Anda di halaman 1dari 45

BLOK BIOMEDIK I

SEMESTER AWAL 2020/2021

Dasar Biokimia Sistem Imun

Ika Yustisia
Departemen Biokimia FK UNHAS
Email: ikayustisia@gmail.com
Tujuan Umum Pembelajaran
Setelah mengikuti dan mempelajari materi ini
mahasiswa dapat memahami:
1. Struktur dan fungsi molekul-molekul yang
terlibat di dalam sistem imun
2. Metabolisme spesifik sel-sel imun
Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti dan mempelajari materi ini
mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian PAMPs, DAMPs, dan
antigen
2. Menjelaskan struktur dan fungsi komplemen
3. Menjelaskan mekanisme kerja komplemen
4. Menjelaskan struktur molekul imunoglobulin
5. Menjelaskan masing-masing fungsi kelas
imunoglobulin
Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti dan mempelajari materi ini
mahasiswa dapat:
6. Memahami pembuatan dan pemanfaatan
antibodi monoklonal
7. Menjelaskan struktur dan fungsi sitokin
8. Menjelaskan jalur metabolisme spesifik pada
beberapa sel imun dan reaksi respiratory
burst
Silakan simak materi pembelajaran berikut sebagai pengantar.
Video pembelajaran berikut ini juga menarik untuk disimak. Lebih advanced,
tetapi secara umum dapat memperlihatkan bagaimana bentuk komunikasi antar
sel imun dalam melawan pathogen dan peran sistem imun dalam patomekanisme
penyakit. Video pembelajan ini bersifat “nice to know”. Bukan materi ujian.

https://www.youtube.com/watch?v=rgphaHmAC_A
Gambaran umum sistem imun
 Imunitas didefinisikan sebagai ketahanan
terhadap suatu penyakit, khususnya penyakit-
penyakit infeksi
– Sel-sel endogen yang mengalami perubahan/
transformasi seperti sel-sel tumor juga akan dikenali
dan dihancurkan oleh sistem imun
 Sistem imun merupakan kumpulan molekul, sel,
jaringan yang memediasi ketahanan terhadap
infeksi
 Respons imun adalah reaksi terkoordinasi yang
melibatkan molekul dan sel sistem imun untuk
melawan infeksi
Komponen Sistem Imun
Anatomic, physical, and
chemical barrier
Kulit, selaput lendir, cilia, batuk, bersin, lisozim
(air liur), HCl lambung, pH keringat, air mata,
ASI, flora normal

Komponen
seluler
Makrofag, sel dendritik,
leukosit (monosit, netrofil,
basophil, limfosit)

Komponen molekuler
Reseptor, efektor, komunikasi antarsel,
molekul adhesi, molekul kostimulator
Konsep dasar:
Sistem kekebalan yang
efektif harus mampu
membedakan motif
molekuler “self” dengan
“non-self” dan
membedakan “non-self”
yang tidak berbahaya
dengan “non-self” yang
berbahaya.
Bagaimana sistem imun membedakan
molekul self dan non-self?

Molecular patterns

PAMPs
Alamiah
(innate=non-specific)
Pattern recognition
receptors (PRRs)
DAMPs
Sistem imun
Adaptif (specific)
B cell receptor/antibody Antigen
T cell receptor (TCR)
PAMPs and DAMPs
PAMPs
• Pathogen Associated Molecular Patterns
• Pola molekul berulang
• Bagian dari miroorganisme yang tidak dapat
ditemukan pada bagian tubuh/sel manusia
• Contoh PAMPs: oligosakarida yang banyak mengandung mannosa,
peptidoglikan, lipopolisakarida penyusun dinding sel bakteri, flagellin, DNA
CpG yang tidak termetilasi
DAMPs
• Sistem imun juga mengenali molekul-molekul
yang dikeluarkan atau diekspresikan oleh sel-sel
tubuh yang rusak atau mati (Ingat! senescence
dan apoptosis)
• Molekul-molekul ini disebut damage-associated
molecular patterns (DAMPs).
• Respons sistem imun terhadap sel yang rusak
atau mati berfungsi menginisiasi proses
perbaikan jaringan
PRRs, pattern recognition receptors; TLRs, Toll-like receptors; NLRs, NOD-like receptors; RLRs,
RIG-I-like receptors; RAGE, receptor for advanced glycation end products
Stuktur dan fungsi komplemen
• Sistem komplemen terdiri dari > 30
protein terlarut pada plasma darah
(komponen protein plasma) yang
diproduksi oleh sel-sel hepatosit di
hati.
• Pada kondisi tanpa adanya infeksi,
komplemen ditemukan dalam
bentuk inaktif (zimogen)
• Pertama kali ditemukan oleh Jules
Bordet (1890) sebagai senyawa tidak
tahan panas dan memiliki aktivitas Jules Bordet
bakterisidal
Stuktur dan fungsi
komplemen

Fungsi efektor
komplemen dalam
sistem imun diawali
dengan proses aktivasi
yang terdiri atas 3 jalur,
yaitu:
1. Jalur alternatif
2. Jalur klasik
3. Jalur lektin
Stuktur dan fungsi komplemen
https://www.youtube.com/watch?v=OubAhPYGDsc&t=52s
Bagaimana sistem imun membedakan
molekul self dan non-self?

Molecular patterns

PAMPs
Alamiah
(innate=non-specific)
Pattern recognition
receptors (PRRs)
DAMPs
Sistem imun
Adaptif (specific)
B cell receptor/antibody Antigen
T cell receptor (TCR)
Antigen

• Antigen adalah setiap molekul yang dapat


dikenali dan diikat oleh reseptor sistem imun
spesifik yaitu antibodi atau reseptor limfosit T.
Antigen
Antigen merupakan senyawa yang dapat menstimulasi
respons imun spesifik (bersifat imunogenik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi imunogenisitas
• Sifat asing
– Molekul non-self
• Ukuran
– Secara umum, semakin besar ukuran suatu molekul
maka akan semakin imunogenik (14.000 – 60.000 Da)
• Komposisi kimia
– Secara umum, semakin kompleks maka semakin
imunogenik
Struktur dan fungsi imunoglobulin
• Imunoglobulin merupakan reseptor antigen dari limfosit B.
• Imunoglobulin yang mengenali dan mengikat antigen akan
mengaktivasi limfosit B berproliferasi dan berdiferensiasi
menjadi sel plasma.
• Sel plasma mensintesis, mensekresi, dan kemudian melepaskan
imunoglobulin ke dalam aliran darah. Imunoglobulin yang berada
di dalam aliran darah ini disebut antibodi.

Imunoglobulin
mengikat antigen

Sel B berproliferasi
Motif molekuler seperti apakah yang
dapat dikenali oleh immunoglobin?

Imunoglobulin dapat mengenali hampir semua jenis


molekul biologik (non-self) yang secara struktural
berbeda dengan molekul di dalam tubuh manusia
sehat/normal:
– Metabolit-metabolit sederhana, gula sederhana, lipid, dan
hormon
– Molekul kompleks (karbohidrat, fosfolipid, asam nukleat,
dan protein)
Struktur dan fungsi imunoglobulin
• Molekul antibodi merupakan glikoprotein yang
disusun oleh dua rantai polipeptida ringan
(light chain = L) dan dua rantai polipeptida
berat (heavy chain = H)
• Contoh: imunoglobulin G (IgG)
– Rantai L: 220 aa (25 kDa)
– Rantai H: 440 aa (50 kDa)
• Keempat rantai di atas disatukan oleh ikatan
kovalen yang disebut ikatan disulfida
Struktur dan fungsi imunoglobulin
Stuktur dan fungsi imunoglobulin
• Bagian ujung N (terminal NH3+) rantai ringan dan
rantai berat dari molekul antibodi memiliki
urutan asam amino yang bervariasi (regio
variabel)
– VH and VL
• Pada bagian regio variabel ini terdapat regio
tertentu yang sangat variabel (regio
hipervaribel)
– 5 – 7 residu asam amino pada VL

– 6 – 17 residu asam amino pada VH


Stuktur dan fungsi imunoglobulin

• Regio hipervariabel
disebut juga
complementarity-
determining regions
(CDRs)
• Bagian ini membentuk
antigen-binding site yang
bersifat komplementer
dengan topologi dari
antigen (=epitop)
Stuktur dan fungsi imunoglobulin
• Tiga perempat bagian rantai H dan
setengah bagian rantai L memiliki
sekuens asam amino yang homolog
dalam satu kelas molekul
immunoglobulin.
– CH and CL
• CH regions
– menentukan kelas antibodi
– memungkinkan pengikatan dengan
protein komplemen (ingat: aktivasi
komplemen jalur klasik)
– mengandung sekuens yang
diperlukan antibodi untuk melintasi
membran plasenta (hanya IgG)
Stuktur dan fungsi imunoglobulin
Fungsi utama masing-masing kelas imunoglobulin
Imunoglobulin Fungsi dan karakteristik utama
Ig M 1. Berfungsi sebagai reseptor antigen pada permukaan limfosit B
2. Diproduksi pada respons primer melawan antigen yang masuk
3. Fiksasi komplemen
Ig G 1. Antibodi utama pada respons sekunder terhadap antigen
2. Fiksasi komplemen
3. Opsonisasi bakteri sehingga mudah difagositosis
4. Netralisasi toksin bakteri dan virus
5. Melintasi plasenta sehingga memberikan kekebalan pasif kepada janin
Ig A 1. Antibodi yang disekresikan melalui cairan tubuh seperti saliva, getah
pencernaan, getah pernapasan, air mata
2. Berperan mencegah perlekatan bakteri dan virus pada membran mukosa
Ig E 1. Pertahanan melawan infeksi cacing yang menyebabkan pelepasan enzim
dari eosinofil
2. Memediasi hipersensitifitas yang menyebabkan pelepasan mediator dari
sel mast dan basofil pada paparan antigen (alergen)
Ig D Berfungsi sebagai reseptor antigen pada permukaan limfosit B bersama-
sama dengan Ig M. Fungsi yang lain belum diketahui
Mengenal antibodi monoklonal

• Antibodi monoklonal
adalah antibodi yang
disekresikan oleh limfosit
B yang diturunkan dari sel
pembentuk antibodi
tunggal (= dari satu klon
sel)
• Antibodi ini “diarahkan”
untuk mengenali hanya
satu epitop spesifik dari
suatu senyawa
imunogenik
Mengenal antibodi
monoklonal
Mengenal antibodi monoklonal
Aplikasi antibodi monoklonal
• Aplikasi diagnostik/ penelitian
– Deteksi protein (tes kehamilan, golongan darah)
– Immunoblotting
– immunofluorescence
– Immunohistokimia
– ELISA (enzyme linked immunoabsorbent assay)
• Aplikasi terapeutik
– Terapi kanker
– Terapi penyakit autoimun
Stuktur dan fungsi sitokin

• Cytokine: cyto (=kyttaro; Greek) + kinos (kinisi)


• Cyto = sel ; kinos = pergerakan.
• Sitokin adalah molekul protein berukuran kecil yang
dilepaskan/disekresikan oleh berbagai sel pada sistem imun.
• Sitokin terlarut di darah yang diproduksi sebagai respons
terhadap mikroba dan antigen lainnya untuk memediasi dan
meregulasi respons imun dan juga reaksi inflamasi.
• Sitokin berperan sebagai signalling molecules pada
komunikasi antar-leukosit dan antara leukosit dan sel lainnya
Stuktur dan fungsi sitokin
Stuktur dan fungsi sitokin

Sitokin merupakan istilah umum. Secara spesifik


sitokin disebut dan dibedakan menjadi:
– Limfokin: sitokin yang diproduksi oleh limfosit
– Monokine: sitokin yang diproduksi oleh monosit
– Kemokin: sitokin yang memfasilitasi aktivitas
kemotaksis (perpindahan sel)
– Interleukin: sitokin yang diproduksi oleh satu
leukosit dan berperan pada leukosit lain
Cara kerja sitokin
Contoh: IL-2

Contoh: IL-7

Contoh: IL-1 & TNF


Stuktur dan fungsi sitokin
Kategori fungsional sitokin
• Mediator dan regulator imunitas alamiah
(imunitas non-spesifik)
• Mediator dan regulator imunitas didapat
(imunitas spesifik = imunitas adaptif)
• Stimulator hematopoiesis
Stuktur dan fungsi sitokin
Peran beberapa sitokin pada respons imun alamiah dan respons imun adaptif
Imunometabolisme

Jalur metabolik utama pada sel imun


Imunometabolisme
Imunometabolisme
The Respiratory Burst – produksi senyawa oksigen
reaktif (reactive oxygen species; ROS)
• Saat neutrofil atau fagosit lainnya “memakan” bakteri,
sel-sel ini menunjukkan peningkatan konsumsi oksigen
yang sangat cepat dikenal dengan istilah respiratory
burst
• Fenomena ini merefleksikan penggunaan oksigen yang
cepat oleh sel fagosit sehingga terbentuklah derivat
oksigen yang bersifat reaktif seperti O2−⋅, H2O2, OH•,
dan OCl−
• Derivat oksigen yang reaktif ini (ROS) bersifat
bakterisidal
Respiratory burst
REFERENCES
• Materi Kursus Imunologi Dasar FK UGM, 2012
• Murphy K, Weaver C. Janeway’s Immunobiology, 9 ed. Garland
Science, 2017
• Abbas, AK., Licthman, AH. Basic Immunology, 5 ed. Elsevier, 2015
• Abbas, AK., Licthman, AH, Pillai S. Cellular and Molecular
Immunology, 9 ed. Elsevier, 2018
• Murray, RK. Plasma Proteins and Immunoglobulins in Harper’s
Ilustrated Biochemistry, Murray, RK., Granner, DK., Rodwell,
VW(editors), 30th ed., 2015
• Koolman, J.; Roehm, KH. Color Atlas of Biochemistry, 2 ed.
Thieme, 2004; 266-273; 306-315

Anda mungkin juga menyukai