Anda di halaman 1dari 4

WOC KEJANG DEMAM PADA ANAK

DEFINISI PENATALAKSANAAN
Kejang demam adalah bangkitan
kejang yang terjadi pada kenaikan Penatalaksanaan kejang demam menurut Wulandari& Erawati (2016)
suhu tubuh (suhu mencapai >380C). yaitu:
kejang demam dapat terjadi karena
proses intracranial maupun a.Penatalaksanaan keperawatan
ekstrakranial. Kejang demam terjadi 1) Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama
pada 2-4% populasi anak  berumur 6 kali adalah ABC (Airway, Breathing, Circulation).
bulan sampai dengan 5 tahun (Amid
dan Hardi, NANDA NIC NOC, 2) Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang ratauntuk
2013). mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah Danger.
TANDA GEJALA 3) Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus
kasa
Menurut lwingstone tanda gejala
Kejang demam dapat terbagi dua, 4) Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa
yaitu: menyebabkan bahaya.
5) Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
 Kejang demam sederhana yang
umumnya terjadi sebentar, yaitu 6) Bila suhu tinggi berikan kompres hangat
kurang dari 15 menit. Kebanyakan 7) Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat
kasus kejang jenis ini akan terjadi
kurang dari 5 menit dan tidak 8) Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit akan
berulang dalam waktu 24 jam. dilepaskan.
 Kejang demam kompleks. Biasanya
terjadi lama (lebih dari 15 menit), Penatalaksanaan medis
terjadi pada sebagian atau satu sisi 1) Bila pasien datang dalam keadaan kejang obat utama adalah
tubuh, dan berulang lebih dari sekali diazepam untuk membrantas kejang secepat mungkin yang diberi
dalam waktu 24 jam. secara IV (intravena),IM (Intra muskular), dan rektal. Dosis sesuai
ETIOLOGI BB:< 10 kg;0,5,0,75 mg/kg BB dengan minimal dalam spuit 7,5 mg,
Faktor-faktor prenatal, malformasi otak > 20 kg ; 0,5 mg/kg BB. Dosis rata-rata dipakai 0,3 mg/kg BB/kali
congenintal, faktor genetika, penyakit infeksi dengan maksimal 5 mg pada anak berumur kurang dari 5 tahun,dan
(ensefalitis, meningitis), demam, gangguan 10 mg pada anak yang lebih besar
metabolisme, trauma, neoplasma toksin, 2) Untuk mencegah edema otak , berikan kortikosteroid dengan dosis
gangguan sirkulasi, penyakit degeneratif 20-30 mg/kg BB/ hari dan dibagi dalam 3 dosis atau sebaiknya
susunan saraf dan respon alergi atau keadaan glukortikoid misalnya deksametazon 0,5-1 ampul setiap 6 jam
imun yang abnormal

KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi:
Daftar Rujukan
 Dapat terjadi perlukaan misalnya lidah tergigit
atau akibat gesekan gigi. Nanda 2011-2012. 2005. Panduan Diagnosa
 Dapat terjadi perlukaan akibat benda tajam Keperawatan. Jakarta : Primamedika. Wilkinson,
 Dapat terjadi perlukaan akibat jatuh Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC. Wong,
selain bahaya akibat kejang, risiko komplikasi Donna L. 2009.
dapat terjadi akibat  pemberian obat Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6.
antikonvulsan yang dapat terjadi di rumah sakit. Jakarta:EGC
Misalnya: 1. Karena kejang tidak segera
berhenti  padahal telah mendapat fenobarbital
kemudian di berikan diazepam maka dapat
berakibat apnea. 2. Jika memberikan diazepam
secara intravena terlalu cepat juga dapat
menyebabkan depresi pusat pernapasan
YAYU PUJI PRATIWI Toksik , trauma Penyakit infeksi
ekstracranial dll
PROGRAM PROFESI
NERS STIKES
BHAMADA SLAWI MK: Hipertermi
Merangsang hipotalamus
2020-2021 Intervensi :
untuk menaikkan suhu 1. Monitor suhu sesering mungkin
tubuh 2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Monitor tekanan darah, nadi dan
MK: Resiko cidera MK: HIPERTERMI RR
Intervensi : 4. Monitor penurunan tingkat
1. Manajemen lingkungan kesadaran
2. Sediakan Iingkungan yang aman 5. Monitor intake dan output
untuk pasien Pengeluaran mediator kimia 6. Berikan anti piretik dan antibioti
3. Identifikasi kebutuhan keamanan 7. Kompres pasien pada lipat paha
epinefrin danprostagladin
pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan aksila
dan fungsi kognitif  pasien dan epinefrin dan  prostaglandinI 8. Monitor hidrasi seperti turgor
riwayat penyakit terdahulu pasien kulit, kelembaban membran
4. Menghindarkan lingkungan yang Merangsang peningkatan mukosa
berbahaya (misalnya potensi aksi pada neuron
memindahkan perabotan)
5. Menyediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih Merangsang perpindahan
6. Menempatkan saklar lampu ion K+dan ion N+ secara MK: Ketidakefektifan pola nafas
ditempat yang mudah dijangkau cepat dari luar sel menuju ke Intervensi :
pasien. dalam sel 1. Kaji pola nafas
7. Menganjurkan keluarga untuk 2. Auskultasi suara nafas
menemani pasien.   3. Berikan O2
8. Mengontrol lingkungan dari 4. Monitor status O2
kebisingan Meningkatkan fase
depolarisasi neuron dengan 5. Monitor respirasi
9. Memindahkan barang-barang 6. Lakukan fisioterapi dada
yang dapat membahayakan cepat
7. Posisikan pasien untuk
10. Berikan penjelasan pada pasien memakimalkan ventilasi
dan keluarga atau pengunjung 8. Kolaborasi dengan tim medis
adanya perubahan status untuk pemberian obat
KEJANG
kesehatan dan penyebab  penyakit

Penurunan Spasme bronkus


Spasme otot kesadaran
ekstermitas

Kekakuan otot
MK: RESIKO pernafasan
CIDERA

MK: POLA
NAFAS TIDAK
EFEKTIF

Anda mungkin juga menyukai