Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awalnya orang memahami bahwa hubungan aspek badaniyah dengan

jiwa adalah hubungan spiritual, yang tidak terjelaskan secara ilmiah. Belakangan,

pengertian hubungan keduanya dapat dipahami berdasarkan prinsip ilmu

pengetahuan.

Kesehatan menal memiliki arti yang dalam dalam hidup seseorang dengan

mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan

mudah. Kondisi mental yang sehat mampu menunjang dalam segala kegiatan yang

kita lakukan di masa depan.

Pemikiran inilah yang menjadi latar belakang perlunya untuk mengetauhi

faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan mental sehingga dapat menegtahui

dan memahami apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan mental dalam diri

individu

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental ?

2. Apa saja prilaku yang memepengaruhi aspek kesehatan mental ?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan supaya mahasiswa dapat menjelaskan

tentang hubungan antara aspek biologis, sosial budaya, dan lingkungan kesehatan

dengan kesehatan mental. Setelah itu mahasiswa dapat menjaga diri sendiri untuk

menhindari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat menyebabkan sakit mental.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Terdapat empat faktor yang berhubungan dengan kesehatan mental yaitu

biologis, psikologis, lingkungan, dan sosial budaya. Ketiga faktor ini perlu ada

homeostatis yaitu keseimbangan yang dinamis. Ketiga faktor ini saling

mempengaruhi karena bersifat interpendensi.

1. Aspek Biologis

a. Otak

Tiga abad sebelum Masehi, Aristoteles beranggapan bahwa jantung adalah

tempat intelegensi dan dengan jantung itulah manusia itu berpikir. Namun

pandangan ini tidak bertahan lama. Ahli anatomi herophilus (290 SM) dan

Erasistratus (270 SM) menyadari bahwa pandangan Aristoteles itu adalah salah.

Mereka mengenalkan pada murid-murid nya otak adalah bagian penting

dari aktivitas manusia karena berfungsi sebagai penggerak sensosi motoris. Galen

sebagai salah seorang murid mencatat ajaran Herophilus dan Erasistratus lantas

melanjutkan penemuan penting ini, dan dikatakan bahwa otak merupakan pusat

dari keseluruhan gerak badan dan sensasi (Corner, 1964).

Sejak itulah muncul keyakinan baru bahwa jiwa itu berada diotak dan

bukan dijantung. Pandangan ini terus diperkuat penemuan-penemuan mutakhir

tentang fungsi otak bagi manusia. Para ahli tidak saja mengakui bahwa otak

sangat komplek secara fisiologis, tetapi memiliki fungsi yang sangat esensi bagi

keseluruhan aktivitas manusia.

2
b. Bagian-Bagian Otak

Otak terdiri dari otak besar (cerebrum), otak tengah (mesensephalon), otak

kecil (cerebellum), sum-sum lanjutan (medulla oblongata), dan jembatan varol

(pons varoli). Masing-masing bagiab otak itu memiliki fungsi sendiri. Otak besar

(cerebrum) merupakan sumber kesadaran. Selain area asosiasi yang

menghubungkan antara area motor dan sensorik, juga berperan dalam proses

belajar. Otak tengah (mesensephalon) berfungsi mengatur klenjar endokrin, lobus

optikus, dan pusat pendengaran. Otak kecil (cerebellum) mengatur keseimbangan

tubuh, koordinasi gerakan otot, dan posisi tubuh. Jembatan varol (pons varoli)

merupakan penghubung otak kecil bagian kiri dan kanan, dan penghubung otak

besar dengan sumsum tulang belakang. Sedangkan sumsum merupakan pegtur

reflek.

c. Neuron dan Glia

Secara anatomis, otak manusia sangat rumit. Bagian yang perlu dipahami

adalah neuron dan glia yang terdapat pada otak. Neuron merupakan sel khusus

yang ada pada otak yang menjadi unit dasar sistem saraf. Neuron merupakan

kunci rahasia dari kegiatan belajar dan berfungsi mental. Singkatnya, neuron ini

merupakan tempat emosi, intelegensi, dan feksi.

Neuron terdiri dari dua bagian, yaitu badan sel dan serabut-serabut.

Serabut sel neuron ini terdiri dari dendrit, merupakan serabut halus dan pendek

yang membawa rangsangan kebadan sel, dan akson merupakan serabut agak besar

dan panjang yang meneruskan rangsang dari badan sel.

3
d. Pertumbuhan Otak

Dalam telaah anatomi-embriologis diungkapkan bahwa otak manusia

mulai di bentuk sejak teriwulan kedua dalam kandungan dan selama masa

kandungan. Pertumbuhan janin lebih banyak terkonsentrasi pada proses

penyempurnaan sel saraf pusat.

e. Faktor Stimuli

Pada saat bayi dilahirkan, neuron-neuronnya sebagian besar belum

memiliki densdrite. Hanya beberapa neuron saja yang telah di lengkapi dengan

dendrite. Dendrite yang tersedia itu merupakan sel yang berhubunagn dengan

kebutuhan dasar bayi, sehingga bayi dapat menangis atau bergerak-gerak

sepenuhnya.

f. Gangguan Mental

Terjadinya kerusakan pada mental individu. Beberapa macam gangguan

mental yang berhubungan dengan kerusakan otak adalah dimensia, epilepsy,

general parsis, sindroma korsakoff, dan sindroma Kluver-burcy. Gangguang

mental ini terjadi karena banyak faktor, seperti infeksi, metabolik, proses

metabolik, keracunan.

g. Sistem Endokrin

Dalam menjalankan koordinasinya, otak banyak dibantu oleh sistem

endokrin. Kelenjar endokrin merupakan senyawa kimiawi yang mengeluarkan

hormon yang diangkut ke seluruh tubuh oleh darah. Hormon dari sistem endokrin

dan neurotransmitter pada otak memiliki fungsi yang sama, yaitu mengangkut

pesan antar sel tubuh. Bedanya, jika neuro transmitter menyampaikan pesan ke

neuron lain yang berdekatan, sedangakan hormon yang menyampaikan

4
menyampaikan pesan ke seluruh tubuh. Kelenjar endokrin terdapat tujuh macam,

yaitu, kelenjar pitiuitary, tiroid, paratiroid, adrenal, gonad, timus dan pankreas.

h. Genetik

1) Kromosom Seks dan Otosom

Pewarisan sifat – sifat induk berlangsung melalui kromosom. Kromosom

manusia mormal sebanyak 23 pasang atau 46 buah. Sejumlah 23 kromosom di

peroleh daei ayahnya dan 23 kromosom didapatkan dari ibunya saat pembuahan.

Setiap kromosom terdapat deoxyribonueleie acid (DNA) yang system kode-kode

genetic. Melalui DNA itulah sifat-sifat induk diwariskan kepada keturunanya.

2) Gangguan Mental Karena Faktor Genetik

Untuk membuktikan ada tidak nya faktor pewarisan sifat-sifat genetik ini,

dilakukan sejumlah penelitian terhadap anak kembar identik, kembar tidak

identik, saudara kandung, hubungan ayah dan anak, dan seterusnya. Dari berbagai

hasil penelitian genetika memberikan kesimpulan bahwa ada pengaruh faktor

genetik terhadap mentalitas manusia. Setelah dilakukan rate konkordansi, terbukti

bahwa adanya penurunan sifat-sifat induk kepada keturunannya.

i. Sensori

Sensori merupakan alat yang menangkap segenap stimuli dari luar. Sensori

termasuk: pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penciuman.

Kesempurnaan dari alat sensori akan meningkatkan kesempuraan individu

menerima informasi dari luar, dan adanya gangguan sensori ini akan menghambat

penerimaan sensori secara baik.

