Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang
saling berkaitan dengan masalah lain. Masalah kesehatan bukan hanya
berkaitan dengan masalah sehat atau sakit seseorang, tetapi juga berkaitan
dengan kesehatan fisik, mental dan keluarga. Keluarga merupakan satuan unit
terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. (Effendy, 2011)
Keluarga dijadikan unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga
saling berkaiatan antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi
pula keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya. Peningkatan status kesehatan
keluarga, diharapkan keluarga tersebut mau dan mampu meningkatkan
produktivitasnya dengan kemampuan yang memiliki oleh keluarga tersebut.
Bila produktivitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga
sehat akan tercapai.
Asuhan keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada
berbagai masalah dalam mengatasi kesehatan dan kurangnya pengetahuan
keluarga tentang masalah kesehatan.
Di Desa Langlang RW 04 terdapat jumlah bayi dan balita 135 anak.
Jumlah bayi yang didata adalah 33 dan balita 99 . Penyebab terbanyak tidak
diberikannya ASI Eksklusif adalah karena bayi telah diberikan MP-ASI
secara dini.
Atas dasar inilah penulis tertarik untuk membuat Asuhan Kebidanan
Keluarga Tn. “M” dengan Masalah Kurangnya Pengetahuan Keluarga
Tentang ASI Eksklusif, RT 06 RW 04 di Desa Langlang, Kecamatan
Singosari, Kabupaten Malang, yang telah dikaji mulai tanggal 18 Oktober –
31 Oktober 2017.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan yang berhubungan dengan bidang kesehatan secara menyeluruh
1.2.2 Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian data keluarga Tn. “M”.
b. Megidentifikasi masalah pada keluarga Tn. “M”.
c. Mengembangkan rencana tindakan pada keluarga Tn. “M”.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada keluarga Tn. “M”.
e. Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn. “M”.

1.3 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
B. Konsep Prioritas Masalah
C. Konsep ASI Eksklusif
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Idetifikasi Masalah
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2009).
Keluarga adalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam
peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Effendy, 2011).

2.1.2 Struktur Keluarga


Menurut Effendy, 2011 struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilineal
Adalah spasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga Kawinan

3
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya
hubungan dengan suami atau istri.

2.1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga


a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
(Effendy, 2011)

2.1.4 Bentuk Keluarga


a. keluarga inti (Nuclear family)
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berani (serial family)
Keluarga yang terdiri wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali
dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
suatu keluarga.

4
2.1.5 Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy, 2011)

2.1.6 Fungsi Keluarga


Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

5
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialaisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua,
dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilinya.
b) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak bila kelak dewasa nanti.
b. Fungsi Sosialisasi Anak

6
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana
keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

c. Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa
terlindungi dan merasa aman.
d. Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah
didunia ini.
e. Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan kenyakinan
bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan
lain setelah didunia ini.
f. Fungsi Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-
sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,
kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur
penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi
ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana
yang menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekrasi dapat

7
dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing dan sebaginya.
h. Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penulis. (Entjang, 2005)
2.1.7 Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam
membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan
sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan
bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan
kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya
sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih
sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya
sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam
masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan
yang bersih. Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-
norma sosial budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik
anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya,
membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas
sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja

8
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap
ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiaannya, Oleh karena itu suritaula dan dari kedua orang tua
dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat
meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya
sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah
tangga.
h. Tahap berdua kali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-
sendiri, tinggalah dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
STahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
(Effendy, 2011)

2.1.8 Keluarga Kelompok Resiko Tinggi


Dalam melaksanakan asuhan keluarga, yang menjadi prioritas utama
adalah keluarga yangtergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan,
meliputi :
a. Keluarga dengan keluarga dalam masa subur denganmasalah yaitu :
1. Tingkat social ekonomi keluarga rendah
2. Keluaraga kurang atau tidak mampu mengatasi maslah kesehatan
sendiri
3. Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan
penyakit keturunan
b. Keluarga dengan resiko kebidanan wanita hamil :
1. Umur ibu < 16 thn atau > 35 thn.
2. Menderita anemia
9
3. Menderita hipertensi
4. Primipara atau multipara
5. Riwayat persalinan dengan komplikasi
c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi :
1. Lahir premature / BBLR
2. Berat badan sukar naik
3. Lahir dengan cacat bawaan
4. ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
5. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
d. Keluarga yang mempunyai masalah :
1. Anak tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
2. Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga
3. Ada anggota keluarga yang sering sakit
4. Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan keluarga.

