Anda di halaman 1dari 9

BERIMBANG

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu dan Industri Peternakan

Dosen Pengampu :

Kelompok 3 :

MUHAMMAD PAGAR HRP NIM : 12280110199


RIDHO DWI FIRDAUS NIM : 12280111123
ZUBRIKA SUKMAWAN NIM : 12280115349
ERWIN SYAH NIM : 12280113632
KARUNIA ILAHI NIM : 12280113906
SIGIT NUGROHO NIM : 12280113632

KELAS D

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA

TAHUN AJARAN 2022/2023


puji syukur atas kehadirat Allah SWT, dengan rahmat yang melimpah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan
harapan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Desi Ratnasari,S.Pt.,M.Si selaku dosen
mata kuliah pengantar ilmu dan industri peternakan yang telah membantu memberikan
arahan dan pengertian selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan dalam makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Oleh karena itu,tim penulis sangat menunggu evaluasi dan komentar untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang dituliskan dapat bermanfaat bagi semua yang
membaca.

Pekanbaru,17 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PR . ii
D iii
.1
1.. Latar Belakang .1
2. . Rumusan Masalah .1
3. . Tujuan Masalah .1
.2
1.. Definisi Transformasi struktural .2
2. . Perkembangan teori transformasi sruktural .3
3.. Proses transformasi transdormasi struktural .3
4. . Faktor-faktor transformasi struktural. .5
P .
1. . Kesimpulan .6
2. . Saran .6
.7

ii
BAB 1 PEMBAHASAN
1. .
Sistem ekonomi modern. Transformasi struktural di tandai dengan pergeseran tenaga kerja
dan investasi dari sektor primer kesektor skunder dan yang terakhir kesektor tersier.
Pertumbuhan ekonomi yang di sertai dengan transformasi struktural dapat di capai dengan
cara: (1) Meningkatkan produktivitas ada sgetiap sektor dan (2) Mengalihkan tenaga kerja dari
sektor dengan produktivitas rendah ke sektor produktivitas tinggi. Salah satu sektor primer di
Indonesia adalah Pertanian.Pertanian menjadi sektor yang penting bagi Indonesia. Indonesia
merupakan negara yang sedang bertransformasi struktural (transforming countries) dari sektor
pertanian dicirikan dari sebagian besar petani menggarap lahan yang sempit atau kurang dari
0,86 ha.
Transformasi struktural ekonomi umumnya dari pertanian tradisional ke sektor
agroindustri dan sektor non pertanian (agribisnis) yang menciptakan nilai tambah (value
added) yang lebih tinggi.Semakin maju suatu negara ( semakin tinggi pendapatan per
kapitanya),maka sumbangan relatif sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
juga semakin kecil,sementara pada saat yang sama sumbangan relatif sektor agribisnis (agro-
manufacturing and agroservices) terhadap PDB semakin besar.

2. .
a. . Apa yang dimaksud dengan transformasi struktural?
b. . Bagaimana perkembangan teori transformasi struktural?
c.. Bagaimana proses transformasi struktural ?
d. . Apa saja faktor-faktor struktur ekonomi?

3. .
a. . Kita mengetahui definisi dari transformasi struktural
b. . Kita mengetahui bagaimana perkembangan transformasi struktural
c.. Kita mengetahui seperti apa proses transformasi struktural
d. . Mengetahui apa saja faktor transformasi ekonom

