ASMA ANAK 2021 RSUD LANDAK No. Revisi Halaman LANDAK No. Dokumen 00 1/5 Ditetapkan oleh: Direktur Utama PPK Rawat Inap Tanggal terbit: KSM Ilmu Kesehatan Anak Dr. H.S. Wahyu P., Sp.B. NIP 19810715 200904 1 002 No.ICD 10 J45.9 - Asthma, unspecified J45.20 Mild Intermitten Asthma J45.21 Mild Intermitent asthma with acute exacerbation J45.22 Mild Intermittent asthma with status asmaticus J45.3 Mild persistent asthma J45.30 Mild persistent asthma, uncomplicated J45.31 Mild persistent asthma with acute exacerbation J45.32 Mild persistent asthma with status asthmaticus J45.40 Moderate persistent asthma with uncomplicated J45.41 Moderate persistent asthma with acute exacerbation J45.42 Moderate persistent asthma with status asthmaticus J45.5 Severe persistent asthma Pengertian Asma adalah mengi dan/atau batuk berulang dengan karakteristik timbul secara episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisis, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya. Asma merupakan penyakit kronik yang dapat mengalami serangan akut (eksaserbasi). Asma akut atau serangan asma adalah episode perburukan progresif gejala-gejala asma, seperti batuk, sesak, mengi, rasa dada tertekan. Anamnesis Batuk terutama pada malam hari, sesak napas, mengi, atau dada terasa berat yang bersifat episodik (berulang) serta adanya riwayat asma atau penyakit alergi lain pada pasien atau anggota keluarga.
Batuk dan mengi yang mengarah ke asma :
1. Timbul berulang 2. Gejala lebih berat pada malam hari 3. Timbul setelah berolahraga, aktivitas fisik, menangis atau tertawa berlebihan, atau perubahan cuaca/suhu. 4. Timbul bila ada faktor pencetus inhalan (hirupan) atau digestan (makanan) PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK ASMA ANAK 2021 RSUD LANDAK No. Revisi Halaman LANDAK No. Dokumen 00 2/5 5. Pencetus inhalan dapat berupa debu, bulu binatang, aroma parfum yang kuat atau aerosol, asap rokok, asap perapian, atau asap kendaraan 6. Bila mengalami selesma, gejala batuk dan/atau pilek bertahan lebih lama (>10 hari) 7. Gejala klinis membaik setelah pemberian obat asma. Pemeriksaan 1. Kesadaran dan tanda vital Fisik 2. Posisi duduk 3. Kemampuan mengucapkan kalimat lengkap atau hanya beberapa patah kata 4. Kesulitan minum/makan pada anak kecil 5. Sesak napas pada fase inspirasi 6. Retraksi toraks: suprasternal, interkostal, epigastrium 7. Mengi 8. Sianosis 9. Tanda infeksi penyerta/komplikasi Kriteria Pembagian serangan asma: diagnosis Ringan-sedang: 1. Bicara dalam kalimat 2. Lebih memilih duduk dibandingkan berbaring 3. Tidak gelisah 4. Frekuensi napas meningkat 5. Frekuensi nadi meningkat 6. Retraksi minimal 7. Saturasi O2 pada udara kamar 90-95% 8. PEF >50% prediksi atau terbaik Berat: 1. Bicara dalam kata/ kesulitan mengucapkan kalimat 2. Duduk bertopang lengan 3. Gelisah 4. Frekuensi napas meningkat 5. Frekuensi nadi meningkat 6. Retraksi jelas 7. Saturasi O2 pada udara kamar< 90% 8. PEF ≤50% prediksi atau terbaik Ancaman henti napas: 1. Mengantuk 2. Letargis 3. Suara napas tak terdengar Diagnosis 1. Pneumonia Banding 2. Bronkiolitis 3. Peneumonia aspirasi 4. Aspirasi benda asing Pemeriksaan 1. Pulse oxymetri PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK ASMA ANAK 2021 RSUD LANDAK No. Revisi Halaman LANDAK No. Dokumen 00 3/5 Penunjang 2. Analisis gas darah: pada asma berat & mengancam nyawa dapat terjadi asidosis respiratorik dan metabolik 3. Darah rutin dan serum elektrolit 4. Foto Toraks: pada asma umumnya tampak hiperaerasi, indikasi pada asma serangan berat atau bila dijumpai komplikasi berupa atelektasis, pneumotoraks, dan pneumomediastinum Konsultasi Tidak ada Perawatan Asma serangan ringan-sedang hingga berat Rumah Sakit Terapi/tindakan Serangan asma ringan-sedang (ICD 9 CM) 1. Nebulisasi β2 kerja pendek dapat diulang 2 kali dalam 1 jam, dapat ditambahkan ipratoprium bromide pada nebulisasi ketiga. 2. Jika membaik pasien dapat dipulangkan dengan bekal obat agonis β2 hirup atau oral yang diberikan setiap 4-6 jam 3. Steroid sistemik oral prednisone/prednisolone dengan dosis 1-2 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis selama 3-5 hari (maksimal 1 kali dalam 1 bulan). 4. Pasang akses intravena bila perlu perawatan di ruang rawat inap
Serangan asma berat
1. Oksigen 2-4 liter per menit sejak awal termasuk saat nebulisasi 2. Nebulisasi pertama kali adalah agonis β2 dan ipratorium bromide setiap 2 jam 3. Pasang jalur intravena 4. Steroid sistemik parenteral diberikan metilprednisolon 1-2 mg/kg tiap 12 jam (dosis maksimal 60mg/hari) 5. Rontgen thorax (untuk mendeteksi adanya pneumothorax dan/ pneumomediastinum) 6. Bila terdapat ancaman henti napas: rawat ruang intensif.
Tatalaksana di ruang rawat inap :
1. Terapi oksigen diteruskan pada serangan sedang dan berat. 2. Koreksi dehidrasi dan asidosis bila ada 3. Steroid intravena diberikan metilprednisolon secara bolus 1-2 mg/kg tiap 12 jam (dosis PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK ASMA ANAK 2021 RSUD LANDAK No. Revisi Halaman LANDAK No. Dokumen 00 4/5 maksimal 60mg/hari) 4. Nebulisasi beta2-agonis + antikolinergik dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-2 jam, jikada dengan 4-6 kali pemberian mulai membaik, jarak pemberian dapat diperlebar. 5. Aminofilin intravena diberikan dengan ketentuan : a. Jika belum pernah mendapat aminofilin sebelumnya, diberikan aminofilin dosis awal (inisial) sebesar 6-8mg/kgbb dilarutkan dalam dekstrosa atau garam fisiologis sebanyak 20ml, diberikan dalam 20-30menit. b. Bila respon belum optimal dilanjutkan dengan pemberian aminofilin dosis rumatan sebanyak 0.5-1mg/kgbb/jam. c. Jika pasien telah mendapat aminofilin sebelumnya (kurang dari 8 jam), dosis diberikan separuhnya, baik dosis awal (3-4 mg/kgbb) maupun rumatan (0.25-0.5 mg/kgbb/jam) d. Bila memungkinkan, sebaiknya kadar aminofilin dalam darah diukur dan dipertahankan sebesar 10-20µg/ml e. Pantau gejala intoksikasi aminofilin , efek samping yang sering adalah mual, muntah ,takikardia, dan agitasi. Toksisitas yang berat dapat menyebabkan aritmia, hipotensi, dan kejang. 2. Jika telah terjadi perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan setiap 6 jam sampai 24 jam. Steroid dan aminofilin diganti dengan permberian oral. 3. Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali obat beta- agonis (hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4-6 jam selama 24-48 jam. Selain itu steroid oral dilanjutkan hingga pasien kontrol ke klinik rawat jalan dalam 24-48 jam untuk re-evaluasi tatalaksana (89.03).
