sawan, ayan, sekalor, celengan Mengapa masalah epilepsi belum dapat ditanggulangi dengan baik?
- pengertian akan penyakit ini masih kurang - keterbatasan tenaga medis, sarana, fasilitas serta dana
Epilepsi
manifestasi klinis yang serupa dan berulang secara paroksimal yang disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak yang spontan, bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak yang akut.
secara fisiologik
suatu gejala akibatnya lepasnya akivitas elektrik yang berlebihan dan periodik dari neuron cerebrum, yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan involunter, fenomena sensorik abnormal, kenaikan aktivitas otonom dan berbagai gangguan psikik (Gilroy & Meyer, 1979)
Ciri serangan epilepsi :
Berulang
Involuntar / tidak dapat dikendalikan Stereotipik ( pola serangan yang sama )
EPIDEMIOLOGI
Prevelansi epilepsi berkisar antara 0.5 % - 2 %. penduduk Indonesia diperkirakan 200 juta maka pasien epilepsi mencapai 1000.000 4000.000 orang. Berdasarkan data statistik epidemiologi, epilepsi dijumpai pada semua ras didunia dengan insiden dan prevalensi yang hampir sama.Namun kebanyakan terdapat di negara berkembang.Penderita laki-laki lebih banyak daripada wanita dan lebih sering dijumpai pada anak pertama.
30-32.9% penderita mendapat sawan pertama pada usia kurang dari 4 tahun. 50-51,5% terdapat pada usia kurang dari 10 tahun 75-83.4% pada usia kurang dari 20 tahun. 15% penderita lebih dari 25 tahun dan kurang dari 2% pada usia lebih dari 50 tahun.
ETIOLOGI
Epilepsi Idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui meliputi 50% penderita anak Epilepsi simptomatik yang penyebabnya sangat bervariasi, bergantung pada usia awitan.
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ialah faktor yang mempermudah terjadinya serangan,yaitu: Faktor sensoris:cahaya yang berkedip-kedip,bunyi bunyi yang mengejutkan , air panas Faktor sistemis : demam, infeksi, obatobatn tertentu seperti golongan Fenotiazin,Klorpropamid, hipoglikemia, kelelahan fisik. Faktor mental : stress, gangguan emosi.
Klasifikasi ILAE untuk tipe serangan epilepsi 1 Serangan Parsial 1.1 Serangan parsial sederhana ( kesadaran baik ) dengan gejala: Motorik Sensorik Otonom Psikis
Serangan parsial kompleks ( kesadaran terganggu )
Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan kesadaran Gangguan kesadaran saat awal serangan.
Serangan umum sekunder
Parsial sederhana menjaid tonik klonik Parsial kompleks menjadi tonik klonik Parsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi tonik klonik 2. Serangan Umum
Absans / lena Mioklonik Klonik Tonik Tonik klonik atonik
3. Tak tergolongkan
Klasifikasi ILAE untuk sindroma epilepsy 1. Berkaitan dengan letak focus 1.1 Idiopatik
Epilepsi Rolandik Benigna (childhood epilepsy with centrotemporal) Epilepsi pada anak dengan paroksimal oksipital
1.2 Simptomatis
Lobus temporalis Lobus frontalis Lobus parietalis Lobus oksipitalis
2.2 Simptomatik
Sindroma West / SpasmeInfatil Sindroma Lennox Gastaut / Epilepsi mioklonik pada anak anak
3 Berkaitan dengan lokasi dan epilepsi umum 3.1 Serangan neonatal 4. Epilepsi berkaitan dengan situasi
Kejang demam Alkohol Obat obatan Eklamsi Pencetus spesifik / refleks Epilepsy
B) EPILEPSI PARSIAL
a.Epilepsi parsial sederhana ( tanpa gangguan kesadaran ) dengan gejala :
Motorik Sensorik Otonom
C) EPILEPSI NEONATAL
PATOFISIOLOGI
Telah diketahui bahwa neuron memiliki potensial membran yang terjadi akibat perbedaan ion ion di dalam dan di luar membrane sehingga menimbulkan polarisasi. Dimana bila terjadi eksitasi akan menyebabkan depolarisasi membran, sedangkan bila terjadi inhibisi akan mengakibatkan hiperpolarisasi membran, jadi rangsangan terjadi apabila eksitasi cukup besar dan inhibisi cukup kecil.Keseimbangan ionik tersebut diatur oleh sel glia.
DIAGNOSIS
1. anamnesa
Pemeriksaan EEG menentukan jenis serangan, lokasi focus, dan menetukan prognosis Rekaman yang ideal adalah rekaman waktu serangan ( EEG iktal) tapi seringkali rekaman dibuat diluar serangan ( interiktal ) Tanda elektroensefalografik suatu focus dapat berupa gelombang delta atau gelombang runcing tajam ( epileptiform ). Gelombang runcing fokal : tempat lesi atrofik, jaringan parut pada permukaan otak. gelombang delta : lesi yang masih segar atau tumor cerebri.
