Anda di halaman 1dari 35

Oleh:

NS. Rohmi Fadhli, M.Kes


 Semua rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh di teruskan
melalui saraf ke otak dan medula
spinalis (tempat dilakukannya
analisis).
 Setelah itu saraf meneruskan pesan
ke otot dan kelenjar tubuh yang
menyebabkan otot kontraksi dan
relaksasi
Neuron
Bentuk lain
Neuron
 Setiap neuron terdiri atas badan sel,
serta cabang-cabangnya (akson dan
dendrit).
 Akson membawa rangsangan saraf pergi
dari badan sel.
 Dendrit membawa rangsangan menuju
badan sel.
 Neuron membawa pesan dari satu bagian
tubuh ke bagian yang lain.
 Pesan sensasi dan informasi ini disebut
impuls (rangsangan).
 Neuron memiliki dua sifat
Eksitabilitas : kemampuan merespon
terhadap rangsangan
Konduktifitas : kemampuan meneruskan
signal
 Susunan saraf pusat :
Otak
Medula spinalis
 Susunan saraf tepi:
Saraf yang ada diseluruh tubuh
 Pada dasarnya susunan saraf adalah
sistem komunikasi tubuh yang
menampung rangsangan,
mengubahnya menjadi ransangan
listrik,yang ditampung dalam
daerah khusus (susunan saraf
pusat).
 Susunan saraf menyimpan informasi
yang akan dipakai beberapa bulan
bahkan beberapa tahun kemudian.
 Susunan saraf juga mengatur
gerakan volunter dan involunter
tubuh.
 Susunan saraf menyebabkan otot
berkontraksi dan berelaksasi.
 Semua fungsi tersebut mampu
diproses oleh saraf melalui milyaran
sel saraf dalam tubuh.
 Hidrocephalus
 Kerusakan tabung saraf
 Cerebral Palsy
 Autisme
 Suatu gangguan saraf yang dapat terjadi pada
saat bayi sedang dalam kandungan
 Dapat disebabkan oleh parasit yang menginfeksi
seorang ibu yang sedang mengandung
 Jenis parasit tersebut seperti (toxoplasma,
herpes simplex virus, cytomegalovirus)
 Gangguan hydrocephalus merupakan suatu
pembesaran yang terjadi pada rongga kepala
yang berisi carian
 Gangguan tersebut dapat berakibat pada
terhambatnya sistem koordinasi pada bayi.
 Kerusakan pada tabung saraf dapat
terjadi pada awal kehamilan
 Hal tersebut dapat ditandai dengan
kondisi bayi yang lahir dan langsung
meninggal
 Meski bayi lahir dan hidup, ia akan
mengalami pertahanan usia yang tidak
akan lama atau bahkan bakal mengalami
cacat saraf permanen
 Gangguan saraf yang satu ini merupakan suatu
kondisi dari gangguan kelumpuhan pada otak
 Gangguan ini dapat berakibat buruk seperti
sulitnya bayi melakukan aktivitas normal
sebagaimana bayi normal yang lainnya
 Bayi yang mengalami kondisi ini pula akan
mengalami perkembangan otak yang lambat
 Kondisi yang lainnya akan mendapati kesulitan
berbicara serta kesulitan dalam bergerak dan
akan mulai nampak sejak bayi berusia 3-7 bulan
 Penderita hidrosefalus mengalami
penumpukan cairan di dalam otak yang
berakibat pada meningkatnya tekanan
pada otak.
 Jika tidak segera ditangani, tekanan ini
dapat merusak jaringan dan melemahkan
fungsi otak.
 Epilepsi
 Gangguan penglihatan
 Penurunan daya ingat
 Kesulitan belajar
 Gangguan bicara
 Sulit berkonsentrasi dan perhatian mudah
teralih
 Tiap harinya jaringan pelapis otak secara rutin
memproduksi cairan serebrospinal. Cairan yang
sudah tidak terpakai kemudian dibuang dari
tubuh setelah diserap oleh pembuluh darah.
 Cairan serebrospinal bisa menjadi bumerang dan
berbalik merugikan otak.
 Kondisi ini terjadi jika jumlah cairan yang
diproduksi lebih besar dibandingkan yang
dibuang.
 Inilah yang disebut sebagai hidrosefalus, yaitu
meningkatnya volume cairan serebrospinal di
dalam otak.
 Buruknya mekanisme penyerapan cairan
akibat radang atau cedera pada otak.
 Terhambatnya aliran cairan serebrospinal
akibat kelainan pada sistem saraf.
 Infeksi janin saat masih di dalam
kandungan yang menyebabkan radang
pada jaringan otak janin.
 Pendarahan di dalam otak.
 Tumor otak
 Cedera parah di kepala.
 Penyakit stroke.
 CT scan, melalui CT scan gambar otak secara
potong lintang dapat dihasilkan dengan
teknologi X-ray.
 MRI scan, memeriksaan ini bertujuan untuk
mendapatkan gambar otak secara rinci dengan
menggunakan medan magnetik dan gelombang
radio.
 USG, pemeriksaan ini relatif aman dan rendah
risiko. Karena itu, USG sering dijadikan sebagai
pemeriksaan awal untuk mendeteksi hidrosefalus
pada janin atau bayi yang sudah lahir.
 Melalui operasi, membuang kelebihan
cairan serebrospinal di dalam otak. Salah
satu jenis operasi untuk menangani
hidrosefalus adalah operasi
pemasangan shunt.
 Jenis operasi penanganan hidrosefalus
lainnya adalah endoscopic third
ventriculostomy atau disingkat ETV.
 Infeksi
 Penyumbatan dan
 Pengubahan posisi
 Perfusi jaringan tidak efektif: serebral
b.d peningkatan tekanan intrakranial,
hipervolemia
 Gangguan persepsi sensori b.d gangguan
pusat persepsi sensori
 Kerusakan intregritas kulit b.d penurunan
mobilitas fisik, defisiensi sirkulasi.
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
 Tekanan intrakranial stabil
 Tampak rileks
 Terpeliharanya status neurologis
 Tanda vital stabil 
INTERVENSI
 Kaji status neurologis terutama GCS

