ASMA BRONKIAL
DISUSUN OLEH:
HENGKI
NIM. 891211071
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang terhubung karena ikatan
tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga
(Friedman, 2013).
2. Tipe Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak.
b. Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, sepupu,
paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda / janda (Single family), adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan, tetapi membentuk satu keluarga.
3. Tugas dan Fungsi Keluarga
a. Tugas Keluarga
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2) Memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan social anggota
keuarga.
3) Pembagian tugas anggotanya sesuai dengan kedudukannya.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semngat para anggotanya
b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi psikologis
a) Memberi kasih sayang dan rasa aman
b) Memberi perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentuk norma-norma, tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak,
jaminan hari tua, dsb.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan,
keterampilan dan membentuk prilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.
4. 5 Tugas Keluarga Dalam Kesehatan
a. Asma bronkial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat.
Kejadian ini disebut nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada
saat penderita sedang tidur.
Asma akut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok sebagai
berikut:
1) Ringan sampai sedang: mengi/batuk tanpa distres berat, dapat
mengadakan percakapan normal, nilai aliran puncak lebih dari 50%
nilai terbaik.
2) Sedang sampai berat: mengi/batuk dengan distres, berbicara dalam
kalimat atau frasa pendek, nilai aliran puncak kurang dari 50% dan
beberapa derajat desaturasi oksigen jika diukur dengan oksimetri
nadi. Didapatkan nilai saturasi antara 90-95% jika diukur dengan
oksimetri nadi perifer.
3) Berat, mengancam nyawa: distres pernapasan berat, kesulitan
berbicara, sianosis, lelah dan bingung, usaha respirasi batuk, sedikit
mengi (silent chest) dan suara napas lemah, takipnea, bradikardia,
hipotensi, aliran puncak kurang dari 30% angka prediksi atau angka
terbaik, saturasi oksigen kurang dari 90% jika diukur dengan
oksimetri nadi perifer (BTS SIGN 2003,Chung 2002).
a. Genetik
Asma pada anak lebih sering dijumpai pada anak laki-laki tetapi menjadi
berlawanan pada pubertas dan dewasa. Prevalensi secara keseluruhan
wanita lebih banyak dari pria. Di Amerika Serikat ras kulit hitam diketahui
mempunyai resiko tinggi kematian, tidak tergantung status sosial ekonomi
dan pendidikan. Insiden asma tinggi dinegara sedang berkembang
diperkirakan karena faktor-faktor lingkungan mungkin sama pentingnya
seperti faktor-faktor genetik dan ras.
c. Faktor lingkungan
a. Gejala asma paling umum adalah batuk (dengan atau tanpa disertai
produksi mukus), dan mengi (pertama-tama pada ekspirasi,
kemudian dilanjutkan dengan inspirasi)
b. Serangan asma paling sering terjadi pada malam hari atau pagi hari
5. Komplikasi
a. Pneumothoraks
b. Pneumodiastinum dan emfisema subkutis
c. Atelectasis
d. Aspergilosis bronkopulmoner alergik
e. Gagal napas
f. Bronchitis
g. Fraktur iga
6. Pemeriksaan Penunjang
Tujuan uji kulit adalah untuk menunjukan adanya antibodi IgE spesifik
dalam tubuh. Uji ini hanya menyokong anamnesis, karena uji alergen
yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma, demikian pula
sebaliknya.
f. Pemeriksaan kadar IgE Total dan IgE Spesifik Dalam Sputum Kegunaan
pemeriksaan IgE total hanya untuk menyokong adanya atopi.
Pemeriksaan IgE spesifik lebih bermakna dilakukan bila uji kulit tidak
dapat dilakukan atau hasilnya kurang dapat dipercaya.
g. Foto Rontgen Dada
Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada asma yang berat. Pada fase
awal serangan, terjadi hipoksemia dan hipokapnia (PaCO 2
< 35 mmHg) kemudian pada stadium yang lebih berat PaCO 2 justru
mendekati normal sampai normo-kapnia. Selanjutnya pada asma yang
sangat berat terjadinya hiperkapnia (PaCO 2 ≥ 45 mmHg), hipoksemia,
dan asidosis respiratorik.
7. Penatalaksanaan dan Terapi
1) Penatalaksanaan Keperawatan
1) Edukasi
c) Tahapan pengobatan
d) Penanganan asma mandiri (pelangi asma)
c) Lingkungan kerja
d) Kenali lingkungan kerja yang berpotensi dapat menimbulkan
asthma.
b. Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor
bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit
Asma.
c. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat dilihat dari, yaitu;
1) Pendapatan keluarga
2) Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga.
