1.3 TERAPI
2.3.1. Medikamentosa
a. Manajemen umum
Jaga jaian napas tetap bersih dan terbuka.
Terapi oksigen sesuai dengan kondisi dan ketersediaan alat.
o Nasal kateter
o Sungkup
o Nasa/prong
o Head box
o Oksigen inkubator
o Nasal CPAP
o Ventilator mekanik
Jaga kehangatan.
Pemberian infus cairan intravena dengan dosis rumatan
Pemberian nutrisi diutamakan pemberian ASI bila memungkinkan.
Antibiotik : lihat tata laksana sepsis neonatorum.
b. Manajemen khusus
Diperlukan bila memenuhi persyaratan pemberian surfaktan, tersedia
surfaktan dan fasilitas NICU.
2.3.2 Surfaktan
Sufiaktan diberikan dalam 24 jam pertama jika terbukti bayi
mengalami penyakit membrane hialin dosis : 4 ml/kgBB, intra trakea,terbagi
dalam 4 dosis masing-masing 1 ml/kg berat badan bjla diperlukan dosis dapat
diulang setelah minimal 6jam. Selama pemberian surfaktan dapat terjadi
obstruksi jalan napas yang disebabkan oleh viskositas obat. Efek samping
dapat berupa perdarahan dan infeksi paru.
2.3.3. Bedah
Tindakan bedah dilakukan jika timbul komplikasi yang bisa bersifat
fatal seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, Empisema sub kutan.
Bayi yang menderita gangguan napas dan berhasil hidup tanpa komplikasi
maka proses tumbuh kembang anak selanjutnya tidak mengalami gangguan.
Tetapi apabila timbul komplikasi (hipoksia serebri, gagal ginjal, keracunan O2,
epielepsi maupun komplikasi palsi cerebral, dll) maka tumbuh kembang anak
tersebut akan mengalami gangguan dari yang ringan sampai berat termasuk
gangguan penglihatan, sehingga diperlukan pemantauan berkala pada masa
balita.
PNEUMONIA
DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan interstitial. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa pneumonia
merupakan suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit membuat suatu definisi
tunggal yang universal. Pneumonia didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis,
serta perjalana penyakitnya. WHO mendefinisikan pneumonia hanya berdasarkan
penemuan klinis yang didapat pada pemeriksaan inspeksi dan frekuensi pernafasan.
Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai negara terutama di
negara berkembang termasuk Indonesia, dan merupakan penyebab kematian utama
pada balita. Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, antara lain
virus dan bakteri. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya
dan beratnya pneumonia antara lain adalah defek anatomi bawaan, defisit imunologi,
polusi, GER, aspirasi dan lain-lain.
LANGKAH DIAGNOTIK
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Manifestasi. klinis yang terjadi akan berbeda-beda berdasarkan kelompok
umur tertentu. Pada neonatus sering dijumpai takipneu, retraksi dinding dada,
grunting; dan sianosis. Pada bayi-bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting,
Gejala yang sering terlihat adalah takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas dan
iritabel.
Pada anak pra sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, batuk (non
produktif / produktif), takipneu, dan dispneu yang ditandai dengan retraksi dindlng
dada. Pada kelompok anak sekolahan dan remaja, dapat dijumpai panas, batuk (non
produktif/produktif),
nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi Pada semua keiompok umur,
akan dijumpai adanya napas cuping hidung.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi
o Pemeriksaan foto dada tidak direkomendasikan secara rutin pada anak
dengan infeksi saluran nafas bawah akut ringan tanpa komplikasi
o Pemeriksaan foto dada direkomendasikan pada penderita pneumonia
yang dirawat inap atau bila ada tanda klinis yang ditemukan
membingungkan
o Pemeriksaan foto dada follow up hanya dilakukan bila didapatkan
adanya kolaps lobus, kecurigaan terjadinya komplikasi, pneumonia
berat, gejala yang menetap atau memburuk atau tidak respon terhadap
antibiotic
o Pemeriksaan foto dada tidak dapat mengidentifikasi agen penyebab.
Pemeriksaan laboratorium
o Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit perlu dilakukan
untuk membantu menentukan pemberian antibiotic
o Pemeriksaan kultur dan pewarnaan gram sputum dengan kualitas yang
baik direkomendasikan dalam tatalaksana anak dengan pneumonia
yang berat
o Kultur darah tidak direkomendasikan secara rutin pada pasien rawat
jalan, tetapi direkomendasikan pada pasien rawat inap dengan kondisi
berat dan pada setiap anak yang dicurugai menderita pneumonia
bacterial.
o Pada anak kurang dari 18 bulan, dilakukan pemeriksaan untuk
mendeteksi antigen virus dengan atau tanpa kultur virus jika fasilitas
tersedia.
o Jika ada efusi pleura, dilakukan pungsi cairan pleura dan dilakukan
pemeriksaan mikroskopis, kultur, serta deteksi antigen bakteri (jika
fasilitas ada)
o Pemeriksaan uji tuberkulin selalu dipertimabangkan pada anak dengan
riwayat kontak dengan penderita tbc dewasa.
Pemeriksaan lain
o Pada setiap anak yang dirawat dengan pneumonia, seharusnya
dilakukan pemeriksaan pulse oxymetry.
Klasifikasi Pneumonia
WHO merekomendasikan penggunaan peningkatan frekunsi nafas dan retraksi
subkosta untuk mengklasifikasikan pneumonia di Negara berkembang. Namun
demikian kreteria tersebut mempunyai sensitifitas yang buruk untuk anak malnutrisi
dan sering overlapping dengan gejala malaria.
Klasifikasi ;
TATALAKSANA
Pasien dengan saturasi oksigen ≤ 92% pada saat bernafas dengan udara kamar harus
diberikan terapi oksigen dengan nasal kanul, head box, atau sungkup untuk
mempertahankan saturasi oksigen ≥ 92%.
Pada pneumoni berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena
dan dilakukan balans cairan ketat.
Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan tidak direkomendasikan untuk anak
dengan pneumonia.
Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien
dan mengontrol batuk
Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk
memperbaiki mucocilliary clearance
Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4
jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen.
Antibiotik
Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak < 5
tahun karena efektif melawan sebagian besar pathogen yang menyebabkan
pneumonia pada anak, ditoleransi dengan baik dan murah. Alternative adalah
co-amoxiclav, ceflacor, eritromicin, claritomicin, dan azitromicin.
M. pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua, maka antibiotik
golongan makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara empiris pada
anak ≥ 5 tahun.
Makrolid diberikan jika m. pneumonia atau c. pneumonia dicurigai sebagai
penyebab.
Amoksisilin diberikan sebagai pilihan pertama jika s. pneumonia sangat
mungkin sebagai penyebab.
Bila klinis perbaikan, antibiotik intravena dapat diganti preparat oral dengan
antibiotik golongan yang sama dengan antibiotik intravena sebelumnya.
Pada anak dengan distress pernafasan berat, pemberian makanan peroral harus
dihindari. Makanan dapat diberikan melalu NGT atau intravena. Tetapi harus
diingat bahwa NGT dapat menekan pernafasan khusunya pada bayi/anak
dengan ukuran lubang hidung kecil. Jika memang dibutuhkan sebaiknya
memakai ukuran terkecil.
Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak mengalami
overhidrasi, karena pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormone
antidiuretik.
Kriteria Pulang
Dosis tunggal
maks. 4.000.000
unit
Definisi
Rinitis adalah inflamasi mukosa hidung yang ditandai oleh satu atau lebih
gejala hidung seperti bersin, gatal, rinorea, atau hidung tersumbat. Rinitis sering
disertai gejala yang melibatkan mata, telinga, dan tenggorok. Alergi merupakan
penyebab tersering rinitis dan menjadi salah satu penyakit kronis pada masa anak.
Gejala yang timbul pada rinitis alergi merupakan akibat inflamasi yang diinduksi oleh
respons imun yang dimediasi IgE terhadap alergen tertentu.
Klasifikasi
Klasifikasi menurut ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma), 2008
- Intermiten
- Gejala < 4 hari/minggu atau < 4 minggu berturut-turut
- Persisten
- Gejala > 4 hari/minggu dan > 4 minggu berturut-turut
- Ringan
- Tidur normal
- Tidak terdapat gangguan aktivitas harian
- Tidak terdapat penurunan produktivitas kerja/sekolah
- Gejala tidak mengganggu
- Sedang-berat
- Terdapat gangguan tidur
- Terdapat gangguan aktivitas harian
- Terdapat penurunan produktivitas kerja/sekolah
- Gejala mengganggu