Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA Tn. B DENGAN GASTRITIS


Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Komunitas Keluarga

Oleh
Ahmad Assiddiqy
(1914314901001)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
2020
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
Persepti: Ahmad Assiddiqy Perseptor: CI

A. Tujuan yang ingin dicapai


TUK
Dapat memberikan asuhan keperawatan Keluarga pada klien Asma
TIK
Dapat melakukan pengkajian terhadap klien dengan penyakit Asma
1. Dapat memberikan asuhan keperawatan Keluarga yang tepat
B. Rencana Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Waktu Kriteria Hasil


1. Melakukan pengkajian Hari ke-1 Mampu melakukan
pengkajian
2. Menemukan masalah Hari ke- 2 Mampu menemukan
masalah
3. Menentukan prioritas Hari ke-3 Mampu menentukan
masalah dan memberikan prioritas masalah dan
asuhan keperawatan mampu memberikan
Keluarga asuhan keperawatan
Keluarga yang tepat
4. Memberikan asuhan Hari ke-4 mampu memberikan
keperawatan Keluarga dan asuhan keperawatan
evaluasi tindakan keluarga yang tepat
5. Memberikan asuhan Hari ke-5 6 mampu memberikan
keperawatan Keluarga dan asuhan keperawatan
evaluasi tindakan Keluarga yang tepat

C. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Mahasiswa mampu melakukan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan

Menyetujui,

Pembimbing
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Tn. B Dengan Gastritis

Departemen Keperawatan Komunitas Keluarga

Disusun Oleh : Ahmad Assiddiqy


NIM : 1914314901001
Program Studi : Profesi Ners
Instansi : STIKes Maharani Malang

Malang, 2020
Disetujui Oleh:

