Anda di halaman 1dari 4

ENSEFALITIS

Rumah Sakit Tk.IV


No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 4
Dr. Bratanata Unang
Panduan Praktik Tanggal Terbit Ditetapkan,
Klinis Kepala Rumah Sakit TK IV Dr. Bratanata
Unang Jambi

Dr. Arwansyah, Sp. THT-KL

Infeksi jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai macam


Pengertian
mikroorganisme (vitus, bakteri, jamur dan protozoa).
- Suhu badan mendadak naik, sering ditemukan hiperpireksia.
- Kesadaran dengan cepat menurun. Anak agak besar sering mengeluh
Anamnesis nyeri kepala sebelum kesadarannya menurun.
- Kejang yang dapat bersifat umum, fokal atau atau berupa status
konvulsivus
Keadaan umum lemah, kesadaran menurun, seringkali ditemukan
hiperpireksia, kesadaran menurun dan kejang. Kejang dapat berlangsung
berjam-jam, tonus otot meningkat, spastisitas, klonus. Gejala serebral
lain dapat beraneka ragam, dapat timbul terpisah atau bersama-sama,
misalnya paresis atau paralisis, afasia dan sebagainya seperti
kelumpuhan tipe upper motor neuron (spastis, hiperrefleks, refleks
Pemeriksaan Fisik patologis, dan klonus).
Ensefalitis supuratif akut :
a. Gejala trias ensefalitis: demam, kejang dan penurunan kesadaran.
b. Bila berkembang menjadi abses otak : timbul gejala infeksi umum,
muntah, penglihatan kabur, tanda peningkatan TIK ( nyeri kepala kronik
Kriteria diagnosis progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang, penurunan kesadaran )
c. Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil
d. tanda defisit neurologi tergantung pada lokasi dan luas abses.

Ensefalitis sifilis :
a.Gejala neurologis : kejang-kejang yang datang dalam serangan, afasia,
aproksia, hemiapnosia, mungkin penurunan kesadaran, mungkin
dijumpai pupil agril, raberston, nervus optikus dapat mengalami atrofi.
Pada stadium akhir dapat timbul yang progresif.
b.Gejala mental : dimensia progresif, intelegensia mundur ditandai
dengan kerja yangkurang efektif, daya ingat berkurang, acuh terhadap

penampilan, waham kebesaran, dapat depresif atau maniak.

Ensefalitis virus :
a. Konvulsi, gangguan kesadaran, hemiparese, paralisis bulbar
b. Gejala serebelar, nyeri
c. Kaku kuduk
Pemeriksaan  Darah perifer lengkap. Pemeriksaan gula darah dan elektrolit
penunjang dilakukan jika ada indikasi.
 Pungsi lumbal : pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) bisa normal
atau menunjukkan abnormalitas jaringan sampai sedang :
- peningkatan jumlah sel 50-200/mm3
- hitung jenis didomonasi sel limfosit

- protein meningkat tapi tidak melebihi 200 mg/dl

- Glukosa normal.
 Ct-scan atau MRI kepala menunjukkan edema otak baik umum
maupun fokal
 Pemeriksaan EEG (elektroensefalografi) didapatkan gambaran
perlambatan atau gelombang epileptform baik umum maupun fokal
Terapi suportif berupa tatalaksana hiperpireksia, keseimbangan cairan
dan elektrolit, peningkatan tekanan intrakranial serta penatalaksanaan
kejang. Pasien sebaiknya dirawat di ruang intensif
- Untuk mencegah kejang berulang dapat diberikan fenitoin atau
fenobarbital sesuai standar terapi
- Peningkatan tekanan intrakranial dapat diatasi dengan pemberian
diuretik osmotik manitol 0,5-1gr/kg/kali atau furosemid 1
mg/kgBB/kali
- Pada anak dengan neuritis optika, mielitis, vaskulitis inflamasi
dan acute disseminated encephalomyelitis (ADEM) dapat
Penatalaksanaan diberikan kortikosteroid berupa dosis tinggi metilprednisolon
15mg/kg/hari dibagisetiap 6 jam selama 3-5 hari dan dilanjutkan
prednison oral 1-2 mg/kgBB/hr selama 7-10 hari.
- Jika keadaan umum sudah stabil, dapat dilakukan konsultasi ke
Departemen Rehaititasi Medik untuk mobilisasi bertahap,
mengurangi spastisitas, serta menegah kontraktur
Prognosis 1. Tergantung dari penyebab ensefalitis
2. Ada atau tidaknya gejala sisa pasca rawat
1. Bagi
2.

Referensi

Jambi,
Ketua Komite Medik Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
DR. dr. BambangSutopo DT M&H Sp.PD KGEH dr. PanggayuhWilutomo, Sp.OG
FINASIM

Anda mungkin juga menyukai