Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

KEJANG DEMAM

1. Pengertian (Definisi) Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (lebih dari 38 oC) yang disebabkan oleh proses ekstra
cranial.
2. Assessment 1. Suhu tubuh > 38⁰c
Keperawatan 2. Serangan kejang biasanya berlangsung singkat (kurang dari 15
menit)
3. Sifat bangkitan dapat berbentuk :
a. Tonik : mata ke atas, kesadaran hilang dengan segera, bila
berdiri jatuh ke lantai atau tanah, kaku, lengan fleksi,
kaki/kepala/leher ekstensi, tangisan melengking, apneu,
peningkatan saliva.
b. Klonik : gerakan menyentak kasar pada saat tubuh dan
ekstremitas berada pada kontraksi dan relaksasi yang berirama,
hipersalivasi, dapat mengalami inkontinensia urin dan feses
c. Tonik Klonik
d. Akinetik : tidak melakukan gerakan
4. Umumnya kejang berhenti sendiri, anak akan terbangun dan sadar
kembali tanpa adanya kelainan saraf
3. Diagnosis Keperawatan 1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit atau infeksi.
2. Resiko ketidakefektifanperfusi jaringan otak b/d gangguan aliran
darah ke otak akibat kerusakan sel neuron otak , hipoksia dan
edema serebral ditandai dengan TIK meningkat, sakit kepala,
kejang.
3. Resiko cedera b/d ketidakefektifan orientasi (kesadaran umum),
kejang.
4. Resiko aspirasi b/d penurunan tingkat kesadaran, penurunan reflek
menelan.
5. Resiko keterlambatan perkembangan b/d gangguan pertumbuhan.
6. Resiko terjadinya kejang berulang berhubungan dengan
hiperthermi
4. Kriteria Evaluasi / 1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Nursing Outcome 2. Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat
3. Rentang sistol dan diastole dalam rentang yang diharapkan
4. Mampu mengontrol nyeri
5. Dapat mentoleransi aktifitas, tidak ada kelelahan
6. Tidak ada penurunan kesadaran
7. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukan berkurangnya kecemasan
8. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis, dan program pengobatan
5. Intervensi 1. Identifikasi faktor kognitif atau psikis dari pasien yang dapat
Keperawatan menjadiakn potensial jatuh dalam setiap keadaan
2. Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang dapat menjadikan
potensial jatuh
3. Monitor cara berjalan, keseimbangan dan tingkat kelelahan
dengan ambulasi
4. Instruksikan pada pasien untuk memanggil asisten kalau mau
bergerak
5. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
6. Rencanakan monitor suhu secara kontinyu
7. Monitor tanda –tanda hipertensi
8. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
9. Monitor nadi dan RR
10. Catat adanya fluktuasi TD
11. Monitor jumlah dan irama jantung
12. Monitor bunyi jantung
13. Monitor TD pada saat klien berbarning, duduk, berdiri

6. Informasi dan edukasi


1. Jangan panik berlebihan.
2. Jangan masukkan sendok atau jari ke mulut.
3. Jangan memberi obat melalui mulut saat anak masih kejang atau
masih belum sadar.
4. Letakkan anak dalam posisi miring, buka celananya kemudian
berikan diazepam melalui anus dengan dosis yang Sama.
5. Bila masih kejang, diazepam dapat diulang lagi setelah 5 menit,
sambil membawa anak ke rumah sakit.
6. Bila anak demam tinggi, usahakan untuk menurunkan suhu tubuh
anak anda dengan mengkompres tubuh anak dengan air hangat
atau air biasa, lalu berikan penurun demam bila ia sudah sadar.
7. Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat
kejang, berusahalah untuk tetap tenang.
8. Kejang akan berhenti dengan sendirinya. Amati berapa lama anak
anda kejang.
9. Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu, hal ini bisa menjadi
pegangan anda untuk mengetahui pada suhu tubuh berapa anak
anda akan mengalami kejang.
10. Hubungi petugas kesehatan jika kejang berlangsung lebih lama
dari 10 menit.
11. Jika kejang telah berhenti, segeralah ke dokter untuk mencari
penyebab dan mengobati demam.

7. Evaluasi Mengevaluasi subjektif dan objektif setelah dilaksanakan


intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah di
tetapkan.

8. Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

9. Kepustakaan 1. Bulecheck, G.M., Butcher, H.K, Dochterman, J.M., Wagner,


C.M (ads). (2013). Nursing intervention classification (NIC)
St. Louwis : Mosby elsevier)
2. Carpetino & Moyet (2007). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Jakarta : EGC.
3. Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah Volume 3. Jakarta : EGC.
4. Lanywati, Endang (2007). Diabetes Melitus Penyakit
Kencing Manis. Yogyakarta : Kanisius.
5. Moorhead, S., Jhonson, M., Mass, M.L., Swanson, E. (eds).
2013. Nursing outcome classifications (NOC) St. Louis :
Mosby Elsevier.
6. Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC NOC. Jogjakarta : Mediaction Publishing.
7. Sujono & Sukramin (2008). Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Gangguan Eksokrin & Endokrin Pada
Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu.
8. Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan NIC NOC. Jakarta : ECG.

Anda mungkin juga menyukai