Pembimbing Institusi Mahasiswa

(………………………) (………………………)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Menurut (Friedmen, 1998) dalam Suprajitno (2004) keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan
dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga.
Menurut Depkes RI, (1928) dalam Effendy, 1998, keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Type Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) pembagian tipe keluarga tergantung pada
konteks keilmuan dan orang mengelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended family) adalah keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).
Namun dengan berkembang peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme, maka pengelompokan tipe keluarga selain kedua tipe diatas
berkembang menjadi :
a. Keluarga bentukan kembali (Dyalic Family) adalah keluarga baru
yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan
pasangannya.
b. Orang tua tunggal (Single Parent family) adalah keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal
pasanganya.
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Mother).
d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (The Single Adult Living Alone).
e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The nonmarital
heterosexual cohabiting family).
f. Keluarga yang terbentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(Gay and lesbian family).
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedmen 1998 dalam (Suprajitno, 2004) secara umum fungsi
keluarga adalah :
a. Fungsi afektif (The affective function) adalah fungsi keluarga untuk
mengajarkan segala sesuatu mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialiasasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain.
c. Fungsi reproduksi (The reprofuctive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (The economic function) adalah keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (The health care function)
yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
4. Stuktur Keluarga
a. Patrilineal dalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga adalah adanya hubungan denga suami atau istri.
5. Tugas Keluarga Dalam Mengatasi Masalah
Kesehatan
Tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan menurut Bailon
dan Maglaya (1987) (dalam Suprajitno, 2004) yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas
ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri.
Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang
lebih parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.
6. Ciri-ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antara anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
7. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sama
dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik
dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya.
d. Tahap mengahadapi anak prasekolah, tahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,
tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan karena tidak mengetahui
mana yang kotor dan mana yang bersih.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga
adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan
masa depannya, membiasakan anak untuk belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan
umum anak.
f. Tahap mengahadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena dalam tahap ini akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan diri kedua orang
tuanya sangat diperlukan.
g. Tahap melepaskan anak dimasyarakat, setelah melalui tahap remaja
dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini akan memulai
kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dana menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini
keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak menerima kenyataan akan dapat
menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang
tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif,
ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekan proses keperawatan. Secara umum tujuan
asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatnya kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan
kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko
terhadap timbulnya masalah kesehatan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Dalam pengkajian data yang diperoleh dari perawat yaitu data yang
berhubungan dengan keluarga dan anak pengkajian yang berhubungan dengan
keluarga :
a. Identitas yang terdiri dari: nama kepala keluarga, alamat, komposisi
keluarga (nama, jenis kelamin, hubungan keluarga, tempat tanggal lahir,
pendidikan, pekerjaan), tipe keluarga, suku/budaya yang dianut keluarga,
agama, status sosial dan aktivitas keluarga.
b. Riwayat dan tahap-tahap perkembangan keluarga yang terdiri dari:
tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan keluarga saat
ini, tugas perkembangan yang sudah dilakukan, riwayat keluarga inti,
riwayat keluarga suami-istri.
c. Lingkungan terdiri dari: karakteristik rumah, karakteristik
lingkungan, mobilitas keluarga, hubungan keluarga dengan keluarga,
system sosial yang mendukung.
d. Struktur keluarga terdiri dari: pola komunikasi, pengambilan
keputusan, peran anggota keluarga, nilai-nilai yang berlaku di keluarga.
Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah terdiri dari :
Identitas anak, riwayat kehamilan sampai melahirhan, riwayat kesehatan bayi
sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari),
pertumbuhan dan perkembangan saat ini dan pemeriksaan fisik.
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga mengguanakan aturan yang
telah disepakati terdiri :
a. Problem (masalah) adalah suatu pernyatan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab adalah pernyataan yang menyebabkan masalah mengacu kepada
tugas-tugas keluarga.
c. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif.
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu :
a. Dignosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosa resiko adalah masalah keperawatan yang belum terjadi
tetapi tanda untuk masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
apabila tidak segera mendapat bantuan dari perawat.
c. diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga,
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatan.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Metode sederhana dalam menyusun asuhan keperawatan adalah
problem, etiologi dan sign. Masalah keperawatan yang digunakan untuk
merumuskan diagnosa keperawatan adalah :
a. Masalah aktual atau resiko
1) Gangguan pemenuhi nutrisi atau kurang dari kebutuhan tubuh
2) Menarik diri dari lingkungan sosial
3) Ketidak berdayaan mengerjakan pekerjaan tugas sekolah
4) Menurunnya/berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
diberikan
5) Berontak/menentang terhadap aturan keluarga
6) Keengganan melakukan kewajiban agama
7) Ketidak mampuan berkomunikasi secara verbal
8) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain)
9) Nyeri (akut/kronis)
10) Cedera trauma pada system integument dan gerak
11) Potensial/sejahtera
a) Meningkatkan kemandirian anak
b) Peningkatan daya tahan tubuh
c) Dimulainya tahap industri pada anak
d) Hubungan dalam keluarga yang harmonis
e) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
f) Pemeliharaan kesehatan yang optimal
4. EVALUASI
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil denga
kriterial standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila
hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan
baru.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya
dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan atau keluhan yang dirasakan
secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan. O
adalah keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan
menggunakan pengamatan yang obyektif setelah implementasi keperawatan.
A adalah analisis keperawatan setelah mengetahui respon subyektif dan
obyektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah
ditentukan mengacu pada tujuan pada rencana keperawatan keluarga. P adalah
perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Ada 2 evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu evaluasi
formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan dan
evaluasi somatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosa keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan
sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan.
C. KONSEP DASAR PENYAKIT GASTRITIS
1. Konsep Dasar Gastritis
a. Pengertian
Gastritis adalah suatu penyakit inflamasi dari mukosa lambung
akibat peningkatan asam lambung yang manifestasi klinisnya yaitu
perdarahan saluran cerna atas berupa hematemesis melena (Mansjoer,
2000). Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Erosive karena perlukaan
hanya pada bagian mukosa.
b. Penyebab
Beberapa faktor yang diduga berperan dalam timbulnya penyakit
gastritis yaitu :

1) Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin


2) Bahan kimia, misalnya lisol
3) Merokok dan alcohol
4) Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
5) Refluks usus lambung
6) Endotoksin
c. Patofisiologi
Adanya riwayat dyspepsia memperberat dugaan ulkus peptikum.
Begitu juga riwayat muntah-muntah berulang yang awalnya tidak
berdarah, konsumsi alkohol yang berlebihan mengarahkan ke dugaan
gastritis serta penyakit ulkus peptikum. Adanya riwayat muntah-muntah
berulang yang awalnya tidak berdarah lebih kearah Mallory-Weiss.
Konsumsi alkohol berlebihan mengarahkan dugaan ke gastritis (30-40%),
penyakit ulkus peptikum (30-40%), atau kadang-kadang varises.
Penurunan berat badan mengarahkan dugaan ke keganasan. Perdarahan
yang berat disertai adanya bekuan dan pengobatan syok refrakter
meningkatkan kemungkinan varises. Adanya riwayat pembedahan aorta
abdominalis sebelumnya meningkatkan kemungkinan fistula aortoenterik.
Pada pasien usia muda dengan riwayat perdarahan saluran cerna bagian
atas singkat berulang (sering disertai kolaps hemodinamik) dan endoskopi
yang normal, harus dipertimbangkan lesi Dieulafoy (adanya arteri
submukosa, biasanya dekat jantung, yang dapat menyebabkan perdarahan
saluran pencernaan intermitten yang banyak) (Davey, 2005).
Pada umumnya penderita dengan perdarahan saluran cerna bagian
atas yang disebabkan pecahnya varises esofagus mempunyai faal hati yang
buruk/.terganggu sehingga setiap perdarahan baik besar maupun kecil
mengakibatkan kegagalan hati yang berat. Banyak faktor yang
mempengaruhi prognosis penderita seperti faktor umur, kadar Hb, tekanan
darah selama perawatan, dan lain-lain. Hasil penelitian Hernomo
menunjukan bahwa angka kematian penderita dengan perdarahan saluran
cerna bagian atas dipengaruhi oleh faktor kadar Hb waktu dirawat,
terjadi/tidaknya perdarahan ulang, keadaan hati, seperti ikterus dan
encefalopati
d. Nursing Patway

e. Manifestasi Klinis
1) Muntah darah
2) Nyeri epigastrum
3) Nausea dan rasa ingin vomitus
4) Nyeri tekan yang ringan pada epigastrum
f. Pemeriksaan Diagnostik
1) Endoskopi
2) Histopatologi biopsy mukosa lambung
3) Radiologi dengan kontras ganda
g. Penatalaksanaan Medis
1) Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi
2) Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai
3) Pemberian obat-obatan H2 bloking, antacid atau obat-obat ulkus
lambung yang lain

D. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS


1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji yaitu :
a. Aktivitas/Istirahat
- Gejala : Kelemahan, kelelahan.
- Tanda : Takikardia, takipnea/hiperventilasi (respons terhadap
aktivitas).
b. Sirkulasi
- Gejala : Hipotensi (termasuk postural), takikardia, disritmia
(hipovolemia, hipoksemia), kelemahan/nadi perifer lemah, pengisian
kapiler lambat/perlahan (vasokontriksi), warna kulit : Pucat, sianosis,
(tergantung pada jumlah kehilangan darah, kelembaban kulit/membrane
mukosa : berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon
psikologik).
c. Integritas Ego
- Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keuangan, keluarga, kerja),
perasaan tidak berdaya.
- Tanda : Tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
d. Eliminasi
- Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena
perdarahan GI atau masalah yang berhubungan dengan GI, misalnya
luka peptic/gaster, gastritis, bedah gaster, radiasi area gaster, perubahan
pola defekasi/karakteristik feses.
- Tanda : Nyeri tekan abdomen; distensi, bunyi usus : sering hiperaktif
selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan, karakter feses : diare,
darah warna gelap, kecoklatan, atau kadang-kadang merah cerah;
berbusa, bau busuk (steatore), konstipasi dapat terjadi (perubahan diet,
penggunaan antasida), haluaran urine : menurun, pekat.

e. Makanan/Cairan
- Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagianluar sehubungan dengan luka duodenal),
masalah menelan; cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam,
mual/muntah, tidak toleran terhadap makanan, contoh makanan pedas,
coklat; diet khusus untuk penyakit ulkus sebelumnya, penurunan berat
badan.
- Tanda : Muntah : Warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis), berat jenis urin
meningkat.
f. Neurosensori
- Gejala : Rasa berdenyut, pusing/sakit kepala karena sinar, kelemahan,
status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak
cenderung tidur, disorientasi/bingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi/oksigenasi).
g. Nyeri/Kenyamanan
- Gejala : Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih; nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi, rasa
ketidaknyamanan/distress samar-samar setelah makan banyak dan
hilang dengan makan (gastritis akut), nyeri epigastrium kiri sampai
tengah/atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan
hilang dengan antasida (ulkus gaster), nyeri epigastrium terlokalisir di
kanan terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong
dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal), tak ada
nyeri (varises esophageal atau gastritis), faktor pencetus: makanan,
rokok, alkohol, penggunaan obat-obat tertentu (salisilat, reserpin,
antibiotic, ibuprofen), stressor psikologis.
- Tanda : Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
h. Keamanan
- Gejala : Alergi terhadap obat/sensitive, misalnya ASA.
- Tanda : Peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar
(menunjukkan sirosis/hipertensi portal).
i. Penyuluhan/Pembelajaran
- Gejala : Adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung
ASA, alcohol, steroid, NSAID menyebabkan perdarahan GI, keluhan
saat ini dapat diterima karena (misalnya anemia) atau diagnosa yang tak
berhubungan (misalnya trauma kepala); flu usus, atau episode muntah
berat, masalah kesehatan yang lama misalnya sirosis, alkoholisme,
hepatitis, gangguan makan.
2. Diagnosa
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, rangsangan muntah sendiri, dan penyimpangan persepsi tentang
tubuh.
b. Nyeri berhubungan dengan iritasi, dan disrupsi mukosa lambung
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakitnya.
3. Intervensi
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, dan
penyimpangan persepsi tentang tubuh.
Tujuan : Mempertahankan nutrisi agar tetap adekuat.
Kriteria Hasil :
- Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan nutrisi
- Mencerna masukan kalori adekuat untuk mempertahankan berat badan
normal
- Mengikuti kembali pola makan yang normal
Intervensi :
1) Izinkan klien memilih makanan (makanan rendah kalori tidak
diperbolehkan).
Rasional : Dapat mempengaruhi proses pencernaan.
2) Buat struktur waktu makan dengan batasan waktu (misalnya 40
menit).
Rasional : Untuk merangsang nafsu makan.
3) Jauhkan perhatian selama waktu makan bila klien menolak untuk
makan.
Rasional : Dapat mempengaruhi nafsu makan klien.
b. Nyeri berhubungan dengan iritasi, dan disrupsi
mukosa lambung
Tujuan : Menunjukkan nyeri berkurang atau hilang
Kriteria Hasil : Klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya
rasa nyeri
Intervensi :
1) Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
Rasional : Membantu dalam membuat diagnose dan kebutuhan terapi.
2) Anjurkan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk klien.
Rasional : Makanan mempunyai efek penetralisir, juga mencegah
distensi dan haluaran gastrin.
3) Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
Rasional : Makanan khusus yang menyebabkan distress bermacam-
macam antara individu.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang penyakitnya.
Tujuan : Keluarga dan pasien mengetahui dan memahami tentang
penyakitnya.
Kriteria Hasil : Pasien dan keluarga mengungkapkan pamahaman tentang
proses penyakitnya.
Intervensi :
1) Tinjau ulang pengetahuan pasien dan keluarga.
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dan
keluarga dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
2) Libatkan keluarga dalam proses penyembuhan.
Rasional : Keluarga dapat melakukan perawatan sepulang dari RS.
3) Anjurkan pasien untuk menghindari aktivitas berat.
Rasional : Aktivitas berat dapat memperparah keadaan hernia.
4) Kaji ulang proses penyakit, factor penyebab terjadinya.
Rasional : Pengetahuan dasar yang akurat memberikan kesempatan
pasien untuk membuat pilihan tentang masa depan dan kontrol
penyakit kronis.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga

I. Data Umum

1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. B

2. Usia : 50 tahun

3. Agama : Islam

4. Suku : Madura

4. Pendidikan : SMA

4. Pekerjaan : Swasta

5. Alamat : Dusun tekay, kec. Batang-batang,

Sumenep

6. Komposisi keluarga :

Status Imunisasi
No Nama JK Hub Umur Pend Polio DPT Hepatitis Ket
BCG Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Ny. B P Istri 45 th SD
2. An. p Anak 27 th SMA             Lengkap
U
3. An. L Anak 28 th SMA             Lengkap
U
4. An. F L Anak 11 th SD             Lengkap
5. An. I L Anak 5 th -             Lengkap
Genogram

Keterangan :

= laki-laki = klien

= perempuan = hubungan dengan keluarga

= meninggal

= tinggal satu rumah

6. Tipe keluarga

Keluarga Tn. B termasuk tipe keluarga besar (extended family) yaitu Tipe

keluarga besar karena terdiri dari ayah, ibu dan anak serta menantunya. Tn. B

( ayah ), Ny. B (istri), An. U, An. U (suami anaknya), An .F dan An. F.

7. Suku dan Bangsa

1. Asal suku bangsa : Madura/Indonesia


2. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Ny.B mengatakan
keluaraga tidak memiliki kebiasaan khsus yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarganya.
8. Agama

Tn.B beragama islam, ia mengatakan tidak ada kepercayaan yang mempengaruhi

status kesehatan. Tn. W hanya beranggapan bahwa jika anggota maupun dirinya

sakit, itu hanyalah ujian dari Allah

9. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan : Penghasilan yang diperoleh tiap bulan tidak menentu, tergantung

dari penghasilan jualannya, kararena Tn.W berprofesi sebagai pedagang.

Penghasilan yang diperoleh lebih kurang Rp.2.000.000,/bulan

10. Aktifitas rekrasi keluarga

Keluarga sering melakukan rekreasi cuma nonton TV karena Tn. B sibuk

mencari nafkah dan terkadang silaturahmi ke tempat saudara.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

11. Tahap perkembangan saat ini

Berada pada tahap ke 5 yaitu tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja.

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tn.B mengatakan tugasnya sebagai orang tua belum mampu mencari nafkah

yang cukup bagi anaknya untuk di kuliahkan, ini dikarenakan penghasilan yang

tidak menentu dari hasil dagang yang ia dapatkan.


13. Riwayat keluarga inti

Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn.B mengatakan bahwa anggota

keluarganya tidak ada yang sakit kecuali istrinya sendiri, Ny B sering mengeluh

nyeri perut jika telat makan dan terasa panas.

14. Riwayat keluarga sebelumnya


Ibu Tn. B memiliki penyakit darah tinggi sampai sekarang tapi anak-anaknya
tidak ada yang memiliki penyakit hipertensi.

