Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN ASMA EKSASERBASI AKUT

PRAKTIK KLINIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………… ………………….. 1/1


Tanggal terbit Ditetapkan Direktur,
RSUD SUNGAI RUMBAI

………………….
dr. SUJITO
NIP. 197908212008041001
Asma eksaserbasi akut (acute severe asma, flare up)
merupakan suatu keadaan klinis dimana didapatkan
PENGERTIAN
adanya peningkatan gejala asma yang progresif,
ditandai dengan sesak napas, batuk, mengi atau rasa
terikat di dada yang semakin berat disertai dengan adanya
penurunan fungsi paru yang juga bersifat progresif.

1. Riwayat serangan asma sebelumnya (periode,


intensitas, perawatan/pengobatan),
ANAMNESIS
2. Paparan terhadap potensi alergen tertentu,
3. Penyakit infeksi baru-baru saja,
4. Obat-obat yang sedang dikonsumsi,
5. Kegiatan fisik, stres dan emosi

1. Inspeksi untuk melihat penggunaan otot tambahan


untuk upaya bernapas,
PEMERIKSAAN
2. Auskultasi apakah ada suara napas tambahan,
FISIK misalnya mengi, rhonki atau suara nafas tambahan
lain untuk menilai kemungkinan faktor pemberat
atau penyebab sesak lain seperti reaksi anafilaksis,
pneumotoraks, pneumonia, gagal jantung, emboli
paru dan aspirasi benda asing.
3. Pemeriksaan tanda vital : Tekanan Darah, Denyut
nadi, Frekuensi nafas, Suhu
4. Saturasi oksigen,
5. Nilai kemampuan untuk mengucapkan kalimat

*Jika tersedia Peak Flow Meter, gunakan untuk mengukur


PEF (Peak expiratory flow)
- Serangan asma ringan atau sedang
Bicara dalam frase, lebih suka duduk hingga
KRITERIA
berbaring, tidak gelisah, frekuensi napas meningka,
DIAGNOSIS otot-otot aksesori tidak digunakan, Frekuensi nadi
100-120 x/menit, saturasi O2 (onair) 90-95%, PEF>
50% predicted
- Serangan asma berat
Bicara dalam kata-kata, duduk membungkuk ke
depan, gelisah, frekuensi napas > 30 x/ menit, otot-
otot aksesori digunakan, denyut nadi > 120 x/menit,
saturasi O2 (on air) <90%, PEF <50% predicted

Status Asmatikus
DIAGNOSIS KERJA
Pada dewasa:
1. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik),
DIAGNOSIS
2. CHF (Gagal Jantung Kongestif),
BANDING 3. GERD (Penyakit Refluks Gastroesofageal),
4. Obstruksi mekanis pada jalan napas (misal tumor
atau benda asing),
5. Kerusakan pita suara.

Pada anak:
1. Aspirasi benda asing menyebabkan obstruksi jalan
napas,
2. Pneumonia/bronkitis,
3. Fibrosis kistik,
4. Displasia bronkopulmoner (pada bayi prematur),
5. Sindrom diskinesia siliaris primer.

Sesuai dengan kondisi lain yang menyertai pasien.

PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan hitung jenis leukosit untuk melihat


PENUNJANG keberadaan menguji keberadaan eosinofilia dan
neutrofilia5
2. Pemeriksaan foto toraks tidak disarankan
untuk dilakukan secara rutin. Pemeriksaan foto
toraks perlu dilakukan bila diduga adanya
kemungkinan penyebab sesak yang lain
khususnya pada orang tua,misalnya adanya gagal
jantung

Prinsip terapi pada asma menyesuaikan dengan pengkajian


TERAPI
status asma. Pemberian terapi (sesuai algoritma ) bertumpu
pada penggunaan:

1. Agonis Beta2 Kerja Pendek, baik melalui inhalasi


maupun nebulasi;

2. Kortikosteroid sistemis, baik secara oral maupun


parenteral;

3. Pertimbangan terapi tambahan.

Edukasi pada asma meliputi:

1. Mengenai terapi dan pengobatan yang dibawa


pulang,
2. Mengenai pencegahan asma termasuk
EDUKASI menghindari pencetus dan perokok pasif,
3. Apa yang dilakukan jika muncul serangan
kembali,
4. Pertimbangan rujukan ke spesialis paru jika
pertimbangan klinis mengarahkan demikian

Quo ad vitam : dubia ad bonam


PROGNOSIS Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Diagnosis : I / II/ III/ IV (referensi no 1-4)


TINGKAT EVIDENS Terapi : I / II/ III/ IV (referensi no 1-4)

TINGKAT
REKOMENDASI

PENELAAH KRITIS

INDIKATOR Kriteria pulang atau rawat inap adalah:


- Penderita dirawat inap bila VEP1 atau APE sebelum
(OUTCOME)
pengobatan awal < 25% nilai terbaik/ prediksi; atau
VEP1 /APE < 40% nilai terbaik/ prediksi setelah
pengobatan awal diberikan
- Penderita berpotensi untuk dapat dipulangkan, bila
VEP1/APE 40-60% nilai terbaik/ prediksi setelah
pengobatan awal, dengan diyakini tindak lanjut
adekuat dan kepatuhan berobat.
- Penderita dengan respons pengobatan awal
memberikan VEP1/APE > 60% nilai terbaik/
prediksi, umumnya dapat dipulangkan
1. Global strategy for asthma management and
prevention. Management of worsening asthma and
exacerbations. Global initiative for asthma, 2016; 72-
85
2. Chestnut MS, Prendergast TJ. Obstructive lung
diseases : Asthma and Chronic Obstructive
Pulmonary Diseases (COPD). In : Hammer GD,
McPhee SJ, editors. Pathophysiology of Disease. An
Introduction to Clinical Medicine. Toronto : Mc Graw
Hill Education; 2014.p.228-32
3. Indinnimeo, Chiappini, Miraglia Del Giudice, & Italian
KEPUSTAKAAN Panel for the management of acute asthma attack in
children Roberto Bernardini, 2018
4. Usmani OS, Barnes PJ. Asthma : Clinical
Presentation and Management. In: Elias JK,
Fishman JA, Kotloff RM, Pack AL, Senior RM,
editors. Fishmans Pulmonary Diseases and
Disorders. Toronto: McGraw Hill Education;
2015.p.712-3
5. Fahy, J. V. (2009). Eosinophilic and Neutrophilic
Inflammation in Asthma: Insights from Clinical Studies.
Proceedings of the American Thoracic Society, 6(3), 256–
259. https://doi.org/10.1513/pats.200808-087RM

DIREKTUR RSUD SUNGAI RUMBAI

dr. SUJITO
NIP. 197908212008041001

Algoritma penatalaksanaan serangan asma di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai