Anda di halaman 1dari 45

BIOPSIKOLOGI

Kelompok 1 & 7
Materi Presentasi Disusun Oleh:

Herlin D. Rizkiah 02207000124


Perkembangan Sistem
Prasti Thacha 02207000083
Saraf
Dedi Wahyudi 02207000027

Anastasia Radhang Logo 02207000013


Neuron dalam Sistem
Saraf Anisa Risma Wati 02207000014

Junedi 02207000058
Impuls Saraf
Anggadana Al Hadiid C 02207000128

Vicky Reyhan Zakaria 02207000123


Sistem Endokrin
Hasna Hafizhah Salsabil 02207000050
Perkembangan Sistem Saraf
1. Definisi
2. Fungsi
3. Ahli
4. Perkembangan sistem saraf sejak embrio hingga dewasa
5. Peranan perkembangan sistem saraf terhadap perilaku
6. Anomali perkembangan sistem saraf, penyebab dan pengobatannya
7. Contoh kasus
Definisi
Sistem saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapi dalam
organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh.
Feriyawati (2006)
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan (Sistem saraf adalah sistem koordinasi
berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi
tanggapan rangsangan

Bahrudiin (2013)

sistem saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, sekaligus bagian yang paling
kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan
yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).

1
Komponen Sistem Saraf
1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh
kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut
neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar.
Susunan Sistem Saraf Manusia
Fungsi Sistem Saraf
Fungsi Sistem Saraf pada Manusia adalah untuk menerima, mengolah dan menyampaikan rangsangan dari
seluruh organ. Fungsi ini akan berjalan dengan baik jika ada koordinasi antara fungsi sensorik, fungsi pengatur,
dan fungsi motorik.

1. Sistem saraf pusat mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan rangsangan, mulai dari
mengatur pikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung, pelepasan berbagai hormon, suhu tubuh,
hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk melakukan fungsi pengaturan di dalam tubuh.
2. Sistem saraf tepi berfungsi menerima rangsangan dan menghantarkan semua respons yang sudah
diolah oleh sistem saraf pusat. Sistem ini terdiri dari beberapa fungsi dan bagian, yaitu:
a. Fungsi sensorik berfungsi untuk menerima setiap rangsangan atau impuls, baik yang dari luar
maupun dalam tubuh. Rangsangan yang diterima bisa berupa cahaya, suhu, bau, suara, sentuhan,
tekanan.
b. Fungsi motorik berperan untuk memberikan tanggapan atau reaksi tubuh terhadap rangsangan
yang sudah diproses oleh sistem saraf pusat. Ketika terkena gangguan, misalnya karena penyakit
saraf motorik, maka tubuh tidak dapat bergerak dengan normal atau bahkan tidak dapat bergerak
sama sekali.
c. Fungsi somati Selain kedua fungsi tersebut, sistem saraf tepi juga mengelola respons semua
kegiatan yang tidak disadari, seperti respons flight-or-fight dan kebalikannya.
Perkembangan Sistem Saraf Sejak Embrio Hingga
Dewasa
Sistem saraf berkembang dari jaringan embrionik yang disebut ectoderm. Tanda pertama
dari terjadinya perkembangan system saraf adalah terbentuknya neural plate yang mulai
dapat dilihat pada usia 16 hari perkembangan. Beberapa hari selanjutnya terbentuklah
parit/cekungan pada neural plate sehingga terbentuklah neural groove.

Pada usia 21 hari perkembangan, neural groove berkembang menjadi neural tube.
Bagian rostral (depan) dari neural tube akan berkembang menjadi otak, sedangkan bagian
belakang akan berkembang menjadi medulla spinalis. Sedangkan sel-sel neural crest akan
berkembang menjadi system saraf tepi. • Pada ujung depan neural tube akan terbentuk 3
area otak mayor, yaitu: prosencephalon (forebrain), mesencephalon (midbrain), dan
rhombencephalon (hindbrain). Pada usia 7 minggu perkembangan, ketiga area tersebut
akan terpecah lagi, disebut proses encephalization.
Rata-rata pertumbuhan sel saraf selama masih dalam kandungan yaitu sekitar 250.000 sel saraf per
menit. Dengan kecepatan tersebut, bayi yang baru lahir umumnya telah memiliki sekitar 100 miliar sel
saraf atau hampir seluruh neuron otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Hal ini yang membuat
ukuran otak bayi baru lahir telah mencapai sekitar 60% dari ukuran rata-rata otak orang dewasa.
Memasuki usia tiga tahun, otak anak semakin besar menjadi 80% dari ukuran otak utuh saat dewasa.
Pada usia ini, otak sebenarnya memiliki lebih dari 200 persen sinaps. Sinaps adalah hubungan antar sel
saraf yang memungkinkan informasi mengalir di antara keduanya. Namun, seiring dengan tumbuh
kembang anak, otak mulai memecah sinaps yang dianggap tidak penting, sehingga otak menjadi lebih
fokus hanya pada koneksi yang penting. Saat menginjak usia lima tahun, perkembangan otak menjadi
lebih tajam. Pada usia ini, ukuran otak anak sudah sepenuhnya menyamai orang dewasa. Bukan cuma
itu, setiap pengalaman yang dirasakan anak juga akan membentuk sinaps. Itu kenapa perkembangan
otak anak akan menyesuaikan dengan lingkungannya.
Beberapa orang berpikir bahwa perkembangan otak manusia berhenti pada usia
18 tahun. Faktanya, otak justru mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
cukup signifikan pada masa ini. Pada masa ini, ukuran dan berat otak remaja tidak
berbeda jauh dengan orang dewasa, meski belum sepenuhnya matang. Mielin yang
sudah dihasilkan sejak bayi dilahirkan juga memiliki rangkaian yang lebih kompleks
di masa ini. Bagian terdepan otak, yaitu korteks prefrontal, juga mulai berkembang
sekarang. Korteks prefrontal berperan dalam fungsi kognitif, termasuk perencanaan
dan pembuatan keputusan. Di sisi lain, karena korteks prefrontal masih
berkembang, remaja mungkin mengandalkan bagian otak bernama amigdala untuk
mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Amigdala itu sendiri terkait
dengan emosi, agresi, dan perilaku naluriah. Inilah yang menyebabkan remaja sering
disebut labil dan bisa salah dalam mengambil keputusan.
Memasuki usia 20 tahun, perkembangan korteks prefrontal sudah selesai. Itu
sebabnya, seseorang dinilai dapat membuat keputusan dan bertindak dengan lebih
tepat pada usia ini. Bukan cuma itu, Brain Facts menyebutkan bahwa kecerdasan
juga mencapai puncaknya pada masa dewasa awal hingga pertengahan, yaitu sekitar
usia 25 hingga 60 tahun. Meski demikian, perkembangan otak manusia akan
berhenti dan mulai menurun secara perlahan pada masa dewasa ini. Volume sel
saraf diketahui mulai menurun saat masa dewasa yang berpengaruh pada
kemampuan kognitif manusia. Bukan cuma volume, kemampuan komunikasi antar
sel saraf pun menjadi tidak seefektif sebelumnya sehingga banyak orang dewasa
yang sulit untuk fokus dan mempelajari hal baru. Di samping itu, risiko penyakit
saraf dan kondisi medis lainnya juga meningkat seiring pertambahan usia yang juga
bisa memengaruhi fungsi otak orang dewasa.
5. Peranan Perkembangan Sistem Saraf pada Perilaku
Seiring perkembangan individu sejak embrio hingga dewasa, sistem saraf
dapat memiliki dampak besar pada kemampuan mereka untuk melihat,
mendengar, belajar, dan mengekspresikan emosi. Hal inilah yang pada
akhirnya akan membentuk perilaku suatu individu.
6. Kelainan Sistem Saraf
1. Dyslexia
2. Congenital insensitivity to pain and anhydrosis (CIPA)
3. Attention deficit hyperactivity disorder
4. Epilepsi
5. Bell’s Palsy
6. Alzheimer
7. Parkinson
8. Amyotrophic Lateral Sclerosis
9. Post Traumatic Stress Disorder
Congenital Insensitivity to Pain and Anhydrosis
ALS atau Amyotrophic Lateral Sclerosis

ALS atau Amyotrophic Lateral Sclerosis adalah


penyakit yang terjadi karena ada gangguan pada
saraf motorik. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan
sepenuhnya. Namun, konsumsi obat dan terapi
perlu dilakukan untuk mencegah penyakit
memburuk dan menurunkan risiko komplikasi
Post Traumatic Stress Disorder
1. Re-experiencing the event
2. Avoidance/ Numbing
3. Arousal Increment
‘Perubahan’ pada otak dapat merubah perilaku
According to BBC, brain injury can affect your personality in ways both good and bad,
depending upon the situation. The BBC gave several examples of this phenomenon,
wherein patients experienced injury to the brain and experienced major changes. One
example was Patient 3534, who had a brain tumor removed when she was 70 years old. The
removal of the tumor caused damage to both sides of her brain in the front of the brain. The
woman's husband had known her for 58 years and indicated that she had always had a
“stern” personality. She was described by her husband as being grumpy before the surgery,
and as being highly irritable. However, once she had the tumor removed and suffered the
damage to her brain, her husband indicated she underwent a major personality change. She
became more talkative than at any time in her past, and she also became happier and more
outgoing. Her case was not an isolated one, either.
Neuron Dalam Sistem Saraf
Neuron merupakan sel-sel yang sangat kompleks. Meskipun sangat beragam strukturnya, semua sel
saraf mempunyai badan sel ( cell body ) yang fungsinya sangat penting dalam sistem kerja saraf.
Fungsi sel saraf atau neuron adalah menerima, menanggapi dan menyampaikan rangsangan.

Neuron terdiri dari beberapa bagian, yaitu ;

1. Dendrit

Kebanyakan dari sel saraf memiliki banyak dendrit yang merupakan perpanjangan atau
percabangan dari badan sel. Dendrit seperti halnya ranting pada pohon yang merupakan
percabangan dari dahan pohon.

Dendrit berfungsi sebagai penerima rangsang, memperluas area untuk menerima sinyal dari
sel saraf lain. Dendrit juga berfungsi menghantarkan sinyal ke badan sel.
Lanjutan Neuron
2. Badan Sel ( Cell Body ) 3. Akson

Badan sel merupakan tempat proses dari Setiap sel saraf hanya memiliki satu akson
impuls yang diterima oleh ujung-ujung saraf. yang memanjang dari daerah berbentuk
kerucut pada badan sel. Akson diselubungi
Badan sel banyak terletak di sistem saraf
oleh selubung myelin. Akson berfungsi
pusat. Namun, badan sel yang di sebut
menghantarkan rangsang dari atau ke badan
gangila ( tunggal;ganglion ) terletak
sel.
disepanjang sistem saraf tepi. Fungsi badan
sel yaitu untuk menerima impuls (
rangsangan) dari dendrit dan meneruskannya
ke neurotransmitter ( akson).
1.Neuron sensorik / Unipolar 3. Interneuron/ Bipolar
Neuron sensorik adalah sel saraf yang diaktifkan Interneuron bertindak sebagai perantara
oleh input sensorik dari lingkungan. Misalnya, yang membentuk hubungan antara sensorik
ketika anda menyentuh permukaan yang panas dan motorik. Terletak di CNS, mereka
dengan ujung jari anda,neuron sensorik akan beroperasi secara lokal, artinya aksonnya
menjadi yang menembakkan dan mengirimkan
hanya terhubung dengan neuron sensorik
sinyal ke seluruh sistem saraf tentang informasi
yang mereka terima.
dan motorik terdekat. Interneuron dapat
menghemat waktu dan mencegah cedera
2. Neuron Motorik / Multipolar dengan mengirimkan pesan ke sumsum
tulang belakang, dan punggung, bukan otak.
Neuron ini mengirimkan impuls dari sumsum
tulang belakang ke otot rangka dan otot polos 4. Fungsi Neuron Piramidal
dan secara langsung mengontrol semua gerakan
otot kita.ada 2 jenis neuron motorik yaitu,yang Mengirimkan informasi dalam bentuk pulsa
berjalan dari sumsum tulang belakang ke otot elektrokimia yang akan ditangkap oleh
disebut neuron motorik bawah, sedangkan yang neuron lain sampai mereka mencapai tujuan
berjalan antara otak dan sumsum tulang akhir mereka.
belakang disebut neuron motorik atas.
Impuls saraf
1. Pengertian
2. Mekanisme
3. Transmisi
● Polarisasi
● Depolarisasi
● Repolarisasi
● Periode refaktori
● Sinapsis
4. fungsi

3
Pengertian
Impuls saraf adalah sinyal yang digerakkan oleh rangsangan listrik, kimia atau mekanis ke depan segmen
filamen akson. Ini menghasilkan perubahan potensial gradien saluran tegangan-gated melintasi
membran, dihasilkan dari gerakan ion masuk dan keluar dari aksolema. Perubahan perbedaan potensial
atau perubahan fase potensial istirahat ke potensial aksi mengarah pada konduksi sinyal dari satu neuron
ke neuron lainnya.

Transmisi impuls saraf umumnya kecepatan pada 0,1-100 m / s. Suhu, diameter akson, ada atau tidak

adanya lapisan isolasi mielin mempengaruhi laju transmisi impuls. Ketiga faktor mempercepat laju

transmisi sinyal.
Mekanisme konduksi
Dua mode konduksi impuls saraf
Konduksi Bekerlanjutan (conduction Konduksi Saltatori (conduction saltatory)
continuous)

Konduksi Ini juga mengacu pada konduksi mielin, di mana


Konduksi Ini juga disebut sebagai konduksi non-mielin, di
potensial aksi jatuh jauh lebih cepat (100 m / s) dari satu node
mana aliran impuls saraf lebih lambat (0,1 m / s). Ini terjadi
ke node lainnya. Ini terjadi pada akson myelinated, di mana
pada akson yang tidak terdeminasi, di mana ion mengalir ke
aliran ion terputus karena distribusi saluran tegangan-gated
seluruh segmen akson melalui saluran tegangan-gated.
tidak merata.
Tahapan neuron melakukan transmisi implus saraf
● Polarisasi
● Depolarisasi
● Repolarisasi
● Periode refaktori
● Sinapsi

2
Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol Sistem Endokrin disebut juga kelenjar
kelenjar tanpa saluran (ductless) yang buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
menghasilkan hormon yang bersirkulasi di saluran khusus untuk mengeluarkan
tubuh melalui aliran darah untuk sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem dinamakan hormon. Hormon berperan
endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar penting untuk mengatur berbagai aktivitas
endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas
senyawa kimia yang disebut hormon. pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi,
Hormon merupakan senyawa protein atau pencernaan, dan integrasi serta koordinasi
senyawa steroid yang mengatur kerja proses tubuh.
fisiologis tubuh.

4
Sifat Umum Kelenjar Endokrin
Menurut Tenzer (1998), kelenjar endokrin pada vertebrata (termasuk manusia) memiliki sifat
umum sebagai berikut:

● Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak pembuluh darah
● Berdasarkan susunan sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi dua tipe:
1. Tipe sinusoid. Tersusun atas sel-sel sekretori berbentuk kubus atau pipih yang terletak
diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan matriks jaringan ikat.
2. Tipe folikel. Sel sekretori tersusun dalam kantung bulat (folikel). Folikel tersebut
menimbun sekretnya dalam lumen sebelum dilepaskan dalam aliran darah. Tipe ini
terdapat pada kelenjar tiroid.
● Kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional tanpa ada hubungan
secara struktural.
● Jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.
Perbedaan cara kerja Sistem Endokrin dan Sistem Saraf
Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi
kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada
sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi
kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi,
Sel - Sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon.
Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin
sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan
sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut
sel neusekretori.

2. Sel endokrin sejati, disebut juga sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai
penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang
dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada
hewan yang mempunyai sistem sirkulasi,
baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin
yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar endokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa
organ multisel.
Fungsi Sistem Endokrin dan Klasifikasi Hormon
Fungsi sistem endokrin adalah: Klasifikasi Hormon
Secara umum, berdasarkan struktur kimiawinya hormon
1. Membantu mempertahankan homeostasis: dapat dikelompokkan dalam 3 kategori:
a. Mengatur kadar zat kimia dalam cairan
A.Amina: Hormon yang memiliki gugus amina (-NH2),
Tubuh. misalnya:
b. Mengatur metabolisme protein, lemak, dan Hormon tiroid: tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)
karbohidrat. Hormon medulla adrenal: epinefrin & nor-epinefrin
2. Bekerja sama dengan susunan saraf untuk
bereaksi terhadap stress. B.Peptida: Mayoritas hormon termasuk dalam kategori ini.
3. Pengatur utama pertumbuhan dan
C.Steroid: Hormon yang memiliki cincin streroid, bersifat
perkembangan, termasuk perkembangan larut dalam lemak. Prekursornya (zat asal) adalah
seksual dan reproduksi. kolesterol.
•Hormon-hormon korteks adrenal:
Mineralokortikoid : Aldosteron
Glukokortikoid : Kortisol
Gonadocorticoid : Androgen
•Hormon-hormon gonad:
Testes (pria): Androgen
Ovarium (wanita): Estrogen
Jenis Kelenjar Endokrin dalam Tubuh
1) Hipothalamus
2) Hipofisis anterior
3) Hipofisis posterior
4) Kelenjar tiroid
5) Kelenjar paratiroid
6) Pankreas
7) Kelenjar adrenal
8) Testis (pada pria; pl testes)
9) Ovarium (pada wanita; pl ovaria)
KELENJAR ENDOKRIN UTAMA DAN FUNGSINYA

Kelenjar Hormon Fungsi hormon

Hipotalamus Hormon pelepas (releasing hormones) - Stimulasi sekresi hormon oleh hipofisis anterior

- Inhibisi sekresi hormon oleh hipofisis anterior


Hormon penghambat (inhibiting

hormones)

- Meningkatkan absorbsi air dari tubulus ginjal


Hipofisis posterior (neurohipofisis) Antidiuretic hormone (ADH; vasopressin)
- Menaikkan tekanan darah

- Merangsang kontraksi rahim pada kehamilan


- Merangsang pengeluaran ASI dari payudara setelah
Oxytocin melahirkan
Growth hormone (GH; somatotropic - Merangsang pertumbuhan tulang dan otot
Hipofisis anterior
hormone, STH) - Meningkatkan pembentukan protein dan mobilisasi lemak
(adenohipofisis)
- Memperlambat metabolisme karbohidrat

- Meningkatkan pertumbuhan payudara selama kehamilan dan produksi ASI


Prolactin
setelah melahirkan

Thyroid-stimulating hormone (TSH) - Merangsang produksi dan sekresi hormon tiroid

- Merangsang produksi dan sekresi steroid korteks adrenal


Adrenocorticotropic hormone (ACTH)

- Wanita: Merangsang perkembangan korpus luteum, pelepasan oosit, serta


Luteinizing hormone (LH) produksi progesteron dan estrogen

- Pria: Merangsang sekresi testosteron dan perkembangan jaringan


interstitial testis

Follicle-stimulating hormone (FSH) - Wanita: Merangsang pertumbuhan follikel ovarium dan ovulasi
- Pria: Merangsang produksi sperma

- Berkaitan dengan warna kulit (melanosit) bersama ACTH; perannya tidak


Melanocyte-stimulating hormone (MSH)
jelas
Tiroid (sel folikular) - Meningkatkan derajat metabolisme dan sensitivitas sistem
Thyroid hormones: thyroxine (T4), kardiovaskular terhadap aktivitas saraf simpatis
- Mempengaruhi maturasi dan homeostasis otot rangka
triiodothyronine (T3)

- Menurunkan kadar kalsium dan fosfat darah


Tiroid (sel Calcitonin
- Bekerja terhadap tulang, ginjal, dan sel lainnya
parafolikular)

Paratiroid - Meningkatkan kadar kalsium darah


Parathormone (PTH; parathyroid
hormone) - Menurunkan kadar fosfat darah
- Bekerja terhadap tulang, usus, ginjal, dan sel lainnya

- Meningkatkan kecepatan denyut jantung


Medula adrenal Epinephrine (adrenaline)
- Mengatur diameter arteriol
- Merangsang kontraksi otot polos
- Meningkatkan kadar glukosa darah

- Konstriksi arteriol
Norepinephrine (noradrenaline)
- Meningkatkan derajat metabolisme
Glucocorticoids, terutama cortisol (hydrocortisone), - Mempengaruhi metabolisme seluruh nutrien
Korteks adrenal
corticosterone, 11- deoxycorticosterone - Mengatur kadar glukosa darah
- Anti peradangan
- Mempengaruhi pertumbuhan
- Mengurangi efek stress dan sekresi ACTH

- Mengendalikan retensi natrium dan kehilangan kalium dalam


Mineralocorticoids, terutama aldosterone
tubulus ginjal

Gonadocorticoids (adrenal sex hormones) - Efek ringan terhadap ovarium dan testis

- Meningkatkan kadar glukosa darah


Pankreas (sel alpha Glucagon
pulau-pulau
Langerhans)

- Menurunkan glukosa darah dengan memfasilitasi transport


Pankreas (sel beta glukosa melalui membran plasma dan meningkatkan
pulau-pulau Langerhans) penyimpanan glikogen
Insulin
- Mempengaruhi otot, hati, dan jaringan lemak
Estrogens - Mempengaruhi perkembangan organ
Ovarium (folikel de
seks dan karakteristik kewanitaan
Graaf)
- Membuat follikel ovarium mulai berkembang

- Mempengaruhi siklus menstruasi


Ovarium (korpus
- Mempengaruhi pertumbuhan dinding rahim
luteum) Progesterone, estrogens
- Mempertahankan kehamilan

Estrogens, progesterone, human chorionic gonadotropin - Mempertahankan kehamilan


Plasenta
(HCG)

- Mempengaruhi perkembangan organ


Testis seks dan karakteristik pria
Androgens, terutama testosterone - Membantu produksi sperma

- Stimulasi sel limfoid untuk berkembang dan


Timus Thymosin
memproduksi zat-zat anti

Pinealis - Mempengaruhi proses pematangan seksual (?)


Melatonin
- Berperan dalam pengaturan irama tubuh (?)

- Merangsang pelepasan getah pankreas untuk


Saluran pencernaan Secretin
menetralkan asam lambung
Pola Umum Pengendalian Reproduksi
Secara umum, pengendalian hormonal reproduksi baik pada pria
maupun wanita adalah sebagai berikut (gambar disamping):

- Hipothalamus memproduksi GnRH (gonadotropin releasing


hormone).
- Di bawah pengaruh GnRH, hipofisis anterior memproduksi
gonadotropin, yang terdiri atas FSH (follicle stimulating
hormone) dan LH (luteinizing hormone).
- Gonadotropin (FSH dan LH) menstimulasi gonad, yaitu testis
pada pria dan ovarium pada wanita, untuk mensekresi hormon
seks yang menstimulasi pembentukan gamet, yaitu
spermatozoa pada pria dan ovum pada wanita.
- Hormon seks yang disekresikan gonad juga masuk ke dalam
aliran darah, lalu memfasilitasi pertumbuhan organ reproduksi
serta perkembangan karakteristik sekunder.
- Jika kadar hormon seks gonad terlalu tinggi dalam darah, akan
terjadi proses umpan-balik (feed-back) pengurangan produksi
gonadotropin hipofisis anterior, bahkan GnRH hipothalamus.
Aspek Endokrin Pengendalian Reproduksi pada Wanita
Pengendalian hormonal reproduksi pada wanita adalah sebagai berikut (Menurut gambar di
samping :
- Hipothalamus memproduksi GnRH.

- Di bawah pengaruh GnRH, hipofisis anterior memproduksi FSH dan LH.

- LH menstimulasi sel teka ovarium untuk mensekresi hormon androgen.


- FSH memfasilitasi sel granulosa ovarium untuk mengkonversi hormon androgen
dari sel teka menjadi estrogen (tertera digambar).

- FSH juga menstimulasi sel granulosa ovarium untuk memfasilitasi oogenesis, yaitu
proses pembentukan ovum.

- Estrogen yang masuk ke dalam aliran darah akan menstimulasi pertumbuhan


organ reproduksi dan perkembangan seks sekunder wanita.

- Sel granulosa juga memproduksi inhibin yang berfungsi memberi umpan-balik


terhadap produksi FSH hipofisis anterior.

- Hormon estrogen dalam darah memberi umpan-balik terhadap produksi


gonadotropin (FSH dan LH) hipofisis anterior dan GnRH hipothalamus.
Aspek Endokrin Pengendalian Reproduksi pada Pria
Pengendalian hormonal reproduksi pada pria adalah sebagai berikut
(gambar disamping):

- Hipothalamus memproduksi GnRH.


- Di bawah pengaruh GnRH, hipofisis anterior memproduksi
FSHdanLH.
- LH menstimulasi sel Leydig testis untuk mensekresi hormon
testosteron.
- FSH dan hormon testosteron akan menstimulasi sel Sertoli pada
tubulus seminiferus testis untuk memproduksi spermatozoa
(spermatogenesis).
- Testosteron yang masuk ke dalam aliran darah akan menstimulasi
pertumbuhan organ reproduksi dan perkembangan seks
sekunder pria.
- Sel Sertoli juga memproduksi inhibin yang berfungsi memberi
umpan- balik terhadap produksi FSH hipofisis anterior.
- Hormon testosteron dalam darah memberi umpan-balik
terhadap produksi LH hipofisis anterior dan GnRH hipothalamus.
Perilaku Seksual

▪ Perilaku seksual hewan


Perilaku seksual pada hewan bersifat stereotipe. Pada hewan dengan tingkat evolusi rendah, kopulasi dapat terjadi tanpa pengalaman
seksual terdahulu.

Pada Mammalia, kegiatan seksual hewan jantan bersifat kontinu, sedangkan pada hewan betina bersifat periodik. Hewan betina hanya
bersedia berkopulasi pada fase estrus (‘panas’) yaitu pada saat ovulasi ketika kadar estrogen dan progesteron meningkat. Produksi
gonadotropin hipofisis hewan betina bersifat siklik, sedangkan pada hewan jantan bersifat tonik.

Pada kera betina, ‘ajakan’ kepada kera jantan untuk berkopulasi dikirim dalam bentuk ‘pesan’ olfaktoris, yaitu asam lemak tertentu dalam
sekresi vagina. Substansi demikian, yang diproduksi hewan betina dan bekerja dalam jarak jauh untuk membangkitkan perilaku seksual
hewan jantan dinamakan feromon.

▪ Perilaku seksual manusia

Pada manusia perilaku seksual telah mengalami ensefalisasi, yaitu sangat terpengaruh oleh otak, serta terkondisi oleh faktor sosial dan psikis.
Tidak ada fase estrus pada wanita dan pengangkatan ovarium tidak menurunkan libido maupun kemampuan seksual. Wanita
pasca-menopause juga dapat tetap melakukan aktivitas seksual, walaupun dengan frekuensi berbeda.

Anda mungkin juga menyukai