Anda di halaman 1dari 34

KEJANG

I Wayan Tunjung, dr. Sp. S


BAGIAN NEUROLOGI
RSU KOTA MATARAM

PENDAHULUAN
KEJANG DAN EPILEPSI
Epilepsi: suatu gangguan saraf kronik, dimana
terjadi kejang yang bersifat reccurent
Kejang : manifestasi klinik dari aktivitas neuron
cortical yang berlebihan di dalam korteks serebri
dan ditandai dengan adanya perubahan aktifitas
elektrik pada saat dilakukan pemeriksaan EEG.

Manifestasi klinik kejang sangat bervariasi


tergantung dari daerah otak fungsional yang terlibat.

Anamnesis pada kasus Kejang


Kejang atau bukan ?
Fokus onset?
Dysfungsi SSP ?
Presipitan Metabolik ?
Tipe kejang ? Tipe sindrom ?
Pemeriksaan yang pernah dilakukan ?
Mulai obat anti epilepsi (AED) ?

Definisi
Kejang adalah manifestasi klinis dari
lepas muatan listrik yang berlebihan dari
neuron-neuron di corteks serebri yang
terganggu fungsinya
Gangguan tersebut bisa disebabkan oleh
kelainan fisiologis, anatomis, biokimia
atau gabungan dari ketiga kelainan
tersebut.

Kejang dapat disebabkan oleh : rendahnya


kadar gula darah, infeksi, cedera kepala,
keracunan, overdosis obat, tumor otak
dan kurangnya suplai oksigen ke otak.
Kejang bisa timbul pada waktu suhu
badan meningkat yang disebut kejang
demam

Kejang demam dapat terjadi pada 4%


diantara anak berumur 6 bulan sampai 4
tahun, kadang masih bisa sampai 6 tahun
diduga pada umur tersebut jaringan
otak belum sempurna.

Patofisiologi
Kejang dapat terjadi akibat adanya depolarisasi
(penurunan muatan negatif dari keadaan potensial
istirahat).
Penyebab depolarisasi adalah
Jumlah neurotransmiter eksitatori (As Glutamat)
yang berlebihan
Berkurangnya neuro transmitter inhibisi (GABA).
Gangguan pada pompa NA+ K+ ATPase
Gangguan pada membran sel neuron

Fisiologi Normal

Patofisiologi
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara pengaruh
inhibisi dan eksitatori pada otak
terjadi karena :
Kurangnya transmisi inhibitori
Contoh: setelah pemberian antagonis
GABA, atau selama penghentian
pemberian agonis GABA (alkohol,
benzodiazepin)
Meningkatnya aksi eksitatori
meningkatnya aksi glutamat atau aspartat

Etiologi Kejang dan Epilepsi


1. PADA NEONATUS DAN ANAK.
A. Kelainan pada SSP
1. 1. Asfiksia : HIE ( Hypoxic Ischemic Encephalopathy).
2. Trauma
: Perdarahan
3. Infeksi
: Meningitis, ensefalitis.
4. Kelainan Bawaan : Malformasi otak
B. Kelainan Sistemik yang berpengaruh pada SSP.
1. Gangguan Metabolik (glukosa, Calsium, Natrium, Mg)
2. Kelainan metabolisme (inborn error of metabolism)
3. Kelainan yang berhubungan dengan obat (putus obat)
4. Hiperbilirubinemia (Kern Ikterus)
5. Infeksi : TORCH, Sepsis

Etiologi Kejang
Etiologi

Awitan kejang

Frekuensi

0-3 hari

Preterm

Aterm

+++

+++

> 3 hari

HIE

Perd Intrakranial

++

Infeksi SSP

++

++

Malformasi otak

++

++

Hipoglikemi

Hipokalsemi

Kel Metabolik

Sindrom epilepsi

+
+

Hypoxic Ischemic Encephalopathy


Merupakan penyebab kejang pada bayi baru lahir yang
terbanyak
Kejang biasanya terjadi dalam 24 jam setelah lahir dan
berhubungan dengan keadaan asfiksia pada bayi baru lahir
Ada tiga derajad HIE
HIE derajad ringan : bayi tampak iritabel, lethargy
hiperaktif dan tonus otot meningkat
HIE derajad sedang : penurunan kesadaran, hipotonus,
kejang
HIE derajad berat : koma, tonus otot sangat menurun dan
tidak bereaksi terhadap rangsangan

Etiologi Kejang dan Epilepsi.


2. Adolesen dan dewasa muda
Trauma kepala

Intoksikasi obat dan withdrawal*


3. Dewasa
Stroke*
Tumor otak
Gangguan metabolik akut*
Neurodegeneratif
*causes of acute symptomatic seizures, not epilepsy

A. Infeksi susunan syaraf pusat


Meningoencephalitis
Biasanya terjadi pada minggu pertama setelah
lahir
Penyebab terbanyak adalah Streptokokus group
B, E. Coli, kuman gram negatif
Kurang lebih 25% bayi dengan sepsis
berkembang menjadi meningitis
Ensefalitis
Herspes Simplek dan enterovirus
Infeksi kongenital : toxoplasma dan
Cytomegalovirus.

B. Gangguan metabolik
Hipoglikemia
Banyak terjadi pada bayi lahir dengan ibu
menderita diabetes, bayi berat badan lahir rendah
Dapat juga terjadi pada bayi dengan asfiksia atau
menderita infeksi
Hipokalsemia
Banyak terjadi pada bayi dengan asfiksia, bayi
prematur dan gangguan endokrin

C. Perdarahan intra kranial


Perdarahan subarakhnoid
Terjadi karena robekan vena akibat partus lama
UUB menonjol, tangis bayi melengking
Perdarahan Intraventrikuler
Bayi dengan asfiksia, trauma kepala
Perdarahan subdural
Terjadi karena robekan tentorium di dekat falk serebri
Penyebab
Trauma kepala, gangguan pembekuan darah (def vit K )
Asfiksia
Pemeriksaan Penunjang : CT Scan Kepala

Tipe kejang pada neonatus


1. Subtle ( tersamar, tidak terlihat )

Pergerakan muka, mulut, lidah


menyeringai,menghisap,mengunyah,menelan,menguap
Pergerakan bola mata
Kedip kedip, deviasi bola mata
Pergerakan anggota gerak
Mengayuh,berenang, melangkah
Manifestasi pernafasan
Apne,

2. Klonik

Fokal atau multifokal

3. Tonik
4. Myoklonik

Kejang VS Bukan Kejang


Jitteriness Vs Kejang
Manifestasi klinik

Jitteriness

Kejang

Gerakan bola mata

Peka rangsang

Tremor

klonik

Gerakan dapat berhenti


dengan fleksi pasif

Perubahan fungsi
otonom

Perubahan pada tanda


vital/penurunan saturasi
oksigen

Bentuk gerakan
dominan

5. Spasme
Kontraksi otot yang tidak terkendali dalam

detik - menit
Dipicu sentuhan, suara dan cahaya
Bayi tetap sadar
Trismus
Opistotonus
Gerakan tangan seperti mengepal atau
meninju

A. Kejang umum pada anak dan


dewasa terbagi atas:
1. Tonic-clonic convulsion = grand mal
bentuk yang paling banyak terjadi
pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas
terengah-engah, keluar air liur
bisa terjadi sianosis, ngompol, atau
menggigit lidah
terjadi beberapa menit, kemudian
diikuti lemah, kebingungan, sakit
kepala atau tidur

2. Abscense attacks = petit mal = Lena


jenis yang jarang

umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau


awal remaja
penderita tiba-tiba melotot, atau matanya
berkedip-kedip, dengan kepala terkulai
kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan
sering tidak disadari

3. Myoclonic seizure
biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi
pada pasien normal

4. Atonic seizure
jarang terjadi
pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh,
tapi bisa segera recovered

B. Kejang Partial

1. Sederhana (Simple partial seizure)


2. Kompleks (Complex partial
seizure)
3. Umum sekunder (Secondary
generalized)

Kejang Partial Sederhana Subklasifikasi


Dengan keterlibatan motorik
Dengan somatosensorik atau gejala sensorik
khusus
Dengan gejala dan tanda saraf otonom

Dengan gejala psikis (gangguan fungsi luhur)

Kejang parsial terbagi menjadi :


1. Simple partial seizures
pasien tidak kehilangan kesadaran

terjadi sentakan-sentakan pada


bagian tertentu dari tubuh
2. Complex partial seizures

pasien melakukan gerakan-gerakan


tak terkendali: gerakan
mengunyah, meringis, dll tanpa

kesadaran

Kejang Partial Kompleks


Penurunan kesadaran
Manifestasi klinis bervariasi tergantung
tempat asal dan penyebarannya
Ada aura

Automatisme
Aktivitas motorik lain

Durasi (biasanya 1 menit)

Kejang Umum Sekunder


Mulai kejang fokal, dengan atau tanpa gejala
neurologis fokal

Bervariasi: Simetrisitas, intensits, dan lamanya fase


tonic (stiffening) dan clonic (jerking)
Biasanya: 1-2 menit
Setelah serangan: confusi, somnolen, dengan atau
tanpa defisit fokal transient

Sindrom epilepsi (Epilepsy Syndromes)


Epilepsi Bangkitan Lokal
Idiopatik
Simptomatik
Kriptogenik

Sindrom epilepsi.
Epilepsi Bangkitan Umum
Idiopatik
Simptomatik
Kriptogenik
Epilepsi Tak Tergolongkan

Sindrom Epilepsi Khusus

Precipitasi (pencetus)
Ketidak seimbangan Metabolik dan Electrolit
Stimulan/proconvulsan
Withdrawal Sedatif atau ethanol
Gangguan tidur
Pengurangan obat antiepilesi atau terapi AED
inadekuat
Hormonal
Stress
Demam dan infeksi sistemik
Trauma kepala

Presipitasi.
Ketidakseimbangan metabolik dan elektrolit
Hipoglikemia/ hiperglikemia
Hiponatremia
Hipokalsemia

Hipomagnesemia

Presipitasi kejang.
Intoxikasi Stimulan/Pro-convulsan
Penyalahgunaan obat IV
Kokain
Ephedrin

Sediaan bahan alam


Pengurangan obat (AED)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai