Epilepsi berasal dari kata Yunani yaitu epilapsia yang berarti serangan. Epilepsi
merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya bangkitan yang terjadi
secara berulang akibat terganggunya fungsi otak yang disebabkan oleh muatan
listrik yang abnormal pada neuron-neuron otak, lebih umum terjadi selama masa
anak-anak atau remaja, namun dapat terjadi pada segala usia. Tingkat insidens
bervariasi pada setiap usia, antara 20 dan 70 kasus dalam 100.000 orang dalam
satu tahun; tingkat prevelensi berada diantara 4 dan 10 per 1000. Epilepsi
merupakan manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi dan dengan gejala
tunggal yang khas, yaitu kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron
otak secara berlebihan dan paroksimal.
Pembahasan
Definisi
Bangkitan terjadinya tanda/gejala yang bersifat sesaat akibat aktivitas
neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak
Prevelensi
menurut WHO, diperkirakan terdapat 50 juta orang diseluruh dunia menderita epilepsi . Populasi
yang menderita epilepsi aktif diperkirakan 4-10 per 1000 penduduk, namun angka ini jauh lebih tinggi
di negara dengan pendapatan perkapita menengah dan rendah yaitu 7-14 per 1000 penduduk. Angka
pravelensi dan insiden di Indonesia belum diketahui secara pasti. epilepsi lebih umum terjadi pada
Masa anak-anak atau remaja, namun dapat terjadi pada segala usia.
Etiologi
Etiologi
etiologi tidak diketahui, tidak terdapat lesi struktural di otak, tidak ada
defisit neurologik. Diperkirakan: genetik.
Idiopatik
Simptomatik
Kriptogenik
Patofisiologi
• Neuron memiliki potensial membrane, hal ini terjadi karena adanya perbedaan muatan ion-ion ysng terdapat
didalam dan diluar neuron
• Perbedaan jumlah muatan ion ini menimbulkan polarisasi pada membrane dengan bagian interneuron yang
lebih negative
• suatu masukan melalui sinaps yang bersifat eksitasi depolarisasi membrane yang berlangsung
singkat
• Inhibisi hiperpolarisasi membrane
• Bila eksitasi cukup besar dan inhibisi kecil akson mulai terangsang
• Suatu potensial aksi akan dikirim sepanjang akson untuk merangsang/menghambat neuron lain Epilepsi
faktor-faktor yang dapat mempredisposisi terjadinya bangkitan
● Riwayat keluarga
● Factor antenatal dan perinatal
● Trauma dan pembedahan
● Gangguan elektrolit
● Obat-obatan tertentu (fenotiazin, inhibitor monoamine oksidase, antidepressant
trisiklik,amfetamin, lidokain dan asam nalidixic)
● Penyalahgunaan alcohol
● Infeksi dan inflamasi
● Tumor intrakranialis
● Hipoksia
● Penyakit degenerative
● Fotosensitivitas
● Gangguan tidur
Klasifikasi ILAE (1981) untuk tipe bangkitan epilepsi
Bangkitan parsial/fokal
• Bangkitan mioklonik
• Bangkitan tonik
• Bangkitan klonik
• Bangkitan atonik
Epilepsi dan Sindrom yang tak dapat ditentukan fokal atau umum
● Bangkitan Umum dan fokal :
-Bangkitan neonatal
-Epilepsi mioklonik berat pada bayi
-Epilepsi dengan gelombang paku kontinyu selama tidur dalam
-Epilepsi afasia yang didapat (Sindrom Landau – Kleffner)
- Epilepsi yang tidak termasuk dalam klasifikasi diatas
Tanpa gambaran tegas fokal atau umum
Sindrom Khusus
● Bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu:
Kejang demam
Bangkitan kejang / status epileptikus yang timbul hanya sekali( isolated)
Bangkitan yang hanya terjadi bila terdapat kejadian metabolic akut, atau toksis,
alcohol, obat-obatan, eklamsia, hiperglikemi non ketotik
Bangkitan berkaitan dengan pencetus spesifik (epilepsi reflektorik)
Gejala dan tanda Klinis
● Bangkitan umum tonik klonik :
o Ditandai oleh kontraksi seluruh otot yang berlangsung terus menerus (berlangsung selama 2-
10 detik dapat juga sampai beberapa menit)
• Bangkitan Klonik
● Bangkitan Mioklonik
o mioklonik adalah Gerakan involunter mendadak dan berlangsung sangat singkat (jerk)tanpa
disertai hilangnya kesadaran
o otot yang kontraksi dapat tunggal multiple atau berupa sekumpulan otot yang agonis dari
dari berbagai topografi
• Bangkitan Atonik
o Bangkitan berupa gangguan kesadaran disertai perubahan tonus otot (hypotonia atau
atonia), tonik atau autonisme
o Mengalami kesulitan belajar akibat seringnya disertai terjadinya bangkitan tipe lain
(atonik,tonik,mioklonik)
o bentuk bangkitan yang terjadi tergantung dari letak focus epileptic diotak.
Focus epileptic berasal dari area tertentu yang kemudian mengalami
propagasi dan menyebar ke bagian otak yang lain
mencari tanda-tanda defisit neurologis fokal atau difus yang dapat berhubungan dengan
epilepsi.
pemeriksaan radiologis :
Pemeriksaan yang dikenal dengan istilah neuroimaging bertujuan untuk melihat struktur otak
dan melengkapi data EEG. Bila dibandingkan dengan CT Scan maka MRI lebih sensitif dan
secara anatomik akan tampak lebih rinci. MRI bermanfaat untuk membandingkan hipokampus
kanan dan kiri.
Diagnosis Banding
Syncope Non EpilepticAttack Aritmia Cardiac Hiperventilasi/
Disorder serangan panik
(Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) 2014)
Penatalaksanaa
Pemilihan OAEn
berdasarkan jenis bangkitan
Ket :
A: efektif sebagai monoterapi
B : sangat mungkin efektif sebagai monoterapi
C: mungkin efektif sebagai monoterapi
D: Berpotensi sebagai monoterapi
(Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) 2014)
Dosis obat antiepilepsi Lini Pertama untuk dewasa dan Anak
Ket:
VPA : Asam Valporat
LTG : Lamotrigine
CBZ: Carbamazepine
PHT: Phenytoin
PB : Phenobarbital
disebabkan gangguan fungsi otak secara intermiten, yang terjadi akibat lepas muatan listrik
abnormal atau berlebihan dari neuron-neuron secara paroksismal. Manifestasi serangan atau
bangkitan epilepsi secara klinis dapat dicirikan sebagai berikut yaitu gejala yang timbulnya
mendadak, hilang spontan dan cenderung untuk berulang. Gejala epilepsy dapat dikontrol
dengan menggunakan obat anti kejang. Hampir delapan dari sepuluh orang dengan
epilepsy gejala kejang yang mereka alami dapat dikontrol dengan baik oleh obat anti kejang
TERIMA
DAFTAR PUSTAKA
1. Fisher RS, Acevedo C, Arzimanoglou A, Bogacz A, Cross JH, Elger CE, Engel J Jr, Forsgren L, French JA, Glynn M, Hesdorffer DC,
Lee BI, Mathern GW, Moshé SL, Perucca E, Scheffer IE, Tomson T, Watanabe M, Wiebe S. ILAE official report: a practical clinical
definition of epilepsy. Epilepsia. 2014 Apr;55(4):475-82. doi: 10.1111/epi.12550. Epub 2014 Apr 14. PMID: 24730690.Wilkinson, I,
Lennox, G. Essential Neurology 5th Edition. America: Blackwell Publishing Ltd. 2014; p. 192-3
3. Yolanda NGA, Sareharto TP, Istiadi H. Jurnal Kedokteran Diponegoro [Internet]. Ejournal3.undip.ac.id. 2019 [cited 25 August 2019]
4. Tjahdian,.P diket,Y,Gunawan,DAN.Gambaran.umum mengenai Epilepsi. In: kapita selekta Neurologi. Yogyakarta:Gadja Mada University press. 2005
5. Kusumastuti, K, Gunadharma, S, Kustiowati, E. Pedoman Tatalaksana Epilepsi Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia (PERDOSSI) 2014 Edisi Kelima. Surabaya: Airlangga University Press. 2014; p. 14, 44
6. Buku Ajar Neurologi. Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Indonesia (2017) jilid I: Jakarta,Indonesia