Gangguan sensori, khususnya pendengaran dan penglihatan banyak

terjadi secara kongenetal, yaitu kecacatan yang terjadi sejak lahir. Perkembangan

5
kognisi individu tidak terlepas dari perkembangan dan keadaan sensori. Jean

Piaget, dalam teorinya menegaskan tentang perkembangan kognisi ditegaskan

bahwa perkembangan sensori dan motorik merupakan dasar perkembangan

kognisi lebih lanjut, terhambatnya perkembangan sensori akan mengakibatkan

terganggunya perkembangan kognisinya.

j. Faktor Ibu Selama Masa Kehamilan

Faktor ibu yang turut mempengaruhi kesehatan mental anak diantaranya:

1) Usia Ibu

Ibu hamil pada usia terlalu muda dapat berakibat keguguran atau

prematuritas. Anak yang dilahirkan prematur dihubungkan dengan kemampuan

intelegensi yang rendah, demikian juga ibu yang hamil terlalu tua beresiko tinggi

kemungkinan adanya down syndrome.

2) Nutrisi

Nutrisi secara langsung mempengaruhi kesehatan mental anaknya yang

mencakup, karbohidrat, protein, lemak, dan segenap zat yag dibutuhkan tubuh

yang berpengaruh bagi pertumbuhan janin dan kesehatan anak setelah lahir.

3) Obat-Obatan

Obat yang dikonsumsi ibu, khususnya alkohol, nikotin, atau obat sejenis,

mempengaruhi janin dalam kandungan yang menyebabkan janin mengalami

toksisasi melalui plasentanya. Akibatnya terjadi fetal alkohol syndrome seperti,

retardasi mental, keterlambatan dalam pertumbuhan, dan kelemahan koordinasi

tubuh.

6
4) Kesehatan Ibu

Ibu yang menderita penyakit tertentu dapat mempengaruhi kesehatan

janin. Ibu saat hamil menderita rubella, sifilis, atau AIDS, akan menyebabkan

anak terinfeksi, demikian juga ibu yang muntah-muntah yang sangat berat

memiliki dampak yang kurang baik bagi perilaku anaknya.

5) Radiasi

Jika ibu terpapar radiasi selama kehamilan, dapat berakibat kurang sehat

bagi anaknya. Radiasi dapat menyebabkan kecacatan congenital bagi anak, yaitu

kecacatan yang terjadi sejak kelahiran, diantaranya berupa mongolisme.

6) Komplikasi Kehamilan Dan Proses Kelahiran

Komplikasi dapat mengakibatkan anoxia, yaitu kekurangan oksigen pada

janin. Jika kekurangan oksigen itu dialami janin dapat berakibat keguguran

kandungan dan kekurangan trimester kedua dapat berakibat lahir secara prematur.

2. Faktor Sosial Budaya

Lingkungan sosial secara nyata juga mempengaruhi perilaku sehat dan

sakit. peran sehat dan sakit juga berkaitan dengan nilai sosialnya, individu akan

berperan sehat atau sakit diantara faktor lingkungan sosial yang sangat besar

pengaruhnya terhadap kesehatan mental adalah stratifikasi sosial pekerjaan,

keluarga, budaya, perubahan sosial, stressor psikososial.

a. Stratifikasi sosial

Ditinjau dari status sosial, banyak pendekatan yang digunakan untuk

melakukan klasifikasi secara umum klasifikasi status sosial itu dikelompokkan

atas stratanya: strata tertinggi, menengah, rendah.

7
1.) Kelas Sosial Ekonomi dan Refalensi Gangguan Mental

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa stratifikasi sosial yang ada

dimasyarakat ternyata berhubungan dengan jenis gangguan mentalnya. Terdapat

distribusi gangguan mental secara berbeda antara kelompok masyarakat yang

berada pada strata sosial yang tinggi dengan strata sosial yang rendah. Dalam

berbagai study dipahami bahwa kelompok kelas sosial rendah lebih besar

prefelansi gangguan psikiatrinya dibanding dengan kelompok sosial tinggi.

2.) Status Sosial Ekonomi dan Pola Gangguan

Penelitian yang lebih spesifik, yaitu insiden di skizofenia dalam kaitannya

dengan status sosial dilakukan oleh dunham yang memberikan kesimpulan yang

mendukung kesimpulan Holingshead itu. Jika dikaitkan dengan jenis gangguan

yang dialami secara jelas dikemukakan oleh Dunham ini adalah gangguan

neorosis dan depresif lebih banyak dialami oleh kelompok sosial ekonomi tinggi

dan sedikit dari ekonomi rendah. Sakit mental (psikosis) sebaliknya, seleksi sosial

lawan sebab sosial.

b. Interaksi Sosial

Interaksi sosial bayak dikaji dalam kaitannya dengan gangguan mental.

Ada dua pandangan interaksi sosial ini. pertama, teori psikodinamik,

mengemukakan bahwa orang yang mengalami gangguan emosional dapat

berakibat pada pengurangan interaksi sosial, ini dapat diketahui dari perilaku

regresi sebagai akibat dari adanya sakit mental. Kedua, rendahnya interaksi sosial

itulah yang menimbulkan adanya gangguan mental.

8
Clausen dan Kohn mengemukakan bahwa ada empat macam tempat

tinggal yang dipandang menimbulkan pengalaman terisolasi secara sosial sebagai

berikut :

1. Kehidupan didalam tempat tinggal yang menghasilkan isolasi sosial karena

tempat tinggal yang terus berubah.

2. Hidup diwilayah etnis lain.

3. Hidup didalam masyarakat lingkungan kumuh, keturunan asing yang kasar

atau masyarakat yang kopetif yang berakibat isolasi sosial, khususnya bagi

orang sensitif, suka mengalah atau malu-malu.

4. Dalam lingkungan sosial rendah.

1.) Keluarga

Keluarga juga berfungsi sebagai seleksi segenap budaya luar dan medasi

hubungan anak dengan lingkungannya. Dalam pandangan psikodinami, keluarga

merupakan lingkungan sosial yang secra langsung memperngaruhi individu yang

menentukan kepribadian dan kesehatan mental anak. Keluarga lebih dekat

hubungannya dengan anak dibanding dengan masyarakat luas, artinya masyarakat

menentukan keluarga dan keluarga menentukan individu. Banyak sekali kondisi

keluarga yang justru menjadi hazard bagi setiap anggota keluarganya dan tentunya

beresiko bagi terganggunya anggotanya. Kondisi itu antara lain :

a. Perceraian dan perpisahan

Hubungan orangtua dan anak menjadi faktor yang sangat berpengaruh

terhadap pembentukan perilaku dan kepribadian anak, maka dari itu perpisahan

atau perceraian dapat berakibat buruk pada perkembangan kepribadian anak.

9
b. Keluarga Yang Tidak Harmonis

Keluarga yang tidak berfungsi menuju pada keadaan keluarga tetap utuh,

terdiri dari kedua orang tua dan anak anaknya. Mereka masih menetap di satu

rumah, jadi strukturnya tidak mengalami perubahan. Hanya fungsi yang tidak

dapat berjalan. Faktor fungsi keluarga ini menjadi jauh lebih penting daripada

perceraian dan perpisahan, bagian ini jauh lebih buruk akibatnya pada

perkembangan anak.

c. Perlakuan dan Pengasuhan

Perlakuan orantua kepada anak berkaitan dengan apa yang dilakukan

orangtua atau anggota keluarga lain kepada anak. Kondisi keluarga yang tidak

kondusif akan berakibat gangguan mental bagi anak, diantaranya gangguan

tingkah laku, kecemasan, bimbang, dan lain-lain.

d. Perubahan Sosial

Didunia berkembang seperti Indonesia, perubahan sosial terjadi sejak orde

pembangunan yang ditunjukkan dengan pembangunan infrastruktur secara besar-

besaran yang diikuti oleh banyaknya urbanisasi. Dampak positif perubahan sosial

bagi masyarakat industrialisasi dapat meningkatkan status sosial karena mereka

dapat memanfaatkan pembangunan infrastruktur sebagai lapangan pekerjaan baru

dan kemungkinan mereka terdorong untuk meningkatkan pendidikan nya

sehingga dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan industri itu.

