Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan di masyarakat dan
merupakan perawat utama dalam anggota keluarga. Keluarga akan berperan
banyak dalam menentukan asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh
anggota keluarga. Dalam suatu sistem keluarga akan terjadi saling
berinteraksi, interlelasi dan interdepensi bersama anggota keluarga untuk
mencapai tujuan bersama, dengan kata lain suatu keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan, maka sistem keluarga secara keseluruhan akan
mengalami gangguan.

Keluarga merupakan perantara dan mudah untuk berbagai usaha-usaha


kesehatan masyarakat, perawat dapat menjangkau masyarakat melalui
keluarga, dalam memelihara pasien sebagai individu keluarga tetap berperan
dalam mengambil keputusan dan pemeliharaan anggota keluarga. Keluarga
merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap
individu dalam keluarga dan dapat mengelolah masalah kesehatan anggota
keluarga.

Pada penatalaksanaan penyakit Gastritis, pendekatan yang pertama


dilakukan adalah membina hubungan yang baik antara semua pihak yang
terlibat dalam perawatan dan pengobatan klien untuk dapat memelihara
keataan pengobatan/perawatan dalam jangka waktu yang cukup lama.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
Ny”M”

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu untuk:
a. Melakukan pengkajian terhadap keluarga Ny”M”
b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul berkaitan dengan
keadaan kesehatan keluarga Ny”M”.
c. Membuat rencana keperawatan untuk keluarga Ny”M”
d. Mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah disusun untuk
keluarga Ny”M”.
e. Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah dilakukan
terhadap keluarga Ny”M”.

C. SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. BAB I yaitu pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah,


tujuan penulisan, sistematika penulisan.
2. BAB II yaitu tinjauan pustaka yang terdiri dari : konsep keluarga, konsep
dasar asuhan keperawatan keluarga, konsep dasar penyakit.
3. BAB III yaitu laporan kasus yang terdiri dari : pengumpulan data, analisa
data, diagnosa keperawatan, skala prioritas, rencana keperawatan, tindakan
keperawatan dan evaluasi.
4. BAB IV yaitu pembahasan yang terdiri dari : pembahasan mengenai data
dari hasil pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
implementasi rencana keperawatan dan evaluasi dibandingkan dengan
kelima teori proses keperawatan.
5. BAB V : meliputi kesimpulan dan saran
6. Daftar pusta
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Menurut (Friedmen, 1998) dalam Suprajitno (2004) keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga.

Menurut Depkes RI, (1928) dalam Effendy, 1998, keluarga adalah


unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Type Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) pembagian tipe keluarga tergantung pada
konteks keilmuan dan orang mengelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended family) adalah keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).
Namun dengan berkembang peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme, maka pengelompokan tipe keluarga selain kedua tipe
diatas berkembang menjadi :

c. Keluarga bentukan kembali (Dyalic Family) adalah keluarga baru yang


terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (Single Parent family) adalah keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasanganya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Mother).
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (The Single Adult Living Alone).
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The nonmarital
heterosexual cohabiting family).
h. Keluarga yang terbentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(Gay and lesbian family).

3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedmen 1998 dalam (Suprajitno, 2004) secara umum fungsi
keluarga adalah :

a. Fungsi afektif (The affective function) adalah fungsi keluarga untuk


mengajarkan segala sesuatu mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialiasasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain.
c. Fungsi reproduksi (The reprofuctive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (The economic function) adalah keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (The health care function)
yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

4. Stuktur keluarga
a. Patrilineal dalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga adalah adanya hubungan denga suami atau istri.

5. Tugas Keluarga Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan


Tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan menurut Bailon
dan Maglaya (1987) (dalam Suprajitno, 2004) yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan


keluarga yang tidak boleh di abaikan karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali
keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih
parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

6. Ciri-ciri keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antara anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah

7. Tahap-tahap kehidupan keluarga


a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang
sama dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan
memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya.
d. Tahap mengahadapi anak prasekolah, tahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebaya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak untuk belajar secara teratur, mengontrol
tugas-tugas sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap mengahadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena dalam tahap ini akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan diri kedua
orang tuanya sangat diperlukan.
g. Tahap melepaskan anak dimasyarakat, setelah melalui tahap remaja dan
anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya
adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya
yang sesungguhnya, dalam tahap ini akan memulai kehidupan berumah
tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dana menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap
ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak menerima kenyataan akan
dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang
tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif, ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.

Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang


dialami keluarga dengan menggunakan pendekan proses keperawatan. Secara
umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatnya kemampuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang
rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang
beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Dalam
pengkajian data yang diperoleh dari perawat yaitu data yang berhubungan
dengan keluarga dan anak

pengkajian yang berhubungan dengan keluarga :

a. Identitas yang terdiri dari: nama kepala keluarga, alamat, komposisi


keluarga (nama, jenis kelamin, hubungan keluarga, tempat tanggal lahir,
pendidikan, pekerjaan), tipe keluarga, suku/budaya yang dianut keluarga,
agama, status sosial dan aktivitas keluarga.
b. Riwayat dan tahap-tahap perkembangan keluarga yang terdiri dari: tahap
perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan keluarga saat ini,
tugas perkembangan yang sudah dilakukan, riwayat keluarga inti, riwayat
keluarga suami-istri.
c. Lingkungan terdiri dari: karakteristik rumah, karakteristik lingkungan,
mobilitas keluarga, hubungan keluarga dengan keluarga, system sosial
yang mendukung.
d. Struktur keluarga terdiri dari: pola komunikasi, pengambilan keputusan,
peran anggota keluarga, nilai-nilai yang berlaku di keluarga.
Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah terdiri dari:
identitas anak, riwayat kehamilan sampai melahirhan, riwayat kesehatan
bayi sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-
hari), pertumbuhan dan perkembangan saat ini dan pemeriksaan fisik.
2. Diagnosa dan Intervensi keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga mengguanakan aturan yang
telah disepakati terdiri :

a. Problem (masalah) adalah suatu pernyatan tidak terpenuhinya kebutuhan


dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab adalah pernyataan yang menyebabkan masalah mengacu
kepada tugas-tugas keluarga.
c. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif.
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu:

a. Dignosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh


keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Diagnosa resiko adalah masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi
tanda untuk masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
apabila tidak segera mendapat bantuan dari perawat.
c. diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga, ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan


Metode sederhana dalam menyusun asuhan keperawatan adalah
problem, etiologi dan sign.

Masalah keperawatan yang digunakan untuk merumuskan diagnosa


keperawatan adalah :

a. Masalah aktual atau resiko


1) Gangguan pemenuhi nutrisi atau kurang dari kebutuhan tubuh
2) Menarik diri dari lingkungan sosial
3) Ketidak berdayaan mengerjakan pekerjaan tugas sekolah
4) Menurunnya/berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
diberikan
5) Berontak/menentang terhadap aturan keluarga
6) Keengganan melakukan kewajiban agama
7) Ketidak mampuan berkomunikasi secara verbal
8) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain)
9) Nyeri (akut/kronis)
10) Cedera trauma pada system integument dan gerak
11) Potensial/sejahtera
a) Meningkatkan kemandirian anak
b) Peningkatan daya tahan tubuh
c) Dimulainya tahap industri pada anak
d) Hubungan dalam keluarga yang harmonis
e) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
f)Pemeliharaan kesehatan yang optimal

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil denga
kriterial standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila
hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana
keperawatan baru.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya


dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan atau keluhan yang dirasakan
secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O adalah keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan
menggunakan pengamatan yang obyektif setelah implementasi
keperawatan. A adalah analisis keperawatan setelah mengetahui respon
subyektif dan obyektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan
standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan pada rencana
keperawatan keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat
melakukan analisis.
Ada 2 evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu evaluasi
formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan dan
evaluasi somatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosa keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan
sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan.

C. KEPERAWATAN REUMATOID ARTRITIS


A. Pengertian
Reumatoid artritis adalah penyakit sistemik kronis yang tidak
dapat diketahui penyebabnya, dikarakteristikkan oleh kerusakan dan
proliferasi membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang
sendi, ankilosis dan deformitas (Doenges, 1999).

Reumatoid artritis ditandai terutama oleh inflamasi kronik sinovial


sendi (Carpenito, 1999).

Penyakit sistemik ini ditandai terutama oleh inflamasi kronik


lapisan sinovial sendi secara simetris, sehingga terjadi pembengkakan,
nyeri dan bahkan terjadi kerusakan bagian dalam sendi.

B. Etiologi
Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi
diduga dapat berasal dari faktor genetik, faktor resiko lingkungan tertentu
yang dapat menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan
autoimun. (Price, S. A. 2006)

C. Manifestasi Klinis
1. Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam.
2. Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah
dan terasa hangat.
3. Mobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan
kartilago serta deformitas sendi.
4. Malaise, demam, penurunan berat badan.
D. Patofisiologi

Stimulus awal
(pencetus tidak dikenal+predisposisi genetik)

Akumulasi Limposit dalam sinovial

Produksi faktor reumatoid

Pembentukan kompleks imun yang mengaktifkan komplemen

Khemotaksis neutrofil dan makrofag ke sendi yang sakit

Produksi kolagen, elaktase dan enzim degenaratif lain


Produksi anion superaksid Produksi prostaglandin

Destruksi sendi Nyeri Penurunan kekuatan otot

Gangguan citra tubuh Gangguan mobilitas fisik Gangguan pola tidur

Defisit perawatan diri


E. Penatalaksanaan Medis
Prinsip pengobatan reumatoid artritis adalah mengistirahatkan sendi yang
terkena. Obat-obat yang biasa digunakan, antara lain :

a. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)