2.2 Konsep Prioritas Masalah


Setelah data dianalisa, mungkin keluarga menghadapi beberapa
masalah kesehatan dan masalah perawatan yang tidak dapat ditangani
sekaligus melihat sumber daya keluarga maupun sumber daya tenaga
kesehatan. Maka mengingat situasi ini tenaga kesehatan dapat menyusun
masalah-masalah yang telah diidentifikasi sesuai prioritasnya. Sehingga
tersusunlah sebuah alat yang disebut Skala Menyusun Masalah Kesehatan
Keluarga Menurut Prioritasnya.
Alat ini bertujuan untuk melihat masalah seobjektif mungkin. Ada 4
kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan:
1. Sifat masalah
Dikelompokkan dalam ancaman kesehatan, tidak kurang sehat dan krisis
yang dapat diketahui
2. Kemungkinan dari masalah dapat diubah-ubah

10
Kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah, atau mencegah masalah
bila seandainya ada tindakan.
3. Potensi masalah untuk dicegah
Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau
dicegah
4. Masalah yang menonjol
Cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya masalah

KRITERIA Skor BOBOT

1. Sifat masalah :
- Ancaman kesehatan 3
1
- Tidak/kurang sehat 2
- Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah :
- Dengan mudah 2
2
- Hanya sebagian 1
- Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah:
- Tinggi 3
1
- Cukup 2
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah :
- Masalah berat harus ditangani 2
1
- Ada masalah tetap tidak perlu segera ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
1. Tentukanlah skor untuk setiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

11
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5,
sama dengan seluruh bobot.

2.3 Konsep Dasar ASI Eksklusif


1.3.1 Pengertian
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan
air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang bubur susu,
biscuit, bubur, nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru diberikan makanan
pendamping ASI (MP- ASI). ASI dapat di berikan sampai anak usia 2
tahun atau lebih. (Ambarwati, 2009).
ASI eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan
minuman lain. ASI Eksklisif dianjurkan sampai 6 bulan pertama
kehidupan bayi. (Dep Kes RI, 2005). Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif merupakan pemberian ASI
saja pada bayi usia 0-6 bulan tanpa makanan dan minum pendamping
apapun, kecuali obat atau vitamin.
1.3.2 Tujuh langkah keberhasilan ASI Eksklusif
Terdapat tujuh keberhasilan pemberian ASI Eksklusif, langkah-
langkah ini sangat penting terutama bagi ibu bekerja. Menyusui akan
mempengaruhi seluruh keluarga. Idealnya suami, kakak, nenek dan kakek,
dilibatkan dalam langkah-langkah ini karena dukungan mereka yang
sangat berarti. (Ambarawati, 2009)
Menurut (Ambarawati, 2009) langkah-langkah yang terpenting
dalam persiapan keberhasilan menyusui secara Eksklusif adalah sebagai
berikut:
a. Mempersiapkan payudara, bila diperlukan.
b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui.
c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya.
d. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “rumah sakit
sayang Ibu” atau “rumah bersalin sayang bayi”.

12
e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara
eksklusif.
f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi dan atau
konsultasi laktasi (laktasion consultan), untuk persiapan apabila kita
menemui kesukaran.
g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
1.3.3 Manfaat dan kelebihan ASI Eksklusif (Ambarawati, 2009)
1. Zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
pencernaan bayi
2. Bayi memperoleh zat kekebalan tubuh alamiah dari ASI
3. ASI tidak menyebabkan alergi pada bayi
4. Memperkuat ikatan batin dan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi
5. Menyusui bayi secara eksklusif dapat menunda kehamilan
6. Mengurangi kemungkinan kanker payudara
7. Praktiks dan ekonomis 
1.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian
ASI Eksklusif menurut Notoatmodjo (2014) adalah:
a. Internal
Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor internal yang berkaitan
dengan keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif antara lain
pengetahuan ibu mengenai proses laktasi, pendidikan, motivasi, sikap,
pekerjaan ibu, dan kondisi kesehatan ibu.
b. Faktor eksternal
Faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal yang mempengaruhi
keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif antara lain sosial
ekonomi, tata laksana rumah sakit, kondisi kesehatan bayi, pengaruh
iklan susu formula yang intensif, keyakinan keliru yang berkembang di
masyarakat dan kurangnya penerangan dan dukungan terhadap ibu dari
tenaga kesehatan atau petugas penolong persalinan maupun orangorang
terdekat ibu seperti ibu, mertua, suami, dan lain-lain.
7.3

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal 18 Oktober 2017 pukul 16.00 WIB

Data Subjektif
1. Identitas Keluarga
Nama KK : Tn. “M”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa – Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Rp. 1.500.000,00
Alamat : RT 006 RW 004 Desa Langlang, kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang

2. Data Anggota Keluarga


No Nama Umur L/P Agama Hub. keluarga Pendidikan pekerjaan
Karyawan
1. Tn. “M” 35 thn L Islam KK SLTA
Pabrik
2. Ny. “M” 33 thn P Islam Istri SLTP Karyawan
3. An. “Z” 9 thn L Islam Anak Belum tamat SD -
4. By.“I” 5 bln L Islam Anak Belum sekolah -

14
3. Genogram

5 55 55
5 5

27 35 30 3 25 15
4
0 2

9 5 bl

Lambang Keterangan
-Tn. S usia 55 tahun dalam keadaan sehat
-Tn. S Usia 55 tahun dalam keadaan sehat
-Tn. G usia 37 tahun dalam keadaan sehat
-Tn. M Usia 35 tahun dalam keadaan sehat
-Tn. S usia 30 tahun dalam keadaan sehat
-Tn. A Usia 25 tahun dalam keadaan sehat
-Tn. K usia 15 tahun dalam keadaan sehat
-An. Z Usia 9 tahun dalam keadaan sehat
-By. I usia 5 bulan dalam keadaan sehat
-Ny. M usia 55 tahun dalam keadaan sehat
-Ny. J usia 50 tahun dalam keadaan sehat
-Ny. M usia 40 tahun dalam keadaan sehat
-Ny. M usia 32 tahun dalam keadaan sehat
X Meninggal
Pertalian darah
Tinggal serumah

4. Pengambilan Keputusan

15
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan memutuskan masalah dalam
keluarga lebih banyak dipegang oleh suami, tapi apabila tidak bisa
diselesaikan sendiri, suami minta pendapat istrinya.
5. Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara keluarga, baik antara ibu dan anak atau antara istri
dengan suami cukup baik. Meskipun kadang terjadi pertengkaran antara
keluarga, hal tersebut tidak pernah terjadi berlarut-larut.
6. Kebutuhan Sehari-hari
a. Kebutuhan Nutrisi
1) Frekuensi makan dalam satu hari kadang-kadang 2x, kadang-
kadang 3x.
2) Menu dalam sehari : nasi, sayur dengan lauk tempe/tahu, telur,
daging
3) Kebiasaan memasak sayur adalah dicuci dahulu lalu dipotong
kemudian dimasak.
4) By “I” minum ASI dan di beri susu formula 5-7 kali/hari sejak usia
1,5 bulan
b. Kebutuhan Istirahat
Ibu mengatakan kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung
pada kemauan dan kesibukan masing-masing:
Tn. “M” dan Ny ”M” pada siang hari tidak tidur siang karena harus
bekerja, sedangkan An. “Z” tidak tidur siang sekitar 1-2 jam dan By.
“I” tidak pernah tidur siang. Pada malam hari tidur sekitar pukul 21.00
– 04.00 WIB.
c. Kebersihan Diri
Ibu mengatakan dalam sehari anggota keluarga mandi 2 – 3 x sehari,
gosok gigi 2-3x sehari menggunakan pasta gigi, mengganti pakaian 2
x sehari.
d. Eliminasi
Ibu mengatakan pola BAB masing-masing anggota keluarga sama
yaitu 1 x sehari dan tidak ada gangguan ataupun keluhan.

