PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan di masyarakat dan
merupakan perawat utama dalam anggota keluarga. Keluarga akan berperan
banyak dalam menentukan asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh
anggota keluarga. Dalam suatu sistem keluarga akan terjadi saling
berinteraksi, interlelasi dan interdepensi bersama anggota keluarga untuk
mencapai tujuan bersama, dengan kata lain suatu keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan, maka sistem keluarga secara keseluruhan akan
mengalami gangguan.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
Ny”M”
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu untuk:
a. Melakukan pengkajian terhadap keluarga Ny”M”
b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul berkaitan dengan
keadaan kesehatan keluarga Ny”M”.
c. Membuat rencana keperawatan untuk keluarga Ny”M”
d. Mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah disusun untuk
keluarga Ny”M”.
e. Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah dilakukan
terhadap keluarga Ny”M”.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Menurut (Friedmen, 1998) dalam Suprajitno (2004) keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga.
2. Type Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) pembagian tipe keluarga tergantung pada
konteks keilmuan dan orang mengelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended family) adalah keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).
Namun dengan berkembang peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme, maka pengelompokan tipe keluarga selain kedua tipe
diatas berkembang menjadi :
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedmen 1998 dalam (Suprajitno, 2004) secara umum fungsi
keluarga adalah :
4. Stuktur keluarga
a. Patrilineal dalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga adalah adanya hubungan denga suami atau istri.
6. Ciri-ciri keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antara anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Dalam
pengkajian data yang diperoleh dari perawat yaitu data yang berhubungan
dengan keluarga dan anak
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil denga
kriterial standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila
hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana
keperawatan baru.
B. Etiologi
Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi
diduga dapat berasal dari faktor genetik, faktor resiko lingkungan tertentu
yang dapat menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan
autoimun. (Price, S. A. 2006)
C. Manifestasi Klinis
1. Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam.
2. Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah
dan terasa hangat.
3. Mobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan
kartilago serta deformitas sendi.
4. Malaise, demam, penurunan berat badan.
D. Patofisiologi
Stimulus awal
(pencetus tidak dikenal+predisposisi genetik)
a. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan
(terutama pada pagi hari).
b. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri teka, memburuk dengan
stress pada sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan
simetris, keletihan.
c. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat,
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari
sebelum kembali normal.
d. Makanan/cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan / cairan, anareksia.
e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi, ketergantungan pada orang lain.
f. Neorosensori
Gejala : Kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan.
g. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain,
perubahan peran, isolasi.
h. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan
dalam menangani tugas, demam ringan menetap,
kekeringan pada mata dan membran mukosa.
i. Interaksi ego
Gejala:
2. Diagosa Keperawatan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan proses inflamasi ditandai dengan :
1. Keluhan nyeri, kelelahan
2. Fokus pada diri sendiri
3. Perilaku yang bersifat hati-hati
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri /
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot, ditandai dengan :
1. Ketidakmampuan untuk dengan segaja bergerak dalam lingkungan
fisik.
2. Membatasi rentang gerak
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
keluhan susah tidur / istirahat .
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas,
nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan
aktivitas sehari-hari (sholat, tidur).
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melakukan tugas-tugas umum, ditandai dengan :
1. Perubahan struktur / fungsi bagian-bagian yang sakit
2. Bicara negatif tentang diri sendiri
3. Perubahan pada gaya hidup
4. Perubahan interaksi sosial
5. Perasaan putus asa
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan
pengungkapan adanya masalah.
3. Perencanaan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan proses inflamasi.
1) Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya).
Rasional : membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen
nyeri dan kefektifan program.
4) Modifikasi lingkungan.
Rasional : menghidari cedera akibat kecelakaan.
4. Pelaksanaan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan proses inflamasi.
1) Mengkaji keluhan nyeri.
2) Menganjurkan kelayan untuk menggunakan matras / kasur keras
dan bantal kecil.
3) Meninggikan linen tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
4) Memotivasi kelayan untuk sering merubah posisi.
5) Membantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
6) Memberikan massase lembut.
7) Menganjurkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.
8) Memberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri /
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot.
1) Mengkaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi.
2) Membantu kelayan melakukan rentang gerak aktif / pasif.
3) Memotivasi kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk
tinggi, berdiri dan berjalan.
4) Memodifikasi lingkugan.
5) Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi fisik.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dtandai dengan
keluhan susah tidur / istirahat.
1) Mendiskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
2) Memotivasi kelayan untuk melakukan ritual menjelang tidur,
seperti membaca / minum hangat.
3) Menyarankan untuk melakukan tindakan mengilangkan nyeri
sebelum tidur.
4) Menganjurkan untuk memposisikan sendi dengan tepat.
5) Menciptakan tidur tanpa gangguan untuk memungkinkan siklus
tidur lengkap.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akttivitas,
nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan
aktivitas sehari-hari (sholat, tidur).
1) Mempertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program
latihan.
2) Mendiskusikan hambatan dalam perawatan diri.
3) Memodifikasi lingkungan.
4) Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi okupasi.
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melakukan tugas-tugas umum.
