1. Pendahuluan
Sadar: diri dan lingkungan
Penurunan kesadaran merupakan kasus gawat darurat yang sering dijumpai
2 segi kesadaran: derajat dan segi kualitas
Melibatkan sistem aktifitas retikuler. Pada saat belajar, sistem RAS kita aktif
2. Definisi
Kesadaran: kesadaran dasar dan kesadaran luhur
Kersadaran dasar: kesadaran yang berkaitan dengan terjaga (kesadaran tinggi) & tidur
(kesadaran rendah)
Sadar : keadaan dapat bereaksi secara adekuat terhadap rangsangan dari dalam atau luar
Kesadaran luhur: kedudukan diri dalam masyarakat, mawas dirididalam lingkungan
tempat hidup
Penurunan kesadaran /koma: salah satu kegawatan neurologi sebagai petunjuk kegagalan
fungsi integrasi otak
3. Fisiologi Kesadaran
Mengatur perubahan fisiologi dari keadaan tidur nyenyak hingga terjaga dan bersifat
reversible
Saat tidur, neuron RAS aktifitasnya rendah dibandingkan saat sadar. Sehingga saat tidur
awareness menurun
Agar otak dapat tidur harus ada pengurangan aktivitas ascending aferen mencapai kortex
dengan penekanan aktivitas RAS
Gangguan RAS menghasilkan perubahan dari siklus tidur-bangun dan ganguan
kesadaran.
Kondisi patologi RAS dapat dikaitkan dengan usia, nampak adanya penurunan reaktivitas
dari RAS dari waktu ke waktu. Sehingga pada anak kecil merupakan usia yang bagus
dalam belajar dan menghafal karena sistem RAS masih bagus
Gingko Biloba merupakan salah satu bahan alami yang dapat meningkatkan kerja RAS
sehingga peminum akan tetap terjaga namun tidak mempengaruhi peningkatan Fokus
atau konsentrasi
1. Interaksi yang sangat kompleks dan terus-menerus secara efektif antara hemisfer otak,
formatio retikularis serta semua rangsang sensorik yang masuk
2. Jaras kesadaran berlangsung secara multi sinaptik dan akan menggalakkan inti
(neuron di formatio retikularis) untuk selanjutnya mengirimkan impuls ke seluruh korteks
secara difus dan bilateral
3. Formasio Retikularis menghubungkan semua jenis informasi neuronal melalui
kolateralnya. Disini berbagai masukan diterima dan kemudian disebarluarkan serta
dilakukan organisasi respon nya.
4. Ascending Reticular Activating system (ARAS)
Ascending Reticular Activating system (ARAS) dari formasio retikularis
bertanggungjawab untuk kesadaran dan bangun. Perjalanan nya melalui nuclei tak
spesifik dari talamus hingga ke korteks otak; kerusakan pada bagian ini dapat
menyebabkan koma.
Formasio Retikularis mengirimkan impuls kebagian sensorik, motorik dan bagian
autonom dari sistem saraf ditulang belakang yang menerima masukan dari bagian
sensoris yang ada disana, keluar dari masing-masing preganglion saraf autonom, dan
keluar dari sistem saraf motorik bagian tepi (LMN).
Formasio Reticularis mengirimkan secara luas hubungan dengan inti yang ada dibatang
otak (seperti nucleus tractus solitarius) dan pusat regulator autonom dan nukleus yang
memodulasi fungsi viseral.
Proyeksi bagian Efferen formasio retikularis ke hipotalamus, nukleus di septum dan area
limbic di otak depan membantu untuk memodulasi fungsi autonom bagian visceral,
pengeluaran sistem saraf endokrin dan bertanggungjawab pada emosi dan perilaku.
Proyeksi Bagian efferent formasio reticularis ke serebelum bersama dengan ganglia
basalis untuk memodulasi sistem motorik bagian atas (UMN) dan sistem motorik bagian
bawah (LMN)
RAS terdiri dari beberapa sirkuit saraf yang menghubungkan otak ke korteks. Jalur ini
berasal di inti batang otak reticular bagian atas dan proyeksi sirkuitnya melalui riley
sinaptik dalam rostral intralaminar dan inti talamus ke korteks serebri. Akibatnya,
Individu dengan lesi/ kerusakan kedua belah inti intralaminar talamus berakibat menjadi
lesu atau mengantuk, bahkan dapat menyebabkan penurunan kesadaran atau koma.
Aktivitas ARAS dipengaruhi aktifitas neurotransmiter:
Serotoninergik
Noradrenergik
Kholinergik
Histaminergik.
Sist. hormon
5. Etiologi
Gangguan proses difus dan multifokal = Metabolik (ex DM), Infeksi, Konkusio, dll..
Lesi supratentorial =Hemoragik (EDH, SDH, ICH), Infark, tumor
Lesi Infratentorial = Hemoragik (cerebellum, pons), Infark batang otak, Tumor
cerebellum, Abses cerebellum
6. Klasifikasi Penurunan
Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal/ lateralisasi dan tanpa disertai kaku
kuduk
Gangguan Iskemik
Gangguan metabolik
Intoksikasi
Infeksi sistemis (ex pasien sepsis)
Hipertermia
Epilepsi
Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal/ lateralisasi disertai dengan kaku kuduk
Perdarahan Subarachnoid
Radang selaput otak
Radang otak
Gangguan Kesadaran disertai dengan keainan focal :
Tumor otak
Perdarahan otak
Infark otak
Abses otak
7. Mekanisme penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran, gangguan terbagi menjadi dua, yakni gangguan derajat (kuantitas,
arousal, wakefulness) kesadaran dan gangguan isi (kualitas, awareness, alertness)
kesadaran
Penurunan kesadaran disebabkan oleh gangguan pada korteks secara menyeluruh
misalnya pada gangguan metabolik, dan dapat pula disebabkan oleh gangguan ARAS di
batang otak, terhadap formasio retikularis di thalamus, hipotalamus maupun
mesensefalon
8. Anamnesis
Trauma kepala, kejang, epilepsi, diabetes melitus, pengobatan dengan obat hipoglikemik,
insulin.
Penyakit ginjal, hati, jantung dan paru.
Perubahan suasana hati, tingkah laku atau depresi.
Penggunaan obat /penyalahgunaan zat.
Alergi, gigitan serangga, syok anafilaktik.
Gejala kelumpuhan, demensia, gangguan fungsi luhur.
Penyakit terdahulu yang berat serta perawatan di rumah sakit sebelumnya
9. Pemeriksaan Umum
Tanda vital : nadi, respirastion rate, tekanan darah, suhu,
Kepala : trauma, hematoma di kepala, hematom di sekitar mata, perdarahan telinga dan
hidung.
Toraks, abdomen, dan ekstremitas : tanda-tanda trauma, deformitas atau bekas suntikan.
Leher
10. Pemeriksaan Neurologis
Perhatikan sikap penderita sewaktu berbaring
tenang dan santai, yang menandakan bahwa penurunan kesadaran tidak dalam.
gerakan menguap dan menelan menandakan bahwa turunya kesadaran tidak
dalam.
Kelopak mata yang terbuka dan rahang yang “tergantung” didapatkan pada
penurunan kesadaran yang dalam.
Skala koma Glasgow, yang memperhatikan respons (tanggapan) penderita terhadap
rangsang.
Keadaan respirasi, pupil mata, gerakan bola mata, funduskopi dan motorik
11. Tahapan orang meninggal berdasarkan pola pernafasan
Pernafasan Cheyne Stokes
Pola: Penderita bernafas makin lama makin dalam, kemudian makin dangkal dan
diselingi oleh apnea (berhenti nafas sebentar).
Penyebab : Disfungsi hemisfer bilateral, sedangkan batang otak masih baik.
Gangguan metabolik dan gagal jantung.
Hiperventilasi Neurogenik Sentral
Inspirasi yang memanjang diikuti oleh apnea pada ekspirasi dengan frekuensi satu
sanpai satu setengah permenit.
Pernafasan Kluster
16. Gambaran Tanda dan Gejala Keadaan yang Menimbulkan Penurunan Kesadaran
Lesi Massa Supratentorial
Dimulai dengan gejala disfungsi serebral fokal.
Progtesivitas gejala rostro-kaudal.
Gejala neurologis yang sesuai dengan lokasi anatomis (misalnya pada
diensefalon, otak tengah-pons, medula oblongata).
Gejala motorik (biasanya asimetris).
Massa atau Kerusakan Subtentorial
Riwayat disfungsi batang otak atau onset koma yang tiba-tiba.
Gejala-tanda disfungsi batang otak yang mendahului aiau menyertai koma yang
mana selalu- didapatkan kclaianan okulo-vestibuler.
Parese saraf otak.
Gangguan pemapasan.
Gangguan Metabolik
17. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah, meliputi darah lengkap, keton, faal hati, faal ginjal dan elektrolit.
Pemeriksaan darah u/ menyingkirkan
1. leukosit = Lebam
2. Hb = Anemia
3. Eritrosit = sepsis
Funduskopi
untuk mengetahui papil udem, pendarahan mata
Pemeriksaan toksikologi, dari bahan urin darah dan bilasan lambung.
ex pasien mabuk ga sadar untuk mengathui keracunan apa
Pemeriksaan khusus:
CT scan kepala ;kalo ada lateralisasi saja. Ex pasien gula 500 (DM) dan
lateralisasi tidak ada = stroke karena ensefalopati
Pemeriksaan Lateralisai ;asimetrik gerakan, reflek fisio beda, reflek pato
pemeriksaan Lateralisasi pada pasien ga gerak samsek ; test lengan jatuh
Pemeriksaan cairan serebrospinal ; Pada ensefalitis depresi neurologi atau
penurunan kesadaran. Bukan meningitis
EEG : Kalo kejang
EKG : jantung
Foto toraks : liat bagian dalam thorax
Pemeriksaan gas darah
mengathui asidosis atau alkalosis