Konvulsi Febris
bayi anak berumur 6 bulan - 5 tahun demam mendahului konvulsi umum. Kemungkinan besar konvulsi febril berkembang menjadi grand mal adapun konvulsi febril yang dapat hilang setelah umur 5 tahun adalah konvulsi febril yang memenuhi persaratan sebagai berikut : Anak harus berumur antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun Adanya demam sebelum kejang umum timbul Konvulsi umumnya harus bebas dari tanda tanda fokalitas apapun Lamanya konvulsi harus kurang dari 10 menit Setelah konvulsi umum berhenti tidak boleh didapati paralysis Todd LCS normal 2 minggu setelah febrilkonvulsi, EEG harus normal. Hasil pemeriksaan lab mengenai elektrolit, calsium, phospat, magnesium dan BUN harus normal
Epilepsi parsial
Epilepsi fokal adalah serangan epilepsi yang bangkit akibat lepasnya muatan listrik di suatu daerah korteks serebri. Lepas muatan regional ini dapat :
Tetap bersifat fokal Menggalakkan daerah yang berdampingan sehingga muatan meluas Seluruh korteks melepaskan muatan listrik secara menyeluruh
Setelah serangan konvulsi fokal berlalu dapat timbul paralysis yang disebut paralysis Todd yang bersifat sementara. Manifestasi epilepsi parsial dapat bersifat sederhana atau kompleks.
Manifestasi sederhana berupa perasaan pokok, gerakan oto setempat yang tonik klonik atau gangguan bicara.
Motorik : - gerakan involunter otot salah satu anggota gerak, wajah rahang bawah ( mengunyah ) , pita suara ( fokalisasi ) dan columna vertebralis dan ( badan berputar, torsi leher atau kepala ) Sensorik : - merasa nyeri, panas atau dingin hipertesia / parestesia pada daerah kulit setempat, skotoma, tinnitus, mencium bau busuk, mengecap rasa logam, vertigo, mual, perut mulas. Otonom : mual atau muntah dengan hiperhidrosis setempat.
b.Manifestasi kompleks. Gejala gejala berupa :
halisinasi ilusi De ja vu / dreamy state Perasaan curiga dan autimatismus disebut sindrom epilepsy parsial lobus temporalis ( epilepsi psikomotorik )
Epilepsi Neonatal
Konvulsi pada neonatus secara berkala bangkit sampai penderita berusia 40 hari. Serangan berupa : deviasi tonik kedua belah mata kelopak mata berkedip kedip wajah meringis gerak klonik tonik sejenak kejang tonik sejenak pada salah satu anggota gerak serangan apneu yang dapat disertai kejang tonik konvulsi umum Gejala gelaja tersebut merupakan manifestasi berbagai kelainan diantaranya trauma lahir ( hipoksia, hematom subdural ) dan gangguan metabolit ( hipocalsemia, hipomagnesemia, hipoglikemia, defisiensi piridoksin
Status epileptikus Status epileptikus adalah suatu keadaaan konvulsi umum yang berlangsung terus menerus dengan interval yang sejenak Kausa :
penghentian therapy yang mendadak therapy yang tidak memadai penyakit otak : encephalitis, tumor otak otak, CVD, keracunan alcohol, kehamilan.
DIAGNOSA BANDING
Narcolepsi Migren klasik Serangan hipersianosis pada anak < 2 yang mengalami kecemasan berat TIA Hysteria Tetanus Tetani / spasmofilia / hipokalsemia Hipoglikemia Intoksinasi Hipoglikemia Anoxia
Karbamazepine Untuk serangan parsial (tidak efektif untuk petit mal) Dosis anak: 10-20 mg/kgBB/hari Dosis dewasa: 300-1200 mg/hari Efek samping: urtikaria, ikterus, anemia, lekopenia
Sodium valproat Untuk petit mal yang disertai kejang umum dan mioklonik Dosis anak: 20-30 mg/kgBB/hari Dosis dewasa: 400-2500 mg/hari Efek samping: anoreksia, letargi, ikterus
Clonazepam Untuk spasme infantile, mioklonik Dosis bayi: 0,1 mg/kgBB/hari Dosis dewasa: 1,5-10 mg/hari Efek samping: letargi, hipotoni, atakasia, disartria GABA pentin Tidak mengganggu fungsi luhur ES ringan: gangguan GI (mual)
Tabel 1 Pengobatan anti epilepsi jangka panjang sesuai dengan jenis kejang dan sindrom epilepsy * Primary generalized first line drug Seizure type Absence Ethosuximide,valprocid acid Myoclonic Valprocid acid `` second-line drug Lamotrigine Levetiracetam,topira mate, zonisamide third-line
Carbamazepine, gabapentin Lamotrigine, levetiracetam oxcarbazepine, topiramate, valprocid acid Adolescent-onset ab Valprocid acid Ethosuximide, lamotrigine absence Juvenile myoclonic Valprocid acid Acetazolamide, clonezepam Felbamate Lamotrigine, levetiracetam, Primidone, topiramate Infantile spasms Corticotropin (ACTH) Clonazepam, valprocid acid Lamotrigine, topi Vigabatrin ramate, zonisamide Lennox-Gastaut Valprocid acid, lamotrigine Carbamazepine, oxcarbazepi Clonazepam, felba ne, topiramate, zonisamide mate, levetiracetam Phenobarbital Partial Seizure types and Epilepsy syndrom Simple partial, comp Carbamazepine, gabapentin Phenobarbital, phenytoin, Felbamate lex partial, seconda lamotrigine, levetiracetam, primidone, tiagabine ry generalized tonic oxcarbazepine, topiramate clonic valprocid acid, zonisamide
Partial-onset
Complete partial
Secondary tonic-clonic
Prognosa
70% dapat dicegah dengan obat 40% terapi dapat dihentikan setelah 2-3 kali bebas serangan Prognosa tergantung dari:
Jenis epilepsi, umumnya grand mal dan petit mal lebih baik Usia Ada tidaknya kelainan neurologik Faktor penyebab