PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen pengampu
KELOMPOK 1
MARTA AYU SURYANINGSIH (F.131.19.0160)
LIANA CHRISTANTY ARIANTO (F.131.19.0190)
TRI ANITASARI (F.131.19.0193)
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “TEORI-TEORI NEUROSINCE / NEUROSAINS DALAM
KAITANNYA DENGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN" dapat tersusun sampai dengan
selesai.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendididikan. Selain itu,
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
II
DAFTAR ISI
BAB 3 KESIMPULAN......................................................................................... 17
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neurosains adalah sistim pendidikan baru yang mempelajari tentang sistim kerja syaraf.
Pendidik umumnya jarang memperhatikan permasalahan ini. Pengabaian terhadap sistim
ini menyebabkan suasana pembelajaran menjadi mati.
Di dalam dunia pendidikan, setelah para peneliti meneliti neurosains, muncul perdebatan
dua kubu, memisahkan dan menyatukan tiga elemen (otak-pikiran, jiwabadan, akal-hati)
belum menemukan titik temu. Kebanyakan sistim melarang peserta didik untuk memakai
otak-pikiran dalam pembelajaran yang selama ini peserta didik hanya dituntut untuk
menjaga kemuliaan hati dan akhlak mulia.
Sistim dan obyek tidak mampu berjalan sempurna tanpa ada subyek. Subyek di sini adalah
pendidik yang memahami sistim pembelajaran yang dilakukan. Semakin memahami
pembelajaran neurosains maka tujuan pendidikan akan sampai, sebaliknya tidak
memahami pembelajaran neurosains maka tujuan tidak akan sampai. Secara filosofis,
hakikat pendidikan adalah membentuk manusia sempurna atau insan kamil dimana
manusia yang berkembang seluruh potensi atau kecerdasannya, baik potensi jasmani,
ruhani maupun akal.
1
Demikian juga dengan sistem limbik sebagai pusat emosi yang belum dilibatkan dalam
pembelajaran, padahal pusat emosi ini berhubungan erat dengan sistem penyimpanan
memori jangka panjang. Lebih dari itu pemanfaatan seluruh bagian otak (whole brain)
secara terpadu belum diaplikasikan dengan efektif dalam sistem pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi/pengertian dari neurosains?
2. Apakah tujuan dari ilmu Neurosains?
3. Apa saja ruang lingkup/Dimensi Neurosains?
4. Bagaimana aplikasi neurosains dalam pembelajaran?
5. Apa kelebihan dan kekurangan neurosains?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan definisi dari Neurosains.
2. Untuk memahami tujuan dari Ilmu Neurosains.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup/dimensi Neurosains.
4. Untuk mengetahui cara mengaplikasikan neurosains dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan neurosains.
2
BAB II
ISI
A. Pengertian Neurosains
Neurosains secara etimologi adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari sistim
syaraf (Wathon, 2016), terutama mempelajari neuron atau sel syaraf dengan pendekatan
multidisipliner. Secara terminologi, neurosains merupakan bidang ilmu yang
mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistim syaraf. Dengan kata lain, neorosains
juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf
belakang. Neurosains termasuk sistem pendidikan baru yang mempelajari tentang sistim
kerja syaraf.
Melalui instrumen Positron Emission Tomography (PET) diketahui bahwa terdapat enam
sistem otak (brain system) yang secara terpadu meregulasi semua perilaku manusia
(Wijaya Hengki, 2018). Keenam sistem otak tersebut adalah cortex prefrontalis, sistem
limbik, gyros cingulatus, ganglia basalis, lobus temporalis, dan cerebellum.
Keenam sistem otak tersebut mempunyai peranan penting dalam pengaturan kognisi,
afeksi, dan psikomotorik, termasuk IQ, EQ, dan SQ. Pemisahan jasmani, ruhani dan akal
akan berimplikasi pada pengembangan ketiganya (IQ, EQ dan SQ) yang secara otomatis
melanggengkan ketidakseimbangan pada ranah kognisi, afektif dan psikomotorik dalam
pembelajaran. Atas dasar inilah neurosains yang disebut ilmu yang menghubungkan antara
otak dan pikiran (brain-mind connection) atau jiwa dan badan, termasuk hati dan akal.
Dunia pendidikan selama ini masih memisahkan (untuk tidak mengatakan mengalami
konflik paradigma) antara otakpikiran, jiwa-badan, dan akal-hati.
3
C. Ruang Lingkup/Dimensi Neurosains
1. Seluler-Molekuler
Seluler-molekulermempelajari berbagai macam sel saraf dan bagaimana mereka
melakukan fungsi-fungsi spesifik yang berbeda satu dengan yang lain untuk
menghasilkan pelbagai perilaku yang kompleks, seperti emosi, kognisi, dan tindakan.
Lebih singkatnya ketiganya adalah emosi dan rasio yang menjadi satu kesatuan dalam
jaringan neural dari akal sehat. Hal tersebut memunculkan pengetahuan dan tindakan
yang diakibatkannya.
2. Sistem Saraf
Biding sistem saraf mengkaji sel-sel saraf yang berfungsi sama dalam sebuah sistem
yang kompleks. Misalnya, masalah penglihatan dikaji dalam sistem visual, masalah
gerakan dikaji dalam sistem isotonic atau sistem kinestetik, masalah pendengaran
dikaji dalam sistem auditori, dan seterusnya.
3. Neurosains Perilaku
Neurosains perilaku mengkaji bagaimana berbagai sistem syaraf bekerja sebagaimana
disebutkan di atas bekerja sama untuk menghasilkan perilaku tertentu. Misalnya,
bagaimana saraf visual, saraf auditori, saraf motorik memproses informasi (materi
pelajaran) secara simultan (meskipun hanya salah satu yang dominan).
4. Neurosains Sosial (Sosiosains)
Bidang ini mempelajari bagaimana "otak sosial" manusia berperan dalam membantu
manusia membentuk hubungan dengan orang lain.
Kemampuan manusia untuk menjalin hubungan dengan orang lain merupakan nature-
nya yang tersimpan secara biologis dalam otak.
4
D. Definisi Pengertian Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa
adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai
sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian
khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata,
tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin
berkembang otak seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam
(lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial.
Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Para ahli
mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga bagian
yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak
tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi dalam penciuman.
a. Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus.
Otak besar
Merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh
bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan
informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan bagian tubuh lainnya.
Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu belahan otak kiri dan
otak kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh yang
berbeda.besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan hemisfer otak
kanan. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta
bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau
kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta
5
bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau
komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum.
Talamus
Mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar.
Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal sentuhan
dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar sinyal
lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak yang
sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
Hipotalamus
Mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam hormon.
Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa
haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai pusat kecanduan
karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan kecanduan, seperti
amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel
neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh
harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian permukaan otak besar
terdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon. Pada bagian
diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti
hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon merupakan
bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi
yang masuk.
Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut :
o Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
o Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
o Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan
dengan pengenalan posisi tubuh.
6
o Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan
kegiatan manusia.
b. Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi
pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada
mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada otak
tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada
bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang mengontrol pergerakan
lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit
parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah banyak menghasilkan
neurotransmitter dopamin.
c. Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan pons
varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot.
Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari sistem gerak
sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas.
Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainnya, seperti
proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang menjaga keseimbangan
posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di
bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut
pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak
dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan medula oblongata. Medula
oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan
penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Batas antara medula
oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata
sering disebut sebagai sumsum lanjutan.
Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem sirkulasi,
kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam pengaturan pernapasan.
7
Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena
detak jantung dan pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut dikarenakan fungsi
medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum terjadi pada seseorang yang
mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak tengah, pons varoli dan medula
oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak (brainstem).
9
o Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama
dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya
adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak.
Fungsi Otak
Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan
kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan otak kanan ini
telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry.
Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan
Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak
kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan
membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri
merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).
10
1. Mengamati perkembangan struktur dari sistem neuron dan hubungannya dengan
perilaku-perilaku yang spesifik, seperti berbicara atau memegang sesuatu. Cara ini
termanifestasikan pada tingkah laku yang teramati.
2. Mempelajari dan menelaah bagian mana dari otak yang bekerja ketika suatu aktifitas
sedang berlangsung, seperti ketika seseorang berbicara, bagian otak yang mana dari
orang tersebut yang sedang aktif atau bekerja.
3. Mengenali dan mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya dua
hal tersebut di atas (poin 1 dan poin 2), termasuk dalam hal ini adalah gangguan-
gangguan yang terjadi pada otak.
12
berlangsung dalam jangka waktu yang singkat dan sering kali muncul gejolak-gejolak
dalam menemukan identitas atau jati diri mereka sendiri.
Memahami emosi dari peserta didik merupakan salah satu kunci untuk membangun
motivasi belajar mereka. Jika informasi hanya dikemas dalam bentuk kata, ia hanya
disimpan dalam otak kiri, sedangkan apabila dikemas juga dalam bentuk gambar yang
penuh warna, otak kanan juga akan ikut menyimpannya. Dengan demikian informasi yang
disajikan dalam paduan kata dan gambar akan lebih cepat terserap dan tersimpan.
15
Pengolahan dan penyimpanan informasi akan sangat efektif apabila tubuh dan otak dalam
keadaan waspada yang relaks. Meditasi dengan bantuan musik dan aroma yang
menenangkan akan mempercepat seseorang untuk masuk kedalam keadaan waspada yang
relaks.
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Rivalina, R. (2020). Pendekatan Neurosains Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi Guru Pendidikan Dasar. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(1), 83.
https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v8n1.p83--109
Wathon, A. (2016). Neurosains dalam pendidikan. JURNAL LENTERA: Kajian Keagamaan,
Keilmuan Dan Teknologi, 14(1), 284–294.
https://www.neliti.com/publications/177272/neurosains-dalam-pendidikan
Wijaya Hengki. (2018). Pendidikan Neurosains Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Masa
Kini. Pendidikan Dasar, 2(March), 1–19.
18