Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, angka kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, diare merupakan
penyebab nomor tiga kematian pada bayi, setelah gangguan perinatal dan
penyakit sistem pernapasan sedangkan pada balita, diare merupakan
penyebab kematian nomor dua setelah penyakit sistem pernapasan (Tin
Afifah dkk,2003).
Terjadinya diare disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan
satu sama lain, antara lain faktor lingkungan, gizi, kependudukan, keadaan
sosial ekonomi, dan faktor perilaku masyarakat. Penatalaksanaan yang
efektif dan rasional dapat memperkecil angka kematian penderita diare
dengan harapan tumbuh kembang yang optimal.
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu
penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah
kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi
sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab
munculnya penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit
lingkungan yang menyerang masyarakat karena kurang bersihnya
lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari
lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa
oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung
ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyebab utama kematian
pada diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan
garam elektrolit pada tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi
kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Keluarga Tn”S” bisa Tahu, Mau dan Mampu dalam meningkatkan
derajat kesehatannya melalui pemberian Asuhan Keperawatan
Keluarga serta Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat
meningkatkan status kesehatan keluarganya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Asuhan
keperawatan keluarga,
2. Mahasiswa mampu melakukan Analisis Data Asuhan
Keperawatan keluarga,
3. Mahasiswa mampu Merumuskan Diagnosis Keperawatan
keluarga,
4. Mahasiswa mampu Memprioritaskan Masalah Asuhan
Keperawatan keluarga,
5. Mahasiswa mampu Mengurutkan Prioritas Masalah Asuhan
Keperawatan keluarga,
6. Mahasiswa mampu Menyusun Rencana Asuhan Keperawatan
keluarga,
7. Mahasiswa mampu Menyusun Rencana Kegiatan Asuhan
Keperawatan keluarga,
8. Mahasiswa mampu membuat Implementasi Asuhan
Keperawatan keluarga, dan
9. Mahasiswa mampu membuat Evaluasi Asuhan Keperawatan
keluarga.

2
1.3 Ruang Lingkup
a. Keilmuan : Penelitian/tugas ini melingkupi bidang kesehatan keluarga
dan masyarakat.
b. Materi : Dalam penelitian/tugas ini membahas tentang Asuhan
keperawatan keluarga dengan diare, mulai dari pembahasan mengenai
konsep teori tentang keluarga, Teori tentang Asuhan keperawatan
keluarga dan Teori tentang Masalah masing-masing.
c. Sasaran : Penelitian/tugas ini memiliki sasaran pada anak dan balita
yang mempunyai kasus resiko tinggi.
d. Lokasi : Penelitian/tugas ini mengambil data di Puskesmas wilayah
Sembawa, Banyuasin, Sumatera Selatan.
e. Metode : Pengumpulan data dengan menggunakan format
pengumpulan data.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa
1. Untuk melatih dan membiasakan mahasiswa dalam
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga melalui Asuhan
Keperawatan keluarga.
2. Untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis dalam
menyesuaikan masalah kesehatan keluarga melalui Asuhan
Keperawatan Keluarga.
1.4.2 Keluarga
Dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan
masalah kesehatan anggota keluarga, sehingga tercipta peningkatan
status dan derajat kesehatan keluarga yang optimal.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Tentang Konsep Keluarga
2.a.1 Konsep dasar keluarga
1. Definisi keluarga
Menurut Depkes RI 1989 keluarga adalah unit terkecil dari
masyara kat yang terdiri dari kepala kelaurga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
2. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama
keluarga sedarah isteri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.

4
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan suami dan isteri.
3. Tipe / bentuk keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear family)
adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
b. Keluarga besar (extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial f amily)
Adalah keluarga yang terdiri dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga janda / duda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena pencernaan atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabatation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu kelaurga.
4. Fungsi-fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga :
1) Fungsi biologi
a. Untuk meneruskan keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

5
2) Fungsi psikologi
a. Memberikan ksih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4) Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak,
jaminan hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, dan
membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang
dimiliki.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memnuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

6
5. Tugas-tugas keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok yaitu sebagai
berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya msing-masing.
d. Sosialisasi antara anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Pemantapan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
6. Tugas-tugas keperawatan kesehatan keluarga
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para
anggotanya dan saling memelihara. Menurut Freeman (1981)
membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarganya
yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan rumah keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas yankes disekitarnya bagi keluarga.

7
7. Peranan perawat
Asuhan keperawatan adalah bantuan, bimbingan penyuluhan,
pengawasan yang dilaksanakan oleh seseorang perawat. Berdasarkan
kebutuhan klien peranan perawat dalam memberikan asuhan
kesehatan keluarga adalah sebagai berikut.
a. Pemberian asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang
sakit.
b. Pengenal atau pengamat masalah dan kebutuhan anggota
keluarga yang sakit.
c. Koordinator yankes dan keperawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator, menjadikan yankes itu mudah dijangkau dan perawat
mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga
dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
e. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik
untuk merubah prilaku yang tidak sehat menjadi sakit.
f. Penyuluh dan konsultan, perawatan dapat berperan dalam
memberikan petunjuk askep dasar terhadap keluarga di samping
menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatannya.
g. Prinsip-prinsip perawatan keluarga
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga, antara lain.
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam yankes.
b. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
sehat sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam
mencapai peningkatan.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam
memberikan merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya.

8
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat
promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya
kreatif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan askep kesehatan keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk upaya
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan masalah
dengan menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan
keperawatan dasar atau perawatan di rumah.
j. Di utamakan dalam keluarga yang termasuk resiko tinggi.

9
2.2 Teori Tentang Asuhan Keperawatan Keluarga
Dalam melakukan upaya keperawatan kesehatan keluarga digunakan
pendekatan proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan
intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah
disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan
terhadap keluarga. (Effendi : 1998 : 46)
1. Pengkajian
Adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi
secara informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keluarga. Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga, perawatan diharapkan menggunakan bahasa ibu, lugas dan
sederhana. Pada kegiatan pengkajian ada beberapa tahap yang perlu
dilakukan, yaitu :
a. Membina hubungan baik
Hubungan yang baik antara perawat dengan klien merupakan modal
utama pelaksanaan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut dapat
dibentuk dengan dibentuk dengan menerapkan porses asuhan
keperawatan atau komunikasi terapeutik yang merupakan strategi
perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi
kebutuhan kesehatannya.
b. Pengkajian awal
Pada pengkajian awal ferfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan
Adalah tahap pengkajian untuk memeperoleh data yang lebih lengkap
sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian
awal. Disini perawat perlu mengungkap keadaan kelurga hingga
penyebab dari masalah kesehatan yang mendasar.

10
2. Diagnosa keperawatan
1). Pengelompokan
Pada tahap ini perawat mengelompokkan data hasil pengkajian dalam
data subjektif dan objektif sehingga akan terbentuk diagnosa
keperawatan.
2). Perumusan diagnosa keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran
individu dan keluarga. Komponen diagnosa keperawatan meliputi
problem, etiologi, dan sign.
Perumusan diagnosa keperawatan diarahkan kepada sasaran individu
dan keluarga. Komponen diagnosa keperawatan keluarga
menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Problem adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya KDM yang
dialami keluarga atau anggota keluarga.
b. Etioplogi adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu
mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat
anggota keluarga memelihara lingkungan atau memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
c. Sign adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
dari keluarga memelihara lingkungan atau memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
d. Sign adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah
dan penyebab.
Daftar masalah keperawatan yang dibuat oleh NANDA yang
digunakan antara lain sebagai berikut :
a). Gangguan pemeliharaan kesehatan
b). Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan
tubuh.
c). Kondisi sanitasi yang tidak memnuhi syarat kesehatan.

11
d). Koping keluarga tidak efektif
e). Gangguan manajemen pemeliharaan rumah.
f). Defisit pengetahuan tentang
g). Resiko perubahan peran orang tua
h). Dan masih banyak lagi.
3). Menentukan Prioritas Masalah
Untuk dapat menentukan prioritas masalah keperawatan keluarga perlu
disusun skala prioritas masalah keperawatan keluarga menurut Bailon
dan Maglaya (1978) seperti berikut ini.
Table 2.1
Penentuan skoring
No Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat masalah
skala :
a. Tidak/Kurang Sehat (Aktual) 3 1
b. Ancaman Kesehatan (Resiko tinggi) 2
c. Keadaan sejahtera (Potensial) 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
skala :
a. Mudah 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk diubah
skala :
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah skala
a. Masalah berat harus segera ditangani 2 1
b. Ada Masalah tapi tak perlu segera ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0
1. Skoring

12
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.
Skor x bobot
Angka tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.
e. Faktor-faktor
1). Sifat masalah
2). Kemungkinan masalah dapat diubah
3). Potensi masalah dapat dicegah
4). Menonjolnya masalah
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan tujuan
khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan
standar yang mengacu pada penyebab selanjutnya merumuskan tindakan
keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar rencana tindakan
terhadpa keluarga meliputi kegiatan yang bertujuan :
1). Menstimulasi kesadaran dan penerimaan keluarga mengenal masalah
dan kebutuhan kesehatan.
2). Menstimulasi upaya keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat.
3). Memberikan kepercayaan diri selama anggota keluarga sakit.
4). Membantu keluarga untuk memelihara yang dapat meningkatkan
kesehatan keluarga.
5). Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
disekitarnya.

Hal-hal yang penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :

13
1). Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu
yang sesuai dengan kondisi klien.
2). Kriteria hasil hendaknya logis, sesuai masalah atau dapat diukur
dengan alat ukur dan obser vasi dengan panca indra perawat yang
objektif.
3). Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang
dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga
tingkat ketergantungan dapat diminimalisi.
4. Pelaksanaan
Pada tahap ini perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan
minat keluarga dalam mengadakan perbaikan kerarah peilaku hidup sehat.
Peran perawat dilaksanakan adalah sebagai koordinator. Namun perawat
juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana askep. Perawat perlu
melakukan kontak sebelumnya dengan keluarga untuk pelaksanaan yang
meliputi kapan dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan. Materi
yang didiskusikan siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu
mendapat informasi dan mungkin peralatan yang disiapkan keluarga.
Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan
secara fisik dan psikes pada saat implementasi, sesuai rencana dengan
didahului perawat menghubungi keluarga bahwa akan dilakukan
implementasi sesuai kontrak .
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu proses keperawatan dalam
menentukan sejauh mana tujuan telah tercapai atau dengan kata lain
kegiatan yang mem bandingkan antara hasil implementasi dengan criteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.

14
2.3 Teori Tentang Masalah Masing-Masing
2.3.1 Gastroenteritis
1. Definisi
Gastro Entritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB
dengan bentuk tinja yang cair.
2. Patofisiologi
a. Ketidakseimbangan pengangkutan air dan elektrolit berperan
penting dalam patogensesisi diare, terjadi perubahan absorbsi
dekresi cariean dan elektrolit yang dapat meningkatakan
terjadinya dehidrasi.
b. Peningkatan pengeluaran cairan dapat terjadi oleh karena :
 Sekresi meningkat, pada diare infeksi.
 Osmotik oleh karena adanya bahan-bahan dalam lumen usus
 Mobilitas usus yang meningkat.
3. Komplikasi
a. Awal : Gangguan keseimbangan air dan elektrolit, asam
basa, intoleransi klinik akut terhadap dan lemak.
b. Lambat :
Diare berkepanjangan
Intoleransi klinik hidrat arang yang berkepanjangan.
Diare persisten
Diare kronik
4. Etiologi
Non infeksi :
- Salah makan
- Alergi laktosa
- Jamur
- Virus

15
Infeksi :
- Bakteri
- Protozoa & (cacing) Parasit
5. Manifestasi klinis
- Frekuensi BAB bertambah dengan bentuk dan konsistensi yang
dapat : cair, lendir dan darah.
- Infeksi demam, non infeksi tidak ada demam
- Gejala perut :
- Mual muntah
- Nyeri perut :
- Diseluruh bagian perut
- Mules
- Hilang timbul pada saat mau BAB
- Intensitas sangat nyeri dis amuba
- Kram perut
6. Pemeriksaan diagnostik
1. Anamnesis
 Siapa yang terkena gastroenteritis
 Dimana terjadi kontak dengan mikroorganisme.
 Adakah orang lain disekitar yang terkena?
 Apa yang dimakan atau diminum sebelum terkena penyakit.
2. Pemeriksaan fisik
Kemungkinan ditemukan muntah, nausea, demam dan nyeri
perut, pada infeksi bakteri invasive akan ditemukan nyeri perut
yang hebat, demam yang tinggi, dapat ditemukan tanda perforasi
yang membutuhkan pembedahan.
3. Pemeriksaan penunjang
 Pembuluh darah tepi lengkap
 Pembuluh AGD, eletrolit, ureum, kreatinin dan berat jenis
plasma.
 Pembuluh urine lengkap.

16
 Pembuluh tinja lengkap dan colok dubur untuk biakan tinja.

7. Penatalaksanaan
1). Rehidrasi Oral : Oralit
 Manis teh
Air hujan
Penentral : jenis cairan
- Nacl
- RL DS & Dio  blh
- RA
- Kain
2). Th / Obat
Oral :
2.1 Simtomatik
- Demam Paracetamol
- Muntah antiematiek (domperidon)
2.2 Pengental feses
New diapet
2.3 Spastomik
- Papaverum
- Loperamed

17
2.3.2 Asuhan Keperawatan Gastroenteritis
I. Pengkajian
 Kaji riwayat diare
 Kaji status, hidrasi ubun-ubun, turgor kulit, mata membran
mukosa
 Kaji intake dan output
 Kaji tanda-tanda vital
II. Perencanaan
1. Dp ke 1
Intervensi :
- Observasi dan catat frekuensi, ditekasi, karakteristik, jumlah dan
fc pencetus.
- Indentifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare.
- Mulai lagi pemasukan cairan per oral secara bertahap.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai dengan
indikasi.
2. Dp ke 2
- Mengkaji tanda vitak (TD, Nadi, Suhu)
- Mengobservasi kulit kering berlebihan dan membran mukos,
penurunan turgor kulit.
- Mengukur berat badan setiap hari.
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
cairan paranetral.
3. Dp ke 3
- Menimbang berat badan setiap hari
- Menganjurkan istirahat sebelum makan
- Mencatat masukan dan perubahan simtomatologi
- Membatasi makanan yang dapat menyebabkan kramobdomen

18
4. Dp ke 4
-Menentukan persepsi tentang proses penyakit
-Mengkaji ulang proses penyakit penyebab hubungan faktor yang
menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan panas.
-Rujuk kesumber komunitas yang tepat misalnya perawat kesehatan
masyarakat, ahli diet.
IV. Implementasi
1. Dp ke 1
Intervensi :
- Mengobservasi dan mencatat frekuensi, ditekasi, karakteristik,
jumlah dan fc pencetus.
- Mengidentifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare.
- Mulai lagi pemasukan cairan per oral secara bertahap.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai dengan
indikasi.
2. Dp ke 2
- Mengkaji tanda vitak (TD, Nadi, Suhu)
- Mengobservasi kulit kering berlebihan dan membran mukos,
penurunan turgor kulit.
- Mengukur berat badan setiap hari.
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
cairan paranetral.
3. Dp ke 3
- Menimbang berat badan setiap hari
- Menganjurkan istirahat sebelum makan
- Mencatat masukan dan perubahan simtomatologi
- Membatasi makanan yang dapat menyebabkan kramobdomen

19
4. Dp ke 4
- Menentukan persepsi tentang proses penyakit
- Mengkaji ulang proses penyakit penyebab hubungan faktor yang
menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan
panas.
- Rujuk kesumber komunitas yang tepat misalnya perawat
kesehatan masyarakat, ahli diet.
V. Perencanaan pemulangan
- Jelaskan penyebab diare
- Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare
- Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan
- Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi
- Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan
penggunaan.

20
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian s/d Evaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn “S”
DI DESA SUKAJADI PUSKESMAS KEC. TALANG KELAPA
KABUPATEN BANYUASIN

A. Pengkajian
2.4 Identitas Kepala Keluarga
2.4.1 Nama : Tn “S”
2.4.2 Umur : 28 tahun
2.4.3 Jenis kelamin : Laki-laki
2.4.4 Agama : Islam
2.4.5 Suku/bangsa : Palembang / Indonesia
2.4.6 Pekerjaan : Tukang Ojek
2.4.7 Alamat : Komplek Megasari blok G RT . 03.
Sukajadi
2.4.8 Tanggal pengkajian : 28 Oktober 2007
2.5 Struktur keluarga
No Nama Umur Agama L / Hub. Pendiddikan Pekerjaan Ket
P Dengan KK
1. Tn “S” 28 thn Islam L Ayah SD Tukang ojek Sehat
2. Ny “N” 27 thn Islam P Ibu SD Jual Kue Sehat
3. An “A” 6 thn Islam P Anak SD Keliling Sakit
Pelajar

2.6 Genogram

21
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal, Laki-laki
: Meninggal, Perempuan
: Hubungan suami istri
: Klien
: Tinggal satu rumah
Tipe Keluarga : Keluarga Inti (Nuchlear Family)

2.7 Status Ekonomi Keluarga


Pengalaman Tn “S” sehari-hari berkisar antara Rp. 5000 – Rp. 7000 yang
keadaannya tidak mantap dan Ny “N” sehari-hari bekerja menjual kue
keliling yang mana penghasilan sehari-hari Rp. 5000 dan keseluruhannya
digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup keluarga sehari-hari
bila ada sisa uang belanja maka ibu menambung yang keperluannya sifat
mendadak. Semuanya diatur dan menjadi tanggung jawab Ny “N”.
2.8 Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga Tn “S” bekerja sampai pukul 21.00
WIB, tapi pulang untuk istirahat, makan dan shalat. Ny “N” bekerja dari
pukul 05.00 sampai dengan 07.00 WIB. Anak-anak TN “S” ? sekolah
dengan tidak jauh dari rumahnya bila ada waktu senggang digunakan oleh
ibu untuk mengasuh anaknya yang masih sekolah yang perlu perhatian
orang tua. Ibu tidak terlalu aktif mengikuti kegiatan di RT / RW.

22
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Pengaruh lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dapat
menimbulkan sumber penyakit terutama penyakit gastroenteritis.
2. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Didalam keluarga Tn “S” tidak ada yang menderita dan penyakit
menular.