III. Lingkungan
15. Karakteristik rumah
1. Denah rumah :

U
Kamar Kamar
Tidur Tidur

S Kamar
Dapur Tidur

Kamar
Mandi

1. Luas rumah : 6x5= 30 m2


2. Type rumah : Permanen
3. Kepemilikan : Milik sendiri
4. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 3 kamar ukuran 4x3
5. Ventilasi/jendela : Ventilasi ada dan dimanfaatkan, jendela ada namun
jarang dimanfaatkan, karena saat dilakukan pengkajian terlihat jendelanya
tertutup.
6. Pemanfaatan ruangan : Semua ruangan yang ada dimanfaatkan.
7. Septic tank : Punya
8. Sumber air minum : Beli air mineral
9. Kamar mandi/WC : Memiliki jamban.
10. Sampah : Memiliki tempat penampungan sampah sementara dihalaman
rumah sedangkan limbah RT dialiri ke got diluar rumah
11. Kebersihan lingkungan : Sempit, lumayan bersih.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1. Kebiasaan : Tn.B tidak memiliki kebiasaan khusus
2. Aturan/kesepakatan : Tn.B mengatakan tidak ada aturan maupun
kesepakatan dari komunitas RW.
3. Budaya : Selalu menghadiri setiap acara khusus maupun keagamaan
yang diadakan oleh tetangga disekitarnya.
17. Mobilitas geografis keluarga
Tn.B mengatakan tinggal menetap dan tidak pernah pindah-pindah tempat tinggal .
18. Perkumpulan keluarga+interaksi denga masyaraka
Berkumpul saat ada musyawarah, acara keagamaan, kegiatan gotong royong, dan lain-
lain.
19. Sistem pendukung keluarga
Tn.B dan keluarga memiliki alat transportasi yang dapat digunakan yaitu sepeda motor
untuk membawa angota keluarga ke tempat pelayanan kesehatan.

IV. Struktur keluarga


20. Pola komunikasi keluarga
Tn.B mengatakan komunikasi dengan keluarganya baik-baik saja, mereka
berkomunikasi saling terbuka dan tidak pernah menutupi masalah baik masalah
kesehatan.
21. Struktur kekuatan keluarga
Tn.B mengatakan ia dan istrinya bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya.
22. Struktur peran (formal & informal)
Tn.B sebagai kepala keluarga berperan mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh
istrinya Ny B serta di bantu oleh menantunya yang bekerja di swasta
23. Nilai & norma keluarga
Tn.B mengatakan aturan maupun norma dikeluarganya adalah yang lebih muda harus
menghormati yang tua.
V. Fungsi keluarga
24. Keluarga afektif
Tn.B mengatakan bahwa keluarga selalu mengingatkan kepada Ny.B untuk makan
tepat waktu dan menghindari makanan yg dapat menyababkan kambuhnya penyakit
nya.
25. Fungsi sosial
Tn. B dan Ny. B membina sosialisasi pada anak-anaknya sehingga dapat
membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan anak-
anaknya, serta dapat meneruskan budaya.
26. Fungsi perawatan keluarga
1. Kerukunan hidup dalam keluarga : Keluarga sangat rukun,
jarang terjadi cekcok dalan rumah tangga
2. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Interaksi antar
anggota keluarga baik, saling menghargai dan menghormati.
3. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
: Tn.B selaku kepala keluarga
4. Kegiatan keluarga waktu senggang : Istrahat, kumpul bersama
keluarga dan duduk berbincang bersama tetangga disamping rumah.
5. Partisipasi dalam kegiatan social : Tn.B dan istrinya selalu
bersosialisasi dengan masyarakat jika ada kegiatan namun ketika penyakitnya
kambuh Ny B tidak ikut berpartisipasi.
27. Fungsi reproduksi
1. Perencanaan jumlah anak : Tn.B tidak memiliki
perencanaan jumlah anak.
2. Akseptor : Suntik KB
3. Keterangan lain :
28. Fungsi ekonomi
1. Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn.B masih bias
mencari nafkan untuk istri dan anaknya.
2. Pemanfaatan sumber di masyarakat: Tn.B mengatakan pernah
meminjam uang ke tetangganya karena tidak mampu.
VI. Stres dan Koping Keluarga
29. Stresor jangka pendek dan panjang
Ketiadaan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi.
Tn.B takut penyakit istrinya semakin parah.
30. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
Keluarga Tn.B mengaku sebisa mungkin untuk merawat istrinya selama ia masih
sanggup.
31. Strategi koping yang digunakan
Saling berinteraksi dan komunikasi sesama anggota keluarga adalah salah satu cara
untuk mengatasi stress yang dirasakan oleh Tn B.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada akhirnya
Tuhan yang menentukan.
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Tn. B Ny. B An. U An. U An. F An. I
fisik
Tekanan darah 120/90 mmHg 130/90 mmHg 110/80 mmHg 120/90 mmHg - -
Nadi 86x/mnt 86x/mnt 77x/mnt 86x/mnt - -
Suhu 36,70C 360C 36.10C 36.30C - -
RR 22x/mnt 21x/mnt 20x/mnt 20x/mnt - -
BB 60 kg 55 kg 75 kg 70 kg - -

Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal


Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
Kulit Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang, Sawo matang,
turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik
Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis
dan sklera tidak dan sklera tidak dan sklera tidak dan sklera tidak dan sklera tidak dan sklera tidak
ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
penglihatan baik penglihatan baik penglihatan penglihatan baik penglihatan baik penglihatan baik
kurang baik
Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik
Mulut & Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
tenggorokan berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi
bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada
nyeri telan nyeri telan nyeri telan nyeri telan nyeri telan nyeri telan

Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik, tidak baik, tidak baik, tidak baik, tidak baik, tidak baik, tidak
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
alat bantu alat bantu alat bantu alat bantu alat bantu alat bantu
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
wheezing wheezing wheezing wheezing wheezing wheezing
Perut Tidak kembung, Tidak kembung, Tidak kembung, Tidak kembung, Tidak kembung, Tidak kembung,
tidak nyeri tekan tidak nyeri tekan tidak nyeri tekan tidak nyeri tekan tidak nyeri tekan tidak nyeri tekan
Pemeriksaan
Tn. B Ny. B An. U An. U An. F An. I
fisik
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk
Eliminasi BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 1x/hr BAB 2x/hr
BAK 4-5x/hr BAK 4-5x/hr BAK 5-6x/hr BAK 9-6x/hr BAK 6-8x/hr BAK 6-8x/hr

VIII. Harapan Keluarga


Harapan yang diinginkan keluarga Tn. B yaitu menginginkan agar anggota
keluarganya tidak ada yang sakit-sakitan.
X. PENGKAJIAN DATA FOKUS
No Kriteria Pengkajian
1 Mengenal masalah Keluarga Tn B mengatakan tahu penyakit yang diderita istrinya yakni
kesehatan maag, namun tidak tahu cara perawatan yang baik untuk istrinya Tn
W hanya memberikan susu hangat dan membeli obat bebas untuk
mengobati istrinya.
2 Mengambil keputusan Tn B mengatakan semenjak istrinya sakit ia kurang paham apa yang
harus dilakukannya, ia hanya mendengar saran dari tetangganya
mengenai cara untuk mengatasi penyakit istrinya. Tn B hanya sekali
memeriksakan kesehatan istrinya ke puskesmas.
3 Merawat anggota keluarga Keluarga Tn B mengatakan tidak tahu cara merawat anggota
yang sakit keluarganya yang sakit, Tn B hanya memberi susu hangat dan
membeli obat bebas saja.
4 Memodifikasi lingkungan Dari hasil observasi, rumah Tn B sudah cukup rapi dan bersih dengan
jendela yang selalu dibuka setiap harinya. Keadaan halaman rumah
cukup bersih dengan tempat pembuangan sampah sementara yang
tertata rapi.
5 Memanfaatkan sarana Tn B sudah pernah membawa istrinya ke bidan praktik.
kesehatan

XI. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


No Daftar Masalah Kesehatan
1 Ancaman Resiko kekambuhan nyeri gastritis
2 Kurang / tidak sehat Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal dan mengetahui masalah
kesehatan yang dialami
3 Defisit Defisit pengetahuan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga
yang sakit
XII. ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1 DS : Nyeri perut Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan Ny B sering keluarga mengenai cara
mengeluh nyeri perut bagan atas. merawat keluarga.
- Keluarga pola makan klien terganggu
akibat bekerja di pasar.
DO :
- Saat ditanyakan keluarga tidak tahu cara
menangani nyeri yan g dialami anggota
keluarga.
-
- K/U : CM
- N : 86 x/mt
- RR : 21 x/mt
- S : 36 oC
2 DS : Defisit pengetahuan Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan tidak tahu cara tentang prognosis keluarga dalam
merawat Ny.B, mereka hanya menyuruh penyakit merawat anggota
Ny.B minum susu dan minum obat keluarga yang sakit
bebas.
DO :
- Saat ditanyakan keluarga tidak dapat
menjawab tatacara merawat anggota
keluarga yang menderita Gastritis
- Keluarga tampak bingung
- Rata-rata anggota keluarga
berpendidikan SD dan SMA
3 DS : Pemeliharaan ketidamampuan
- Keluarga mengatakan apabila ada salah kesehatan tidak keluarga membuat
satu anggota keluarga yang sakit biasanya efektif keputusan tindakan
keluarga membeli obat bebas dari luar, kesehatan yang tepat.
tetapi bila penyakit tidak sembuh juga,
maka keluarga memanfaatkan sumber
pelayanan kesehatan yang ada seperti
puskesmas.
DO :
- Keluarga tidak bisa mengambil keputusan
tindakan yang cepat dan tepat untuk Ny.B

