipotesa kerja (H0) ditolak yang
yang bermakna antara nyeri dengan gangguan pemenuhan berarti ada hubungan yang bermakna antara keadaan
tidur pada pasien dengan perubahan fungsi pernafasan. lingkungan dengan gangguan pemenuhan tidur pada
Hubungan antara faktor psikologis dengan pasien dengan perubahan fungsi pernafasan.
kebutuhan tidur pada pasien dengan perubahan fungsi
52 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 7, No. 2, September 2003; 48-53
KESIMPULAN KEPUSTAKAAN
Penelitian ini didapatkan bahwa terdapat Black J. M. (1997). Medical surgical nursing. (5th edition.)
hubungan yang bermakna antara nyeri dengan Philadelphia: Esther Matassarin-jacobs Wb. Saunders
gangguan kebutuhan tidur pada pasien dengan Company.
perubahan fungsi pernafasan. Semakin ringan Gaffar L. O. J. (1999). Pengantar perawatan profesional,
tingkat nyeri yang dirasakan maka cenderung edisi 1. Jakarta: EGC.
semakin ringan pula gangguan pemenuhan tidur Hudak C. M. & Gallo B.M. (1997). Keperawatan kritis.
demikian pula sebaliknya. Keadaan psikologis (edisi 6), Jakarta: EGC.
juga berhubungan dengan gangguan kebutuhan Kozier; Blais & Wilkinson (1995). Fundamentals of
nursing. (2nd edition). California: Addition-Whesley
tidur pada pasien dengan perubahan fungsi Publishing Company.
pernafasan. Semakin ringan gangguan psikologis Miller C. A. (1995). Nursing care of older adults.
yang dirasakan maka cenderung semakin ringan (2nd edition). Philadelphia: J. B. Lippincoot Company.
pula gangguan pemenuhan tidur demikian pula Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (1997). Jurnal
sebaliknya. Keadaan lingkungan berhubungan Respirologi Indonesia, Volume 17, Jakarta.
juga dengan gangguan kebutuhan tidur pada Potter P. A & Perry A. G (1997). Fundamental of nursing.
pasien dengan perubahan fungsi pernafasan. (4 th edition). London: Mosby-Year Book, Inc.
Semakin ringan gangguan lingkungan yang Prihardjo R. (1996). Perawatan nyeri: Pemenuhan
dirasakan maka cenderung semakin ringan pula aktifitas istirahat pasien. Jakarta: EGC
gangg uan pemenuhan t idur demikian pula Smeltzer S. C. Bare B.G. (1995). Textbook of medical-
sebaliknya. surgical nursing. (8 th edition). Philadelphia: J. B.
Lippincott Company.
Penelit ian ini menyar ankan perlunya
Sudjana (1992). Metoda statistika. (Edisi V) Bandung:
mengkaji fakto r-fakt or yang mempengaruhi Tarsito.
kebutuhan tidur sehingga mampu menetapkan WHO. (1998). Mental disorder in primary care: Sleep
intervensi asuhan keperawatan guna mengatasi problem, devision of mental health and prevention
masalah tidur pasien. Penelitian selanjutnya perlu of substance abuse. WHO, CH-1221 Geneva 27
melihat pengaruh gaya hidup terhadap gangguan Switzerland.
pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien dengan
perubahan fungsi pernafasan. Kepada pengambil
kebijakan di pelayanan rumah sakit untuk dapat
memprioritaskan penataan ruang rawat inap yang
ber sih, nyaman dan memperk et at jad wal
kunjungan tamu sehingga pasien yang dirawat
dapat beristirahat dan tidur dengan tenang (ENT).