Dampak negatif, membawa aplikasi terhadap berbagai aspek kehidupan

lain seperti adanya aturan dan nilai baru dan berdampak bagi perubahan aturan

dan nilai struktur sosial itu tidak dikehendaki masyarakatnya. Oleh karena itu

10
perubahan sosial dapat menjadi tntangan dan dapat juga menjadi hambatan bagi

masyarakat untuk menyesuaikan diri.

B. Prilaku Yang Memepengaruhi Aspek Kesehatan Mental

Perubahan jangka panjang, merupakan perubahan yang terjadi akibat

indutrialisasi, perubahan media komunikasi dari yang tradisional ke sistem

modern. Kemajuan dibidang ekonomi dan perubahan sistem teknologi. Dalam

kesehatan mental disadari bahwa perubahan sosial yang jangka pajang itu juga ada

pengaruhnya. Karena perilaku sosialnya dipengaruhi, maka aspek kesehatan

mental kita pun turut dipengaruhi.

a. Migrasi Sebagai Dampak Masyarakat industri

Dalam penelitian konvensional yang menyangkut hubungan migrasi

dengan kesehatan mental, ditemukan terdapat pengaruh migrasi terhadap

kesehatan mental. Dilihat dari angka insidensi masuk rumah sakit, orang-orang

migran lebih banyak mengalami gangguan mental migrasi dibanding penduduk

asli. Demikian juga perbandingan angka insidensi pada anak-anak dari kalangan

pendatang.

b. Kondisi Krisis

Kondisi ini banyak terjadi dimasyarakat, diantaranya perang, bencana, atau

peristiwa yang dapat menimbulkan krisis bagi masyarakat seperti krisis ekonomi.

Seperti halnya krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia dalam kurun

satu tahun, angka masuk rumah sakit jiwa karena psikotik sosial stabil tetapi

gangguan non psikotik meningkat sangat tajam seperti tingkah laku anti sosial

termasuk juga perilaku defiasi sosial untuk perilaku agresifitas dan kriminalitas.

c. Sosial Budaya

11
Seperti yang dikemukakan Wallace, gangguan kesehatan mental meliputi

tiga hal :

1) Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.

2) Kebudayaan sosial memiliki perasn tertentu terhadap penderita gangguan

mental.

3) Berbagai bentuk gangguan mental karena sosial kultural.

4) Upaya peningkatan dan pencegahan gangguan mental dalam telaah budaya.

d. Dimensi Lingkungan Kesehatan Mental

1) Lingkungan dan kesehatan

Interaksi manusia dan lingkungannya berhubungan dengan kesehatan.

Kondisi lingkungan yang sehat akan mendukung kesehatan bagi manusia begitu

pula sebaliknya. Lingkungan yang secara potensial mempengaruhi kesehatan

mental meliputi, lingkunagn yang berhubungan dengan sistem pendorong

kehidupan, diantaranya sumber energi. Lingkungan yang berhubungan dengan

aktivitas manusia diantaranya tempat tinggal dan transportasi. Lingkungan yang

berhubungan dengan lingkungan hazard diantaranya, tempat dan lokasi, biologis,

kimia, fisik, psikologis, dan sosial.

2) Nutrisi Sebagai Sumber Energi

Kekurangan nutrisi pada semua usia dalam jangka panjang tidak hanya

mengganggu kesehatan fisik tapi juga pada perkembangan mental. Miasalnya,

penurunan daya ingat dan pengolahan informasi serta kelambanan dalam

pembuatan keputusan.

3) Lingkungan Fisik

12
Physical environment yang ada disekitar kita sangat berarti bagi kehidupan

kita. Lingkungan fisik yang disekitar kita dapat berakibat pada tekanan psikologis

dan atau berakibat pada kecelakaan, yang tidak menguntungkan bagi kondisi

kesehatan mental.

Lingkungan fisik yang perlu memperoleh perhatian karena sangat

mempengaruhi kesehatan mental diantaranya :

(1) Tata Ruang

Hal yang terkait dengan tata ruang adalah soal teritori. Tiap orang

memiliki teritori meskipun secara subjektif ada perbedaan luas tidaknya teritori

pada tiap individu. Dalam masyarakat yang dianggap tidak agresif dan

mementingkan keserasian hubungan sosial pun diketahui memiliki wilayah teritori

ini. teritori dimiliki seseorang untuk menjaga egonya. Orang yang teritorinya

terganggu, dia akan berusaha mempertahanan diri dengan cara, misal dengan

marah, penyerangan, atau cara lain.

Tempat tinggal sangat berhubungan dengan kesehatan mental. Olahan

(Sarwono, 1992) mengemukakan selain gangguan fisik, kepadatan, dan kesesakan

berakibat bagi mentalitas. Misalnya, dijumpai banyaknya gejala patologi sosial

seperti peningkatan tindak kejahatan, bunuh diri, penyakit jiwa, agresifitas,

penarikan diri dari lingkungannya, suasana hati yang menurun, prestasi kerja

menurun, kurangnya perilaku menolong.

(2) Penyinaran dan Udara

Berbagai macam tipe penyinaran, ada yang tidak terang, cukup, atau

menyilaukan. Jika penyinaran tidak sesuai kebutuhan aktivitasnya maka akan

membuat banyak kesalahan kerja dan penyinaran yang terlalu silau membuat

13
gangguan konsentrasi, begitu juga tempratur yang diterima manusia harus sesuai

dengan keawajaran kemampuan pengindraan. Seringkali temoratur yang tidak

enak membuat jenuh dalam bekerja, belajar, dan kegiatan lainnya. Inilah yang

menjadi sumber stress bagi manusia.

(3) Kebisingan dan Polusi

Kebisingan yang sangat tinggi mempengaruhi penyesuaian individu

terhadap aktivitasnya. Kebisingan itu secara langsung dapat mempengaruhi

konsentrasi dam sering kali menimbulkan tekanan. Demikian juga dengan polusi,

polusi yang dikeluarkan dapat berbentuk partikel, karbon monoksida, gas, dan

limbah cair yang sekaligus menjadi pencemar undara dan lingkungan. Polusi

dalam bentuk apapun tidak mudah untuk dikendalikan.

(4) Faktor lingkungan lain

Seperti gempa, banjir, angin topan, dan kemarau pada dasarnya juga

mempengaruhi kesehatan mental masyarakat, bahkan dapat menimbuolkan

kondisi kritis secara fisik maupun mental. Aspek mental ini, kurang mendapat

perhatian, karena menyangkut prioritas, bahwa kondisi fisik dipandang lebih

mendesak diselesaiakn dari pada aspek kesehatan mental.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia pada prinsipnya satu kesatuan dengan lingkungan sekitarnya

yang selalu beriteraksi dan mempengaruhi perilaku kesehatan mental manusia.

Lingkungan yang sehat dapat menopang kesehatan manusia, namun sebaliknya,

lingkungan yang membahayakan bagi kesehatan fisik maupun mental dapat

menimbulkan gangguan kesehatan mental manusia. Kesehatan mental secara

langsung maupun tidak, dipengaruhi juga oleh faktor biologis yang sangat

berpengaruh terhadap kesehatan mental, diantaranya otak, sistem endokrin,

genetik, sensori, dan faktor ibu selama kehamilan.

B. Saran

Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat

bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan

yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh

dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami

harapkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan

makalah-makalah selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Endang, Busri. 2015. Kesehatan Mental

Lambu, Paulina. 2016. Online. Makalah Kesehatan Mental. Tersedia :


http://paulinalambu25.blogspot.com/2016/06/makalah-kesehatan-
mental.html?m=1. Diakases 11 februari 2020

Putra, Bayu. 2014. Online. Makalah Mengenai Kesehatan Mental. Tersedia:


http://bayu-putra21.blogspot.com/2014/03/babi-pendahuluan-1.html?m=1.
Diakses : 11 februari 2020

Widiantari. 2017. Online. Kesehatan Mental. Diakases : 11 februari 2020

16

Anda mungkin juga menyukai