ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HIDROSEFALUS

KASUS

By. S, usia 3 bulan, BB = 9 kg, jenis kelamin laki-laki, sejak lahir kepala bayi semakin
membesar perlahan-lahan. Bayi sering mengalami kejang, namun tidak mengalami demam. Hasil
pemeriksaan fisik menunjukkan fontanel lebar dan menegang, kulit kepala tipis, Nampak ada
tanda sunset eyes. Gerakan kedua tangan dan kaki baik. By. S sudah dirawat selama seminggu di
RS R, tetapi tidak ada perbaikan kemudian By. S dirujuk ke RS S. Pada saat hamil, ibu bayi S
memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas sebanyak 6 kali. Riwayat sakit pada saat hamil
disangkal. Bayi S lahir normal, di rumah, ditolong dukun, cukup bulan dan langsung menangis.
Berat badan lahir 3,5 kg sedangkan panjang badan dan lingkar kepala tidak diukur. Sampai saat
ini bayi hanya bisa berbaring terlentang. Diagnosa medis pasien adalah Hidrosefalus non
komunikan.

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : By. S
Usia : 3 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Diagnosis medis : Hidrosefalus non komunikan.
Tanggal MRS : 25 Agustus 2019
Tanggal pengkajian : 25 Agustus 2019
2. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisi kesehatan bayinya.
3. Keluhan utama
Bayi sering mengalami kejang, namun tidak mengalami demam.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat sakit pada bayi atau ibu saat hamil disangkal.
5. Riwayat penyakit sekarang
 Sejak lahir kepala bayi semakin membesar. Bayi sering mengalami kejang, namun
tidak mengalami demam. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan fontanel lebar dan
menegang, kulit kepala tipis, Nampak ada tanda sunset eyes. Gerakan kedua tangan
dan kaki baik. By. S sudah dirawat selama seminggu di RS R, tetapi tidak ada
perbaikan kemudian By. S dirujuk ke RS S.
6. Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat sakit pada bayi atau ibu saat hamil disangkal oleh ibu. Bayi S lahir normal,
lahir di rumah, ditolong oleh dukun, cukup bulan dan langsung menangis. Berat
badan lahir 3,5 kg sedangkan panjang badan dan lingkar kepala tidak diukur.
7. Hasil pemeriksaan fisik
Berat badan (BB) : 9 kg
Kepala : - fontanel lebar dan menegang
- kulit kepala tipis
Mata : ada tanda sunset eyes
Tangan : gerakan tangan baik
Kaki : gerakan kaki baik
8. Analisis data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Produksi CSS Penurunan kapasitas
1. Ibu mengatakan sejak meningkat adaptif intrakranial.
lahir kepala bayi
semakin membesar. Penumpukan cairan (CSS)
2. Ibu mengatakan bayi dalam ventrikel otak
sering mengalami secara aktif (Hidrosefalus)
kejang.
3. Ibu mengatakan bayi Obstruksi aliran pada
tidak mengalami shunt di ventrikel otak
demam.
DO: Peningkatan volume CSS
1. Hasil pemeriksaan
fisik menunjukkan Peningkatan Tekanan
 fontanel lebar dan Intrakranial (PTIK)
menegang.
2. Kulit kepala tipis Penurunan Kapasitas
3. Ada tanda sunset eyes Adaptif Intrakranial
4. Terjadi peningkatan
tekanan intracranial
(PTIK) dasar > 10
mmHg.
DS: Produksi CSS Risiko Ketidakefektifan
1. Ibu mengatakan sejak meningkat Perfusi Jaringan Otak
lahir kepala bayi
semakin membesar. Penumpukan cairan (CSS)
2. Ibu mengatakan bayi dalam ventrikel otak
sering mengalami secara aktif (Hidrosefalus)
kejang.
3. Ibu mengatakan bayi Obstruksi aliran pada
tidak mengalami shunt di ventrikel otak
demam.
DO: Peningkatan volume CSS
1. Hasil pemeriksaan
fisik menunjukkan Peningkatan Tekanan
fontanel lebar dan Intrakranial (PTIK)
menegang.
2. Kulit kepala tipis Gangguan aliran darah ke
3. Ada tanda sunset otak
eyes.
4. Terjadi peningkatan Risiko Ketidakefektifan
tekanan intracranial Perfusi Jaringan Otak
(PTIK) dasar > 10
mmHg.
DS: Pembesaran kepala Risiko cedera
1. Ibu mengatakan sejak
lahir kepala bayi Tekanan liquor yang
semakin membesar. meningkat
2. Ibu mengatakan bayi
sering mengalami Hipotrofi otot
kejang.
3. Ibu mengatakan bayi Kelainan neurologi
tidak mengalami
demam. Kejang
DO:
1. Hasil pemeriksaan Risiko cedera
fisik menunjukkan
fontanel lebar dan
menegang.
2. Kulit kepala tipis
3. Ada tanda sunset
eyes.
4. Terjadi peningkatan
tekanan intracranial
(PTIK) dasar > 10
mmHg.
DS: Pembesaran kepala Hambatan mobilitas fisik
1. Ibu mengatakan sejak
lahir kepala bayi Tekanan liquor yang
semakin membesar. meningkat
2. Ibu mengatakan bayi
sering mengalami Hipotrofi otot
kejang.
3. Ibu mengatakan bayi Kelainan neurologi
tidak mengalami
 demam. Kejang
DO:
1. Hasil pemeriksaan Gangguan motorik
fisik menunjukkan
fontanel lebar dan Hambatan mobilitas fisik
menegang.
2. Kulit kepala tipis
3. Ada tanda sunset
eyes.
4. Terjadi peningkatan
tekanan intracranial
(PTIK) dasar > 10
mmHg.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial (Domain 9, Kelas 3, Kode Diagnosis 00049)
b.d hidrosefalus d.d peningkatan tekanan intrakranial (PTIK) dasar > 10 mmHg.
2. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak (Domain 4, Kelas 4, Kode Diagnosis
00201) b.d gangguan aliran darah ke otak akibat peningkatan tekanan intrakranial
(PTIK).
3. Risiko Cedera (Domain 11, Kelas 2, Kode Diagnosis 00035) b.d kejang.
4. Hambatan Mobilitas Fisik (Domain 4, Kelas 2, Kode Diagnosis 00085) b.d penurunan
massa otot dan penurunan kekuatan otot d.d gangguan motorik
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Penurunan Kapasitas Setelah dilakukan perawatan Peningkatan perfusi
Adaptif Intrakranial selama 2 x 24 jam diharapkan serebral
(Domain 9, Kelas 3, Kode kapasitas adaptif intrakranial - Konsultasikan dengan
Diagnosis 00049) kembali normal dengan kriteria dokter untuk menentukan
berhubungan dengan (b.d) hasil : parameter hemodinamik
hidrosefalus dibuktikan 1. Kontrol kejang dan mempertahankan
dengan (d.d) peningkatan - Secara konsisten parameter hemodinamik
tekanan intrakranial menggunakan obat-obatan sesuai yang telah
(PTIK) dasar > 10 mmHg. sesuai resep dokter. (5) ditentukan.
- Secara konsisten - Pertahankan PCO2 pada
mendapatkan obat yang level 25 mmHg atau lebih.
dibutuhkan. (5) - Berikan obat antikoagulan
- Secara konsisten sesuai kebutuhan.
mencegah fakror - Monitor efek samping
risiko/pemicu kejang. (5) antikoagulan.
- Secara konsisten - Monitor tanda-tanda
mendapatkan perhatian pendarahan.
medis dengan cepat jika - Hitung dan monitor CPP.
ferekuensi kejang - Monitor TIK pasien dan
meningkat. (5) respon neurologi terhadap
aktivitas perawatan.
2. Status neurologi - Monitor CVP
- Kesadaran tidak terganggu - Monitor tanda-tanda
(5). kelebihan cairan.
- Fungsi sensorik dan - Monitor parameter
motorik kranial tidak pengiriman oksigen
terganggu (5). jaringan.
- Tekanan intrakranial tidak
terganggu (5).
 - Ukuran pupil tidak Monitor tekanan intra
terganggu (5). kranial (TIK)
- Reaktivitas pupil tidak - Bantu menyisipkan
terganggu (5). perangkat pemantauan
- Pola gerakan mata tidak TIK.
terganggu (5). - Kalibrasi transduser.
- Status kognitif tidak - Buat tingkat transduser
terganggu (5). eksternal sampai ke titik
- Aktivitas kejang tidak ada referensi anatomi
(5) konsisten.
- Sakit kepala tidak ada (5) Rekam pembacaan
tekanan TIK.
3. Perfusi jaringan Serebral - Monitor kualitas dan
- Tekanan intrakranial tidak karakteristik gelombang
ada deviasi dari kisaran TIK.
normal (5). - Monitor tekanan aliran
- Tekanan darah sistolik darah otak.
tidak ada deviasi dari - Monitor status neurologis.
kisaran normal (5). - Monitor jumlah, nilai dan
- Tekanan darah diastolic karakteristik pengeluaran
tidak ada deviasi dari cairan serebrospinal
kisaran normal (5). (CSF).
- Nilai rata-rata tekanan - Pertahankan sterilisasi
darah tidak ada deviasi sistem pemantauan.
dari kisaran normal (5). - Monitor tekana selang
- Keadaan pingsan tidak ada untuk gelembung udara,
(5). puing-puing, atau darah
- Demam tidak ada (5). beku.
- Penurunan tingkat - Monitor daerah
kesadaran tidak ada (5). penyisipan terkait dengan
tidak adanya infeksi atau
 kebocoran cairan.
- Ambil sampel CSF.
- Monitor suhu dan jumlah
WBC.
- Berikan antibiotik.
- Ganti prosedur
pengobatan untuk
meminimalkan
peningkatan TIK dengan
pengenalan kateter.

Monitor neurologi
- Pantau ukuran pupil,
bentuk, kesimetrisan, dan
reaktivitas.
- Monitor tingkat
kesadaran.
- Monitor kecenderungan
skala koma.
- Monitor tanda-tanda vital.
- Monitor reflex kornea.
- Monitor respon terhadap
obat.