1) Mendiskusikan arti kehilangan / perubahan pada kelayan.
2) Mengidentifikasi perilaku menarik diri.
3) Membantu kelayan untuk mengidentifikasi koping adaptif.
4) Mengikutsertakan kelayan untuk merecanakan perawatan dan
membuat jadwal aktivitas.
5) Merujuk untuk konseling pada psikiatri.
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan
pengungkapan adanya masalah.
1) Meninjau psoses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.
2) Menjelaskan pentingnya patuh pada terapi.
3) Memberikan informasi mengenai alat bantu.
4) Mendorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang berat baik
pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas.
5) Menjelaskan pentingya diet seimbang dengan makanan yang
banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
5. Evaluasi
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan proses inflamasi.
1) Kelayan menunjukkan nyeri hilang / terkontrol.
2) Kelayan terlihat rileks, dapat tidur / istirahat.
3) Kelayan mampu mengikuti program farmakologis yang
diresepkan.
4) Kelayan mamapu menggunakan keterampilan relaksasi.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri /
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot.
1) Kelayan mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya /
pembatasan kontraktur.
2) Kelayan mempertahankan / meningkatkan kekuatan dan fungsi dan
sendi.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
keluhan susah tidur / istirahat.
1) Kelayan akan menjelaskan faktor-faktor yang menghambat tidur.
2) Kelayan mampu mengidentifikasi teknik untuk memudahkan tidur.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas,
nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan
aktivitas sehari-hari (sholat, tidur).
1) Kelayan mampu melaksanakan aktivitas perawatan diri pada
tingkat yang konsisten dengan kemampuan indvidual.
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melakukan tugas-tugas umum.
1) Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit.
2) Perubahan gaya hidup.
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan
pengungkapan adanya masalah.
1) Menunjukkan pemahaman tentang / prognosis, perawatan.
2) Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk
modifikasi gaya hidup yang konsisten denga mobilitas dan atau
pembatasan aktivitas.
BAB III
KECAMATAN PRINGGABAYA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal : 29 Mei 2022
b. Komposisi Keluarga:
Hub
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan
Keluarga
1 Tn. F L 63 KK Buruh -
Keterangan :
= Hubungan Perkawinan
= Tinggak Serumah
d. Type Keluarga: Nuclear Family keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak
e. Suku Bangsa:
1) Asal suku bangsa: Sasak, Indonesia
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: sebelum keluarga
berobat kepuskesmas keluarga membawa anggota keluarganya ke
dukun atau membeli obat di warung yaitu obat yang dijual bebas
tetapi kalau tidak kunjung sembuh baru berobat ke dokter.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: keluarga selalu
berdoa biar cepat sembuh kalau terkena penyakit dan selalu percaya
kalau semua penyakit pasti ada obatnya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
1. Anggota keluarga yang mencari nafkah yaitu Tn “F”.
2. Penghasilan : Tn “F” merupakan kepala keluarga dengan rata-rata
penghasilan Perbulan Rp 500.000,00
3. Kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulan
Kebutuhan memasak : Rp. 300.000,-.
Kamar
tidur U S
Ruang
tamu
Kamar
tidur
b) Aturan/kesepakatan:
Keluarga Ny “M” batas bertamu pada malam hari adalah pukul 22.00
Wita.
c) Budaya:
Di Dusun Sandubaya timur jika ada masyarakat yang meninggal
dengan cara sama-sama saling membantu.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan saling mendukung serta saling menghargai
antara anggota yang satu dengan yang lain.
b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Keluarga Ny “M” mengatakan kerukunan hidup keluarga terjaga
dengan baik.
N:80 x/mnt
S:36,6 oC
RR:20 x/mnt
4 4
4 4
ANALISA DATA
No. Data Problem Etiologi
1. DS :
DO :
- K/U : Baik
- TD : 130/80 mmHg
- N : 80 x/mt
- RR : 18x/mt
- S : 36,6 oC
2. DS :
DO :
No
Kriteria Skor Pembenaran
.
Total skor 3
Diagnosa II
No. Kriteria Skor Pembenaran
Total skor 3
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/ Diagnosa Tujuan
No Kriteria Standar Intervensi
Tanggal keperwatan Umum Khusus
EVALUASI KEPERAWATAN
No. Hari / Evaluasi Paraf
Dx. tanggal
1. Rabu , 1 S:
Juni 2022
1. Keluarga mengatakan sudah mengerti dan
Pukul 16.00 mampu mengidentifikasi hal–hal yang dapat
memicu terjadinya nyeri
2. Keluarga mengatakan sudah mampu
mengidentifikasi cara menghindari
terjadinya nyeri
3. Keluarga mengatakan perasaannya sangat
senang dapat bekerja sama dengan perawat
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
O:
Masalah teratasi
P:
2. Rabu , 1 S:
Juni 2022
1. Keluarga mengatakan sudah mengerti dan
Pukul 16.00 mampu mengidentifikasi pengertian,
penyebab, tanda dan gejala rematik.
2. Keluarga mengatakan perasaannya sangat
senang dapat bekerja sama dengan perawat
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
O:
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan