0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan10 halaman
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien epilepsi. Epilepsi adalah kondisi yang ditandai dengan kejang berulang akibat gangguan fungsi otak. Terdapat berbagai etiologi epilepsi seperti kelainan bawaan otak, cidera otak, infeksi, dan tumor otak. Manifestasi klinis epilepsi berupa gangguan kesadaran, kejang, dan gejala aura. Jenis epilepsi dapat berupa parsial atau generalisata. Asuhan keperawatan melip
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien epilepsi. Epilepsi adalah kondisi yang ditandai dengan kejang berulang akibat gangguan fungsi otak. Terdapat berbagai etiologi epilepsi seperti kelainan bawaan otak, cidera otak, infeksi, dan tumor otak. Manifestasi klinis epilepsi berupa gangguan kesadaran, kejang, dan gejala aura. Jenis epilepsi dapat berupa parsial atau generalisata. Asuhan keperawatan melip
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien epilepsi. Epilepsi adalah kondisi yang ditandai dengan kejang berulang akibat gangguan fungsi otak. Terdapat berbagai etiologi epilepsi seperti kelainan bawaan otak, cidera otak, infeksi, dan tumor otak. Manifestasi klinis epilepsi berupa gangguan kesadaran, kejang, dan gejala aura. Jenis epilepsi dapat berupa parsial atau generalisata. Asuhan keperawatan melip
• Epilepsi adalah gejala kompleks dari banyak gangguan
fungsi otak berat yang di karakteristikan oleh kejang berulang ( Smeltzer dan Bare, Hal 2203 ). • Epilepsi adalah suatu kejang yang terjadi tanpa penyebab metabolik yang reversibel ( Corwin, Hal.173 ) • Epilepsi adalah kejang rekuren, spontan, dan tidak disebabkan oleh kelainan metabolisme yang terjadi bertahun – tahun ( patofisiologi, Hal 1157) Etiologi 1. Kelainan bawaan pada otak 2. Cidera otak pada waktu lahir 3. Radang otak ( encephalitis ) 4. Trauma kapitis gangguan peredaran darah otak dan tumor otak patofisiologi • Mekanisme terjadinya serangan epilepsi ialah : - Adanya focus yang bersifat hipersensitif (focus epilesi) dan timbulnya keadaan depolarisasi parsial di jaringan otak - Meningkatnya permeabilitas membran. - Meningkatnya senstitif terhadap asetilkolin, L-glutamate dan GABA (Neuro Transmitter Inhibisi) Fokus epilepsy dapat menjalar ke tempat lain dengan lepasnya muatan listrik sehingga terjadi ekstasi, perubahan medan listrik dan penurunan ambang rangasang yang kemudian menimbulkan letupan listrik masal. Bila focus tidak menjalar kesekitarnya atau hanya menjalar sampai jarak tertentu atau tidak melibatkan seluruh otak, maka akan terjadi bangkitan epilepsy fokal (parsial) Manifestasi klinis 1.Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan 2.Kelainan gambaran EEG 3.Tergantung lokasi dan sifat Fokus Epileptogen 4.Dapat mengalami Aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (Aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, men cium bau- bauan tak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya) Jenis2 epilepsi • Epilepsi parsial Kesadaran utuh walaupun mungkin berubah; fokus di satu bagian tetapi dapat menyebar k bagian lain 1.Parsial sederhana dapat bersifat motorik,sensorik,otonomik,psikis,dan biasanya berlangsung kurang dari satu menit. 2.Parsial komplek Dimulai sebagai kejang parsial sederhana; berkembang menjadi perubahan kesadaran yang disertai oleh gejala motorik,sensorik,otomatisme.kemungkinan berkembang menjadi kejang generalisata dan berlangsung 1-3 menit • Generalisata Hilangnya kesadaran; tidak ada awitan vokal ; bilateral dan simetrik;tidak ada aura. 1.Tonik-klonik 2. Absence 3. Mioklonik 4. Atonik 5. Klonik 6. Tonik Asuhan keperawatan • Pengkajian riwayat kesehatan riwayat kejang riwayat penggunaan obat pemeriksaan fisik psikososial pengetahuan pasien dan keluarga pemeriksaan diagnostik: a.laboratorium b.radiologi Diagnosa keperawatan 1.Ketakutan b/d kemungkinan yang terjadi setelah kejang. 2.Koping tidak efektif b/d sters akibat epilepsi. 3.Kurang pengetahuan tentang epilepsi dan cara mengontrolnya. intervensi keperawatan 1.Dx: resiko tinggi tidak efektif jalan nafas, pola nafas b/d kerusakan persepsi Intervensi: Mandiri • Anjurkan pasien untuk mengosongkan mulut dari benda/zat tertentu/gigi palsu atau alat yang lain jika fase aura terjadi dan untuk menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa ditandai gejala awal. • Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang. • Tanggalkan pakaian pada daerah leher/abdomen. • Masukkan spatel lidah atau gulugan benda lunak sesuai dengan indiksi. • Lakukan penghisapan sesuai indikasi. Kolaborasi • Berikan tambahan oksigen sesuai kebutuhan pada fase posiktal. • Siapkan untukmelakukan intubasi, jika ada indikasi