Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ASMA BRONKIAL

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

0 0 1/1

PT. Pertamina (PERSERO) RU II

Fungsi Medical

SOP Tanggal Terbit

dr. Tzeto Itjong


Area Manager Medical

Definisi Asma Asma bronkial merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai
Bronkial dengan mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas.

Faktor Risiko Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
Asma Bronkial timbulnya serangan asma bronkial.
1. Faktor predisposisi
• Genetik
Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga
menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat
mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor
pencetus.
2. Faktor presipitasi
• Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Inhalan, sesuatu yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu,
bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
b. Ingestan, sesuatu yang masuk melalui mulut seperti makanan dan obat-
obatan
c. Kontaktan, sesuatu yang masuk melalui kontak dengan kulit sepeti
perhiasan, logam dan jam tangan
• Perubahan cuaca
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan
asma. Kadang kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim
hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin
serbuk bunga dan debu.
• Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
• Lingkungan kerja
• Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi
segera setelah selesai aktifitas tersebut.

Tanda dan Keluhan utama penderita asma ialah


Gejala Asma 1. sesak napas mendadak, disertai fase inspirasi yang lebih pendek
Bronkial dibandingkan dengan fase ekspirasi,
2. diikuti bunyi mengi (wheezing),
3. batuk yang disertai serangn napas yang kumat-kumatan.
4. Pada beberapa penderita asma, keluhan tersebut dapat ringan, sedang atau
berat dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin lama
makin meningkat atau tiba-tiba menjadi lebih berat.

Klasifikasi Asma
Bronkial
ANAMNESIS Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa
batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca.
Anamnesis yang baik cukup untuk menegakkan diagnosis, ditambah dengan
pemeriksaan jasmani dan pengukuran faal paru terutama reversibiliti kelainan
faal paru, akan lebih meningkatkan nilai diagnostik.

Riwayat penyakit / gejala :


1. Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
2. Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
3. Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
4. Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
5. Respons terhadap pemberian bronkodilator

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :


1. Riwayat keluarga (atopi)
2. Riwayat alergi / atopi
3. Penyakit lain yang memberatkan
4. Perkembangan penyakit dan pengobatan

PEMERISKAAN 1. Pernapasan cuping hidung


FISIK 2. Retraksi sela iga
3. Pada auskultasi thorax dijumpai wheezing/mengi
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)
• Foto toraks
• Uji sensitifitas kulit
• Spirometri
Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/ KVP < 75% atau VEP1 < 80%
nilai prediksi.
PEMERIKSAAN • Uji provokasi bronkus
PENUNJANG Pemeriksaan uji provokasi bronkus mempunyai sensitiviti yang tinggi tetapi
spesifisiti rendah, artinya hasil negatif dapat menyingkirkan diagnosis asma persisten,
tetapi hasil positif tidak selalu berarti bahwa penderita tersebut asma. Hasil positif
dapat terjadi pada penyakit lain seperti rinitis alergik, berbagai gangguan dengan
penyempitan jalan napas seperti PPOK, bronkiektasis dan fibrosis kistik.
Tatalaksana
Asma Bronkial

Tatalaksana Asma Eksaserbasi Akut


1. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk
beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik atau
memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan dan mengetahui kapan
harus meminta pertolongan dokter.
2. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma
Edukasi Asma secara berkala (asthma control test/ ACT)
Bronkial 3. Pola hidup sehat
4. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
a. Menghindari setiap pencetus
b. Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan
exercise untuk mencegah exercise induced asthma

1. Pneumotoraks,
Komplikasi 2. Pneumomediastinum,
Asma Bronkial 3. Gagal napas, 
4. Asma resisten terhadap steroid
Ad sanasionam : bonam
Prognosis Asma
Ad fungsionam : bonam
Bronkial
Ad vitam : bonam

Anda mungkin juga menyukai