Anda di halaman 1dari 6

PENYAKIT SISTEM KOORDINASI DAN CARA

PENANGANANNYA

NAMA : JELI SETIAWORO SUTASNO


KELAS : 11 MIPA 2
TUGAS TIDAK TERSTRUKTUR BIOLOGI

SMA NEGERI 1 SIDAREJA


Jl. Raya Kunci, RT04/RW05, Cikondang, Kunci, Kec. Sidareja, Kab. Cilacap, Jawa Tengah
53261
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Fungsi sistem koordinasi adalah melancarkan gerakan tubuh. Ketika Anda ingin
melakukan suatu hal, otak kecil atau serebelum menerima informasi dari sistem saraf di
tubuh, saraf tulang belakang, dan bagian otak lainnya. Setelah semua informasi bersatu,
barulah Anda bisa bergerak sesuai keinginan dengan lancar.
Koordinasi gerakan tubuh melibatkan otot, sendi, dan juga saraf. Ketika Anda
ingin melakukan suatu gerakan, ada lebih dari satu jenis otot, sendi, dan saraf yang
terlibat di dalamnya dan setiap komponen memiliki peran yang berbeda-beda
Selain itu, fungsi sistem koordinasi juga berkaitan dengan kecerdasan atau
prestasi seseorang. Hal ini dibuktikan pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa
seorang anak yang sering berolahraga, terutama mereka yang melakukan senam ritmik,
dan aktif bergerak cenderung lebih berprestasi di sekolahnya dibanding dengan anak
yang malas atau kurang bergerak.

B. Rumusan Masalah

1.Apa itu Sistem koordinasi dan bagian apa saja yang termasuk sistem koordinasi
2. Bagaimana cara menjaga sistem koordinasi agar tetap terjaga
3. Bagaimana cara mencegah sistem koordinasi agar tidak terganggu

C. Tujuan

1. Memberikan pemahaman tentang apa itu sistem koordinasi , jenis-jenisnya.


2. Menjelaskan mengapa menjaga sistem koordinasi itu sangat penting.
3. Menganalisis bagaimana gaya hidup sehat mempengaruhi sistem koordinasi manusia
4. Menjelaskan dampak negatif dari gangguan sistem koordinasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sistem koordinasi adalah sebuah sistem yang mengatur kerja organ-organ pada
tubuh. Sistem ini berperan untuk memerintahkan setiap organ untuk dapat bekerjasama
mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik. Fungsi sistem koordinasi pada manusia
diperlukan untuk mengendalikan setiap bagian dalam tubuh agar gerakan yang dihasilkan
menjadi tepat sasaran. Tanpa sistem koordinasi, seluruh organ tubuh tidak mampu bekerjasama. 
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.
Sistem saraf adalah kunci dari pergerakan tubuh manusia. Sistem ini mengendalikan seluruh
aktivitas Anda setiap harinya. Mulai dari bernapas, berkedip, berjalan, dan juga tidur. Mekanisme sistem
ini sangatlah kompleks. Peranannya juga sangat penting karena bisa mengambil informasi, memproses
dan mengirimkannya ke bagian tubuh lain agar bisa merespon dengan tepat.
Otak, sumsum tulang belakang dan sel saraf (neuron) adalah bagian utama dari sistem saraf
manusia. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Jika otak menjadi pusat kendali, maka sumsum
tulang belakang bisa menerima rangsangan yang bersifat refleks tanpa melewati otak.

Sedangkan sel saraf neuron yaitu unit kerja yang membentuk sistem saraf pusat.
Berfungsi untuk mengirimkan sinyal atau impuls dan rangsangan. Neuron ini terdiri dari 3 jenis
yaitu sensorik, motorik, dan interneuron. Neuron sensorik memiliki tugas untuk membawa pesan
ke saraf pusat. Kebalikannya, sel saraf motorik justru bertugas membawa pesan dari saraf pusat.
Di tengah-tengahnya ada Interneuron yang bertugas mengantarkan pesan dari dan ke kedua saraf
tadi.
bahwa ada dua sistem saraf dalam tubuh manusia yaitu:
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Fungsinya untuk
mengendalikan seluruh pengaturan, pengolahan rangsangan, hingga koordinasi ke seluruh sel
saraf.
Sistem Saraf Tepi
Ini adalah semua elemen saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ tubuh.
Fungsi saraf tepi untuk menerima rangsangan dan mengantarkan semua respon ke seluruh tubuh.
Fungsi sensorik, motorik, dan somatik menjadi bagian dari sistem saraf tepi ini.

Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi bekerja sama agar tubuh bisa beraktivitas dengan baik
dan normal. Ketika ada sistem saraf pada manusia yang bermasalah, maka ini bisa langsung
mempengaruhi tubuh. Mulai dari kesulitan bergerak, berpikir, melihat, dan melakukan berbagai
aktivitas secara sadar.
B. Macam-Macam penyakit pada sistem koordinasi

1. Meningitis
Meningitis atau radang selaput otak adalah salah satu jenis penyakit saraf yang kerap terjadi,
terutama pada bayi, anak-anak, dan remaja. Peradangan pada selaput otak ini umumnya
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi bisa juga terjadi akibat penyakit non-infeksi,
seperti alergi obat atau sarkoidosis.
Penderita meningitis biasanya mengalami beberapa gejala, seperti sakit kepala yang hebat,
demam tinggi, dan leher kaku. Apabila penyakit ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat,
meningitis bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada otak dan memicu komplikasi, seperti
kejang, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

2. Stroke
Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar di dunia,
termasuk di Indonesia.
Penyakit saraf ini terjadi karena terganggunya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah. Kondisi tersebut menyebabkan jaringan otak tidak mendapatkan
oksigen dan nutrisi yang cukup untuk menjalankan fungsinya dengan baik.
Ketika sel-sel otak mulai rusak, penderita stroke dapat mengalami beberapa gejala, seperti mati
rasa pada wajah, kesulitan berbicara, berjalan, dan melihat, sakit kepala yang hebat, bahkan
kelumpuhan.

3. Multiple Sclerosis
Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah jenis penyakit saraf yang mengenai otak
dan sumsum tulang belakang. Meski bisa diderita oleh semua usia, penyakit ini paling umum
menyerang orang berusia 20–40 tahun.
Multiple sclerosis bisa memengaruhi penglihatan, gerakan lengan atau kaki, dan keseimbangan
tubuh penderitanya. Gejala awal yang bisa dirasakan adalah kelelahan, kesemutan, mati rasa,
penglihatan kabur, dan otot kaku.
Penyebab multiple sclerosis sejauh ini belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini diduga
terjadi akibat penyakit autoimun. Dalam kasus ini, sistem kekebalan tubuh menyerang zat lemak
yang melapisi saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

4. Epilepsi
Epilepsi atau yang biasa disebut dengan ayan adalah penyakit saraf akibat aktivitas listrik otak
yang tidak normal. Penyakit ini bisa menyebabkan penderita mengalami kejang yang berulang
tanpa pemicu yang jelas
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi tersebut, tetapi epilespsi diduga
terkait dengan adanya cedera kepala, kekurangan kadar oksigen darah, demam tinggi, dan
pengaruh minuman beralkohol.
Kejang yang dialami penderita epilepsi biasanya berupa gerakan tangan dan kaki yang tak
terkendali dan berulang, kehilangan kesadaran, serta kebingungan

5.  Bell’s Palsy


Bell’s palsy adalah penyakit saraf yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan sementara
pada otot-otot di wajah. Bell’s palsy terjadi akibat peradangan pada saraf yang mengendalikan
otot wajah.
Pada Bell’s palsy, satu sisi wajah penderitanya akan menjadi kaku, sehingga ia kesulitan
tersenyum atau menutup mata. Dalam sebagian besar kasus, gejala penyakit ini bersifat
sementara dan akan hilang setelah beberapa minggu.
Selain yang disebutkan di atas, tumor otak atau tumor sumsum tulang belakang, ALS, neuropati
perifer, penyakit Parkinson, penyakit saraf motorik, dan penyakit Alzheimer juga termasuk jenis
penyakit saraf yang bisa terjadi.
Penyakit saraf merupakan penyakit yang cukup berbahaya yang bisa memengaruhi kualitas
hidup penderitanya, bahkan dapat mengancam nyawa. Jadi, jika Anda mengalami salah satu
gejala atau berisiko tinggi terkena penyakit saraf, berkonsultasilah dengan dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

C. Cara Mencegah Terjadinya Gangguan/Penyakit pada Sistem Koordinasi

1. Mengubah Pola Gaya Hidup

2. Melakukan Gerakan Peregangan di Sela Aktivitas

3. Istirahat Cukup dan Olahraga Teratur

4. Berhenti Merokok

5. Mengonsumsi Vitamin Neurotropik


DAFTAR PUSTAKA

https://www.hemaviton.com/. https://pahamify.com/.
https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000872494/Details.
https://www.alodokter.com/mengenal-fungsi-sistem-koordinasi-pada-manusia-dan-penyakitnya https://
www.klikdokter.com/info-sehat/saraf/macam-macam-penyakit-saraf
https://www.honestdocs.id/4-penyakit-yang-sering-terjadi-pada-fungsi-sistem-koordinasi
https://prezi.com/mhle6aiqzp6n/gangguan-atau-kelainan-pada-sistem-koordinasi/

Anda mungkin juga menyukai