 Monitor tanda-tanda vital:TD, nadi, respirasi, suhu,


minimal tiap 15 menit sampai keadaan pasien stabil
 Monitor tingkat kesadaran, sikap reflek, fungsi motorik,
sensorik tiap 1-2 jam
 Anjurkan anak dan orang tua untuk mengurangi aktivitas
yang dapat menaikkan tekanan intrakranial
 Monitor tanda kenaikan tekanan intrakranial, misalnya:
iritabilitas, tangis, sakit kepala, mual muntah
 Monitor intake output cairan setiap hari
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
 Tanda vital normal
 Orientasi baik
 GCS lebih dari 13
 Tekanan intrakranial <10 mmHg
 Refleks fisiologis (+)
 Refleks patologis (-)
INTERVENSI
 Kaji tingkat kesadaran dan respon
 Ukur vital sign, status neurologis
 Monitor tanda-tanda kenaikan tekanan
intrakranial seperti iritabilitas, tangis
melengking, sakit kepala, mual muntah
 Ukur lingkar kepala dengan meteran/
midline
 Lakukan terapi auditori dan stimuli taktil
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
 Eritema/kemerahan pada kulit (-)
 Kulit kepala turgor baik, utuh
 Luka (-)
INTERVENSI
 Ubah posisi tiap 2 jam
 Gunakan lotion atau minyak dan lindungi posisi
daerah kepala dari penekanan
 Letakkan kepala pada bantal karet atau gunakan
water bed jika perlu
 Gunakan penggantian alat tenun dari bahan yang
lembut
 Pertahankan nutrisi sesuai program terapi

Anda mungkin juga menyukai