XIII. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut b/d ketidakmampuan keluarga untuk merawat keluarga yang sakit.
2. Defisit pengetahuan b/d ketidaktahuan keluarga dalam merawat anggota
keluarganya yang sakit.
3. Ketidakefektifan perawatan keluarga b/d ketidakmampuan merawat keluarga dan
lambatnya pengambilan keputusan keluarga.
XIV. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa I
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3x1=1 Sifat masalah tidak sehat dan memerlukan
Skala : Tidak sehat penanganan yang secepatnya untuk
mencegah terjadinya kekambuhan yang
berulang pada klien, kekambuhan
dikarenakan ketidak tahuan tentang
penyakit dan tata cara perawatan yang baik
saat penyakit kambuh serta pola makan
yang kurang sehat.
2 Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2= 1 Keluarga kurang memiliki pengetahuan
diubah tentang dampak dari Penyakit Gastritis,
Skala : Sebagian sehingga tidak dapat mengambil
keputusan, jika pengetahuan Keluarga baik
maka keluarga dapat mengambil keputusan
dengan cepat dan akurat.
3 Potensial masalah untuk dicegah 2/3x1=2/3 Kekambuhan penyakit gastritis dapat
Skala : Sebagian dicegah dengan menjaga pola makan yang
baik.
4 Menonjolnya masalah Masalah berat dan harus segera ditangani
skala : Masalah berat harus karena sangat menggangu aktifitas klien
2/2x1=1
segera ditangani dalam membantu suami mencari nafkah
keluarga.
Total skor 3 2/3

Diagnosa II
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3x1=1 Saat pengkajian keluarga tidak dapat
Skala : Kurang sehat menjelaskan cara merawat anggota
keluarga yang menderita Gastritis
2 Kemungkinan masalah dapat 1/2x2=1 Keluarga ada yang berpendidikan SMA
diubah dan SD jadi dapat di ajak berkomunikasi
Skala : sebagian tentang bagaimana cara merawat keluarga
yang sakit.
3 Potensial masalah untuk dicegah 2/3x1=2/3 Masalah dapat dicegah dengan
Skala : Sebagian memberikan pendidikan kesehatan tentang
gastritis mengenai cara pencegahan
kekambuhan dan cara perawatan bila ka
4 Menonjolnya masalah 1/2x1=1/2 Masalah ada, tetapi tidak perlu ditangani
Skala : Ada masalah tetapi tidak karena tidak keluarga memiliki cara
perlu ditangani penanganan sendiri dalam penyakitnya.
Total skor 2 7/6
Diagnosa III
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 2/3x1=2/3 Ancaman terhadap kesehatan klien jika
Skala : Ancaman kesehatan penyakitnya salah ditangani oleh keluarga.

2 Potensial masalah untuk dicegah. 1/2x2=1 Dengan pemahaman yang baik tentang
Skala : Tinggi penyakit dan perawatan keluarga
diharapkan penyakit klien tidak bertambah
parah.
3 Kemungkinan masalah dapat 2/3x1=2/3 Dengan pemahaman yang baik tentang
diubah. penyakit dan perawatan keluarga
Skala : Sebagian diharapkan penyakit klien tidak bertambah
parah.
4 Menonjolnya masalah 1/2x2=1 Keluarga memiliki cara penanganan
Skala : ada masalah, tidak harus sendiri pada klien jika sakit.
ditangani
Total skor 2 2/3
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

No. Hari/
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx. Tanggal
1 Selasa, 09 Setelah dilakukan Keluarga mampu : Verbal 1. Klien dan keluarga Verbal :
Juni 2020 penyuluhan 1. Dapat menyebutkan dapat menyebutkan 1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga teknik
keluarga ± 20 teknik untuk teknik atau cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
menit mengetahui mengurangi nyeri untuk mengurangi nyeri
cara perawatan 2. Dapat mempraktekkan nyeri 2. Diskusikan dengan keluarga cara untuk
untuk mengurangi cara yang tepat untuk 2. Klien dan keluarga mengurangi rasa nyeri
nyeri mengurangi nyeri Afektif dapat menyebutkan Afektif :
cara untuk 1. Jelaskan teknik atau cara untuk
menghindari mengurangi nyeri seperti kompres
penyakit gastritis 2. dan latihan nafas dalam
agar tidak kambuh 3. Menganjurkan klien untuk menghindari
makanan pedas dan asem.
4. Menganjurkan klien untuk sarapan setiap
pagi.
3. Klien dan keluarga 5. Menganjurkan klien untuk makan dengan
mengulangi cara porsi kecil tapi sering.
yang telah diajarkan Psiokomotor :
Psikomotor 1. Anjurkan keluarga untuk mengulangi cara
yang telah diajarkan

2 Selasa, 09 Setelah dilakukan Klien mampu : Verbal 1. Klien dan keluarga Verbal :
Juni 2020 penyuluhan 1. Menyebutkan menyebutkan 1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga
selama ± 25 menit pengertian gastritis. pengertian gastritis tentang masalah yang terjadi khususnya
keluarga dapat 2. Menyebutkan 2. Klien dan keluarga penyakit gastritis.
mengenal tentang penyebab gastritis menyebutkan 2. Kaji kemampuan keluarga yang telah
penyakitnya 3. Menyebutkan tanda penyebab gastritis dilakukan pada Ny. “B” untuk mengatasi
dan gejala gastritis 3. Klien dan keluarga
menyebutkan tanda penyakit yang dialami.
dan gejala gastritis 3. Kaji pengetahuan keluarga tentang
penyakit yang meliputi pengertian,
penyebab, tanda, gejala gastritis.
4. Berikan penyuluhan tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala gastritis.
5. Berikan kesempatan pada keluarga untuk
bertanya
6. Evaluasi secara singkat terhadap
penyuluhan yang diberikan.
3 Selasa, 09 Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Verbal 1. Keluarga mampu Verbal
Juni 2020 tindakan keperawatan selama 2x30 mengambil 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
keperawatan menit, keluarga mampu keputusan tindakan tindakan apa yang akan dilakukan untuk
selama 2x mengambil keputusan kesehatan yang tepat klien
pertemuan, 2. Keluarga mengetahui 2. Menjelaskan kepada keluarga tentang
diharapkan tindakan yang tepat tindakan kesehatan yang tepat untuk klien
keluarga mampu bagi Tn.B
mengambil 1. Keluarga mampu
keputusan bekerjasama dalam
tindakan yang mengambil
tepat bagi Ny.M keputusan
Afektif 2. Keluarga membantu Afektif :
aktivitas klien sesuai 1. Motivasi keluarga untuk bekerjasama
kemampuannya dalam mengambil keputusan
2. Anjurkan keluarga untuk membantu klien
dalam beraktivitas
IMPLEMENTASI

No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf


1 Rabu, 09.00 1. Mengkaji pengetahuan keluarga S:
10 Juni 2020 Wib tindakan yang sudah dilakukan 1. Keluarga
untuk mengurangi nyeri mengatakan tahu
2. Mendiskusikan dengan keluarga dan mengerti
cara untuk mengurangi nyeri penyebab dari nyeri
3. Menjelaskan teknik-teknik yang perut
dapat dilakukan untuk mengurangi 2. Keluarga
nyeri seperti kompres, latihan nafas mengatakan mampu
dalam, dan menghindarkan menangani nyeri
makanan pedas. bila penyakit
4. Mengajarkan pada keluarga cara kambuh
latihan nafas dalam 3. Keluarga
5. Menganjurkan klien untuk mengatakan senang
mengulangi cara yang telah dapat memperoleh
diajarkan pengetahuan dari
perawat
O:
Keluarga dapat
menjawab sebagian
pertanyaan yang
diajukan setelah
penyluhan
A:
Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2 Rabu, 10 Juni 09.00 1. Mengkaji pengetahuan keluarga S:
2020 Wib tentang penyakit gastritis 1. Keluarga
2. Menjelaskan kepada keluarga mengatakan sudah
tentang pengertian, penyebab, tahu dan mengerti
tanda dan gejala gastritis mengenai penyakit
3. Memberikan kesempatan pada yang diderita
keluarga untuk bertanya anggota keluarga
4. Mengevaluasi secara singkat 2. Keluarga
penyuluhan yang sudah diberikan mengatakan sudah
mengetahui cara
mencegah
kekambuhan
penyakit anggota
keluarga
3. Keluarga
mengatakan senang
bekerjasama dengan
perawat dalam
menangani masalah
kesehatan yang
dialaminya
O:
1. Keluarga mampu
menyebutkan hal-
hal yang dapat
memicu terjadinya
penyakit
2. Keluarga mampu
menyebutkan cara
menghindari
terjadinya penyakit
A:
Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3 Rabu, 10 Juni 09.00 1. Mendiskusikan dengan keluarga S:
2020 Wib tentang tindakan apa yang akan Keluarga mengatakan
dilakukan untuk klien sudah tahu cara
2. Menjelaskan kepada keluarga merawat anggota
tentang tindakan kesehatan yang keluarga yang sakit
tepat untuk klien O:
3. Memotivasi keluarga untuk Keluarga dapat
bekerjasama dalam mengambil menyebutkan cara-
keputusan cara merawat anggota
4. Menganjurkan keluarga untuk keluarga yang sakit
membantu klien dalam beraktivitas A:
5. Memberikan reinforcement poitif Masalah tertasi
jika keluarga mampu sebagian
melakukannya P : Intervensi dilanjutkan
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai