DEFINISI NEUROLOGI
Secara etimologi, neurologi merupakan ilmu yang mempelajari sistem syaraf,
terutama neuron atau sel syaraf, termasuk juga mempelajari otak serta seluruh fungsi-fungsi
syaraf belakang dengan pendekatan multidisipliner.. Neurologi juga mengkaji tentang
kesadaran dan kepekaan otak dari segi biologi, persepsi, ingatan, serta kaitannya dengan
pembelajaran
Melalui kajian neurologi kita dapat melihat hubungan antara proses kognitif yang
terdapat di dalam otak dengan tingkah laku manusia yang dihasilkan. Hal ini dapat diartikan
bahwa setiap instruksi yang diproses oleh otak akan mengaktifkan area-area penting di
dalam otak (Harun, 2003). Secara umum neurologi nampak sebagai cabang dari kajian ilmu
biologi, namun saat ini sudah banyak penelitian kerjasama yang dilakukan antara bidang
ilmu neurologi dengan disiplin ilmu lain, seperti disiplin ilmu neuro-psikologi dan kognitif,
ilmu komputer, ilmu statistik, fisika, kedokteran, dan lain-lain.
Permukaan otak besar juga dibagi menurut area atau daerah berdasarkan fungsinya,
Brodmann membagi otak menjadi 47 area yang ditandai dengan nomor-nomor tertentu.
Masing-masing area di cortex cerebri yang ditandai mempunyai fungsi khusus, seperti:
pusat sensoris, pusat motoris, pusat penglihatan, pusat pendengaran, dan lain-lain.
Otak besar terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Belahan otak
kiri mengontrol gerakan sisi tubuh sebelah kanan, sedangkan belahan otak kanan mengontrol
sisi tubuh sebelah kiri. Belahan otak kiri dan otak kanan dihubungkan oleh serabut saraf
yang disebut dengan corpus callosum. Berdasarkan beberapa teori, ada anggapan bahwa
kedua belahan otak ini memiliki fungsinya tersendiri, dimana belahan kiri memainkan peran
penting dalam kemampuan berbahasa, berhitung, dan berbicara, sementara belahan kanan
membantu menafsirkan hal-hal abstrak, seperti musik, bentuk, emosi, dan warna. Namun
sebetulnya, otak kiri dan otak kanan bekerja bersama-sama secara terkoordinasi dalam
menjalani fungsinya.
Dalam otak terdapat sekelompok struktur yang saling berhubungan untuk mengatur
emosi, memori, dan perilaku. Ini dinamakan dengan sistem limbik. Sistem limbik terletak di
lobus temporal dekat dengan pusat otak. Sistem limbik ini terdiri atas sejumlah struktur yang
memiliki fungsinya masing-masing, yaitu:
1) Thalamus. Memegang peranan penting dalam aktivitas sistem motoris, sistem
sensoris, dan fungsi luhur manusia yang berkaitan dengan emosi dan memori.
2) Hypothalamus, merupakan bagian dari sistem limbik yang mengendalikan respons
emosional. Selain itu, hypothalamus juga terlibat dalam respons seksual, pelepasan
hormon, dan pengaturan suhu tubuh.
3) Hipokampus. Berperan dalam pembentukan dan penyimpanan ingatan atau memori
jangka panjang. Hipokampus membantu melestarikan dan mengambil ingatan yang
mencakup semua pengetahuan dan pengalaman di masa lalu.
4) Amigdala. Merupakan pusat sistem limbik yang berperan dalam memori jangka
panjang. Amigdala juga terlibat dalam berbagai fungsi otak, termasuk pembelajaran,
emosi, dan memori. Amigdala membantu mengkoordinasikan respons terhadap hal-
hal yang berada di lingkungan, terutama yang memicu respons emosi. Amigdala ini
menginterpretasi hal-hal yang berkaitan dengan emosi, seperti ketakutan, kecemasan,
kemarahan, kesenangan, dan motivasi.
DAFTAR PUSTAKA:
Dryden, G., Vos Jeanette. 2001. Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.
Harun, Jamaluddin. 2003. Teori Pembelajaran serta Kesannya dalam Reka bentuk Aplikasi
Multimedia Pendidikan. [online] http://b.domaindlx.com/infodata/pdf/mdp.pdf.
Kushartanti, BM. Wara. “Perkembangan Aplikasi Neurosains Dalam Pembelajaran di TK.“
[online]
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405898/pengabdian/Neurosains+dan+Pembelaj
aran.pdf
Mardjono, Mahar; Sidharta, Priguna. 2004. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat
Pasiak, T. 2003. Revolusi IQ /EQ /SQ: Antara Neurosains dan Al-Quran. Bandung: Mizan
Pustaka
Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Schunk, Dale H. 2012. Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suyadi. 2012. Model Pendidkan Karakter dalam Konteks Neurosains. Proceeding Seminar
Nasional. Yogyakarta: Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Wibowo, Daniel. 2008. Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayu Media
Publishing.