1
BAB 2 PEMBAHASAN
A..
Transformasi struktural di definisikan sebagai perubahan struktur ekonomi dari sektor
tradisional yang memiliki produktivitas yang rendah menuju sektor ekonomi dengan
produktivitas yang tinggi.
Berdasarkan model pembangunan dua sektor Arthur Lewis,perekonomian yang terbelakang
terdiri dari dua sektor,yakni :
1. . Sektor tradisional,yaitu sektor perdesaan subsisten yang kelebihan penduduk
dan di tandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja sama dengan nol,
kondisi ini merupakan situasi yang memungkin kan Lewis untuk mendefinisikan
kondisi surplus tenaga kerja (surplus labor) sebagai suatu fakta bahwa jika
sebagian tenaga kerja tersebut ditarik dari sektor pertanian maka sektor itu
tidak akan kehilangan output nya.
2. . Sektor industri perkotaan modern yang tinggkat produktivitas nya tinggi dan
menjadi tempat penampungan tenaga kerja yang di transfer sedikit demi sedikit
dari sektor subsisten.
Transformasi struktural merupakan suatu proses yang terjadi pada masa transisi dari
sistem ekonomi tradisional kesistem ekonomi modern. Dalam proses ini, meningkat nya
pendapatan dapat mengakibatkan meningkat nya akumulasi modal fisik dan kualitas manusia,
dan pergeseran komposisi permintaan,perdaganggan,produksi serta pemanfaatan tenaga
kerja. Peningkatan pendapatan dari golongan berpendapatan rendah akan meningkatkan
permintaan tehadap barang-barang dan jasa produksi sektor padat karya di dalam negri
sehinga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sasaran transformasi struktural adalah
meningkat nya peranan ekonomi rakyat yang dicerminkan oleh meningkat nya peranan ekonomi
produktif yang menjamin distribusi pendapatan.
Transformasi pembangunan pada hakekatnya ialah output dari upaya-upaya yang dirancang
secara sistematis dan komprehensif dalam suatu rencana jangka panjang yang menjadi peta jalan
dalam membawa seluruh rakyat keluar dari cengkeraman kemiskinan, meningkatkan
kesejahteraan umum, mewujudkan keadilan sosial dan melestarikan lingkungan hidup.
Dalam logika transformasi struktural berimbang dan menyeluruh adalah sasaran antara
yang menjembatani kebijakan dan program dengan tujuan akhir pembangunan.
Tranformasi struktural merupakan landasan untuk menetepkan posisi sektor pertanian dalam
pembangunan nasiooonal, yang berarti pula landasan untuk menetapkan strategi, kebijakan dan
program pembangunan pertanian. Tranformasi yang esensial dalam merancang rencana jangka
panjang pembangunan pertanian mencakup :
1.. Transformasi demografi

2
2. . Transformasi ekonomi (intersektora)
3. . Transformasi spasial
4. . Transformasi institusional (sosial budaya)
5.. Transformasi tatakelola pembanguan.
Transformasi demografis berkaitan dengan pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan wilayah tempat
tinggal.

Dapat ditinjau perkembangan teori transformasi struktural dibagi dalam beberapa segi,
yaitu: pemikiran transformasi struktural tentang pergesaran tenaga kerja dan investasi dari
sektor primer ke sektor sekunder serta ke tersier ( fisher, 1935). Adapun dari rostow dan lewis
meninjau transfromasi struktural dari segi peningkatan laju akumulasi modal. Kuznes Syrquin dan
Chenery meninjau dari segi peningkata pendapatan. List mengemukakan terdapat 5 tahap
pertembuhan ekonomi, yaitu:
1) Masyarakat primitif
2) Masyarakat pengembala ternak
3) Masyarakat pertanian
4) Masyarakat pertanian manafaktur
5) Masyarakat manufaktur – perdagangan
Pembuktian secara enpiris tentang transformasi struktural dilakukan oleh kuznes dan
pendekatan secara statistik dilakukan oleh Chenery. Mereka beranggapan bahwa selain
peningkatan akumulasi modal, diperlukan perbahan struktur ekonomi yang saling berkaitan,
agar terjadi perubahan dari perekonomian tradisional keperekonomian modren.

C. . l
Peningkatan pendapatan , peningkatan pemerataan pendapatan, peningkatan populasi,
dapat merubah pola permintaan domestik dan menggeser permintaan pangan ke industri dan
jasa. Perubahan pola permintaan i ni menyebabkan terjadinya transformasi struktural
produksi. Ditandai dengan penurunan pangsa relatif PDB sektor pertanian . peranan sektor
pertanian sebagai penyedia bahan baku, modal dan tenaga kerja untuk sektor industri tidak
begitu besar. Kecilnya sektor pertanian dan sektor industri dan tenaga kerja mempengaruhi
proses transformasi struktural.
Penyebab penurunan tenaga kerja pertanian adalah :

1) Produk marjinal sektor pertanian semakin turun


2) Harga relatif barang-barang pertanian terhadap barang-barang nonpertanian
semakin menurun

