Di Susun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memahami Neurosains dan pendidikan serta Anatomi sistem saraf pusat
Dalam makalah ini kami menjelaskan dan dan menerangkan beberapa pengertian dari
Neurologi dan pendidikan serta Anatomi sistem saraf pusat pada anak usia dini. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan kedepanya dapat lebih
baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………..…
1.1 Latar Belakang….…………………………………………................…
1.2 Rumusan Masa……………………………………………………...….
1.3 Tujuan Penulis……………………………………………….………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………..…
Neurosains secara etimologi adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari
sistem syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel syaraf dengan pendekatan
multidisipliner. Sedangkan secara terminologi, Neurosains merupakan bidang ilmu yang
mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem syaraf. Hakekat pendidikan adalah
optimalisasi potensi manusia atau peserta didik. Seluruh potensi manusia semua bertumpu
pada otaknya. Pengertian pendidikan dalam hal ini dibatasi pada pengembangan potensi
manusia, khususnya potensi yang bertumpu pada otaknya. Pendidikan secara umum
mengikuti jejak dalam neurosains, pendidikan tersebut dapat dilihat dalam upaya optimalisasi
fungsi otak untuk mencerdaskan peserta didik.
Anatomi berasal dari bahasa Yunani ana dan tome, yang berarti memotong/memisahkan.
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan atau struktur dari tubuh manusia dan
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.Sistem saraf adalah jaringan
kompleks yang terdiri dari serabut-serabut saraf untuk mengatur serta mengoordinasikan
seluruh aktivitas tubuh, seperti melihat, bergerak, hingga mengendalikan kerja dari berbagai
organ tubuh. Dalam menjalankan fungsinya, sistem saraf manusia terdiri dari beberapa
bagian, di antaranya adalah otak, sumsum tulang belakang, serta neuron atau sel-sel saraf.
Sistem saraf manusia bekerja dengan menerima informasi atau rangsangan dari tubuh serta
lingkungan luar. Lalu, informasi tersebut akan diproses untuk mengirimkan instruksi ke
seluruh tubuh serta memicu reaksi, seperti menggerakkan otot, bernapas, merasakan sakit,
dan lain sebagainya.
Sistem saraf secara umum terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sisem saraf tepi
Sistem saraf pusat
Sistem Saraf Pusat (SSP) memiliki kriteria yang sama dengan organ tubuh lainnya yaitu
kerjanya sangat bergantung pada aliran darah yang memadai untuk nutrisi dan pembuangan sisa-
sisa metabolismenya. Suplai darah ke otak merupakan suatu jalinan pembuluh-pembuluh darah
yang bercabang-cabang, berhubungan erat satu dengan yang lain sehingga dapat menjamin suplai
darah yang adekuat untuk sel. Suplai darah ini dijamin oleh dua arteria, yaitu a.carotis interna
dan a.vertebralis yang cabang-cabangnya beranastomosis membentuk sirkulus arteriosus willisi
a. Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat
badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang
otak.Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah tidak dapat lagi
membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen rongga kepala akan meningkatkan
tekanan intra cranial.
1) Otak besar (Cerebrum)
Berfungsi untuk pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
2) Otak kecil (Cerebellum)
Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot
ketika seseorang akan melakukan kegiatan.
3) Otak Tengah (Mesensefalon)
Otak tengah berperan dalam mengontrol fungsi-fungsi otonomik (fungsi yang tidak disadari)
seperti pernapasan, pencernaan, detak jantung, fungsi pembuluh darah, serta menelan dan bersin.
4) Pelindung Otak
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut meninges.
5) Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
Berfungsi sebagai Penghubung impuls dari dan ke otak dan Memungkinkan jalan terpendek pada
gerak refleks.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pembelajaran berbasis Neurosains wajib memperhatikan keseimbangan otak kanan dan
otak kiri. Otak kanan serta otak kiri masing-masing memiliki peran penting, sehingga
keduanya wajib diberi stimulus secara seimbang.
2. pembelajaran berbasis neurosains dalam pendidikan anak usia dini sangat penting dan
pelaksanaan pembelajaran berbasis neurosains dapat dilakukan dengan berbagai cara.
3. Pembelajaran berbasis kemampuan otak (neurosains) adalah pembelajaran yang
dihubungkan dengan otak yang dirancang alamiah untuk belajar. Setelah mempelajari
teori ini, diharapkan untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.
4. Kita dapat mengetahui proses normal dan mengetahui kondisi yang buruk jika ada
penyakit menyerang anatomi tubuh sehingga dapat melakukan antisipasi berupa
pencegahan demi kesehatan tubuh.
5. Pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia sangatlah penting, terutama di usia dini
agar mereka dapat mengetahui struktur tubuh manusia.
3.2 Kritik dan Saran
Berbagai faktor dapat mempengaruhi perkembangan fisik maupun motorik anak, kita
sebagai guru dan orang tua wajib membimbing anak agar dapat tumbuh berkembang dengan
optimal. Demikian makalah ini kami susun semoga dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Wathon, A. (2016). Neurosains dalam pendidikan. Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan
dan Teknologi, 14(1), 284-294.
Rivalina, R. (2020). Pendekatan Neurosains Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi Guru Pendidikan Dasar. Kwangsan, 8(1), 332456.
Yusmaliana, D., & Suyadi, S. (2019). Pengembangan Imajinasi Kreatif Berbasis Neurosains
dalam Pembelajaran Keagamaan Islam. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 14(2),
267- 296.
Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Buku Kedokteran EGC :
JakartaBuku Kedokteran EGC : Jakarta
Asrijal, 2011. Anatomi dan fisiologi manusia,Universitas Veteran RI Makassar