Anda di halaman 1dari 2

ENSEFALITIS

Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur dan protozoa). Penyebab yang tersering dan
terpenting ialah virus. Berbagai jenis virus dapat menimbulkan ensefalitis dengan
gejala yang sama.

1.1 LANGKAH PROMOTIF/ PREVENTIF


 Vaksinasi MMR
 Penyemprotan terhadap vektor serangga.

1.2 LANGKAH DIAGNOSTIK


3.2.1. Anamnesis

 Ensefalitis mempunyai berbagai penyebab, namun gejala klinis ensefalitis


lebih kurang sama dan khas, sehingga gejala klinis tersebut dapat digunakan
sebagai penegak diagnosis.
 Gejala berupa suhu mendadak naik; seringkali ditemukan hiperpireksia.
 Kesadaran dengan cepat menurun. Anak agak besar sering mengeluh nyeri
kepala, ensefalopati, kejang sebelum kesadarannya menurun
 Kejang dapat bersifat umum, fokal, atau hanya twitching saja.
3.2.2. Pemeriksaan fisis
Seringkali ditemukan hiperpireksia, kesadaran menurun sampai koma dan
kejang. Kejang dapat beriangsung berjam-jam. Ditemukan gejala peningkatan
intracranial. Gejala serebral lain dapat beraneka ragam, dapat timbul terpisah atau
bersama-sama, misalnya paresis atau paralisis, afasia dan sebagainya.

3.2.3. Pemeriksaan penunjang.

 Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit darah, biakan darah


 Pungsi lumbal (LP): cairan jernih, jumlah sei di atas normal, hitung jenis
didominasi sei limfosit, protein dan glukosa normal atau meningkat
 Pemeriksaan CT atau MRI kepala menunjukkan gambaran edema otak. Pada
ensefalitis herpes simpleks, pemeriksaan scan hari sakit ketiga menunjukkan
gambaran hipodens pada daerah frontotemporal.
 Pada pemeriksaan elektroensefalografi didapatkan penurunan aktifitas atau
perlambatan (gelombang epileptiform baik umum maupun fokal)
1.3 TERAPI
3.3.1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan yang spesifik, tergantung dari etiologi. Asiklovir dapat
diberikan 10 mg/kg tiap 8 jam bila secara klinis dicurigai disebabkan oleh virus
herpes simpleks.

3.3.2. Suportif
 Mengatasi kejang, hiperpireksia, gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
 Mengatasi edema otak dengan manitol 0,5-1 gram/kg; dapat diberikan setiap
8jam, dan metilprednisolon 1-2 mg/kg/hari
3.3.3. Rujukan

 Perawatan di ruang rawat intensif.

1.4 PEMANTAUAN (MONITORING)


3.4.1. Terapi
Pemeriksaan fisis neurologis secara teratur dan pemeriksaan penunjang
lain yang disesuaikan dengan temuan klinis.

3.4.2. Tumbuh kembang


Angka kematian masih tinggi, berkisar antara 35-50%. Di antara
pasien yang hidup 20-40% mengalami sekuele berupa paresis/ paralisis,
gerakan koreoatetoid, gangguan penglihatan, dan kelainan neurologis lain.
Pasien yang sembuh tanpa kelainan yang nyata, dalam perkembangan
selanjutnya masih mungkin mengalami retardasi mental, gangguan watak, dan
epilepsi.

Anda mungkin juga menyukai