Pada pengkajian status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan
seseorang. Dampak dari ketidak-mampuan keluarga membuat seseorang
enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
1) Riwayat masing-masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai
penyakit keturunan).
2) Perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit
3) Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
4) Pengalaman terhadap pelayanan kesehatan
e. Karakteristik lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Tetangga dan komunitas
3) Geografis keluarga
4) Sistem pendukung keluarga
f. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga dan bagaimana anggota keluarga mengembangkan
sikap saling mengerti. Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari
penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentral bagi pembentukan dan
kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berhubungan dengan persepsi
keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga.
Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan
ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal tanda-tanda gangguann
kesehatan selanjutnya.
2) Fungsi keperawatan
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari
masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab
tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap
masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah,
tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan
tindakan keperawatan, karena Asma memerlukan perawatan
yang khusus yaitu mengenai Pola istirahat, pola nafas dan
aktivitas. Jadi disini keluarga perlu tau bagaimana cara istirahat,
aktivitas, dan Lingkungan yang baik untuk penderita Asma.
b) Untuk mengtahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji
adalah bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila
anggota keluarga menderita Asma.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat anggota
keluarga yang sakit Asma.
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji
bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan akan dapat mecegah kekambuhan
dari pasien Asma.
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung
kesehatan seseorang.
g. Fungsi sosialisasi
Pada kasus penderita Asma yang sudah mengalami komplikasi, dapat
mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun
didalam komunitas sekitar keluarga.
h. Fungsi ekonomi
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan
penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segan
untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainya
(Friedman, 2013).
i. Stres dan koping keluarga
1) Stresor yang dimiliki
2) Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional
j. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik umum
2) Pemeriksaan fisik khusus
k. Harapan keluarga
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas
kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang
terjadi.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga atau masyarakat yang diperoleh dari suatu proses pengumpulan
data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab
melaksanakannya (Shoemaker dalam Murwani, A, & Setyowati, S, 2011).
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada
sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi
masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign). Sedangkan
etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
1) Persepsi terhadap keparahan penyakit
2) Pengertian
3) Tanda dan gejala
4) Faktor penyebab
5) Persepsi keluarga terhadap masalah
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
2) Masalah dirasakan keluarga/Keluarga menyerah terhadap masalah
yang dialami
3) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
4) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
5) Informasi yang salah
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
3) Sumber – sumber yang ada dalam keluarga
4) Sikap keluarga terhadap yang sakit
d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan
1) Keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan
2) Pentingnya higyene sanitasi
3) Upaya pencegahan penyakit
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga
1) Keberadaan fasilitas kesehatan
2) Keuntungan yang didapat
3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
4) Pengalaman keluarga yang kurang baik
5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga
Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga,
selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan
bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana
yang dimiliki keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga
sebagai berikut :
Tabel 5 Prioritas Masalah
BOBO
KRITERIA SKOR
T
Aktual = 3
Sifat masalah 1 Resiko = 2
Potensial = 1
Mudah = 2
Kemungkinan masalah untuk
2 Sebagian = 1
dipecahkan
Tidak dapat = 0
Tinggi = 3
Potensi masalah untuk dicegah 1 Cukup = 2
Rendah = 1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya
masalah = 0
Skoring :
a. Tentukan skor untuk tiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan nilai bobot
SKOR
x NILAI BOBOT
ANGKA TERTINGGI
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu
atau keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain,
keluarga luas dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga
(Friedman, 2013).
Hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan keluarga
dengan Asma menurut Effendy dalam Harmoko (2012) adalah sumber daya
dan dana keluarga, tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku,
respon dan penerimaan keluarga serta sarana dan prasarana yang ada
dalam keluarga.
Sumberdaya dan dana keluarga yang memadai diharapkan dapat
menunjang proses penyembuhan dan penatalaksanaan penyakit Asma
menjadi lebih baik. Sedangkan tingkat pendidikan keluarga juga
mempengaruhi keluarga dalam mengenal masalah Asma dan dalam
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat terhadap
anggota keluarga yang terkena Asma.
Adat istiadat dan kebudayaan yang berlaku dalam keluarga akan
mempengaruhi pengambilan keputusan keluarga tentang pola pengobatan
dan penatalaksanaan penderita Asma, seperti pada suku pedalaman lebih
cenderung menggunakan dukun daripada pelayanan kesehatan.
Demikin juga respon dan penerimaan terhadap anggota keluarga yang
sakit Asma akan mempengaruhi keluarga dalam merawat anggota yang
sakit Asma.
Sarana dan prasarana baik dalam keluarga atau masyarakat merupakan
faktor yang penting dalam perawatan dan pengobatan Asma. Sarana dalam
keluarga dapat berupa kemampuan keluarga menyediakan makanan yang
sesuai dan menjaga diit atau kemampuan keluarga, mengatur pola makan
rendah garam, menciptakan suasana yang tenang dan tidak memancing
kemarahan. Sarana dari lingkungan adalah, terjangkaunya sumber-sumber
makanan sehat, tempat latihan, juga fasilitas kesehatan (Effendy dalam
Harmoko, 2012).
5. Evaluasi
Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah evaluasi. Evaluasi
didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya. Evaluasi merupakan
proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat
memperbaharui rencana asuhan keperawatan (Friedman, 2013).
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya.
Evaluasi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif (Suprajitno, 2006) yaitu dengan SOAP, dengan pengertian
"S" adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan, "O" adalah
keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
penagamatan. "A" adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui
respon keluarga secara subjektif dan objektif, "P" adalah perencanaan
selanjutnya setelah perawat melakukan tindakan.
Dalam mengevaluasi harus melihat tujuan yang sudah dibuat
sebelumnya. Bila tujuan tersebut belum tercapai, maka dibuat rencana
tindak lanjut yang masih searah dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Alimul Aziz Hidayat. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Penerbit Salemba Madika
A. Price Sylvia, M. Lorainne Wilson. (2012). Patofisiologis: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, edisi ke6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran,
EGC,
AndraF.S & Yessie M.P. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta :
Penerbit Nuha Medika
Ardiansyah, muhammad. (2012). Medikal Bedah. Yogyakarta : DIVA Press
Aru Sudoyono W, Dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisike5.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, Internal Publishing.
C. Evelyn Pearce. (2011). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Untuk
Paramedis. Jakarta : Penerbit Internal
Dharma, Kelana K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta : Trans Studio
Dr.Widyono. (2011). Penyakit Tropis: epidemiologi, penularan, pencegahan
& Pemberantasannya, edisike 2. Jakarta : Penerbit Erlangga
Muttaqin,Arif.(2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika
Naga S. Sholeh. (2014). Paduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta :
Penerbit Diva Press
Nurarif. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC, edisi revisi jilid 3. Yogyakarta : Mediaction
Syaifuddin,( 2011). Fisiologi Tubuh Manusia.Jakarta : Penerbit Salemba
Medika
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA PRODI PENDIDIKAN
PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
(YARSI) PONTIANAK
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama KK : Tn. P
b. Umur : 60 Tahun
c. Pekerjaan : Buruh
d. Pendidikan : SMP
e. Alamat : Ngabang, kab. Landak
2. Komposisi keluarga
NO NAMA J.Klm Hub. Dg UMUR Pendidikan Pekerjaan
keluarga
1. Tn.P L Suami 60 SMP Buruh
3. Genogram
Keterangan :
: laki-laki sudah meninggal
: perempuan sudah meninggal
: laki-laki masih hidup
: perempuan masih hidup
: tinggal serumah
: Kembar
: Pasien
4. Tipe keluarga : Keluarga Inti yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
Anak
6. Agama : Kristen
o e
n m
j i
Kepala Simetris Simetris s
u
n ,
tidak anemis, tidak icterik, sklera mata Pendengara n Simetris
fungsi baik, liang Bentuk muka
tidak icterik, penglihatan fungsi telinga bersih oval Simetris,
baik. tidak anemis,
penglihatan baik. Rongga mulut tidak icterik,
Telinga Fungsi Pendengaran bersih, gigi penglihatan
masih baik.
pendengaran baik, liang baik, liang
lengkap, tidak
telinga bersih telinga cukup bersih ada
Mulut dan Rongga Rongga mulut pembesaran
tenggorokan mulut cukup bersih, gigi tonsil Pendengaran
bersih, gigi tidak lengkap, sudah baik, liang
tidak tidak lengkap,. Tidak ada telinga bersih
menggunakan pembesaran
Tenggorokan gigi palsu. tidak ada konka,
Tidak ada pembesaran Ny.R Rongga mulut
pembesaran tonsil tonsil. Compos bersih, gigi
Hidung Tidak ada Tidak ada pembesaran masih lengkap,
pembesaran konka, fungsi mentis Baik
tidak ada
konka, fungsi pembesaran
Ny.H Compos mentis Baik TD : 110/70
tonsil
mmHg
TD : 110/80 N : 80 x /
mmHg mnt Pernafasan
N : 86 x R : 20x / mnt S cuping
: 36,50C hidung,fungs
/mnt R :20x / mnt
S : 36 0C Simetris Bentuk muka oval Simetris, tidak
anemis, tidak icterik, penglihatan baik.
penciuman penciuman fungsi i penciuman baik. baik. penciuman
baik.
baik.
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada pembesaran
pembesaran pembesaran pembesaran kelenjar kelenjar
kelenjar kelenjar
tyroid tyroid tyroid tyroid
Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, tidak
ada tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan benjolan benjolan benjolan
Paru-paru Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan
23x/mnt. 20x/menit. 20x/mnt. 20x/mnt. Irama
nafas Irama nafas Irama nafas Irama nafas
teratur, suara teratur, teratur, teratur,
suara nafas sedikit kadang batuk suara nafas nafas
stridor. terdengar berdahak bersih. whezzing.
Jantung Letak jantung Letak jantung Letak Letak normal.
normal. jantung jantung Terdengar
Terdengar normal. normal. suara suara
resonan, Terdengar Terdengar resonan, tidak
tidak ada suara suara ada suara suara
resonan, resonan, tambahan. tambahan.
tidak ada tidak ada suara suara
tambahan. tambahan.
Abdomen Tidak buncit, Tidak buncit, Tidak Tidak buncit, tidak
terdapat tidak terdapat buncit, tidak tidak terdapat nyeri
tekan, nyeri tekan, terdapat nyeri tekan, tidak ada
tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
benjolan. tidak ada benjolan.
benjolan.
Punggung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan
Integumen Cukup bersih, Cukup bersih, Cukup Cukup
turgor kulit turgor kulit bersih, bersih, turgor baik. baik. turgor
kulit kulit baik.
baik.
H. HARAPAN KELUARGA
Harapan yang diinginkan keluarga. Keluarga berharap Tn.P cepat
sembuh dan dapat kembali normal seperti dulu lagi.
ANALISA DATA
No Data Senjang Etiologi (E) Masalah (P)
.
1 DS : Ketidakmampuan Perilaku
- Keluarga mengatakan Tn. P sering keluarga
Kesehatan mengalami sesak nafas. Dan Tn. P
mengenal Cenderung sering mengeluh kesakitan
dibagian masalah Berisiko (D.0099) dadanya jika
ia terbaring ditempat tidur seperti ditusuk-tusuk
dan nyeri terasa hilang timbul.
- Keluarga mengatakan Tn. P sering batuk pada
malam hari dan sesak pada malam hari dan ada
lendir ditenggorokannya.
- Keluarga mengatakan tidak
mengetahui bagaimana penyebab dan
pencegahan dalam penyakit tersebut.
DO :
- Keluarga tampak bingung pada saat ditanya.
- Pemeriksaan fisik bagian paru ditemukan
whezzing
- TTV : TD : 120/90 mmHg
N: 80x / mnt
R :23x / mnt
S :36,2 0C
- Keadaan umum lemah
2. DS: Ketidakmampuan Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan tidak keluarga
koping keluarga mengetahui
bagaimana penyebab dan
memelihara (D.0093) pencegahan
dalam penyakit tersebut. lingkungan
- Didalam aktifitas sehari-hari keluarga
tidak saling perhatian dalam
mengatasi masalah yang menjadi
tanggung jawab bersama dalam
keluarga.
DO :
- Anak-anaknya kurang peduli bila ada
yang sakit tidak langsung dibawa ke
puskesmas atau petugas kesehatan.
- Tipe bangunan rumah bersifat
permanen, keadaan rumah kurang
bersih, ventilasi dan pencahayaan
kurang.
PRIORITAS MASALAH
No
Kriteria Jml Nilai Pembenaran
Dx
1. Sifat masalah: 3/3x Tn. P merasakan nyeri dibagian dada
1
Actual 1 seperti ditusuk-tusuk
Kemungkinan Istrinya ingin Tn. P bisa tidur tanpa
1/2x masalah dapat 1
merasakan nyeri
2
diubah: sebagian
Potensi masalah Keluarga kurang mengetahui
2/3x untuk dicegah: 2/3
penyebab penyakit tersebut 1
Cukup
Menonjolnya Anak-anaknya kurang peduli bila ada masalah: yang sakit tidak
langsung dibawa ke
2/2x masalah berat 1 puskesmas atau
petugas kesehatan.
1
h
arus segera ditangani
Jumlah skor 3 2/3
1. 15-03-2022 1. Memberikan S:
09.00 pendidikan - Keluarga mengatakan
kesehatan Tn. P sering
mengenai mengalami sesak
penyakit asma : nafas
pengertian, - Keluarga mengatakan
penyebab, tanda tidak mengetahui
dan gejala. bagaimana penyebab
dan pencegahan
R/ Keluarga dalam penyakit
2. Membantu
keluarga dalam
memutuskan
keputusan yang tepat.
R/ Keluarga
mengatakan
tidak mengetahui
bagaimana penyebab
dan
pencegahan dalam
penyakit
tersebut.
3. Memberikan
pendidikan
kesehatan dalam
merawat anggota
keluarga dengan
Asma
R/ Keluarga tampak
mulai mengerti
4. Membantu keluarga
mengenal dan
mengubah faktor
lingkungan yang
menyebabkan
Asma R/ Keluarga
mengatakan Tn. P
sering batuk pada
malam hari dan sesak
pada malam hari dan
ada lendir
ditenggorokannya.
5. Membant
u ke
puskesmas O:
keluarga
- Keluarga
dalam
dan pasien
mencari
dapat
fasilitas
menyimak
tersebut.
penjelasan
- Kel
yang
ua diberikan
rg - Pasien
a tampak
m lemah
en - Keluarga
ga tampak
tak mulai
an mengerti A :
Tn. P sering batuk - Masalah
pada malam hari dan perilaku
sesak pada malam kesehatan
hari dan ada lendir cenderung
ditenggorokannya.
berisiko
- Kel
ua teratasi
rg sebagian
a P:
m - Intervensi
en dilanjutkan
ga
1. Memberikan pendidikan
tak
an kesehatan mengenai penyakit
jik asma : pengertian, penyebab,
a tanda dan gejala.
sa 2. Membantu keluarga
kit dalam memutuskan keputusan
lan yang tepat.
gs 3. Memberikan pendidikan
un
kesehatan dalam merawat
g
anggota keluarga dengan Asma 4.
Membantu keluarga mengenal
dan mengubah faktor lingkungan
yang menyebabkan Asma an mengenai klasifikasi
5. Membantu keluarga Asma R/ Keluarga dan
dalam mencari fasilitas pasien mendengarkan
kesehatan yang kesehatan yang tersedia 3. Me
tersedia R/ mb
Keluarga erik
mengatakan jika an
sakit langsung ke
puskesmas
2. 15-03-2022 1. pendidikan kesehatan
Memberikan mengenai tanda dan
09.30 pendidikan gejala Asma
kese R/ Didalam aktifitas sehari-
hata hari keluarga tidak saling
n perhatian dalam mengatasi
men masalah yang menjadi
genai
tanggung jawab bersama
peng
ertia dalam keluarga.
n
Asma 4. Memberikan pendidikan
R/ Keluarga kesehatan mengenai
mengatakan penyebab
tidak S:
mengetahui - Keluarga mengatakan tidak
bagaimana mengetahui bagaimana penyebab
penyebab dan pencegahan dalam penyakit
dan tersebut
pencegahan - Didalam aktifitas
dalam sehari-hari keluarga tidak saling perhatian
dalam mengatasi masalah yang menjadi
penyakit
tanggung jawab bersama dalam keluarga.
tersebut.
O:
2. Member
- Tipe bangunan rumah bersifat permanen,
ikan keadaan rumah kurang bersih, ventilasi
pendidik dan pencahayaan kurang.
an - Keluarga dan pasien mendengarkan
kesehat penjelasan tentang penyakit A :
Masalah ketidakmampuan 1. Me mberikan pendidikan kesehatan
koping keluarga teratasi mengenai
sebagian pengertian Asma
2. Me mberikan pendidikan kesehatan
P: mengenai
- Intervensi dilanjutkan klasifikasi Asma
3. Me mberikan pendidikan
dan Asma
R/ Keluarga tampak mulai mengerti
1. 16-03-2022 1. Memberikan S:
09.00 pendidikan - Keluarga mengatakan
kesehatan Tn. P sering
mengenai mengalami sesak
penyakit asma : nafas berkurang
pengertian, - Keluarga mengatakan
penyebab, tanda tidak mengetahui
dan gejala. bagaimana penyebab
kesehatan yang tersedia mengetahui
dan pencegahan
bagaimana penyebab
R/ Keluarga dan
dalam penyakit
pencegahan
mengatakan Tn. P dalam
tersebut.
sering penyakit
mengalamitersebut. - Keluarga mengatakan
sesak nafas Tn. P sering batuk
2. 16-03-2022 berkurang
1. Memberikan S: pada malam hari dan
09.30 pendidikan - sesak
Keluarga pada malam
mengatakan
2. Membantu hari
kesehatan tidak mengetahui mengenai bagaimana dan ada lendir
keluarga
penyebab dandalam ditenggorokannya.
memutuskan
pengertian - Keluarga
pencegahan dalam mengatakan
penyakit
keputusan yang jika sakit langsung ke
Asma tersebut
tepat. puskesmas
R/ Keluarga - O : Didalam aktifitas
mengatakan
R/ tidak
Keluarga sehari-hari - keluarga
Keluargatidak
dan pasien
mengatakan tidak dapat menyimak
2. Memberikan pendidikan kesehatan
mengetahui penjelasan yang
bagaimana mengenai
penyebabklasifikasi Asmadiberikan
R/ Keluarga
dan pasien mendengarkan
3. Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai tanda dan gejala Asma R/
Didalam aktifitas sehari-hari keluarga
tidak saling perhatian dalam
mengatasi masalah yang menjadi
tanggung jawab bersama dalam
keluarga.
O:
- Tipe bangunan rumah Memberikan pendidikan kesehatan
bersifat permanen, mengenai komplikasi Asma
keadaan rumah kurang
bersih, ventilasi dan
pencahayaan kurang.
- Keluarga dan pasien
mendengarkan
penjelasan tentang
penyakit A :
Masalah ketidakmampuan
koping keluarga teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
1. Me mberikan pendidikan
kesehatan mengenai
pengertian Asma
2. Me mberikan pendidikan
kesehatan mengenai
klasifikasi Asma
3. Me mberikan pendidikan
kesehatan mengenai tanda
dan gejala Asma
4. Me mberikan pendidikan
kesehatan mengenai
penyebab Asma
komplikasi Asma
R/ Keluarga dan pasien
mendengarkan
penjelasan
LEMBAR BUKTI KUNJUNGAN (HOME VISITE) KEPERAWATAN
NIM : 891211071
NIM : 891211071
MINGGU KE : 1/ 2 (LINGKARI)
NO HARI, MATERI KONSULTASI/ PARAF
TANGGAL BIMBINGAN PEMBIMBING
NAMA : HENGKI
NIM : 891211071
Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1 Konsep teori menggunakan format yang telah di
tentukan
2 Kelengkapan teori yang dibahas
3 Kemampuan menggunakan kutipan dari beberapa
sumber untuk satu sub pokok bahasan
4 Referensi minimal 3 sumber (2 text book)
5 Laporan dikumpulkan satu hari sebelum praktek
Nilai Akhir : (total skor x 100 : 20)
KETERANGAN
3= BAIK
NAMA : HENGKI
NIM : 891211071
NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI 1 2 3 4
A PENGKAJIAN
1 Kelengkapan dan ketepatan data dasar
2 Kesesuaian teknik pengumpulkan data
3 Analisa data tepat
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
4 Kesesuaian diagnosa keperawatan
C RENCANA KEPERAWATAN
5 Rumusan tujuan tepat
6 Rencana tindakan sesuai tujuan & masalah
D IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
7 Kesesuaian dengan rencana tindakan
8 Dokumentasi implementasi menggunakan format yang
telah ditetapkan
9 Evaluasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
10 Menyusun rencana tindak lanjut untuk perawat dan
pasien
Nilai Akhir : (Jumlah Nilai : 4)
FORMAT PENILAIAN SIKAP DAN PERILAKU STIKES YARSI PONTIANAK
NAMA : HENGKI
PROGRAM : Profesi Ners
TANGGAL : 14 Maret 2022 – 19 Maret 2022
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI
1. KOMUNIKASI 30
D. Penutup
1. Evaluasi
2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi
3. Memberi salam
VII. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara
lisan
Butir soal : 5 soal
1. apa pengertian asma ?
2. Bagaimana pencegahan serangan asma ?
3. Apa pencetus serangan asma ?
4. Bagaimana pola atau type serangan asma ?
5. Bagaimana penanggulangan serangan asma ?
LAMPIRAN MATERI
PENYAKIT ASMA DAN PERAWATAN DIRUMAH
1. Pengertian
Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh penyempitan bronkus
(percabangan paru-paru) yang reversibel dipisahkan oleh masa dimana
ventilasi mendekati normal.