Kelompok obat ini dapat mengurangi peradangan dengan menghalangi
produksi mediator peradangan. Yang paling banyak digunakan adalah
aspirin dan ibuprofen.

b. Obat Slow Acting


5. Senyawa emas
6. Penisilamin
7. Hidrioxi Kloroquin
8. Sulfozalazin
c. Kortikosteroid
Untuk pemakaian kortikosteroid, harus diperhatikan hal berikut :

1. Pemberian oral dilakukan pada kasus-kasus RA yang tidak


berespon terhadap AINS dan obat-obatan yang bekerja lambat.
2. Untuk mengatasi gejala-gejala penyakit yang terjadi selama
menunggu efek obat-obatan yang bekerja lambat.
3. Suntikan intra artikular dilakukan apabila pada eksaserbasi akut
dari sinovitas pada suatu sendi yang digerakkan menjadi sangat
terganggu.
4. Pemberian dosis tinggi peroral untuk jangka panjang waktu pendek
untuk mengatasi serangan yang berat.

F. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji :

a. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan
(terutama pada pagi hari).

b. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri teka, memburuk dengan
stress pada sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan
simetris, keletihan.

c. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat,
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari
sebelum kembali normal.

d. Makanan/cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan / cairan, anareksia.

Tanda : Penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa.

e. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi, ketergantungan pada orang lain.

f. Neorosensori
Gejala : Kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan.

Tanda: pembengkakan sendi simetris.

g. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain,
perubahan peran, isolasi.
h. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan
dalam menangani tugas, demam ringan menetap,
kekeringan pada mata dan membran mukosa.

i. Interaksi ego
Gejala:

 Keputusasaan dan ketidakberdayaan


 Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,
 Idetitas pribadi

2. Diagosa Keperawatan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan proses inflamasi ditandai dengan :
1. Keluhan nyeri, kelelahan
2. Fokus pada diri sendiri
3. Perilaku yang bersifat hati-hati
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri /
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot, ditandai dengan :
1. Ketidakmampuan untuk dengan segaja bergerak dalam lingkungan
fisik.
2. Membatasi rentang gerak
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
keluhan susah tidur / istirahat .
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas,
nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan
aktivitas sehari-hari (sholat, tidur).
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melakukan tugas-tugas umum, ditandai dengan :
1. Perubahan struktur / fungsi bagian-bagian yang sakit
2. Bicara negatif tentang diri sendiri
3. Perubahan pada gaya hidup
4. Perubahan interaksi sosial
5. Perasaan putus asa
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan
pengungkapan adanya masalah.

3. Perencanaan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan proses inflamasi.
1) Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya).
Rasional : membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen
nyeri dan kefektifan program.

2) Sarankan kelayan menggunakan matras / kasur keras, dan bantal


kecil.
Rasional: matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan
mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stres pada sendi yang sakit.

3) Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan.


Rasional : mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan
sendi.

4) Motivasi kelayan untuk sering merubah posisi.


Rasional : mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan
sendi.

5) Bantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman.


Rasional : pada penyakit yang berat, tirah baring mungkin
diperlukan untuk membatasi nyeri.
6) Berikan massase lembut
Rasional : menigkatkan relaksasi / mengrangi tegangan otot.

7) Ajarkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.


Rasional: meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kotrol dan
kemampuan koping.

8) Kolaborasi : berikan obat-obatan sesuai petunjuk


Rasional : sebagai anti inflamasi.

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri /


ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot.
1) Kaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi.
Rasional : tingkat aktivitas tergantung dari perkembangan
penyakit.

2) Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif.


Rasional : mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan
otot.

3) Dorong kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,


berdiri dan berjalan.
Rasional : memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan
mobilitas.

4) Modifikasi lingkungan.
Rasional : menghidari cedera akibat kecelakaan.

5) Kolaborasi cedera akibat kecelakaan.


Rasional : berguna dalam memformulasikan program latihan.

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan


keluhan susah tidur / istirahat .
1) Diskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
Rasional : gangguan tidur mengakibatkan gangguan fungsi
kognitif, persepsi dan penurunan kontrol emosi. Ini juga
menurunkan ambang nyeri mengurangi prosuksi penurunan
ketokolamin.

2) Dorong kelayan untuk melaksanakan ritual menjelang tidur, seperti


membaca atau minum hangat.
Rasional : membantu meningkatkan relaksasi dan menyiapkan
tidur.

3) Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur.


Rasional : kelayan dengan penyakit inflamasi sendi sering
mengalami gejala memburuk pada malam hari.

4) Anjurkan posisi sendi yang tepat.


Rasional : posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur.

5) Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk memugkinkan siklus tidur


lengkap.
Rasional : siklus tidur mempunyai interval 70 – 100 menit.

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akttivitas,


nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan
aktivitas sehari-hari (sholat, tidur).
1) Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Rasional : mendukung kamandirian fisik / emosional.

2) Diskusikan hambatan dalam partisipasi dalam perawatan diri.


Identifikasi / rencana untuk modifikasi lingkungan.
Rasional : meningkatkan kemandirian.

3) Kolaborasi : konsul dengan ahli terapi okupasi.


Rasional : berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual.
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melakukan tugas-tugas umum.
1) Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan pada kelayan / orang
terdekat, bagaimana pandagan pribadi kelayan dalam fungsi gaya
hidup sehari-hari.
Rasional : megidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi
persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan
kebutuhan intervensi.

2) Perhatikan perilaku menarik diri, terlalu memperhatikan


perubahan.
Rasional : dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping
maladaptif.

3) Bantu kelayan untuk mengidentifikasi koping adaptif.


Rasional : membantu kelayan untuk mempertahankan kotrol diri.

4) Ikut sertakan kelayan kelayan dalam merencanakan perawatan dan


membuat jadwal aktivitas.
Rasional : meningkatkan perasaan harga diri, mendorong
kemandirian dan partisipasi dalam terapi.

5) Kolaborasi : rujuk pada konseling psikiatri.


Rasional : kelayan / orang terdekat membutuhkan dukungan
selama berhadapan dengan proses jangka panjang.

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan


pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan
pengungkapan adanya masalah.
1) Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.
Rasional : memberikan pegetahuan dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi.

2) Tekankan pentingnya patuh pada terapi farmakologis.


Rasional : keuntungan penggunaan obat-obatan tergantung pada
ketepatan dosis.

3) Berikan informasi mengenai alat bantu.


Rasional : mengurangi penggunaan sendi dan memungkinkan
individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang
dibutuhkan.

4) Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada


saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas.
Rasional : mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari
gaya hidup kelayan untuk mengurangi takan sendi dan nyeri.

5) Jelaskan pentingnya diet seimbang dengan makanan yang banyak


mengandung vitamin, protein, dan zat besi.
Rasional : meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan atau
regenerasi.

4. Pelaksanaan
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan proses inflamasi.
1) Mengkaji keluhan nyeri.
2) Menganjurkan kelayan untuk menggunakan matras / kasur keras
dan bantal kecil.
3) Meninggikan linen tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
4) Memotivasi kelayan untuk sering merubah posisi.
5) Membantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
6) Memberikan massase lembut.
7) Menganjurkan manajemen stres, seperti teknik relaksasi.
8) Memberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri /
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot.
1) Mengkaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi.
2) Membantu kelayan melakukan rentang gerak aktif / pasif.
3) Memotivasi kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk
tinggi, berdiri dan berjalan.
4) Memodifikasi lingkugan.
5) Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi fisik.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dtandai dengan
keluhan susah tidur / istirahat.
1) Mendiskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
2) Memotivasi kelayan untuk melakukan ritual menjelang tidur,
seperti membaca / minum hangat.
3) Menyarankan untuk melakukan tindakan mengilangkan nyeri
sebelum tidur.
4) Menganjurkan untuk memposisikan sendi dengan tepat.
5) Menciptakan tidur tanpa gangguan untuk memungkinkan siklus
tidur lengkap.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan akttivitas,
nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan
aktivitas sehari-hari (sholat, tidur).
1) Mempertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program
latihan.
2) Mendiskusikan hambatan dalam perawatan diri.
3) Memodifikasi lingkungan.
4) Merujuk untuk konsul dengan ahli terapi okupasi.
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melakukan tugas-tugas umum.
1) Mendiskusikan arti kehilangan / perubahan pada kelayan.
2) Mengidentifikasi perilaku menarik diri.
3) Membantu kelayan untuk mengidentifikasi koping adaptif.
4) Mengikutsertakan kelayan untuk merecanakan perawatan dan
membuat jadwal aktivitas.
5) Merujuk untuk konseling pada psikiatri.
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan
pengungkapan adanya masalah.
1) Meninjau psoses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.
2) Menjelaskan pentingnya patuh pada terapi.
3) Memberikan informasi mengenai alat bantu.
4) Mendorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang berat baik
pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas.
5) Menjelaskan pentingya diet seimbang dengan makanan yang
banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
5. Evaluasi
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan proses inflamasi.
1) Kelayan menunjukkan nyeri hilang / terkontrol.
2) Kelayan terlihat rileks, dapat tidur / istirahat.
3) Kelayan mampu mengikuti program farmakologis yang
diresepkan.
4) Kelayan mamapu menggunakan keterampilan relaksasi.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri /
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot.
1) Kelayan mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya /
pembatasan kontraktur.
2) Kelayan mempertahankan / meningkatkan kekuatan dan fungsi dan
sendi.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
keluhan susah tidur / istirahat.
1) Kelayan akan menjelaskan faktor-faktor yang menghambat tidur.
2) Kelayan mampu mengidentifikasi teknik untuk memudahkan tidur.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas,
nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan
aktivitas sehari-hari (sholat, tidur).
1) Kelayan mampu melaksanakan aktivitas perawatan diri pada
tingkat yang konsisten dengan kemampuan indvidual.
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melakukan tugas-tugas umum.
1) Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit.
2) Perubahan gaya hidup.
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan
pengungkapan adanya masalah.
1) Menunjukkan pemahaman tentang / prognosis, perawatan.
2) Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk
modifikasi gaya hidup yang konsisten denga mobilitas dan atau
pembatasan aktivitas.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.M DENGAN SALAH SATU