16
e. Olah Raga
Ibu menganggap bahwa pekerjaan rumah yang dilakukan merupakan
olah raga bagi ibu.
f. Rekreasi
Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi, karena
suaminya sibuk bekerja
7. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
a. Penghasilan
Setiap bulan Tn. “M” mendapat penghasilan Rp.1.500.000,00 yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sedangkan Ny.
“M” mendapat penghasilan ± Rp 800.000,00
b. Pendidikan
Tn. “M” lulusan SLTA, Ny ”M” lulusan SLTP, An. ”Z” masih duduk
dibangku SD kelas 3
c. Suku dan Agama
Semua anggota keluarga Tn. “M” sama-sama suku jawa dan beragama
Islam.
d. Hubungan dengan Keluarga
Ibu mengatakan setiap hari sering berkumpul ke rumah ibunya karena
jarak rumah dengan ibunya dekat. Hubungan dengan ibunya sangat
baik.

8. Faktor Lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati keluarga Tn. “M” adalah milik sendiri, dengan
luas bangunan 9x6 m2, terdiri dari 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang
keluarga, dapur, dan kamar mandi. Ventilasi rumah berupa jendela
terbuka dengan sirkulasi udara berupa angin-angin dan cahaya sinar
matahari yang cukup. Kamar mandi dan WC milik sendiri.

17
Denah rumah
U
1 2 6

B T

S
3 4 5

Keterangan :
1 : Ruang Tamu
2 : Ruang Keluarga dan nonton TV
3 : Kamar Tidur
4 : Kamar Tidur
5 : Kamar Mandi
6 : Dapur

b. Jenis Bangunan
Lantai rumah berupa kramik, dinding terbuat tembok, ventilasi jendela
terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk.
c. Kebersihan
Keadaan rumah cukup bersih.
d. Pemakaian Air
Air berasal dari air sumber, jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
e. Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber air > 10 meter
dengan status milik sendiri.
f. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui selokan, mengalir.

18
g. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang di bak sampah, kemudian dibakar.
9. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Ny “M” biasa memeriksakan kehamilannya di bidan dan jika sakit
keluarga biasa berobat ke petugas kesehatan.
10. Psikologi
Dalam keluarga suka bergurau, berkumpul untuk menonton TV bila ada
waktu senggang, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka.
11. Status Kesehatan
Tn. “M” tidak pernah sakit hingga harus di rawat di Rumah Sakit, hanya
sering merasa sakit pada pinggang/pegel-pegel yang apabila dibuat
istirahat rasa sakit sedikit berkurang.
Ny. “M” juga tidak pernah sakit hingga dirawat di Rumah Sakit, hanya
pernah batuk pilek biasa.
An. “Z” juga tidak pernah sakit hingga dirawat di Rumah Sakit, hanya
pernah batuk pilek biasa
By. “I” pernah menderita diare saat berumur 2 bulan dan sembuh setelah
berobat ke bidan.
12. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari
Keluhan : tidak ada keluhan
13. Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan saat hamil tidak mengalami keluhan yang berat, hanya
mengalami mual muntah pada usia kehamilan 1 bulan namun menghilang
seiring dengan tuanya kehamilan. periksa di bidan sebanyak 9 kali,
mendapat tablet tambah darah dan vitamin, ibu merasakan gerakan janin
aktif.

19
14. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan persalinan di tolong oleh Bidan, lahir spontan dengan
berat lahir 3500 gr, PB 49 cm, jenis kelamin laki-laki.
15. Riwayat KB
Sebelum kehamilannya kedua ibu memakai KB IUD dan setelah
kelahirannya anak kedua ibu menggunakan KB suntik 3 bulan, ibu tidak
merasakan keluhan apapun.
16. Riwayat Perkawinan
Usia pertama kali menikah, suami : 24 tahun
Usia pertama kali menikah, istri : 22 tahun
Lama menikah : 15 tahun
17. Profil Kegiatan Keluarga
Pelaku Kegiatan Tipe Kegiatan

Bayi Laki-laki

Repro-duktif
Perem-puan

Pro-duktif
Anak Laki-
Laki-laki

Waktu Kegiatan

Sosial
laki

04.00 Bangun tidur √ √ √ √ √


04.10 Shalat subuh √ √ √ √
05.30 Memasak √ √
06.00 Mandi √ √ √ √
06.20 Makan pagi √ √ √ √ √
07.00 Membersihkan rumah √
07.00-12.30 Sekolah √
07.30-15.00 Kerja √ √ √
13.00 Makan siang √ √ √
13.30 Tidur siang √ √
15.30 Mandi √ √ √ √
15.45 Shalat ashar √ √ √ √
Berkunjung ke rumah √ √ √ √ √
16.00
tetangga atau saudara

20
17.30 Shalat maghrib √ √ √ √
18.30 Makan malam √ √ √ √ √
18.30 Nonton TV √ √ √ √ √
21.00 Tidur malam √ √ √ √ √

Data Objektif
1. Tn. “M”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 84 kali/menit
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36,7OC
 BB : 53 kg
 TB : 154 cm
Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : rambut hitam, tidak ada benjolan abnormal
 Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
 Hidung : bersih tidak ada secret, tidak ada polip
 Mulut : tidak ada stomatitis, gigi tidak karies.
 Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
 Ekstremitas : Tidak ada varises

2. Ny. “M”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Pernafasan : 21 kali/menit
 Suhu : 36,7 OC
 BB : 50 kg
21
 TB : 149 cm
Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : rambut hitam, tidak ada benjolan abnormal
 Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
 Hidung : bersih tidak ada secret, tidak ada polip
 Mulut : tidak ada stomatitis, gigi tidak karies.
 Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
 Ekstremitas : tidak ada varises

3. An. “Z”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 Nadi : 80 kali/menit
 Pernafasan : 21 kali/menit
 Suhu : 36,7 OC
 BB : 32 kg
 TB : 120 cm
Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : rambut hitam, tidak ada benjolan abnormal
 Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
 Hidung : bersih tidak ada secret, tidak ada polip
 Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi idak caries
 Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid

4. By. “I”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 Nadi : 100 kali/menit
 Pernafasan : 40 kali/menit
 Suhu : 36,5 OC
 BB : 5,8 kg
22
 PB : 60,3 cm
Pemeriksaan Fisik :
 Kepala : rambut hitam, tidak ada benjolan abnormal
 Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
 Hidung : bersih tidak ada secret, tidak ada polip
 Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi tidak karies.
 Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
 Dada : ronchi (-) wheezing (-)
Status imunisasi : imunisasi bayi saat ini belum lengkap
Jenis Imunisasi Tanggal Imunisasi
HB0 18 – 05 – 2017
BCG + Polio 1 26 – 06 – 2017
DPT + Polio 2 26 – 07 – 2017
DPT + Polio 3 30 – 08 – 2017
DPT + Polio 4 30 – 09 – 2017

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH

Data Masalah Kesehatan


Ds : Ibu tidak mengetahui manfaat Ketidaktahuan ibu tentang manfaat
ASI dan teknik cara menyusui yang ASI dan teknik cara menyusui yang
benar benar
Do : ibu tidak dapat menyebutkan
manfaat ASI dan teknik cara
menyusui kurang tepat

