Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

A
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ISPA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LABUAPI

LAPORAN ASKEP INI DISUSUN UNTUK


MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

NURUL HASANAH
P07120119035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2021
KATA PENGHANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus
yang berjudul “Asuhan Keperawatan keluarga Tn. A Dengan Salah Satu Anggota
Keluarga Menderita Ispa Di Wilayah Kerja Puskesmas Labuapi” dalam menyelesaikan
laporan ini penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Rohayati, S. Si., selaku kepala puskesmas labuapi
2. Ibu Ns Nurul Ilham, S. Kep., sebagai Pembimbing Lahan di Puskesmas Labuapi
3. Bapak Drs. H. Zulkifli, S. Kep., MMKes., MM., sebagai Pembimbing Akademik
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Mataram, Oktober 2021

Penulis

LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga.
Keluarga Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008). Keluarga adalah
dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008). Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008). Dari
tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua
macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak
dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang
hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi
sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupanny
3. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Fungsi keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang
dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai
fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, adalah :
1) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,
sosila dan spiritual.
3) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga
siap menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam
mempersiapkan masa depannya.

5. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam
tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang
belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini
antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama. \
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46
orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah
dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual
dan kegiatan).
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu.
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana Child Bearing.
8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kotak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan
anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
1) Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali
fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai
suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini adalh : Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak – anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara
hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya
(Murwani, 2008). Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data umum Pengkajia terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarg
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga Status ekonomi sosial keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentuka
pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan
saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan
keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3) Riwayat keluarga Inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan
yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-
kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya Menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan
melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic
tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan mengenai
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/ kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobiltas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan
dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya
dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga Yang termasuk pada sistem pendukung
keluarga adalah jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup,
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga
dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
2) Struktur kekeuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga, yang berhubungan denga kesehatan.
e. Fungsi-fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi / stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, ataumasyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya
(Harmoko, hal 86; 2012)Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86;
2012)
a. Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga
dan memerlukan waktu yang cepat.
b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi
maslah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan perawatuntuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi
masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko,
hal 93; 2012). Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan keperawatan
keluarga (Harmoko, hal 94; 2012)
a. Menentukan sasaran atau goal
b. Menentukan tujuan dan objek
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
d. Menentukan kriteria dan standar kriteria.
4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan
minat keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat
(Harmoko, hal 97; 2012)Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di
bawah ini (Harmoko, hal 98; 2012)
a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan
kesehatan dengan cara memberikan informasi kesehatan,
mengidentifikasi kebutuhan, dan harapan tentang kesehatan, serta
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukn
tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan
mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan
perawatan
d. Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan
menjadi sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat
digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan
cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
cara menggunakan fasilitas tersebut.
5. Evaluasi
Mengevealuasi adalah menilai atau menghargai. Evaluasi keperawatan
merupakan tahapan terakhir dari peroses keperawatan untuk mengukur respon
klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian
tujuan (Perry dan Potter 2005). Evaluasi adalah aspek penting proses
keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah
intervensi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah.

C. Konsep Dasar Penyakit Ispa


1. Definisi
Infeksi sluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan
akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung
kurang lebih 14 hari. ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi
kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara
stimulant atau berurutan. (Nurrijal, 2009)
Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran
pernapasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai berikut: infeksi adalah
masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang
biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ
yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-
sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis
mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah
(termasuk jaringan paruparu) dan organ adneksa saluran pernapasan. Sesuai
dengan batasan ini maka jaringan paru-paru termasuk saluran pernapasan. Infeksi
akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit 10 yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
(Depkes, 2010).
2. Penyebab
Depkes (2004) menyatakan penyakit ispa dapat disebabkan oleh
berbagai penyebab seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-lainnya.
Ispa bagian atas umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan ispa bagian bawah
dapat disebabkan oleh bakteri, umumnya mempunyai manifestasi klinis yang
berat sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam penanganannya. Bakteri
penyebab ispa antara lain adalah genus streptococcus, stapilococus,
pneumococus, haemophyllus, bordetella dan corynobacterium. Virus penyebab
ispa antara lain golongan paramykovirus (termasuk didalamnya virus influenza,
virus parainfluenza dan virus campak), adenovirus, coronavirus, 17 picornavirus,
herpesvirus, dan lain-lain. Di Negara-negara berkembang umumnya kuman
penyebab ispa adalah streptococcus pneumonia dan haemopylus influenza.
3. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ispa dimulai dengan berinteraksinya virus
dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernapasan
menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak keatas
mendorong virus kearah faring atau dengan suatu tangkapan reflex spasmus oleh
laring. Jika reflex tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan
mukosa saluran pernapasan.
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk
kering. Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan menyebabkan
kenaikan aktfitas kelenjar mucus yang banyak terdapat pada dinding saluran
napas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal.
Rangsangan cairan berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk sehingga pada
tahap awal gejala ispa paling menonjol adalah batuk.
4. Manifestasi Klinik
Ispa merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran
pernapasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrate peradangan dan edema
mukosa, kongestif vaskuler, bertambahnya sekresi mucus serta perubahan
struktur fungsi siliare. (Muttaqim, 2008) Depkes RI membagi tanda dan gejala
ISPA menjadi tiga yaitu :
a. Gejala dari ispa ringan Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika
ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
1. Batuk
2. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
3. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung 4)
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 C
b. Gejala dari ispa sedang Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang
jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
1. Pernapasan cepat ( fast breathing) sesuai umur yaitu: untuk kelompok
umur kurang dari 2 bulan frekuensi napas 60 kali per menit atau lebih
untuk umur 2- 12 bulan dan 40 kali permenit atau lebih pada umur 12
bulan-<5 tahun.
2. Suhu tubuh lebih dari 39°C
3. Tenggorokan berwarna merah
4. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak
5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telingaPernapasan
berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
c. Gejala dari ispa berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ditemukansatu atau
lebih gejala-gejala sebagai berikut:
1. Bibir atau kulit membiru
2. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
3. Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah
4. Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernapas
5. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
6. Tenggorokan berwarna merah
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto rontgen leher AP Mencari gambaranpembengkakan jaringan
subglotis (steeple sign)
b. Pemeriksaan laboratorium Gambaran darah dapat normal jika disertai
infeksi sekunder maka leukosit dapat meningkat.
c. Pemeriksaan kultur Dapat dilakukan bila didapat eksudat di orofaring atau
plica vocalis. Dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab penyakit,
misalnya bakteri streptococcus grup A.
6. Pathway
DAFATR PUSTAKA
.
Cahya Riska W. Sukarto, Dkk. 2016. Jurnal Keperawatan Hubungan Peran OrangTua
Dalam Pencegahan ISPA Dengan Kekambuhan ISPA Pada Balita DiPuskesmas
Bilalang Kota Kotamobagu: Manado. Universitas SaRatulangi
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Endah Noer P. Daroham , Mutiatikum. 2009. Penyakit ISPA Hasil Riskesdas
Rizka Nugraheni. 2012. Asuhan Keperawatan Pemenuhan KebutuhanOksigenasi Pada An.D
Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Di Ruang Melati RSUD Karangayer.
Surakarta:
Siska Handayani, 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada An. N Dan An.
A Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita DiWilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Padang: Poltekkes Padang
Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai