Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN MASALAH MEDIS CHRONIC

KIDNEY DISEASE DI RUANG MELATI RSUD dr. HARYOTO


LUMAJANG

Oleh :

MAFLAHATUN NABILA

NIM : 20101098

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa :
Kasus Asuhan Keperawatan/
Laporan Pendahuluan :
Ruang Praktik :
Lahan Praktik :

Lumajang,
2023

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

(..............................................................) (..........................................................)
NIP/NIK. NIP/NIK.
LEMBAR KONSULTASI

Tanggal Materi yang dikonsulkan dan Nama dan tanda


uraian pembimbing tangan pembimbing
LAPORAN PENDAHULUAN EKLAMPSIA

1.1 Definisi
Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua,
persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma,
dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala - gejala preeklampsia
(hipertensi, edems, proteinuri). Eklampsia merupakan serangan konvulsi yang
mendadak atau suatu kondisi yang dirumuskan penyakit hipertensi yang
terjadi oleh kehamilan, menyebabkan kejang dan koma (Helen Varney, 2017).
1.2 Etiologi
Penyebab Eklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti,
tetapi pada penderita yang meninggal karena eklampsia terdapat perubahan
yang khas pada berbagai alat. Tetapi kelainan yang mengenai penyakit
ini adalah smapmus arteriole retensi Na dan air dan coogulasi
intravaskuler.Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab
Eklampsia yaitu :
1. Bertambahnya frekuensi pada primigramivida, kehamilan ganda,
hidramnion,dan molahidatisoda
2. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
3. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus
4. Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang-kejang dan koma
1.3 Klasifikasi
Eklampsia dibagi menjadi 3 golongan :
1. Eklampsia antepartum ialah eklampsia yang terjadi sebelum persalinan (ini
paling sering terjadi). Kejadian sekitar 15% sampai 60% dan serangan
terjadi dalam keadaan hamil.
2. Eklampsia intrapartum ialah eklampsia saat persalinan. Kejadian 30%
sampai 35% saat sedang inpartu.
3. Eklampsia postpartum ialah eklampsia setelah persalinan. Kejadian jarang
dan terjadinya serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir.
1.4 Patofisiologi (terlampir)
1.5 Pathway (terlampir)
1.6 Manifestasi klinis
Eklampsia terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, yaitu kejang – kejang
atau koma. Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat meliputi :
1. Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30 – 35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat
(pandangan kosong), kelopak mata dan tangan bergetar, kepala di putar ke
kanan dan ke kiri.
2. Stadium kejang tonik
Seluruh otot menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki
membengkok kedalam, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit,
berlangsung kira – kira 20 – 30 detik.
3. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang – ulang dalam waktu yang cepat,
mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapat tergigit.
Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung
1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas,
seperti mendengkur.
4. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampaiu berjam-jam. Kadang
antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam
keadaan koma.
1.7 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium (Pemeriksaan darah lengkap)
2. Pemeriksaan ultrasonografi
3. Pemeriksaan elektrokardiograf
1.8 Diagnosa banding
1. Hipertensi kronik : adanya hipertensi yang menetap oleh sebab apapun,
yang ditemukan pada kehamilan < 20 minggu atau hipertensi yang
menetap setelah 5 minggu pasca persalinan.
2. Transient hipertention : timbulnya hipertensi dalam kehamilan pada wanita
yang tekanan darahnya normal dan tidak mempunyai gejala lain. Gejala ini
akan hilang setelah 10 hari pasca persalinan.
3. Febrile convulsion
4. Epilepsi
1.9 Penatalaksanaan
1. Penanganan kejang
a. Beri obat anti konvulsan
b. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, masker O2 dan
tabung O2)
c. Lindungi pasien dengan keadaan trauma
d. Aspirasi mulut dan tenggorokan
e. Baringkan pasien pada posisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi
2. Penanganan umum
a. Jika tekanan diastolic > 110 mmHg berikan obat hipertensi sampai
tekanan diastolic diantara 90 – 100 mmHg
b. Pasang infus
c. Ukur keseimbangan cairan
d. Katerisasi urine untuk mengeluarkan volume dan proteinuric
e. Pantau kemungkinan adanya edema paru
f. Observasi tanda – tanda vital, refleks dan denyut jantung janin
g. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan beadside
1.10 Komplikasi
Komplikasi yang terbesar yaitu kematian ibu dan janin, usaha utama adalah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia.
1. Terhadap janin dan bayi
a. Solution plasenta
Karena adanya tekanan darah tinggi maka pembuluh darah dapat
mudah pecah sehingga terjadi hematom retoplasenta yang
menyebabkan sebagian plasenta dapat terlepas.
b. Asfiksia mendadak, persalinan prematuritas, kematian janin dalam
rahim.
c. Hemolisis
Kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan
integritas membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan
hemoglobin.
2. Terhadap ibu
a. Hiprofibrinogenemia
Adanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah.
b. Perdarahan otak
c. Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai
seminggu.
d. Edema paru – paru
e. Nekrosis hati
f. Kelainan ginjal
1.11 Proses keperawatan
a. Pengkajian
- Identitas
- Riwayat kesehatan ibu sekarang
- Riwayat kesehatan ibu sebelumnya
- Riwayat kehamilan
- Pemeriksaan fisik
b. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas b.d spasme jalan napas d.d dispnea
2. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d edema
3. Resiko cedera pada janin
c. Perencanaan
NO TANGGAL STANDAR DIAGNOSIS STANDAR LUARAN STANDAR INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN INDONESIA KEPERAWATAN
INDONESIA (SLKI) INDONESIA
(SDKI) (SIKI)
1. 10 juli 2023 Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan napas
, diharapkan masalah dapat kteratasi
efektif b.d spasme jalan napas (I.01011)
Bersihan jalan napas (L.01001)
d.d dispnea O:
Indikator SA ST
1. Monitor pola napas
Dispnea 2 5 2. Monitor bunyi napas
Sianosis 2 5 T:
Sulit bicara 2 5 3. Pertahankan kepatenan jalan
Keterangan : napas
1) Meningkat 4. Keluarkan sumnbatan benda
2) Cukup meningkat padat dengan forsep McGill
3) Sedang 5. Berikan oksigen
4) Cukup menurun E:
5) Menurun
6. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari jika tidak
kontraindikasi
K:
7. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik jika perlu
3.10 Juli 2023 Hipervolemia b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipervolemia
2 , diharapkan masalah dapat kteratasi
mekanisme regulasi d.d (I.03114)
Keseimbangan cairan (L.03020)
edema O:
Indikator SA ST
1. Periksa tanda dan gejala
edema 2 5
hipervolemia
tekanan darah 2 5 2. Identifikasi penyebab
berat badan 2 5 hipervolemia
Keterangan : T:
1) Meningkat 3. Timbang berat badan setiap
2) Cukup meningkat hari pada waktu yang sama
3) Sedang 4. Tinggikan kepala tempat
4) Cukup menurun tidur 30 – 40 derajat
5) Menurun
E:
5. Anjurkan melapor jika
haluaran urin < 0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
6. Ajarkan cara membatasi
cairan
K:
7. Kolaborasi pemberian
diuretik
4.10 juli 2023 Resiko cedera pada janin Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan denyut jantung
3 , diharapkan masalah dapat kteratasi
janin (I.02056)
Tingkat cedera (L.14136)
O:
Indikator SA ST
1. Identifikasi status obstetrik
Toleransi aktivitas 2 5
2. Identifikasi riwayat obstetrik
Tekanan darah 2 5 3. Periksa denyut jantung janin
Keterangan : selama 1 menit
1) Memburuk 4. Monitor denyut jantung janin
2) Cukup memburuk 5. Monitor tanda vital ibu
3) Sedang T:
4) Cukup membaik 6. Atur posisi pasien
5) Membaik 7. Lakukan manuver leopold
untuk menentukan posisi
janin
E:
8. Jelaskan tujuan dan
prosedure pemantauan
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2017. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi. Jakarta:
EGC

Corwin Elizabeh, J, 2017. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9 Alih bahasa
Tim penerbit PSIK UNPAD. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif dkk, 2018. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Marilynn E, Doengoes, 2017. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:


EGC

Price, Silvia, 2016. Patofisiologi, Volume 2, Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai