Anda di halaman 1dari 103

Kelon Koass Integumen

Learn with the BEST, with MEDIKO.ID


HERPETIFORM
Status Dermatologi
ANNULARE

Lokasi
Tipe Makula, papul, plak, pustule, skuama, erosi,
Eflorosensi ulkus.
Warna Pink, merah, ungu
Jumlah Tunggal/multiple LOKALISATA
Marginasi Tegas/tidak tegas
UNIVERSALIS
Konsistensi Konsistensi, suhu, perkiraan kedalaman
(dermal/subkutan)
Bentuk
Ukuran
Susunan Berkelompok (herpetiform, arsiniform,
anuler)
Konfluensi
Distribusi
EFLOROSENSI : Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara obyektif)
PRIMER SEKUNDER TERSIER

Makula-Patch Skuama Komedo

Papula-Plak Krusta Burrow

Urtikaria-Nodul Ekskoriasi Millia

Vesikel-Bula Erosi Telangiektasis

Pustula Ulkus Hiperkeratosis

Kista Fisura

Likenifikasi

Jaringan parut

Fistula-gangren Atrofi Keloid


UKK PRIMER Urtikaria Angioedema
MAKULA - PATCH

Papul - Plakat
Nodul - Tumor
UKK PRIMER
Vesikel – Bula

PUSTULA
UKK SEKUNDER

Ekskoriasi Likenifikasi
Basic Pemeriksaan Kulit
DERMATOMIKOSIS
Pytriasis Versicolor
Gejala :
Bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam. Gatal pada saat berkeringat.

• Finger nail sign


• KOH : hifa pendek, spora
berkelompok.
• Wood : kuning keemasan
Tatalaksana PVC

Lesi Minimal

Lesi Luas
Dermatofitosis
• Trichophyton, Epidermophyton dan microsporum
• Terdapat central healing
• KOH : hifa panjang bersepta.

Lokasi Nama
Capitis T. Capitis

Tinea kulit T. Corporis


Tangan T. Manuum
Kaki T. Pedis
Kuku T. Unguium
Janggut T. barbae
TINEA KAPITIS
Grey Patch
• Etiologi : Microsporum sp.
• UKK : Papul eritem sekitar batang rambut  melebar dan bersisik
• Rambut abu-abu dan mudah patah
• Alopesia (+), gatal (+)
• Lampu wood : warna hijau
Kerion Celci
• Grey-patch + folikulitis
• Kerion = benjolan lunak, pus (+), “basah”
• Gatal (+), sakit (+), alopesia (+)
• Demam dan limfadenopati
Black dot
• Etiologi : T. Tonsurans, T. Violaceum
• Rambut rapuh dan patah tepat pada muara folikel, terdapat
gambaran “black dot”.
• Alopesia (+), gatal (+)

Tinea Favosa
• Disebabkan oleh T. schoenleinii
• Terbentuk scutula, rambut rontok
• Skutula : krusta tebal kekuningan di sekitar rambut berbentuk
cawan.
• Mousy odor
Pemeriksaan Penunjang Koass DV
ALAT
BAHAN
Pisau scalpel tumpul
Alkohol 70%
Selotip
Larutan NaCl 0,9%
Kapas lidi
KEROKAN KULIT
1. Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan alcohol 70% untuk Larutan KOH 10% (untuk
Kaca obyek pemeriksaan rambut)
menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainya serta kuman
yang ada di atasnya. Biarkan sampai kering. Larutan KOH 20% (untuk
2. Keroklah di bagian yang tersangka jamur dengan pisau kecil Kaca penutup
pemeriksaan kuku dan
dengan arah dari atas ke bawah. Caranya : dengan kulit)
memegang pisau kecil harus miring membentuk sudut 45 Api Bunsen
Tinta parker biru-hitam
derajat ke atas.
3. Letakan hasil kerokan tersebut diatas kertas atau wadah yang Mikroskop cahaya
bersih.
Epidermopiton
Cara Pengecatan KOH

Candida
Tatalaksana
Kandidiasis KATA KUNCI :
• Penyebab : candida albicans
• Makula patch eritema, membasah, erosi, lesi satelit
• Flexural (daerah lipatan)
• KOH : yeast, pseudohifa, dan blastospora

TATALAKSANA

• Oral candidiasis 2. Oral Candidiasis


Oral hairy leukoplakia, larutan nistatin (100 000 unit/ml). Olesi 1–2 ml di dalam mulut
apa perbedaanya? sebanyak 4 kali sehari selama 7 hari. Jika tidak tersedia, olesi
dengan larutan gentian violet 1%.
Mikosis (General)
Jenis Pemeriksaan Deskripsi WOOD LAMP
KOH KOH 10% (rambut), 20% (kulit),
30% (kuku)  utk hancurkan
epitel & debris

Gram Pada candida

LPCB -
Warna Etiologi
Sabaroud dextrose Untuk kultur hampir semua jenis
agar jamur Kuning emas Tinea versicolor
Hijau kekuningan Microsporum
Merah bata (coral red) Eritrasma
Putih Vitiligo/albinisme

Tosca biru Pseudomonas


Skenario Klinis
Seorang pasien berusia 40 tahun datang dengan keluhan gatal bintik
putih terdapat di daerah punggung dan wajah. Hal ini muncul sejak 2
bulan yang lalu. Pasien merasa gatal dan semakin gatal apabila
berkeringat. Anda sebagai koass stase puskesmas, lakukan berikut :
• Anamnesis
• Deskripsikan UKK berikut
• Usulkan pemeriksaan penunjang
• Terapi farmakologis dan non farmakologis
• Edukasi
ANAMNESIS
Keluhan utama DESKRIPSIKAN UKK!
Onset

Lokasi Pemeriksaan Penunjang?


Kualitas

Faktor modifikasi

RPD, RPK
Tatalaksana
Diagnosis Banding :
a. Pitriasis versicolor
b. Pitriasis alba
c. Vitiligo
d. Morbus hansen

Edukasi
a. Obat dipakai 2x seharu
b. Mandi minimal 2x sehari
c. Bila berkeringat segera mandi/ganti
baju
d. Pakai pakaian yang menyerap
keringat
INFEKSI VIRUS
Learn with the BEST, with MEDIKO.ID
Keluarga Herpes
HHV 1 Herpes simplex 1 Herpes orolabial
HHV 2 Herpes simplex 2 Herpes genital
HHV 3 Varicella-zoster virus Varicella
HHV 4 Epstein-Barr virus Limfoma, limfoma Burkitt, KNF
HHV 5 CMV Kelainan kongenital
HHV 6 dan 7 HHV 6 dan 7 Pytriasis rosea TZANCK TEST
Multinucleated Giant Cell, sel datia
HHV 8 HHV 8 Sarkoma kaposi langhans.

Herpes Oral dan Genital


PERJALANAN HERPES Infeksi Primer

Infeksi Laten

INFEKSI REKUREN

TATALAKSANA
• Asiklovir 5x200 mg atau 3x400 mg
selama 7-10 hari.
• Valasiklovir 2x500-1000 mg/hari
selama 7-10 hari.
• Famciclovir 3x250 mg/hari 7-10 hari
• Rekuren : menjadi 5 hari
Varicella/Chicken Pox
• Transmisi secara aerogen
• Gejala :
• Inkubasi selama 14-21 hari
• Gejala prodromal : demam, malaise, nyeri kepala
• Disusul erupsi papul eritematosa  dew drops  pustule 
krusta
• Mengenai seluruh tubuh dan menyebar secara sentrifugal.

Dew Drop On
Rose Petal Tzanck Test
TERAPI VARICELLA
Herpes Zooster
HERPES ZOSTER
• Disebabkan reaktivasi virus Varicella Zoster yang laten pada
ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.
• Berubah menjadi dermatomal

Herpes Zoster
Ophtalmicus

Ramsay-Hunt
Syndrome

N.V
TATALAKSANA
HERPES ZOOSTER

• Asiklovir oral 5 x 800 mg/hari selama 7-10 hari


• Valasiklovir 3x 1 gram/hari selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari

HERPES ZOSTER OFTALMIKUS


• Asiklovir/valasiklovir diberikan hingga 10 hari pada semua pasien
• Rujuk ke spesialis mata.
NEURALGIA HERPERTIKA
• Nyeri ringan : paracetamol 3x500 mg atau NSAID
• Antidepresan trisklik (awal 10 mg/hari ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari
150 mg/hari)
• Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu
• Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu
Skenario Kasus
Seorang pria 32 tahun datang dengan keluhan plenting-
plenting di seluruh tubuh. Dirasakan muncul sejak 2 hari yang
lalu, pasien juga mengeluh demam tinggi dan nyeri pada
kedua mata. Sebelumnya, 2 tahun yang lalu pasien pernah
mengalami hal yang serupa. Lakukan :
• Anamnesis
• Deskripsikan UKK
• Tatalaksana
• Edukasi
ANAMNESIS
• Keluhan utama Deskripsikan UKK

• Onset
• Lokasi
• Kualitas
Pemeriksaan Penunjang
• Kuantitas
1.Bersihkan lesi dengan NaCl
• Faktor modifikasi 2.Tusuk vesikel dengan
• Gejala penyerta scalpel
• RPD 3.Keringkan di udara
• RPK 4.Beri methanol, tunggu
• RSE kering
Resep
Disebabkan oleh S. Aureus
EKTIMA
IMPETIGO Krustosa (70%) Bullosa
Ciri Khas Honey colored Bulla hipopion
crust Menyebar Nikolsky sign (+) terdapat
secara oto- lesi kolaret
inokulasi
Kausa Streptococcus pyogenes S. aureus
(paling banyak) dan/ S.
aureus
• Etiologi : S.aureus/S. pyogenes Predileksi Wajah (sekitar hidung) Pada neonatus/ infant
• Paling sering pada extremitas Intertriginosa,
• Pada trauma berulang, gigitan dan hygiene
buruk.
• UKK :
• Ulkus dangkal ditutupi krusta tebal,
apabila diangkat berwarna kuning
keabuan.
• Apabila krusta diangkat, tampak ulkus
bentuk “puched-out lesion”
Selulitis
Erisipelas Phlegmon

Erisipelas Selulitis Phlegmon


Etiologi GABHS GABHS dan S. Aureus GABHS dan S. Aureus
Area yang terkena Epidermis-dermis Dermis-subcutan Dermis-subcutan
superficial
Deskripsi UKK Eritema, BATAS TEGAS Eritema, BATAS TIDAK TEGAS, Selulitis + supurasi
dan merah terang bullae atau erosi (fluktuasi +)
HIDRADENITIS SUPPURATIVA

• Faktor resiko : mencukur bulu ketiak, ,memakai deodorant.


• Benjolan, terdapat celah dan tepat di lipatan, serta nyeri, apabila terdapat
fluktuasi maka  abses

SKROFULODERMA (tambahan)
• Lokasi pada daerah servikal
• Terdapat jembatan jaringan
• Terapi : OAT kategori 1
TATALAKSANA PIODERMA
TOPIKAL
• Bila banyak pus/krusta : kompres dengan permanganas kalikus 1/5000 atau atau rivanol 1% atau
povidone iodine 1%.
• Bila tidak : salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari
SISTEMIK : Selama 5-7 hari, jika ada selulitis atau demam
• Kloksasilin/dikloksasilin : 4x250-500 mg/hari PO
• Amoksisilin + asam clavulanate : 3x250-500 mg/hari

ERITRASMA
• Disebabkan corynebacterium minutissimum
• Sering pada lipatan, UKK : makula eritema dengan
skuama halus dan berbatas tegas.
• Wood lamp : coral red
• Tx : (ERI obatnya ERI) Eritromisin 4x250 mg selama 7-
14 hari
LEPRA
KLASIFIKASI WHO

Clinical Paucibacillary Multibacillary


features (PB) (MB)
Skin lesions 1-5 >5
Nerve damage 1 >1
AFB (-) (+)
Tuberculoid lepromatous

Serum Reitz dari cuping telinga


Skin Scrapping dari lesi
Istilah dalam Leprae
Relesase from Dapat dinyatakan setelah dosis dipenuhi
treatment tanpa diperlukan pemeriksaan
laboratorium

Putus obat/ default Penderita Kusta PB tidak


mengambil/minum obatn> 3 bulan dan
Kusta MB > 6 bulan

Relaps Pasien kusta sudah pernah dinyatakan


sembuh atau telah menyelesaikan
pengobatan MDT kemudian :
• Timbul lesi kulit baru di tempat yang
berbeda dan bukan lesi lama yang
bertambah aktif.
• terdapat penebalan saraf baru yang
disertai defisit neurologis yang
sebelumnya tidak ada.
Buku PanduanPraktik Klinis. IDI
Skenario Klinis
Seorang anak berusia 2 bulan dibawa ibunya ke
puskesmas dengan keluhan muncul plenting-plenting
pada badanya terutama pada wajah, tangan dan kaki.
Anak juga mengeluh demam dan batuk pilek beberapa
waktu ini, lakukan :
• Anamnesis
• Deskripsi UKK
• Tatalaksana
• Edukasi
Gambaran Klinis

Deskripsikan UKK!
DERMATITIS
Learn with the BEST, with MEDIKO.ID
REAKSI ALERGI
• I : Atopi, Urticaria, asma, RA,
Konjungtivitis alergi, alergi
makanan, anafilaksis.

• II : Anemia hemolitik, ITP

• III : ENL, Glomerulonefritis, Arthus


Reaction, Rheumatoid Disease, SLE

• IV : SJS/TEN, RR, FDE, Dermatitis


Kontak, Eritroderma, Psoriasis,
Pemfigus, Reaksi Tuberkulin, Reaksi
I yang kronik
ERUPSI OBAT
Erupsi obat alergi merupakan reaksi pada kulit atau mukokutan akibat
pemberian obat sistemik, apapun.
JENIS KATA KUNCI
Erupsi eksantematosa Lesi makula eritema pada seluruh tubuh

Fixed drug eruption Lesi vesikobulosa yang SELALU FIX, muncul di tempat yang sama

Eritema multiforme Lesi target, externsor, dapat terjadi keterlibatan mukosa namun terbatas

Pustular eksantema Lesi papulo-pustul dapat disertai eritema, hampir seluruh tubuh
generalisata akut
Eritroderma Red-man syndrome

SSJ dan TEN Skin detachment, keterlibatan mukosa baik mata, mulut, daerah genital dsb.
Fixed Drug Eruption SISTEMIK
• Hipersensitifitas tipe IV. • Prednison 3x10 mg
• UKK : eritema, vesikel, bercak, • Antihistamin : loratadin 1x10 mg
dengan lokasinya selalu berulang. atau hidroksin 2x10 mg selama 7
• Lokasi : mulut, bibir, daerah penis hari
atau vulva.
TOPIKAL
• Kering : menthol 0,5-1%
• Basah : kompres larutan as. Salisilat 1%
• Kortikosteroid topical ringan-sedang :
hidrokortison 2,5% atau mometasone
0,1%
Eritema Multiforme Tipe Makula-eritema Tipe Vesikobulosa

• Mendadak, simetris • Makula-papula yang


• Pada ekstensor ekstremitas kemudian muncul
• Berbentuk iris vesikobulosa di tengahnya

Lesi target EM Minor Lesi target EM mayor

Tatalaksana : Kortikosteroid oral


dan simptomatik
SSJ dan TEN
TRIAS :
• Kelainan kulit : eritema, vesikel, bula
• Kelainan mukosa orifisium : kelainan pada mulut, genitalia
berupa vesikel-bula lalu berubah menjadi krusta
kehitaman.
• Kelainan mata : conjungitivits.
SSJ SSJ-TEN TEN
<10% 10-30% >30%
• Nikolsky sign (+)
• Komplikasi : dehidrasi-syok, bronkopneumonia, sepsis.

• Topikal  cegah infeksi, pengelupasan dan mempercepat re-epitelialisasi.


• Pelembab : petroleum 50% dengan 50% cairan parafin.
• Kortikosteroid sistemik :
• SSJ : Dexamethasone IV dosis setara prednisone 1-4 mg/kgBB/hari
• SSJ-NET 3-4 mg/kgBB/hari
• NET : 4-6 mg/kgBB/hari
DERMATITIS
JENIS KATA KUNCI
Dermatitis atopi Tergantung usia, lesi macula eritema terutama pada daerah malar
DKI Akibat benda iritan seperti detergen, sabun dll
DKA Alergi terdapat benda non iritan : emas, karet, hena dll
Dermatitis venenata Akibat gigitan serangga, central necrosis dan kissing lesion

Dermatitis Lesi terutama batas rambut, skuama kuning dan berminyak


seborrhoik
Dermatitis statis Akibat stasis yang lama : berdiri dalam waktu yang lama
Neurodermatitis Akibat stress, akibat digaruk dan pada lokasi yang sama, terdapat
likenifikasi
Tipe Infantil (2 bulan-2 • UKK : eritema dengan papul dan vesikel yang halus,
tahun) eksudatif (basah)  menjadi krusta
• Predileksi : pipi, leher, ekstremitas sisi ekstensor

Tipe anak (2 tahun-12 • UKK : lesi lebih kering, papuler, ada sedikit likenifikasi
tahun) • Predileksi : lipat siku, lipat lutut, pergelangan bagian
flexor.

Tipe remaja dan dewasa • Lesi kronis : likenifikasi jejas, hiperpigmentasi dan
(>12 tahun) hyperkeratosis.
• Predileksi : ekstensor ekstremitas, tengkuk, tangan

TATALAKSANA :
• Hindari pencetus
• Mengurangi gatal : antihistamin
• Menekan inflamasi : pada anak-anak memakai steroid potensi lemah
• Menjaga kelembapan kulit : emolien (urea 10%)
DERMATITIS KONTAK

DKI : Non Imun

DKA : Tipe 4
Lesi
decrescendo
DKI
(Decresendo :
muncul kemerahan
lalu menghilang)

Lesi crescendo
DKA
(Cresendo : muncul
kemerahan lalu
bertambah)
DERMATITIS Venenata (Paederus)
Timbul akibat iritan primer yaitu asam dan basa kuat pada
serangga, contoh : pederin pada tomcat.

UKK KHAS
Eritema dengan central necrosis, papule dan
punctum, nodus/urtika dengan punctum dan
bula.

Terdapat kissing phenomenome


Dermatitis Nummularis Neurodermatitis
• Berhubungan dengan emosi dan stress,
akibat garukan berulang di tempat yang
lama.
• Lesi awal : eritema, edema, papul
eritematosa, bekas garukan (+)
• Garis kulit tampak sangat jelas dan kulit
menebal  leathery induration.
• Predileksi : tempat yang bisa digaruk (kaki,
KATA KUNCI tangan, tengkuk)
• KRONIK
• Plak nummular (seperti
TATALAKSANA
koin/disk) dengan oozing,
krusta dan skuama Manajemen stress, amitriptilin
• Predileksi : ekstremitas apabila diperlukan
atas, ekstremitas bawah Simptomatik : antihistamin
pada pria
Steroid : potensi kuat (klobetasol
propionate 0,05%)
Psoriasis
• UKK : plakat eritema, skuama tebal.
• Etiologi : berhubungan dengan HLA, merupakan
hipersensitivitas.
• Pencetus : stress, infeksi fokal, trauma, obat, alcohol.

Tetesan Lilin Auspitz sign Koebner


Tatalaksana Psoriasis
Potensi Steroid
CLASS POTENSI dan CONTOH POTENSI PEMAKAIAN

1 Super poten : Alopersia areata, diskoid


Clobethasol propionate 0,05%, halobetasol 0,05%
POTENSI lupus, LSK, psoriasis,
2 Poten :
0,1% mometasone furoate oin, 0,25% desoximethasone KUAT dermatitis nummularis.
3 Upper mid-strength : 0,05% desoximethasone
4 Mid-Strength : Dermatitis seborrhoik,
0,1% mometasone furoate cr, 0,1% bethamethasone
valerat, 0,1% triamcinolone acetonide oin SEDANG dermatitis stasis,
5 Lower-mid strength : dermatitis atopik
0,1% triamcinolone acetonide cr, 0,05% fluticasone
6 Mild Napkin eczema, dermatitis
0,1% hidrokortisone butirat, 0,05% desonide
KUAT area wajah, intertriginosa
7 Least potent :
2%/2.5% hidrokortisone, 0,5-1% hidrokortisone perineal
Tanda Nikolski
NIKOLSKY SIGN DIRECT (Langsung)
Pada penekanan langsung vesikel/bulla
dengan jari tangan, bulla terlihat melebar
ke sekitarnya  nikolsky sign (+).

NIKOLSKY SIGN INDIRECT (Tidak Langsung)


Menekan dan menggeser kulit antara 2 bulla
dengan jari telunjuk menyebabkan kulit terangkat
seakan-akan terlepas dari dasarnya atau terbentuk
bulla  Nikolsky sign (+)
Patch Test

PROSEDUR
1. Menanyakan persyaratan patch test.
• Lesi kulit harus tenang
• Tidak mengonsumsi imunosuppresan, kortikosteroid,
antihistamin minimal 7 hari sebelum tes.
2. Disinfeksi daerah punggung atau lateral lengan atas.
3. Meneteskan allergen ke dalam chamber
4. Menempelkan allergen ke daerah punggung/lateral lengan atas
ditutup dengan plester.
5. Kulit yang di test tidak boleh terkena basah atau keringat
6. Hasil test dibaca setelah 24, 48, 72 dan 96 jam.
Prick Test
Uji Tusuk/Prick Test
Uji klinis untuk mengetahui penyebab alergi, biasanya
pada pasien urtikaria atau dermatitis akibat alergi,
ataupun penyakit alergi lainya.

• Cek persyaratan pada pasien


• Mengambarkan kotak-kotak untuk tempat allergen
dan diberi nomor.
Persyaratan tes alergi : • Meneteskan allergen satu per satu sesuai nomor.
• Pasien bebas obat antihistamin, steroid oral • Menusukkan kulit di setiap tetesan allergen dengan
dan topical minimal 2 minggu sebelum uji kulit. jarum dengan sudut 45 derajat tidak sampai berdarah.
• Kulit harus bebas dermatitis/kelainan kulit 1 • Menunggu hasil dalam ± 30 menit.
bukan sebelum tes dilakukan. • Membaca hasil test.
• Tidak dilakukan pada anak <3 tahun • Membersihkan daerah tempat pemeriksaan.
• Tidak ada Riwayat reaksi alergi • Interpretasi hasil pemeriksaan pada pasien.
berat/angioedema
INFEKSI
Learn with the BEST, with MEDIKO.ID
INFEKSI PARASIT
JENIS KATA KUNCI
Skabies Lesi berupa eritema, papul, vesikel pada tangan, perut, dan
terowongan pada jari. Gatal pada malam hari, kena massal
(pesantren, satu keluarga)
Pedikulosis corporis, Macula cerulae, eritema pada rambut, badan atau daerah pubis.
pubis, capitis
Cutaneous larva Kontak dengan hewan seperti kucing dan anjing, bermain di
migrans pasir/pantai, serpiginosa.
SKABIES • Disebabkan oleh sarcoptes scabiei var hominis.
• Diagnosis presumptif apabila terdapat trias :
• Lesi kulit : kunikulus, ujung papul/vesikel.
Dapat timbul pustule/nodul. Predileksi
pada daerah dengan stratum korneum
tipis.
• Pruritus nocturnal.
• Terdapat Riwayat sakit serupa dalam satu
rumah/kontak
PEMERIKSAAN PENUNJANG TATALAKSANA

Ink burrow Dermoskopi

• Burrow ink test


• Skin scrapping
• Uji tetrasiklin
• Dermoskopi
Skenario Klinis
Seorang pria berusia 12 tahun datang dibawa gurunya dari
pondok pesantren karena gatal. Gatal dirasakan terutama
pada malam hari, banyak dari teman-temanya terkena hal
yang serupa namun sudah sembuh. Lakukanlah :
• Anamnesis lanjutan
• Deskripsi UKK
• Tatalaksana
• Terapi yang tepat adalah………….
• Sebutkan pemeriksaan penunjang!
• Diagnosis banding
• Edukasi!

DESKRIPSIKAN UKK!
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Learn with the BEST, with MEDIKO.ID
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Duh Tubuh Urethra Duh tubuh vagina Ulkus Bubo inguinal Kutil Kelamin
Uretritis GO Trikomoniasis Durum • Ulkus (-), Bubo (+)
Sekret kuning • Sekret kuning-hijau • Bersih, tidak nyeri  LGV
berbusa • T. Pallidum
kental, DGNI (+) • Strawberry cervix

Uretritis NGO BV Molle • Ulkus (+), bubo (+) Kondiloma


Sekret encer, benda • Sekret putih • Kotor, nyeri hebat  Herpes, akuminata
inklusi keabuan • School of fish chancre, chancroid
• Bau amis

Candida Granuloma inguinale


• Sekret pecahan • Beefy red-ulcer
susu/keju. • Donovan bodies
• Gatal >>
Uretritis* GO Non-GO
DUH TUBUH URETHRA
Inkubasi 2-7 hari 2-3 minggu
Sekret Mukopurulen Agak mukoid
PMN >5/LPB** >5/LPB**
DGNI (+) (-)
Kausa N. gonorrhea C. Trachomatis (>>)

• Diplococcus gram (-)


intraseluler seperti biji kopi.
• Kultur : Thayer-martin
Giemsa : inclusion bodies
KOMPLIKASI
Epididimitis

GO harus diterapi sebagai GO


Orkitis
dan Non GO

Infertilitas

PID

Bartolinitis

Patensi tuba fallopi


Bacterial Vaginosis Trichomoniasis Candidiasis Vaginalis
Etiologi Gardnerella vaginalis Trichomonas vaginalis Candida sp.

Duh Tubuh Berbau amis, abu-abu putih Kuning-hijau berbusa, bau busuk Putih kental bergumpal
(cottage-cheese)
Nyeri Biasanya tidak nyeri Dispareunia, strawberry cervix Dispareunia, dysuria, rasa
terbakar
Gatal Biasanya tidak gatal Tidak gatal Sangat gatal

Penunjang Whiff test  bau amis Saline/giemsa smear - Trofozoit KOH- pseudohifa dengan
Gram  Clue cell blastospora
Chancre (ulkus durum) Chancroid (ulkus Herpes Simplex 2
mole)
Lesi Tidak nyeri, bersih, Ulkus nyeri dengan Lesi vesikobulosa
batas tegas dasar kotor dan dan nyeri, disertai
batas tidak tega demam.

Limfadenopati Tidak nyeri, non Nyeri tekan dan Nyeri tekan,


suppurative dan bilateral regional dan
bilateral suppuratif

Treponemma Pallidum
School of fish ( H. Ducreyi)
Secondary Lata

Copper penny rash

Tabes Dorsalis

Gumma
TATALAKSANA
Doksisiklin 2x100 mg/hari, PO, 14hari

Eritromisin 4x500 mg/hari, PO, 14 hari

Tetrasiklin 4x500 mg PO, 14 hari


KONDILOMA AKUMINATA
• Disebabkan HPV 6 dan 11 yang mengenai kulit dan mukosa
anogenital.
• UKK : verukosus
• Acetowhite test (+)  bubuhi asam asetat nantinya akan
menjadi putih.

TATALAKSANA KETERANGAN
Tingtura podofilin 25% Dilakukan oleh dokter, tidak boleh pada ibu hamil, menyusui
dan lesi luas.
TCA 80-90% Dilakukan oleh dokter, boleh pada ibu hamil

Podofilotoksin 0,5% DAPAT DILAKUKAN SENDIRI OLEH PASIEN, tidak boleh pada
ibu hamil.
Krioterapi Dilakukan oleh dokter, direkomendasikan untuk genital
ekstena, urethra dan anus
Pemeriksaan Duh Tubuh
Untuk mendapatkan mikroorganisme penyebab yaitu : Neisseria gonorrheae, Trichomonas
vaginalis, Gardnerella vaginalis, Candida albicans.

Alat dan Bahan


Mikroskop cahaya Bahan Pewarna Gram
Pengambilan
Kaca objek Spekulum discharge vagina

Kaca penutup Sarung tangan

Sengkelit steril Ranjang ginekologik

Kapas lidi/swab Bunsen burner Pengambilan


steril discharge urethra
Kasa Larutan NaCl
Neisseria Bacterial
Gonorrheae Vaginosis
Persiapan preparat basah
PEMERIKSAAN SEDIAAN BASAH DENGAN NaCl
1 Siapkan kaca obyek dan kaca penutup

2 Teteskan 1-2 tetes larutan NaCl 0,9% ke kaca obyek

3 Bahan duh tubuh dari sengkelit yang berasal dari forniks


posterior dicampurkan pada tetesan laurtan NaCl tersebut
di atas dan segera tutup dengan kaca penutup
4 Segera dibaca dibawah mikroskop cahaya dengan
pembesaran 400x
5 Cari parasite Trichomonas vaginalis yang ditandai Gerakan
flagelanya yang khas. Selain itu, dapat pula ditemukan
pseudohifa blastospora serta clue cell.
Skenario Klinis
Seorang pasien berusia 20 tahun datang ke tempat praktek anda
karena luka pada kemaluanya. Luka dirasakan sejak 2 minggu yang
lalu, pasien merupakan seorang yang suka bergonta-gati pasangan.
Lakukan :
• Anamnesis
• Deskripsikan UKK yang ada
• Usulkan pemeriksaan penunjang
• Usulkan tatalaksana yang sesuai
• Edukasi
Deskripsikan UKK Pemeriksaan
Penunjang
ACNE VULGARUS • Penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea.
• Diakibatkan oleh peningkatan jumlah flora folikel
(Propionibacterium acne).
• Predileksi : muka, bahu, dada atas, punggung atas
• Tipe erupsi :
• Non-inflamasi : komedo, papul
• Inflamasi : pustula, nodul, kista
Ringan Sedang Berat
Komedo <20 20 - 100 > 100
Lesi Inflamasi <15 15-50 >50
Kista / nodul - <5 >5
Total Lesi <30 30 -125 >125
TOPIKAL TOPIKAL + ORAL

DERAJAT TIDAK HAMIL HAMIL/MENYUSUI


RINGAN • Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroxide • Benzoil peroxide
• Asam azelaic 20%

SEDANG • Asam retinoat 0,01-0,1% + benzoil peroxide bila perlu • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000
tambahkan doksisiklin 50-100 mg PO mg/hari
BERAT • Antibiotik topical + azitromisin pulse dolse ( hari 1 : 500 • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000
mg, dilanjutkan 2-4 250 mg) mg/hari
DIAGNOSIS BANDING TIDAK ADA KOMEDO!!

KELAINAN DESKRIPSI

Erupsi papulopustula mendadak tanpa ada


ERUPSI AKNEIFORMIS komedo hampir di seluruh bagian tubuh.
Disebabkan oleh induksi obat (cth
kortikosteroid)
Akne yang diakibatkan oleh pemakaian
Dermatitis Perioral
steroid berlebih. Biasanya terjadi di
sekitar mulut.
Penyakit radang kronik di daerah muka
AKNE ROSASEA dengan gejala eritema, pustula,
(ROSASEA) talangiektasia dan hipertrofi kelenjar
sebasea. Tidak terdapat komedo.
MILIARIA
1 2

TIPE LOKASI
Kristalina Stratum korneum
Rubra Stratum spinosum
Pustulosa Stratum spinosum
Profunda Dermo-epidermal junction
3 4
Melanoma Maligna Karsinoma Sel Basal Karsinoma Sel
Skuamosa
Gambaran Nevus dengan ABCDE Pearly papule atau nodul, ulkus Lesi hiperkeratotik, ulkus
roden bowen dan krusta

Etiologi Paparan sinar matahari Paparan sinar matahari Paparan sinar matahari
dapat juga pada
imunokompromise
PA Sel melanosit mengalami Sel palisade/sel pagar Pearl Horn atau Mutiara
displasia tanduk
MELASMA • Hipermelanosis pada wajah dan leher.
• Dipengaruhi oleh :
• Genetik, pajanan sinar matahari
• Hormon sex (estrogen dan progesterone)
• Kontrasepsi
• Kehamilan
• Obat : CPZ, minosiklin

UKK
Bercak nummular,
plakat kecoklatan,
hiperpigmentasi,
simetris, batas
tegas
Dermatoterapi
TERAPI TOPIKAL Bahan Dasar (Vehikulum)
Terapi topikal memiliki
Bahan Dasar
pengaruh fisik :
mengeringkan, membasahi 1. Cairan
(hidrasi), melembutkan, 2. Bedak
lubrikasi, mendinginkan, 3. Salep
memanaskan, dan melindungi
Campuran 2 atau lebih bahan dasar
terhadap pengaruh buruk dari
luar. 4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
5. Krim : campuran cairan dan bedak
Prinsip obat topical secara 6. Pasta : campuran salep dan bedak
umum terdiri dari 2 bagian :
• Bahan dasar : vehikulum 7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
• Bahan aktif
Pedoman perawatan kulit :
• Dermatosis basah  digunakan
bahan dasar cair/basah,
misalnya kompres.
• Dermatosis kering  digunakan
bagan dasar padat/kering,
misalnya salep.

CAIRAN • Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol)
• Solusio terdiri atas : kompre, rendam (bath) dan mandi (full batch)
• Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dam sisa obat topikal yang
pernah dipakai.
• Jenis kompres :
a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbs eksudat atau pus.
b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak • Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan
pada kulit yang berlipat, proteksi mekanis.
• Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak
pecah.
• KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep • Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak.
• Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep
paling kuat).
Bedak • Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan
Kocok perekat.
• Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim • Merupakan campuran water, oil dan emulgator.
• Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta • Merupakan campuran bedak + vaselin.
• Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen • Merupakan campuran cairan, bedak dan salep
• Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV
NAMA OBAT SEDIAAN NAMA OBAT SEDIAAN
Amoxcicilin Tab 500 mg Cotrimoxazole Tab 480 mg, 960 mg (Forte)
Amoxcicilin + As. Caps 625 mg Ciprofloxacin Tab 500 mg
Klavulanat Levofloxacin Tablet 500 mg, 750 mg
Cefadroxil Caps 500 mg, Syr 125 mg/5 ml
Ceftriaxone Injeksi vial 1 gr
Cefotaxime Injeksi vial 1 gr
Cefixime Caps 100 mg, syr 100 mg/5 ml
Metronidazole Tab 500 mg, Infus 500 mg
Klindamisin Caps 300 mg
Eritromisin Tab 500 mg
Azithromicin Caps 250 mg, 500 mg
Kanamisin Injeksi vial 1 gr
Doksisiklin Caps 100 mg
Minosklin Tab 50 mg, 100 mg
Sediaan Obat Stase DV
Antivirus Sistemik Antibiotik Topikal
Asiklovir Tab 200 mg, 400 mg Mupirocin 2% Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir Tab 500 mg Gentamicin sulfat 0,1% Krim salep 5 gr, 10 gr

Antijamur Sistemik Asam fusidat 2% Krim salep 5 gr

Ketoconazole Tab 200 mg Clindamycin phosphate Larutan 30 ml, gel 15 gr

Itraconazole Caps 100 mg


Antijamur Topikal
Fluconazole Caps 50 mg
Permethrin 5% Krim 10 gr, 30 gr
Griseofulvin Caps 125 mg, 500 mg
Gameksan 10 mg Krim 10 gr
Terbinafine Tab 250 mg
Nistatin Suspensi 100.000 IU Steroid Topikal
Hidrokortison asetat % Krim 5 gr
Antivirus Sistemik
Bethamethasone valerat Krim salep 5 gr, 10 gr
Pirantel Pamoat Tab 125 mg, 250 mg
Desonide 0,05% Krim 5 gr
Albendazole Tab 400 mg
Desoksimethasone 0,25% Krim 5 gr
Mebendazole Tab 500 mg

Anda mungkin juga menyukai