2.1 Tabel Skor Masalah


No Kriteria Penilaian Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah, 3/3 x 1 1 Ibu mengetahui tentang ASI
skala : tidak / kurang dan teknik menyusui yang
sehat benar
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Masalah mudah diubah dengan
masalah dapat di penyuluhan yang tepat
ubah dengan mudah
3. Potensi masalah 3/3 x 1 1 Masalah dapat diubah dengan
untuk di ubah tinggi penyuluhan yang tepat
terutama partisipasi keluarga
23
dalam mendukungnya.
4. Masalah yang 1/2 x 1 ½ Keluarga tidak menyadari
menonjol., ada
masalah tersebut merupakan
masalah tetapi perlu
segera ditangani masalah yang harus segera
ditangani
5. TOTAL 4½

3.3 INTERVENSI
Masalah :
kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan teknik menyusui yang benar
Tujuan :
Ibu mengetahui tentang manfaat ASI dan teknik cara menyusui yang benar
Kriteria : ibu dapat menjelaskan yang diberikan sehubungan dengan manfaat ASI
dan melakukan teknik cara menysui yang benar.

Intervensi :
1. Beritahu penyuluhan mengenai pengertian ASI eksklusif
R / Ibu mengerti tentang ASI eksklusif
2. Jelaskan manfaat dari ASI Eksklusif
R / ibu dapat mengerti pentingnya ASI dan bersedia menyusi bayinya
3. Anjurkan ibu agar istirahat yang cukup
R/ istirahat cukup dapat meningkatkan jumlah produksi ASI
4. Anjurkan ibu agar mengkonsumsi gizi seimbang
R/ Makanan yang mengandung gizi seimbang sangat diperlukan oleh ibu
untuk sumber tenaga, pembangunan dan pengaturan untuk membantu proses
pemulihan dan pembentukan ASI.
5. Ajurkan ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin
R/ semakin sering bayi menghisap akan merangsang hormon prolaktin dan
oksitosin untuk memproduksi dan mengeluarkan ASI.
6. Ajarkan ibu cara menyusui dengan benar
R/ : dengan posisi/cara menyusui yang benar, bayi lebih mudah dan puas
menghisap ASI, sementara ibu tidak merasa sakit.
7. Jelaskan cara memerah dan menyimpan ASI
24
R/ Ibu bisa membuat persediaan ASI yang cukup bagi bayi walaupun sedang
bekerja.
8. Berikan leaflet
R/ bacaan bagi ibu

3.4 IMPLEMENTASI
Tanggal Masalah kesehatan Implementasi
18-10-2017  Memperkenalkan diri dengan
Jam 16.00 WIB keluarga
 Menjelaskan tujuan kunjungan dan
membuat janji untuk melakukan
kunjungan ulang
 Mengkaji status keluarga dengan
wawancara dan pengamatan
27-10-2017 Kurangnya 1. Memberikan penyuluhan mengenai
Jam 15.30 WIB pengetahuan ibu pengertian ASI eksklusif
tentang ASI 2. Menjelaskan manfaat dari ASI
Eksklusif Eksklusif yaitu bayi memperoleh
zat kekebalan tubuh alamiah dari
ASI, tidak menyebabkan alergi
pada bayi, memperkuat ikatan batin
dan jalinan kasih sayang antara ibu
dan bayi, menyusui bayi secara
eksklusif dapat menunda
kehamilan, mengurangi
kemungkinan kanker payudara,
praktiks dan ekonomis 
3. Menganjurkan ibu agar istirahat
yang cukup
4. Menganjurkan ibu agar
mengkonsumsi gizi seimbang
28-10-2017 Kurangnya 1. Mengajarkan ibu cara menyusui
Jam 15..40 pengetahuan ibu bayinya dengan posisi dengan
WIB teknik menyusui nyaman, dekatkan putting kemulut
yang benar dan ibu bayi sehingga menyentuh tepi
tidak sempat mulut, pastikan bahwa semua
menyusi bayinya aerola masuk kemulut bayi,
karena bekerja gunakan jari untuk menekan
payudara agar tak menutupi hidung
bayi.
2. Menjelaskan cara memerah dan
menyimpan ASI yaitu posisikan
tangan pada salah satu payudara,
kemudian letakkan ibu jari terletak
berlawanan dengan jari telunjuk,
25
tekan tangan kearah dada, lalu
dengan lembut tekan jari tangan
secara bersamaan, tampung ASI
peras pada cengkir (steril) yang
bermulut lebar.
3. Memberikan leaflet pada ibu untuk
menambah pengetahuan pada ibu.

3.5 EVALUASI
Tanggal : Selasa, 31-10-2017
Pukul : 16.00 WIB
S : Ibu mengatakan mengerti tentang ASI EKsklusif
O : Ibu mampu mejelaskan pengertian ASI Eksklusif, manfaat, cara
menyusui dan menyimpan ASI.
A : Masalah sudah teratasi
P : Mengajurkan ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn. “M” di RT


006 RW 004 Desa Langlang, kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ternyata
didapatkan masalah yaitu kurangnya pengetahuan keluarga tentang ASI Eksklusif.
Pada pengkajian, didapatkan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
Dalam teori dan praktek. Dalam teori menyebutkan ASI eksklusif yaitu pemberian
Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklisif
dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi. (Dep Kes RI, 2005). Namun,
dalam kasus didapati bahwa By. “M” mempunyai riwayat mulai di berikan Susu
Formula sejak berumur 1,5 bulan. Hal ini didapatkan bahwa masalah yang timbul
dikarenakan ibu yang bekerja dan kurangnya pengetahuan keluarga karena
rendahnya tingkat pendidikan. Factor kurangnya pengetahuan keluarga ini
menimbulkan ketidakmampuan keluarga untuk mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga dan itulah yang lazim terjadi.
Setelah dilakukan perencanaan dan pelaksanaan pada tanggal 18 Oktober
2017, Ny. “S” dapat mengerti tentang ASI eksklusif serta cara menyusui yang
benar. kemudian melakukan evaluasi tanggal 31 Oktober 2017 didapatkan bahwa
masalah keluarga Tn. “M” sudah teratasi.
Dengan demikian, pemberian penyuluhan sangat dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, dan harus dilakukan oleh
setiap tenaga kesehatan yang ada di keluarga, dan harus dilakukan oleh setiap
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dibidang ini sehingga harapan menjadi
bangsa yang sehat dapat tercapai.

27
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Keluarga, maka penulis menyimpulkan
bahwa :
1. Keluarga Tn. M termasuk keluarga yang sederhana dengan penghasilan
yang terbilang cukup, semua kebutuhan keluarga Tn. M dapat terpenuhi,
termasuk biaya untuk periksa kesehatan dan berobat apabila sakit.
2. Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn. M yaitu kurangnya
pengetahuan tentang ASI eksklusif.
3. Setelah dilakukan perencanaan dan pelaksanaan dari masalah yang ada
pada keluarga Tn. M, yaitu penyuluhan untuk mengatasi masalah tersebut
dan masalah tersebut dapat teratasi.

5.2 Saran
1. Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan
pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar
dapat ditangani.
2. Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada masyarakat pada
umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun
pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi
atau mengingat kembali informasi kesehatan kepada masyarakat dengan
dibantu pihak lain yang bersangkutan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ambarawati, Eny Retna dkk.2009.Asuhan Kebidanan Nifas. Yogjakarta : Mitra


Cendikia
Bopak, 2000. Perawatan maternitas dan Ginekologi. Bandung: Yayasan IAPKP.
Depkes RI. 2011
Depkes. R I., 2005. Pan5uan Buku Klinik Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta.
Entjang, Indan.2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Bandung: Citra Aditya Bakti
Effendi. 2011. Ilmu Kesehatan masyarakat. EGC. Jakarta
Handajani, Dewi. 2006. Makanan Pendamping ASI.12-25 Juli 2006. Jakarta:
Ayah Bunda
Notoatmodjo,S.2014.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan II.Jakarta:
EGC

29

Anda mungkin juga menyukai