3
D.l i
Berikut hasil estimasi dari 3 variabel transformasi yang struktural yang di
analisis,sebagai berikut:
1) Perubahan nilai tambah sekktor pertanian
Dari hasil uji husman didapatkan nilai probabilitas chi square yang lebih kecil dari
0,05 artinya estimasi model dilakukan menggunakan model efek tetap (fixed effect
model). Model faktor yang mempengaruhi nilai tambah sektor pertanian terhadap
pembentukan PDRB memiliki koefisien determinasi sebesar 0,88.Artinya 88% variabel
terikat dan sisanya 12% variabel diluar model.
Variabel populasi memiliki parameter yang positif,artinya semakin tinggi populasi
masyarakat semakin tinggi pula nilai tambah sektor pertanian.
Sementara itu,variabel pendapatan perkapita memiliki parameter yang negatif.Artinya
peningkatan pendapatan perkapita menyebabkan penurunan nilai tambah sektor
pertanian terhadap PDRB.
2) Peruabahan nilai tambah sektor industri
Model faktor yang mempengaruhi nilai tambah sektor industri memiliki koefisien
determinasi sebesar 0,91. Artinya 91% variabel terikat dan sisanya 9% variabel lain
diluar model.variabel populasi memiliki parameter yang positif artinya semakin tinggi
populasi masyarakat semakin tinggi pula nilai tambah sektor industri terhadap
pembentukan PDRB.Variabel pendapatan perkapita memiliki parameter yang positif
dan signifikan terhadap peubahn nilai tambah sektor industri.Artinya peningkatan
pendapatan perkapita akan meningkatkan nilai tambah sektor industri.
3) Perubahan nilai tambah sektor jasa
Dapat dilihat bahwa model faktor yang mempengaruhi nilai tambah sektor jasa
terhadap pembentukan PDRB memiliki koefisien determinasi sebesar 0,32 artinya
variabel bebas dalam model menjelaskan 32% variasi variabel terikat dan sisanya
68% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.variabel populasi memiliki parameter
yang positif dan signifikan terhadap nilai tambah sektor jasa.Artinya,semakin tinggi
populasi masyarakat semakin tinggi pula nilai tambah sektor jasa terhadap
pembentukan PDRB. Sementara itu, variabel pendapatan perkapita memiliki parameter
yang positif meskipun tidak signifikan.Artinya peningkatan pendapatan perkapita akan
meningkatkan nilai tambaha sektor jasa secara tidak signifikan.

4
A.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,kesimpulan yang dapat
diperoleh dari penlitian ini adalah:
1) Tingkat populasi dan pendapatan perkapita berpengaruh secara signifikan terhadap
perubahan nilai tambah sektor pertanian dan industri sementara pada sektor jasa
hanya variabel populasi yang berpengaruh secara signifikan.
2) Kesimpulan bahwa variabel PDRB sektor pertanian berpengaruh secara dan memiliki
parameter yang negatif,artinya peningkatan kontribusi PDRB sektor pertanian akan
efektif dalam mengurangi ketimpangan distribusi pen-dapatan. Sebaliknya,variabel
PDRB sektor industri dan jasa berpengaruh secara signifikan dan memiliki parameter
yang positif,artinya peningkatan kontribusi PDRB sektor industri dan jasa akan
meningkatkan ketimpangan distribusi pendapatan.

B. n
1. Pemerintahan pusat dan daerah perlu menyikapi unbalanced Trans-formation
dengan menindustrialisasi .
2. Pemerintah pusat maupun daerah hendaknya melakukan upaya peningkatan
produktivitas sektor pertanian (agricultural transformation) dengan mempercepat
terjadinya transformasi pertanian karena secara statistik terbukti bahwa sektor
pertanian menjadi sektor yang efektif dalam mengurangi disparitas income

5
DAFTAR PUSTAKA

Romli, M. S., Hutagaol, M. P., & Priyarsono, D. S. (2016). Transformasi struktural: Faktor-faktor dan p

Zakaria, W. A., Endaryanto, T., Indah, L. S. M., & Mutolib, A. (2019). Transformasi Struktur Ekonomi D

(PEMBANGUNAN SEBAGAI TRANSFORMASI STRUKTURAL BERIMBANG DAN


MENYELURUH, t.thn.)

Anda mungkin juga menyukai