Kriteria perawatan di ruang intensif :
a) Tidak ada respons sama sekali terhadap tatalaksana awal di UGD / perburukan serangan asma yang cepat. b) Ada kebingungan, disorientasi, dan tanda lain PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK ASMA ANAK 2021 RSUD LANDAK No. Revisi Halaman LANDAK No. Dokumen 00 5/5 ancaman henti napas, atau penurunan kesadaran. c) Tidak ada perbaikan dengan tatalaksan baku di ruang rawat inap d) Ancaman henti napas: hipoksemia tetap terjadi meskipun diberi oksigen (PaO2 <60mmHg dan/atau PaCO2 >45mmHg)
Tempat 1. Ruang UGD anak
Pelayanan 2. Ruang rawat inap anak 3. PICU Penyulit Pneumotoraks, gagal napas Informed Tertulis : keputusan perawatan di PICU bila dibutuhkan Consent Lisan : pemasangan oksigen, tindakan nebulisasi, pemasangan jalur intravena, memasukkan obat intravena Tenaga Standar Dokter Spesialis Anak
Lama Perawatan Asma serangan sedang : 3 hari
Asma serangan berat : 5 hari Masa Pemulihan Asma serangan sedang : 2 hari Asma serangan berat : 3 hari Hasil 1. Serangan asma teratasi dan terkendali. 2. Pada kasus yang sangat berat dan keterlambatan saat datang dapat berakibat kematian Patologi Tidak diperlukan Otopsi Tidak diperlukan Prognosis Ad vitam: dubia ad Bonam Ad functionam: dubia ad Bonam Ad Sanationam: dubia ad Bonam Tindak Lanjut Kontrol dalam 48-72 jam setelah pulang dari RS untuk evaluasi Tingkat Eviden & - Rekomendasi Indikator Medis Kriteria pulang
1. Gejala dan tanda asma menghilang
2. Asupan per oral adekuat 3. Kondisi rumah / keluarga memungkinkan untuk perawatan lanjutan di rumah Edukasi 1. Penjelasan tentang penyakit yang dialami 2. Penjelasan tentang rencana pemeriksaan diagnostik 3. Penjelasan tentang rencana pengobatan 4. Penjelasan tentang kemungkinan serangan ulang PANDUAN PRAKTIK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK ASMA ANAK 2021 RSUD LANDAK No. Revisi Halaman LANDAK No. Dokumen 00 6/5 dan komplikasi 5. Penjelasan tentang upaya pencegahan serangan
Kepustakaan 1. Global Initiative for Asthma. Global strategy for
asthma management and prevention. National Institute of Health. National Heart, Lung, and Blood Institute; NIH publ. No. 02-3659, 2012. 2. Michael Sly. Asthma. In: Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM, penyunting. Nelson textbook of pediatric, edisi ke-15, Philadelphia: Saunders, 1996, h. 628-40. 2. UKK Respirologi PP IDAI. Pedoman Nasional Asma Anak. Jakarta, 2015. 3. Warner JO, Naspitz CK. Third international pediatric consensus statement on the management of childhood asthma. Ped Pulmonol. 1998; 25:1-17. 4. Bush A. Chronic cough and/or wheezing in infants and children less than 5 years old: diagnostic approaches. Dalam: Naspitz CK, Szefler SJ, Tinkelman, DG, Warner JO, penyunting. Textbook of pediatric asthma. An international perspective. London: Martin Dunitz Ltd; 2001: h.99-120. 5. Cartier A. Anti allergic drugs. In: O’Byme PM, Thomson NC, Ed. Manual of asthma management, edisi ke-2, London: Saunders, 2001.h.197-201. 6. Keresmar CM, Mcdowell KM. Wheezing in older children:Asma. Dalam: Wimot RW, et al, penyunting. Kendig’s disorders of the respiratory tract in children. Ed ke-7. Fiiladelphia: Elsevier; 2019.h.687-721.