KESEHATAN
Direktur RSD Aeramo
ANAK
2. Obat-obatan:
• Acetazolamide 25 mg/kgBB/hari PO dibagi dalam 3
dosis (maksimal 100mg/KgBB/hari)
• Furosemide 1 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3-4
dosis
• Ventrikuloperitoneal shunt
• Endoskopi
• Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran
Edukasi
ini penting untuk melihat pembesaran kepala yang progresif
atau lebih dari normal.
• Hidrosefalus membutuhkan perawatan jangka panjang
• Komplikasi pemasangan shunt :malfungsi, infeksi dan
terkadang membutuhkan revisi
• Hidrosefalus yang tidak diterapi mortalitas mencapai 50%
1. Prognosis jangka panjang sangat dipengaruhi oleh
Prognosis
penyebab hidrosefalusnya
2. Hidrosefalus yang diterapi bedah survival rate mencapai
90% dan IQ normal pada 2/3 pasien
3. Mortalitas karena hidrosefalus dan terapinya antara 0 –
3% tergantung pada lamanya follow up.
4. Infeksi shunt terjadi antara 1 5 – 30 %.
5. Epilepsi terjadi 6 – 30% penderita
1. Prof. Darto Saharso SpA(K)
Penelaah Kritis
2. dr Prastiya Indra Gunawan SpA
• 60% anak dengan hidrocephalus dapat bersekolah
Indikator
(meskipun terdapat banyak kesulitan)
Medis
• 40% anak relatif dapat hidup normal
• 80% Pasien akan sembuh dalam waktu 3-5 hari perawatan
1. Ventakaramana NK. Hydrocephalus indian scenario – a
Kepustakaan
review. Jour of pediatr neurosciences 2011;6:11-22.
2. Vinchon M. Pediatric hydrocephalus outcomes : a
review. Fluid and barrier of the CNS 2012;9:1-10
3. Rekate HL. A contemporary definition and
classification of hydrocephalus. Semin Pediatr Neurol
2009;16:9-15.
4. Groat J. Review of the treatment & management of
hydrocephalus. US pharm 2013;13.
5. Menkes JH, Sarnat HB, Sarnat F. Malformations of the
central nervous system. Dalam Menkes Jh, Sarnat HB,
Maria BL editor. Child Neurology 7th ed. Lippincott
William and Wilkins, Philadelphia. 2006. Hal 330-49