ANGGOTA KELUARGA MENDERITA RHEUMATOID ARHTRITIS

DI DUSUN SANDUBAYA TIMUR DESA LABUHAN LOMBOK

KECAMATAN PRINGGABAYA

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal : 29 Mei 2022

1. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn.F Pendidikan :-

Umur : 65 Tahun Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam Alamat : Sandubaya timur

Suku : Sasak No telepon :-

b. Komposisi Keluarga:
Hub
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan
Keluarga

1 Tn. F L 63 KK Buruh -

2 Ny.M P 57 Istri Buruh

3 Ny.E P 26 Anak - Swasta


c. Genogram:

Keterangan :

= Laki-laki atau Perempuan meninggal

= Laki-laki masih hidup

= perempuan masih hidup

= Hubungan Perkawinan

= Tinggak Serumah

= Keluarga Yang Sakit

d. Type Keluarga: Nuclear Family keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak
e. Suku Bangsa:
1) Asal suku bangsa: Sasak, Indonesia
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: sebelum keluarga
berobat kepuskesmas keluarga membawa anggota keluarganya ke
dukun atau membeli obat di warung yaitu obat yang dijual bebas
tetapi kalau tidak kunjung sembuh baru berobat ke dokter.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: keluarga selalu
berdoa biar cepat sembuh kalau terkena penyakit dan selalu percaya
kalau semua penyakit pasti ada obatnya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
1. Anggota keluarga yang mencari nafkah yaitu Tn “F”.
2. Penghasilan : Tn “F” merupakan kepala keluarga dengan rata-rata
penghasilan Perbulan Rp 500.000,00
3. Kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulan
Kebutuhan memasak : Rp. 300.000,-.

Pembayaran listrik : Rp. 15.000,-.

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga:


Setahun terakhir ini Ny. M belum pernah melakukan perjalanan jauh
dengan alasan tidak tahu tujuan dan tidak punya tenaga karena sudah tua.
Ny. M mengaku lebih banyak tinggal dirumah dan menjadi buruh.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap dewasa pertengahan.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
tidak ada, keluarga saat ini dalam tahap membiayai anaknya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Ny “M” menderita penyakit
Rematik (sering merasa nyeri pada kaki).
2) Riwayat penyakit keturunan: Ny “M” mengatakan tidak ada anggota
keluarganya yang menderita penyakit keturunan.
3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

No Nama Umur Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


Kesehatan Kesehatan Yang
Dilakukan
1. Tn.F 63 Sehat - - -
2. Ny.M 57 sakit - Rheumatik -
Arthritis
3. Ny.E 26 Sehat - - -
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan keluarga Ny “M”
adalah puskesmas.
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Keluarga Ny “M” mengatakan
sering merasa nyeri persendian, lemas, sakit kepala, batuk, pilek, dan
pusing, untuk mengatasinya keluarga Ny “M” berobat ke dukun dan
membeli obat bebas, apabila tidak kunjung sembuh baru berobat ke
puskemas terdekat.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah: 12 x 8 m2
b) Type rumah: Semi Permanen
c) Kepemilikan: Milik sendiri
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 Kamar tidur,1 ruang tamu.
e) Ventilasi/cendela : Sirkulasi udara kurang, udara tidak masuk
melalui jendela, tetapi hanya bisa masuk melalui pintu yang terbuka.
f) Pemanfaatan ruangan : Semua dimanfaatkan sesuai kegunaannya.
g) Septic tank :-
h) Sumber air minum : keluarga menggunakan air sumur untuk
keperluan sehari-hari.
i) Kamar mandi/WC : Ny. ”M” tidak memiliki kamar mandi dan
jamban.
j) Sampah : pembuangan sampah di tumpuk kemudian
dibuang di tempat pembuangan sampah.
k) Kebersihan lingkungan : Lingkungan sekitar rumah agak kotor.
l) Denah rumah
T

Kamar
tidur U S
Ruang
tamu
Kamar
tidur

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


a) Kebiasaan:
Keluarga Ny “M” mengatakan di lingkungannya selalu
bersosialisasi dengan tetanganya.

b) Aturan/kesepakatan:
Keluarga Ny “M” batas bertamu pada malam hari adalah pukul 22.00
Wita.

c) Budaya:
Di Dusun Sandubaya timur jika ada masyarakat yang meninggal
dengan cara sama-sama saling membantu.

c. Mobilitas Geografis Keluarga:


