DEFINISI
Malaria merupakan penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik,
yang disebabkan oleh satu maupun lebih spesies Plasmodium, ditandai dengan panas
tinggi bersifat intermiten, anemia, dan hepato-spenomegali. Untuk memastikan diagnosa
diperlukan pemeriksaan darah tepi (aousan tebal atau tipis) untuk konfirmasi adanya
parasite plasmodium.
Malaria merupakan masalah seluruh dunia dengan transmisi yang terjadi di lebih
dari 100 negara dengan jumlah populasi keseluruhan 1,6 juta orang. Daerah transmisi
utama dalah Asia, Afrika, dan Amerika serikat.
Plasmodium falcifarum menyebakan malaria tropikana, plasmodium vivax
menyebabkan malaria tertiana, plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale,
plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana.
Malaria dapat ditularkan melalui penularan : alamiah (natural infection) melalui
gigitan nyamuk anophelles, penularan bukan alamiah yaitu malaria bawaan (kongenital)
dan penularan secara mekanik melalui transfuse darah atau jarum suntik. Sumber infeksi
adalah orang yang sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis.
Masa inkubasi :
Masa inkubasi 9-30 hari tergantung pada spesies parasit, paling pendek pada P.
Falciparum dan paling panjang pada P.malariae.
Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-masing spesies parasit
untuk P. Falcipraum 12 hari, P. Vivax dan P. Ovale 13-17 hari, P. Malariae 28-30 hari.
KLASIFIKASI
Diketahui ada 4 jenis malaria berdasarkan penyebabnya yaitu:
Malaria -vivax (tertiana); merupakan jenis malaria yang paling sering dan
disebabkan oleh Plasmodium vivax.
Malaria falsiparum (tropika), merupakan malaria yang paling berat dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan banyak komplikasi, disebabkan oleh
Plasmodium falsiparum.
Malaria malariae (quartana), merupakan malaria yang paling jarang ditemukan
disebabkan oleh plasmodium malariae.
Malaria ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, merupakan infeksi
yang paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan, disebabkan oleh
Plasmodium ovale.
Di Indonesia jenis malaria yang terbanyak dijumpai adalah malaria vivax dan malaria
falsiparum.
DIAGNOSIS
Anamnesa
Pasien berasal dari daerah endemis malaria, atau riwayat bepergian ke
wilayah endemis malaria.
Lemah, nausea, muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri punggung, nyeri daerah
perut, pucat, myalgia dan atragia.
Malaria infeksi tunggal pada pasien non-imun terdiri atas beberapa serangan
demam dengan interval tertentu (paroksisme), diselingi periode bebas
demam. Sebelum demam pasien merasa lemah, nyeri kepala, tidak ada nafsu
makan, mual atau muntah.
Pada pasien dengan infeksi majemuk/campuran (lebih dari satu jenis
plasmodium atau infeksi berulang dari satu jenis plasmodium), demam terus
menerus (tanpa interval).
Pada pejamu yang imun gejala klinisnya minimal.
Periode paroksisme terdiri atas stadium dingin (cold stage), stadium demam
(hot stage) dan stadium berkeringat (sweating stage).
Paroksisme jarang dijumpai pada anak, stadium dingin seringkali
bermanifestasi sebagai kejang.
Gejala klinik
Gejala utama
1. Demam yang bersifat serangan dan berulang
Demam yang bersifat serangan dengan interval tertentu disebut
paroksisme. Satu periode paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium
yaitu :
Stadium dingin : Dimulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat
dingin. Gigi gemeretak, badan gemetar, bibir dan jari-jari pucat atau
sianosis. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.
Stadium demam : Pada stadium ini penderita merasa kepanasan, suhu
badan meningkat dengan cepat (dapat sampai 41°C atau lebih), muka
merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar. Biasanya
penderita merasa sangat haus. Stadium ini berlangsung antara 2 sampai
12 jam.
Stadium berkeringat : Pada stadium ini penderita berkeringat banyak
sekali kemudian suhu badan menurun dengan cepat kadang-kadang
sampai di bawah normal. Stadium ini berlangsung 1 sampai 2 Jam.
Gejala-gejala tersebut di atas tidak sama pada setiap penderita tergantung
pada spesies parasit, beratnya infeksi, umur dan status imunitas penderita.
Serangan demam ini berlangsung setiap 48 jam (hari ke 3) dari serangan
demam sebelumnya pada malaria vivax (tertiana) dan ovale, dan setiap
72 jam (hari ke 4) untuk malaria malariae (quartana). Pada malaria
falsiparum serangan-serangan demam ini sering tidak teratur dan jarang
periodikMakin muda usia maka serangan-serangan demam makin tidak
spesifik (terutama anak-anak usia < 5 tahun).
2. Anemia
3. Pembesaran limpa.
Gejala tambahan
1. Sakit kepala, kejang.
2. Lemah, lesu, nyeri otot-otot dan tulang.
3. Anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan diare.
4. lkterus.
5. Pembesaran hati.
6. Tanda-tanda distres pernapasan.
7. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Bayi-bayi dan anak kecil yang mengalami demam lama (≥ 1 minggu)
dengan kausa yang tidak jelas, perlu dipertimbangkan kausa malaria.
b. Bila sudah diketahui menderita malaria maka perlu dipertanyakan tempat
tinggal, daerah asal sebelumnya, riwayat bepergian dan perjalanan
sebelumnya untuk menentukan risiko resistensi.
Manifestasi malaria yang berat
Manifestasi malaria berat adalah manifestasi malaria falsiparum yang
disertai komplikasi yaitu:
1. Hiperpireksia.
2. Malaria serebral (malaria yang disertai penurunan kesadaran ringan sampai
berat).
3. Kolaps sirkulasi (renjatan).
4. Hemoglobin uria (black water fever).
5. Koagulopati intravaskuler menyeluruh (DIC).
6. Hipoglikemi (gula darah < 40 mg/dl).
7. Tanda-tanda edema paru (sindrom distress pernapasan).
8. Asidosis.
9. Gagal ginjal akut (kreatinin > 1,5mg/dl dan urin <240 ml/m2/ 24 jam untuk
anak, dan < 1ml/kg BB/jam pada bayi).
Pemeriksaan penunjang
A. Menemukan bentuk-bentuk parasit malaria dalam darah tepi dengan
pemeriksaan :
a. Sediaan darah tebal untuk melihat parasit malaria dengan cepat
b. Sediaan darah tipis (hapus), untuk mengindentifikasi jenis plasmodium.
Pemeriksaan darah tepi ini diulang setelah 3 hari (hari ke 4) dan setelah 7
hari (hari ke 8) sejak saat dimulai pengobatan, yang 'bertujuan untuk
memantau hasil pengobatan.
BAB 54
TETANUS NEONATORUM
1.3 TERAPI
1.3.1 Medikamentosa
Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis rumatan
Berikan diazepam 10 mg/kg/hari secara IV dalam 24 jam (dengan
dosis 0,5 ml/kg perkali pemberian), maksimum 40 mg/kg/hari.
Bila jalur IV tidak dapat terpasang, pasang pipa lambung dan
berikan diazepam melalui pipa atau melalui rektum (dosis
sama dengan iv)
Bila frekuensi napas kurang dari 30 kali/menit, obat dihentikan,
meskipun bayi masih mengalami spasme.
Bila bayi mengalami henti napas selama spasme atau sianosis sentral
setelah spasme, berikan oksigen dengan kecepatan aliran sedang, bila
belum bernapas lakukan resusitasi
Berikan bayi
Human tetanus immunoglobulin 500 U IM atau tetanus
antitoksin 5000 U IM, pada pemberian antitoksin tetanus,
sebelumnya dilakukan tes kulit Tetanus toxoid 0,5 ml IM pada
tempat yang berbeda dengan pemberian antitoksin;
Benzil penicillin G 100.000 U/kgBB IV dosis tunggal selama
10 hari.
Bila terjadi kemerahan dan/atau pembengkakan pada kulit sekitar
pangkal tali pusat atau keluar nanah dari permukaaan tali pusat atau
bau busuk dari area tal pusat, berikan pengobatan untuk infeksi local
tali pusat.
Berikan ibunya imunisasi tetanus toksoid 0,5 ml (untuk melindungi ibu
dan bayi yang dikandung berikutnya) dan minta datang kembali satu
bulan kemudian untuk pemberian dosis kedua.
1.3.2 Suportif
Bila terjadi kekakuan atau spastisitas yang menetap terapi suportif
berupa fisioterapi.
1.3.3 Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya, dll)
Bila diperlukan konsultasi ke subbagian Neurologi anak dan bagian
rehabilitasi medik.
Bila terjadi spasme berulang dan atau gagal nafas dirujuk ke Rumah
sakit yang mempunyai fasilitas NICU.