III. Keadaan Lingkungan


2.8.1 Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati oleh keluarga Tn “S” + 4x6 ml yang
terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang makan, 1 dapur, dan 1
wc atau kamar mandi menjadi satu. Tipe bangun dan rumah adalah
permanen. Pencahayaan atau ventilasi kurang baik, tidak memiliki
halaman, kebersihan kurang karena alat-alat rumah tangga berantakan
dan tidak teratur. Penerangan pada malam hari adalah lampu listrik.
Penyediaan sumber air PAM tapi jika tidak ada uang keluarga Tn “S”
terpaksa minum dari air sumber yang ada dirumahnya (sumur gali) dan
untuk kebutuhan lain misalnya untuk mencuci, mandi, menggunakan
sumur gali dari keluarga Tn “S” WC yang dimiliki tidak ada septi tank
dan langsung dialirkan kesungai kecil sebelah rumah. Tempat
pembuangan air limbah dialirkan ke selok-selok yang kemudian
dialirkan ke empang yang letaknya sangat jauh dari rumah penduduk.
Denah rumah keluarga Tn “S” :
Dapur WC
Ruang makan
6 cm
Kamar Ruang
tidur tamu

4 cm

23
2.8.2 Karakteristik tetangga dan komunitas rumah
Keluarga Tn “S” tampaknya hidup rukun dan harmonis dengan
tetangga yang membesuknya. Keluarga Tn “S” merupakan penduduk
asli desa tersebut tapi Tn “S” sendiri bukan penduduk asli desa
sukajadi, melainkan penduduk datangan.
2.8.3 Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn “S” tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Tn
“S” bekerja sampai pukul 21.00 WIB istrinya berjualan kue keliling
disekitar rumah. Anaknya berangkat sekolah tiap pagi hari sampai
siang hari.
2.8.4 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn “S” tidak aktif mengikuti kegiatan di RT / RW.
2.8.5 Sistem pendukung keluarga.
Keluarga Tn “S” pernah membawa anaknya yang sering batuk, pilek
kepuskesmas dengan menggunakan kartu jaminan ASKESKIN.
Sedangkan NY “N” sendiri tidak pernah memeriksa keadaan
penyakitnya karena NY “N” menganggap penyakit yang dideritanya
adalah penyakit biasa.
IV. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn “S” mengatakan komunikasi suami istri efektif. Anaknya
sudah biasa diajak berkomunikasi karena anaknya sudah sekolah.
b. Struktur peran
Tn “S” sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap
kehidupan keluarganya dan bekerja sebagai tukang ojek. Istrinya
berpotensi sebagai penjual kue keliling dan sebagai ibu rumah tangga
dan mengasuh anaknya. Anaknya berperilaku sama dengan anak-anak
seusianya di desa dan lingkungan perumahannya.
c. Nilai dan norma keluarga

24
Nilai atau norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai
agama yang dianut agama islam dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat sekitar.
V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afeksi
Keluarga Tn “S” mengatakan bahwa Tn “S” harus bekerja keras
mencari nafkah untuk menghidupi anggota keluarganya dan
menyekolahkan anaknya. Tn “S” dan Ny “S” mengajarkan pada
anak, bagaimana cara menghormati dan menghargai orang yang lebih
tua dari mereka dan orang tua sudah mengajarkan tentang ajaran
agama yang diatur serta mengajarkan norma-norma yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi sosiologi
Keluarga Tn “S” sering bersosialisasi dengan tetangga di sekitar
rumahnya.

c. Fungsi pemeliharaan kesehatan


Apabila salah satu anggota keluarga Tn “S” sakit , maka langsung di
bawa berobat ke puskesmas di dekat tempat tinggalnya, tapi kalau
Cuma sakit yang dirasakan oleh Ny “N” jarang dibawa berobat ke
puskesmas, tapi lansung meminum obat dan meminum oralit untuk
mengatasi penyakitnya tersebut.
d. Fungsi reproduksi
Keluarga mengatakan ingin punya anak lagi, Ny “N” saat ini tidak
mengikuti program KB. Menurut pengakuan Tn “S” walaupun NY
“N” sakit kadang-kadang masih berhubungan suami istri.
e. Fungsi ekonomi
Menurut pengakuan keluarga, penghasilannya menurun dan
memanfaatkan penghasilan yang dimiliki seefesien mungkin.
VI. Strees dan koping keluarga

25
a. Sejak 1 minggu lalu Ny “Y” menderita sakit gastro
enteristis yang menyebabkan Ny “N” istirahat bekerja jualan kue
keliling, sedangkan anaknya membutuhkan biaya untuk sekolah.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga Tn “S” pada saat ini berharap agar Ny “N” cepat sembuh,
sehingga dapat jualan kue keliling lagi dan dapat menjalankan tugas
sebagai ibu rumah tangga.

c. Stress dan koping digunakan


Kelurga Tn “S” mnanggapi stress yang datang dengan cara
bermusyawarah dengan anggota keluarga untuk mencari jalan keluar
permasalahannya, agar tidak stressor yang berat.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Ny “N” menceritakan keadaan penyakitnya pada keluarga dan tetangga
bila ada faktor stressor yang akan datang . (penyakit gastroenteritis ini
akan kambuh lagi atau tidak).
VII. Pemeriksaan fisik Ny “N” (anggota yang sakit )
a. Kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala bersih.
b. Mata
Mata cekung, konjungtiva anemis
c. Telinga
Dapat mendengar dengan jelas
d. Hidung dan mulut
Dapat membedakan bau tidak ada caries gigi dan mulut bersih
e. Dada
Datar, nyeri tidak ada
f. Ektremitas
Bisa bergerak dengan baik

g. Tanda-tanda vital

26
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 110x/menit
Suhu : 37,80 C
VIII. Harapan Keluarga
Tn “S” berharap agar petugas kesehatan dapat menyembuhkan penyakit
yang diderita Ny “N dan mendapatkan bantuan dari penyakit yang
diderita Ny “N” dan mendapatkan bantuan dari karu ASKESKIN yang di
berikan oleh petugas kesehatan di puskesmas.

B. ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab
1. Data Objektif : Kurangnya Ketidakmampuan
Hasil pemeriksaan fisik volume cairan keluarga dalam
TD : 110/70 mmHg pada Ny “N” merawat anggota
Temp : 37,80 C keluarga yang
Nadi : 110x/menit sakit.
Data Subjektif :
Ny “N” mengatakan sering mual
muntah
Ny “N” mengatakan sering mual
muntah
2. Ny “N” mengatakan BAB encer 4x Resiko tinggi Ketidakmampuan
terjadinya keluarga
Data Objektif : komplikasi memodifikasi
Hasil pemeriksaan fisik penyakit lingkungan
TD : 110/70 mmHg gastroenteritis
Temp : 37,80 C pada Ny “N”
Nadi : 110x/menit
Data Subjektif :
Karakteristik rumah tangga yang tidak
memenuhi syarat kesehatan (ventilasi

27
kurang baik, penyediaan air ada lagi
keadaannya, bau, berasa. Sumber
minum adalah air pam tapi jika tidak
ada uang keluarga.
Tn “S” terpaksa minum sumber air
yang ada dirumahnya, tidak ada
septitank dan pembuangan sampah
dialirkan keselokan.
Data Subjektif :
3. Ny “N” mengeluh mual dan muntah Kurang Ketidaktahuan
Ny “N” mengatakan BAB encer 4x pengetahuan keluarga Tn “S”
keluarga Tn tentang penyakit
Data Objektif : “S” tentang gastroenteritis.
Hasil pemeriksaan fisik penyakit
TD : 110/70 mmHg gastroenteritis.
Temp : 37,80 C
Nadi : 110x/menit
Data objektif :
Ny “N” mengeluh mual dan muntah
Ny “N” mengatakan BAB encer 4x

C. Perumusan Diagnosa Keperawatan


1. Kurangnya volume cairan pada Ny “N” berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Resiko tinggi terjadinya komplikasi penyakit gastroenteritis pada Ny “N
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan.
3. Kurang pengetahuan keluarga Tn “S” tentang penyakit gastroenteritis
berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga Tn “S” tentang penyakit
gastroenteritis.

28
D. Penilaian Seorang Masalah Keperawatan
1. Kurangnya volume cairan pada Ny “N” berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3x1 1 Ancaman kesehatan ada bila
Ancaman kesehatan keadaan tersebut tidak diatasi
akan membuat keadaan lebih
parah dan dapat menimbulkan
masalah bagi Ny “N” karena
Ny “N” tidak mengerti tentang
penyakitnya.

2. Kemungkinan 2/3x2 2 Masalah dapat diubah dengan


masalah dapat mudah karena adanya
diubah : Hanya kemauan anggota keluarga
sebagian merawat anggota keluarga
3. Potensial masalah : 3/3x1 1 yang sakit.
Untuk dicegah Potensi masalah untuk
tinggi dicegah tinggi karena adanya
kemauan dari keluarga agar
tidak menimbulkan factor
4. Menonjolnya 1/2x1 ½ pencetus penyakit yang
masalah : diderita Ny “N”
Ada masalah tetap Keluarga merasakan adanya
perlu segera masalah namun menurut
ditangani. keluarga kali itu tidak
menimbulkan penanganan
segera.

29
2. Resiko tinggi terjadinya komplikasi penyakit gastroenteritis pada Ny “N
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3 1 Apabila keadaan tersebut tidak
Ancaman diatasi maka akan membuat
kesehatan keadaan yang lebih parah dan
dapat menimbulkan
komplikasi penyakit
2. ½ x1 ½ gastroenteritis.
Kemungkinan Karena ada perhatian keluarga
masalah hanya terhadap masalah yang dapat
diubah : Hanya membantu mengubah masalah
sebagian pada Ny “N” dan keluarga
dapat mengambil keputusan
3. 2/3 x1 1 dalam mengambil tindakan
Potensial masalah : yang tepat.
Untuk dicegah Tingkat gastroenteritis yang
cukup dialami oleh Ny “N”
merupakan gastroenteritis
sedang dan dengan disiplin
dalam minum obat, makan
yang teratur, minum obat
teratur, dan memodifikasi
lingkungan yang baik sesuai
4. ½ x1 ½ dengan syarat kesehatan
Menonjolnya merupakan potensi masalah
masalah : yang dapat dicegah.
Ada masalah tetap Komplikasi masalah belum
tidak perlu segera terjadi jadi masalah tidak
ditangani. perlu segera ditangani tetapi

30
dicegah agar tidak terjadi
masalah yang lebih parah.
2 2/3

3. Kurang pengetahuan keluarga Tn “S” tentang penyakit gastroenteritis


berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga Tn “S” tentang penyakit
gastroenteritis.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3 x 1 1 Ancaman kesehatan jadi bila
Ancaman keadaan tersebut tidak segera
kesehatan diatasi akan membuat keadaan
lebih parah dan dapat
menimbulkan masalah baru
bagi Ny “W” karena Ny “W”
tidak mengenal penyakit yang
dideritanya.
2. ½ x2 1 Akan adanya kemauan
Kemungkinan keluarga untuk mengenal
masalah dapat masalah yang ada dalam
diubah : Hanya keluarga.
3. sebagian 3/3x1 1
Potensial masalah : Potensi masalah untuk dicegah
Untuk dicegah tinggi dengan menjelaskan
4. tinggi. 2 1 ½ tentang penyakit
Menonjolnya gastroenteritis.
masalah : Keluarga menyadari
Masalah berat pentingnya masalah harus
harus ditangani. ditangani denga n cara
pengenalan terhadap masalah
yang ada pada keluarga yaitu
tentang penyakit
gastroenteritis.

31
4

Berdasarkan prioritas masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan


dengan scoring tertinggi, yaitu :
1. Kurangnya volume cairan pada Ny “N” keluarga T n “S” berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
2. Kurang pengetahuan keluarga Tn “S” tentang penyakit gastroenteritis
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga untuk mengenal masalah
penyakit gastroenteritis.
3. Resiko tinggi terjadinya komplikasi penyakit gastroenteritis pada Ny “N”
keluarga T n “S” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga T n “S”
dalam memodifikasi lingkungan.

32
1. Kurangnya volume cairan pada Ny “N” keluarga T n “S” berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Tujuan Criteria Standar Intervensi
Tujuan jangka Verbal a. Kelurga dapat a. Diskusikan dengan
panjang : memahami tentang : keluarga tentang :
Kurangnya 1) Pengaruh mual, 1) Pengaruh
volume cairan muntah, BAB mual, muntah ,
pada Ny “N” encer 4x, BAB 4x
keluarga T n demam sehari. Demam
“S” dapat terhadap terhadap
teratasi. kurangnya kurangnya
Tujuan jangka volume cairan volume cairan
pendek : didalam tubuh. didalam tubuh.
Dalam waktu 2) Tindakan yang 2) Tindakan yang
1x24 ja m Psikomotor dilakukan dilakukan
berbincang- untuk untuk
bincang mengatasi mengatasi
dengan kurangnya kurangnya
keluarga volume cairan volume cairan
melalui didalam tubuh ditambah.
kunjungan pada Ny “N”. b. Kaji kemampuan
keluarga b. 1). Keluarga mampu keluarga untuk
dapat menjelaskan menanyakan
mengetahui pengaruh mual, penjelasan yang
tentang : muntah, BAB yang telah
1) Pengaruh encer 4x sehari, diuraikan.
mual demam terhadap c. Kaji kemampuan
muntah, kurangnya keluarga mengenai
BAB 4x volume cairan penjelasan uang
sehari didalam tubuh yang tidak
demam pada Ny “N”. dimengerti.

33
terhadap 2). Keluarga mampu d. Beri kesempatan
kurangnya melakukan pada keluarga
volume tindakan untuk untuk menjelaskan
cairan mengatasi kembali apa yang
didalam kurangnya telah dijelaskan.
tubuh. volume cairan e. Ajarkan kepada
2) Tindakan pada Ny “N”. keluarga agar
yang 3). Keluarga dapat dapat melakukan
dilakukan merawat tindakan yang
untuk anggota dilakukan untuk
mengatasi keluarga yang meme nuhi
kurangnya sakit. kurangnya volume
volume cairan pada Ny
cairan pada “N”.
Ny “N”.
3) Keluarga
mengataka
n mampu
merawat
anggota
keluarga
yang sakit.

2. Kurang pengetahuan keluarga T n “S” tentang penyakit gastroenteritis


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengenal
gastroenteritis.
Tujuan Criteria Standar Intervensi
Tujuan jangka Verbal a. Keluarga dapat a. Kaji pengetahuan
panjang : memahami tentang keluarga tentang
Keluarga Tn : penyakit
“S” daapt 1) Pengertian gastroenteritis.

34
mengetahui penyakit b. Diskusikan dengan
dan gastroenteritis. keluarga tentang :
memahami 2) Penyebab a). Pengertian
penyakit penyakit penyakit
gastroenteritis gastroenteritis. gastroenteritis.
yang diderita 3) Perjalanan b). Penyebab
Ny “N”. penyakit penyakit
Tujuan jangka gastroenteritis. gastroenteritis.
pendek : Verbal 4) Tanda dan c). Perjalanan
Dalam waktu gejala penyakit penyakit
1 jam ber gastroenteritis. gastroenteritis.
bincang- d). Tanda dan
bincang b. Keluarga mampu gejala penyakit
dengan mengidentifikasi gastroenteritis.
keluarga penyakit c. Kaji kemampuan
mampu gastroenteritis Ny keluarga untuk
mengetahui “N”. menanyakan
tentang c. Keluarga mampu penjelasan yang
penyakit menyebutkan telah diusulkan.
gastroenteritis kembali hasil d. Kaji kemampuan
: diskusi. keluarga mengenai
- Pengertian penjelasan ulang
penyakit yang tidak
gastroenterit dimengerti.
is. e. Berikan kesempatan
- Penyebab pada keluarga T n
penyakit “S” untuk
gastroenterit mengidentifikasi
is. penyakit
- Perjalanan gastroenteritis yang
penyakit diderita oleh Ny

35
gastroenterit “N”.
is. f. Evaluasi secara
singkat terhadap
penjelasan yang
didiskusikan dengan
keluarga Tn “S”.

3. Resiko terjadinya komplikasi penyakit gastroenteritis pada Ny “N”


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengidentifikasi lingkungan.
Tujuan Criteria Standar Intervensi
Tujuan jangka Ver bal a. Keluarga mampu a) Jelaskan dengan
panjang : memutuskan keluarga tentang :
Resiko tindakan yang tepat 1.
terjadinya untuk merawat Akibat lanjut dari
komplikasi anggota keluarga penyakit
penyakit dengan masyarakat gastroenteritis
gastroenteritis penyebab-penyebab 2.
pada Ny “N” dengan Cara mengatasi
keluarga T n mendiskusikan : penyakit
“S” tidak 2.8.5.1 Kompli gastrioenteritis.
terjadi. kasi dari 3.
Tujuan jangka penyakit Cara mencegah
pendek : gastroenteritis. penyakit
- Dalam waktu 2.8.5.2 Cara gastroenteritis
1x24 jam mengatasi agar tidak
berbincang- penyakit bertambah
bincang gastroenteritis berat.
dengan agar tidak b) Kaji kemampuan
keluarga Tn bertambah berat. keluarga mengenai
“S” makan 2.8.5.3 Cara penjelasan yang
keluarga mencegah telah diuraikan.

36
dapat penyakit c) Kaji kemampuan
memodifikas gastroenteritis. keluarga mengenai
i lingkungan b. Keluarga dapat penjelasan ulang
rumah sesuai memodifikasi yang tidak di
dengan ciri- lingkungan rumah mengerti.
ciri rumah sesuai dengan cirri- d) Berikan pujian
sehat. ciri rumah sehat. pada keluarga.
c. Keluarga T n “S” e) Ajarkan keluarga
mengajak Ny “N” dalam
untuk berobat memodifikasi
kepuskesmas lingkungan rumah
memberikan sesuai dengan cirri
informasi tentang rumah sehat.
rumah sehat. f) Motivasi keluarga
untuk
memeriksakan NY
“N” untuk
kunjungan ke
puskesmas dan
mendapatkan
informasi tentang
rumah sehat.

37
E. Implementasi
No Tangal / Diagnosa Implementasi
waktu keperawatan
1. 29 Kurangnya volume 1.
Oktober cairan pada Ny “N” Mengucap keluarga terhadap kesehatan
2007 berhubungan keluarga angota keluarga pada hari
Pukul dengan ini.
09.00 wib ketidakmampuan 2.
keluarga dalam Menjelaskan tujuan kunjungan yaitu
merawat anggota berbincang-bincang tentang masalah
keluarga yang sakit. penyakit gastroenteritis dan
perawatannya yang bisa dilakukan
oleh keluarga serta kontrak lama
waktu yang dibutuhkan setelah 1x23
jam.
3.
Dengan menggunakan buku panduan
pelajar dari dini dan data dari
internet keluarga dan mahasiswa
berdiskusi tentang :
a. Peningkatan pengeluaran cairan
(mual, muntah, BAB 4x) dapat
terjadi oleh kasus yang
meningkat, sehingga dapat
menyebabkan
ketidakseimbangan
pengangkuban air elekt rolik
dan mengakibatkan perubahan
observasi dan solusi cairan dan
elektrolit yang dapat
meningkatkan terjadinya

39
kurangnya volume cairan.
b. Tx yang dilakukan untuk
mengatasi atau memenuhi
kurangnya volume cairan pada
Ny “N”.
1) Memberikan minum
banyak.
2) Memberikan minum oralik.
3) Kalaupun tindakan tersebut
belum berhasil dibawa
2. kepusat pelayanan
kesehatan terdekat.
4) Meminta keluarga untuk
29 Kurangnya menanyakan penjelasan
Oktober pengetahuan yang tidak di mengerti.
2007 keluarga Tn “S” 5) Memuji keluarga karena
Pukul tentang penyakit dengan baik mengulang
10.00 wib gastroenteritis kembali penjelasan yang
berhubungan tidak diberikan.
dengan 6) Memuji keluarga karena
ketidakmampuan dengan baik mengulang
keluarga untuk kembali penjelasan yang
mengenal adanya telah diberikan.
masalah penyakit 7) Mengajarkan keluarga agar
gastroenteritis. sanggup mengambil
keputusan dalam
mengambil tindakan yang
tepat agar tidak terjadi
komplikasi penyakit
gastroenteritis, yang telah
didiskusikan.

40
8) Memuji demonstrasi yang
dilakukan keluarga.
9) Memotivasi keluarga untuk
memeriksakan Ny “N”
untuk melakukan kunjungan
ke puskesmas untuk
memeriksakan kedaan
penyakit yang dialami oleh
Ny “N”.
3.
1. Dengan menggunakan buku
panduan pelajaran dr Tini dan
Mahasiswa berdiskusi tentang :
a. Pengertian penyakit
gastroenteritis yaitu kehilangan
29 cairan dan elektrolit secara
Oktober Resiko tinggi berlebihan yang terjadi karena
2007 terjadinya frekuensi satu/lebih BAB
Pukul komplikasi penyakit dengan bentuk tinja encer.
11.00 wib gastroenteritis pada b. Penyebab penyakit g
Ny “N” astroenteritis
berhubungan 1) Non infeksi :
dengan - Salah makan.
ketidakmampuan - Alergi
keluarga 2) Infeksi :
meodifikasi - Jamur
lingkungan. - Bakteri
- Virus
- Protozon
- Cacing
c. Perjalanan penyakit

41
gastroenteritis pada dasarnya
gastroenteritis terjadi karena
adanya transpor akibat
rangsangan toxin bakteri
terhadap elektrolit kedalam
usus dan terjadi peradangan
latesrinal.
d. Tanda dan gejala penyakit
gastroenteritis BAB dengan
kosistensi tinja encer dalam
abdominal, demam mual,
muntah, anorexia lemah pucat
perubahan tanda-tanda vital
nadi rr.
e. Meminta keluarga untuk
menanyakan penjelasan yang
telah diuraikan.
f. Meminta keluarga untuk
menanyakan penjelasan yang
tidak dimengerti.

1. Dengan menggunakan buku panduan


pelajaran dr Tini, dan data dari I
nternet keluarga dan Mahasiswa
berdiskusi tentang :
a. Akibat lanjut dari penyakit
gastroenteritis gangguan
keseimbangan air dan elektriolit
yang dapat mengakibatkan
dehedrasi.

42
b. Cara mengatasi penyakit
gastroenteritis
1) Minum oralit atau air teh
yang dicampur garam.
2) Minum obat secara teratur.
c. Cara mencegah penyakit
gastroenteritis agar tidak
bertambah berat :
1) Mencuci bersih tangan secara
teratur.
2) Makanan minuman yang
dihidangkan panas.
3) Sayur yang harus dengan
matang.
4) Minum air yang mendidih.
5) Jangan minum es ter buat dari
air mentah.
6) Jika menyikat gigi disarankan
pula menggunakan air matang
yang telah be bas dari bibit
penyakit.
2. Meminta keluarga untuk menanyakan
penjelasan yang tidak dimengerti.
3. Memuji keluarga karena dengan baik
mengulang kembali penjelasan yang
telah didiskusikan.
4. Memberikan informasi kepada
keluarga tentang cirri-ciri rumah
sehat :
a) Harus memenuhi kebutuhan
fisiologis .

43
b) Harus memenuhi kebutuhan
fsikologis.
c) Harus menghindarkan terjadinya
kecelakaan.
d) Harus dapat mengindahkan
terjadinya penyakit.
5. Mengajarkan keluarga agar dapat
mewujudkan rumah sehat.
6. Memotivasi keluarga untuk
memeriksakan Ny “N” kepuskesmas
dan mendapatkan informasi yang
lebih jelas dari petugas puskesmas
mengenal rumah sehat.
7. Memuji keluarga karena dengan baik
mengulangi kembali penjelasan
yang di berikan.
8. Memberikan kesempatan pada
keluarga untuk mengidentifikasi
penyakit gastroenteritis yang diderita
oleh Ny “N”.

Evaluasi
No T anggal dan Diagnosa Evaluasi
waktu keperawatan
1. 30 Oktober Kurangnya volume S : Keluarga mengatakan tentang
2007 cairan pada Ny “N” pengaruh mual muntah BAB
pukul 10.00 berhubungan dengan cair 4x dan demam terhadap

44
wib ketidakmampuan kurangnya volume cairan sesuai
keluarga merawat dengan informasi yang kita
anggota. jelaskan dan keluarga
mengatakan tau tindakan yang
dilakukan untuk mengatasi
kurangnya volume cairan.
O : Keluarga dapat menjelaskan
kembali tentang materi yang
telah didiskusikan.
A : Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit,
dengan melakukan tindakan
yang dilakukan untuk mengatasi
volume cairan.
P : Intervensi dihentikan lanjutan
materi selanjutnya.

2. 30 Oktober Kurangnya S : Keluarga mengatakan bahwa


2007 pengetahuan keluarga penyakit gastroenteritis adalah
Pukul 09.00 Tn “S” tentang penyakit kehilangan cairan elektrolit ber
wib gastroenteritis lebihan yang terjadi karena
berhubungan dengan frekuensi satu kali / lebih.
ketidakmampuan O : Keluarga sudah tampak
keluarga untuk mengerti dan tidak mengeluh
mengenal adanya tentang penyakit yang diderita.
masalah penyakit A : Masalah teratasi keluarga
gastroenteritis. mengerti tentang pengertian
penyebab perjalanan penyakit,
tanah dan gejala.
P : Inter vensi dihentikan,
dilanjutkan materi selanjut.

45
3. 30 Oktober Resiko terjadinya S : Keluarga mengatakan bahwa
2007 komplikasi penyakit untuk mencegah agar tidak
Pukul 11.00 gastroenteritis pada Ny terjadinya komplikasi penyakit
wib “N” berhubungan gastroenteritis dengan cara
dengan memodifikasi lingkungan rumah
ketidakmampuan sesuai dengan cirri-ciri rumah
keluarga men jadi fikasi sehat dan makanan teratur,
lingkungan. minum obat teratur dan lain-
lain.
O : Keluarga dapat menjelaskan
materi yang telah didiskusikan
yang lalu, keluarga sudah
mengajak Ny “N” kepuskesmas
untuk memeriksakan penyakit
gastroenteritis yang dalamnya
serta mendapatkan informasi
yang lebih jelas mengenai cirri-
ciri rumah sehat.
A : Masalah teratasi, keluarga
sudah mengajak kunjungan ke
puskesmas.
P : Inter vensi dihentikan dan
mengucapkan terimakasih
kepada keluarga.

46
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari / tanggal :
Sasaran : Rumah keluarga Tn “S”
Metode : Diskusi
A. Pokok bahasan : Penyakit
gastroenteritis
B. Tujuan Intruksional
1. Tujuan umum
a. Memberikan pengetahuan kepada keluarga T n “S” tentang penyakit
gastroenteritis agar keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit.
b. Memberikan pengetahuan kepada kelaurga Tn “S” tentang penyakit
gastroenteritis agar keluarga mengenal adanya masalah penyakit
gastroenteritis.
c. Memberikan pengetahuan kepada keluarga Tn “S” tentang penyakit
gastroenteritis agar keluarga sanggup mengambil keputusan dalam
mengambil tindakan yang tepat.
2. Tujuan khusus
a. Keluarga dapat memahami tentang pengaruh mual, muntah, BAB 4x
dimana terhadap kurangnya volume cairan pada Ny “N”.
b. Keluarga dapat memahami tetang tindakan yang dilakukan untuk
memenuhi kurangnya volume cairan pada Ny “N”.
c. Keluarga dapat memahami tentang penyakit gastroenteritis.
d. Keluarga dapat memahami tentang penyakit gastroenteritis.
e. Keluarga dapat memahami tentang per jalanan penyakit gastroenteritis.
f. Keluarga dapat memahami tentang tanda dan gejala penyakit
gastroenteritis.
g. Keluarga dapat memahami tentang akibat lanjut dari penyakit
gastroenteritis.

47
h. Keluarga dapat memahami tentang cara mengatasi penyakit
gastroenteritis.
i. Kelurga dapat memahami tentang cara mencegah penyakit
gastroenteritis agar tidak bertambah berat.

C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Audience
No Kegiatan Media
Kegiatan

48
1. Pendahuluan 1. Salam pem buka 2. Membalas salam. - Buku
2. Menjelaskan latar 3. Memperhatikan / panduan.
belakang mendengarkan - Buku
dilaksanakannya tentang latar catatan.
diskusi. belaka ng - Pena.
dilakukannya
diskusi.

2. Penyajian 1. Penyampaian 1. Menyimak


materi tentang : materi.
a. Pengar 2. Mendengarkan
uh mual, materi.
muintah, BAB 3. Mempertankan
4x encer diskusi.
terhadap 4. Keluarga
kurangnya bertanya dan
volume cairan. dapat
b. Tinda menjelaskan
kan yang permasalahannya
dilakukan
untuk
memenuhi
kurangnya
volume cairan
pda Ny “N”.
c. Pengh
ertian penyakit
gastroenteritis.
d. Penye
bab penyakit
gastroenteritis.

49
e. Perjala
nan penyakit
gastroenteritis.
f. Tanda
dan gejala
penyakit
gastroenteritis.
g. Akibat
lanjutan dari
penyakit
gastroenteritis.

h. Cara
mengkaji
penyakit
gastroenteritis.
i. Cara
mencegah
3. Penutup penyakit 1. Membalas salam
gastroenteritis dan
agar tidak mengucapkan
bertambah terimakasih.
berat.

1. Salam penutup

D. Materi Diskusi
1. Pengaruh mual, muntah, BAB 4x dan demam terhadap kurangnya volume
cairan.
Karena :

50
Peningkatan pengeluaran cairan (Mual, muntah , BAB 4x cair, demam)
dapat terjadi oleh karena sekresi yang meningkat, asmotik oleh karena
bahan dalam lumen usus, motalikas usus yang meningkat sehingga dapat
menyebabkan ketidakseimbangan pengangkatan air elektrolit dan
mengakibatkan perubahan absorbsi dan sekres cairan dan elektroli dapat
meningkatnya / memperngruhi kurangnya volume cairan.
2. Tindakan yang dilakukan untuk memenuhi / mengatasi kurangnya volume
cairan :
1) Memberikan minum banyak.
2) Memberi minum oralit.
3) Membawa kepusat pelayanan kes terdekat (Puskesmas) jika tindakan
yang dilakukan tersebut belum berhasil.
3. Pengertian penyakit gastroenteritis adalaha kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu atau lebih BAB
dengan bentuk tinja cair / encer.
4. Penyebab penyakit gastroenteritis
1) Non infeksi : - Salah makan
- Alergi
- Jamur
- Virus
- Protozon
Parasit
- Cacing

2) Infeksi : Alergi
5. Perjalanan penyakit gastroenteritis
Pada dasarnya gastroenteritis terjadi karena adanya tra nspor aktif akibat
rangsangan toxin bakteri hidpelektrolit kedalam usus halus dan
peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengobser
vasi cairan dan elektrolit dan bahan- bahan makanan.

51
6. Tanda dan gejala penyakit gastroenteritis adalh sering BAB dengan
konsistensi tinja cair, krem, abdominal, demam, muntah, anorexia , lemah,
perubahan tanda-tanda vital, nadi , pernapasan.
7. Akibat lanjut dengan penyakit adalah gangguan keseimbangan air dan
elektrolit yang dapat mengakibatkan dehidrasi.
8. Cara mengatasi penyakit gastroenteritis :
1) Minum oralit atau air teh yang dicampur garam.
2) Minum obat secara teratur.
9. Cara mencegah penyakit gastroenteritis agar tidak bertambah berat.
1) Mencuci bersih tangan secara teratur.
2) Makanan/ minuman yang dihidngkan panas.
3) Makanan / minuman yang dihidangkan panas.
3) Sayur, daging, ikan, harus masak dengan matang.
4) Minum air mendidih.
5) Minum es yang terbuat dari air mentah.
6) Jika menyikat gigi, disarankan pula menggunakan air matang yang
telah bebas dari bibit penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Maryllin E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan Buku Kedokteran EGC.


Jakarta : 1999.

52
Effendy. Nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi ke -2
Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 1998.

Mubarok. Wahit Iqbal. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. CV. Sagung
Seto Jakarta : 2006.

Endang , Indan. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti Bandung.

Suprajitno. : Aplikasi Dalam Praktik Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2004.

Naim. Abu HR. Panduan Pengalaman Belajar Lapangan. Catatan Ke-I Buku
Kedokteran EGC. Jakarta 2007 .

Mansjoer. Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-3. Media Aescalupius.
Jakarta : 2001.

Buku Panduan Pelajaran Penyakit Gastroenteritis dr. Tini Epriyanti.

www. Yahoo. Com

www. google. Com

53

Anda mungkin juga menyukai