Keluarga Ny “M” merupakan masyarakat/penduduk tetap di Dusun
Sandubaya Timur.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga Ny “M” mengikuti perkumpulan yang ada ditempat tinggalnya
dan interaksi dengan masyarakat sangat baik.

e. Sistem Pendukung Keluarga


Ny “M” mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit
maka anggota keluarga lain ikut menangani.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Keluarga Ny.”M” berkomunikasi dengan bahasa sasak dan mudah
dimengerti terbina hubungan yang harmonis antara anggota keluarga.
Apabila terjadi masalah maka Ny.”M” dan Tn.”F” akan membicarakan
bersama hingga memperoleh pemecahan masalah.

b. Struktur Kekuatan Keluarga:


Dalam aktivitas sehari-hari, keluarga Ny.”M” saling perhatian dan
merasakan bahwa kebersamaan sangat penting bagi keluarga.

c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)


Keluarga menjalankan peran masing-masing.

d. Nilai dan Norma Keluarga


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga diselesaikan dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat dan menurut agama yang dianut
yakni agama Islam.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan saling mendukung serta saling menghargai
antara anggota yang satu dengan yang lain.

b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Keluarga Ny “M” mengatakan kerukunan hidup keluarga terjaga
dengan baik.

2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:


Interaksi keluarga baik dan keluarga Ny “M” selalu menjaga
keharmonisan dalam hubungan keluarga mereka.

3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:


Tn.”F” sebagai kepala keluarga yang mengambil keputusan.
4) Kegiatan keluarga waktu senggang
Berkumpul bersama anggota keluarga dan berkumpul bersama
tetangga disekitarnya.

5) Partisipasi dalam kegiatan sosial:


Keluarga ikut serta dalam kegiatan gotong royong kebersihan
lingkungan yang diadakan setiap minggu pagi.

c. Fungsi perawatan kesehatan


1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya : Keluarga mengatakan kurang mengetahui
tentang penyakit dan pencegahan yang sering dialami keluarga.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat : bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga
membelikan obat bebas terlebih dahulu setelah tidak bisa sembuh
baru dibawa ke Puskesmas.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Keluarga mengatakan kurang mengetahui perawatan yang tepat
untuk keluarga mereka yang sakit.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga jarang membersihkan halaman depan rumah dan
dibelakang rumah.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat : Keluarga membawa anggota keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan terdekat apabila sudah tidak bisa ditangani
sendiri oleh anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan: Ny ”M” mengatakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari diperoleh dari
pendapatannya sebagai Buruh.
2) Pemanfaatan sumber di masyarakat: Ny ”M” mengatakan tidak ada
sumber dimasyarakat yang dimanfaatkan oleh keluarga.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek: Ny. ”M” mengatakan selain masalah
kesehatannya yang menjadi pikiran adalah masalah kebutuhan biaya
pemenuhan hidup sehari-hari.
b. Stressor jangka panjang: Ny “M” mengatakan selain biaya hidup sehari-
hari keluarga yang menjadi pikiran untuk kedepannya adalah masalah
pemenuhan kebutuhan Anaknya untuk masa depan.
c. Srategi koping: Keluarga selalu berdiskusi dalam melaksanakan masalah
dalam keluarga.
d. Strategi adaptasi disfungsional: Ny ”M” mampu menerima keadaan
dirinya dan keluarganya seperti ini.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi: Ny ”M” mengatakan dalam kehidupannya sehari-hari
makanannnya biasa saja dengan nasi dan lauk seadanya.

VIII. HARAPAN KELUARGA

a. Terhadap masalah kesehatannya : Ny ”M” berharap tidak sakit lagi dan


berharap semua anggota keluarga selalu dalam keadaan sehat.

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga berharap petugas


kesehatan lebih memperhatikan kesehatan keluarganya khususnya dan
kesehatan keluarga lainnya.

IX. PEMERIKSAAN FISIK

No Variabel Nama Anggota Keluarga

Tn “F” Ny “M” Ny.E

1 Riwayat Tdk terkaji Saat ini Ny “M” Tdk terkaji


penyakit saat mengalami
ini penyakit
rheumatoid
arthritis

2 Keluhan yang Tdk terkaji Nyeri pada daerah Tdk terkaji


dirasakan lutut

3 Tanda dan Tdk terkaji Tidak bisa Tdk terkaji


gejala beraktifitas bila
nyerinya kambuh

4 Sistem Tidak terkaji Tdk terkaji Tdk terkaji


Kardiovaskuler

5 Riwayat Tdk terkaji Ny”A” Tdk terkaji


penyakit mengatakan
sebelumnya sebelumnya
pernah pusing-
pusing

6 Tanda-Tanda Tdk terkaji TD : 130 /80 Tdk terkaji


Vital mmHg

N:80 x/mnt

S:36,6 oC

RR:20 x/mnt

7. Sistem Tdk terkaji Normal, tidak ada Tdk terkaji


Respirasi nafas cuping
hidung ataupun
tarikan dinding
dada.

8. Sistem GI Tdk terkaji Tdk terkaji Tdk terkaji


Traktus

9. Sistem Tdk terkaji Bisa Tdk terkaji


Persyarafan menggerakkan
bola mata ke kiri
dan ke kanan, ke
atas dan ke
bawah, tampak
bisa tersenyum,
mengangkat alis,
membuka dan
menutup mulut.

10 Sistem Tdk terkaji Pergerakan aktif, Tdk terkaji


Muskuloskletal kekuatan otot

4 4

4 4

11 Sistem Tidak terkaji Tdk terkaji Tdk terkaji


Genitalia

X. PENGKAJIAN DATA FOKUS


No. Kriteria Pengkajian

1. Mengenal masalah Keluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang


kesehatan penyakit .

2. Mengambil Keluarga mengatakan apabila ada salah satu


keputusan anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga ke
dukun dan membeli obat bebas dari luar, tetapi bila
penyakit tidak sembuh juga, maka keluarga pergi
ke puskesmas terdekat.

3. Merawat anggota Keluarga mengatakan tidak mengerti cara merawat


keluarga yang sakit anggota keluarga yang sakit.

4. Memodifikasi Keluarga jarang membersihkan lingkungan sekitar


lingkungan rumah

5. Memanfaatkan Keluarga mengatakan selama ini sarana yang


sarana kesehatan dimanfaatkan adalah perawat atau puskesmas
terdekat.

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No. Daftar Masalah Kesehatan

1. Ancaman Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny ”M”.

2. Kurang / tidak sehat Lingkungan kurang sehat.

3. Defisit Defisit pengetahuan keluarga tentang penyakit


rheumatoid arthritis.

ANALISA DATA
No. Data Problem Etiologi

1. DS :

- Ny “M” mengatakan tidak Gangguan rasa Ketidakmampuan


mengerti cara merawat nyaman nyeri keluarga merawat
penyakitnya anggota keluarga
yang sakit
- Saat ini Ny ”M” hanya
mengeluhkan nyeri pada kaki
bagian lutut

- Ny ”M” mengatakan sangat


berharap penyakit yang dialaminya
bisa sembuh

DO :

- Saat ditanyakan keluarga tidak


dapat menyebutkan penanganan
yang dapat diberikan pada anggota
keluarga yang menderita rematik.

- K/U : Baik

- TD : 130/80 mmHg

- N : 80 x/mt

- RR : 18x/mt

- S : 36,6 oC

2. DS :

- Keluarga mengatakan tidak tahu


banyak tentang penyakit yang Defisit Ketidakmampuan
dialami Ny ”M”. pengetahuan keluarga dalam
mengenal masalah
- Keluarga mengatakan apabila ada
kesehatan
salah satu anggota keluarga yang
sakit biasanya keluarga membawa
anggota keluarganya ke dukun dan
membeli obat bebas dari luar,
tetapi bila penyakit tidak sembuh
juga, keluarga membawa ke
perawat atau dokter terdekat.

DO :

- Klien menderita rematik sejak tujuh


tahun yang lalu

- Saat ditanyakan keluarga tidak


dapat menjelaskan pengertian
rematik.

- Keluarga tidak dapat menyebutkan


tanda dan gejala rematik.

- TD : 130/80 mmHg, N :80 x/mt,


RR : 18 x/mt, S : 36,6 C0

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman b/d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota


keluarga yang sakit .
2. Defisit pengetahuan b/d Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan yang dilami oleh anggota keluarganya.

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa I

No
Kriteria Skor Pembenaran
.

1. Sifat masalah Saat pengkajian klien merasakan


(2/3) x 1 nyeri pada daerah lutut.
Skala : Ancaman = 2/3
kesehatan

2. Kemungkinan masalah Kemungkinan keluarga dapat


dapat diubah (1/2) x 2 membantu merawat Ny ”A”.
=1
Skala : Sebagian

3. Potensial masalah untuk Keluarga mempunyai keinginan


dicegah (3/3) x 1 untuk menyembuhkan klien.
=1
Skala : Tinggi

4. Menonjolnya masalah Keluarga khawatir dengan


(1/2) x 1 keadaan Ny ”A” yang sekarang.
skala : Ada masalah tapi =½
tidak perlu ditangani

Total skor 3

Diagnosa II
No. Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah Saat pengkajian keluarga tidak


(3/3) x 1 dapat menjelaskan pengertian,
Skala : Kurang sehat
=1 penyebab dan penanganan
rematik.

2. Kemungkinan masalah Keluarga dilatar belakangi tidak


dapat diubah (1/2) x 2 berpendidikan.
=1
Skala : Sebagian

3. Potensial masalah untuk Klien menderita rematik sejak


dicegah (1/3) x 1 satu tahun yang lalu.
= 1/3
Skala : Rendah

4. Menonjolnya masalah Ny ”A” mengatakan penyakitnya

(1/2) x 1 karena pekerjaan sebagai buruh


Skala : Ada masalah
=½ tani.
tetapi tidak perlu
ditangani

Total skor 3

PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/ Diagnosa Tujuan
No Kriteria Standar Intervensi
Tanggal keperwatan Umum Khusus

1. Senin 30 Defisit Setelah Setelah Kognitif Keluarga mampu 1. Diskusikan


Mei 2022 pengetahuan dilakukan dilakukan mengidentifikasi pengertian,
pukul pada Ny”M” tindakan tindakan pengertian, penyebab,
15.00 berhubungan keperawatan keperawatan penyebab, tanda tanda dan
WITA dengan selama 1 x selama 2 x 30 dan gejala serta gejala serta
ketidakmamp pertemuan, menit, pencegahan pencegahan
uan keluarga pemeliharaan keluarga rematik. rematik.
dalam kesehatan mampu 2. Motivasi
mengenal pada Ny ”M” mengenal keluarga
masalah efektif. masalah untuk
kesehatan kesehatan menyebutka
yang dialami keluarga dan n kembali
oleh anggota mengambil pengertian,
keluarganya keputusan. penyebab,
tanda dan
gejala serta
pencegahan
rematik.
2. Senin 30 Gangguan Setelah Setelah Kognitif 1. Keluarga 1. Diskus
Mei 2022 rasa nyaman : dilakukan dilakukan mampu ikan dengan
pukul rematik pada tindakan tindakan mengidentifikas keluarga
15.30 Ny”M” b/d keperawatan keperawatan i hal-hal yang tentang hal-
WITA ketidak selama 1 x selama 1 x 30 dapat memicu hal yang
mampuan pertemuan, menit, terjadinya nyeri memicu
keluarga meminimalisi keluarga pada Ny ”M”. terjadinya
merawat r rasa nyeri mampu nyeri.
anggota yang dialami merawat
keluarga yang Ny”M” . Ny”M” yang
sakit. mengalami Keluarga mampu Diskusikan
dermatiti mengidentifikasi dengan
Afektif
cara menghindari keluarga
terjadinya nyeri. tentang cara
menghindari
Keluarga mau nyeri.
Psikomotor bekerjasama
dalam merawat Jelaskan pada
klien keluarga
bahwa baik
atau buruknya
kondisi klien
sangat
dipengaruhi
atas peran
serta keluarga
dalam
Keluarga mampu
merawat klien
melakukan
perawatan dengan
melakukan
Berikan
kompres hangat.
penyuluhan
tentang
kompres
hangat basah
Motivasi
keluarga
agar mau
merawat
klien dengan
mandiri.
CATATAN IMPLEMENTASI
No. Hari / Waktu Tindakan keperawatan Paraf
Dx. tanggal

1. Selasa 31 15.00 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang hal-


Mei 2022 WITA hal yang memicu terjadinya nyeri
2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara
menghindari terjadinya nyeri
3. Menjelaskan pada keluarga bahwa baik atau
buruknya kondisi klien sangat dipengaruhi
atas peran serta keluarga dalam merawat
klien
4. Menganjurkan kepada keluarga untuk
kompres hangat basah pada klien
5. Memberikan penyuluhan tentang kompres
hangat basah
2. Selasa 31 15.30 1. Mendiskusikan pengertian, penyebab, tanda
Mei 2022 WITA dan gejala rematik.
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali pengertian, penyebab, tanda dan
gejala rematik.
3. Menjelaskan pada keluarga bahwa baik atau
buruknya kondisi klien sangat dipengaruhi
atas peran serta keluarga dalam merawat
klien

EVALUASI KEPERAWATAN
No. Hari / Evaluasi Paraf
Dx. tanggal

1. Rabu , 1 S:
Juni 2022
1. Keluarga mengatakan sudah mengerti dan
Pukul 16.00 mampu mengidentifikasi hal–hal yang dapat
memicu terjadinya nyeri
2. Keluarga mengatakan sudah mampu
mengidentifikasi cara menghindari
terjadinya nyeri
3. Keluarga mengatakan perasaannya sangat
senang dapat bekerja sama dengan perawat
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
O:

1. Keluarga mampu menyebutkan hal-hal yang


dapat memicu terjadinya nyeri
2. Keluarga mampu menyebutkan cara
menghindari terjadinya nyeri
3. Keluarga mau bekerjasama dalam merawat
klien
4. Keluarga mau melakukan kompres hangat
bila nyeri klien kambuh
A:

Masalah teratasi

P:

Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan


kegiatan yang dilakukan oleh keluarga

2. Rabu , 1 S:
Juni 2022
1. Keluarga mengatakan sudah mengerti dan
Pukul 16.00 mampu mengidentifikasi pengertian,
penyebab, tanda dan gejala rematik.
2. Keluarga mengatakan perasaannya sangat
senang dapat bekerja sama dengan perawat
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
O:

Keluarga mampu menyebutkan pengertian,


penyebab, tanda dan gejala dari rematik.

A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai