disebut alkalosis
Ketidak seimbangan metabolic terjadi bila gangguan
primer pada konsentrasi bikarbonat.
Karena bikarbonat sebagai pembilang, maka
peningkatan bikarbonat akan meningkatkan pH,
disebut alkalosis metabolic.
Sedangkan penurunan bikarbonat akan menurunkan
pH, disebut asidosis metabolic.
Ketidak seimbangan respiratoric terjadi bila
gangguan primer pada konsentrasi CO2.
Karena CO2 sebagai penyebut, maka peningkatan
CO2 akan menurunkan pH, disebut asidosis
respiratorik.
Sedangkan penurunan CO2 akan meningkatkan pH
disebut alkalosis respiratorik.
Ada 3 respons kompensatorik:
1. Respons ECF dan ICF
2. Respons pernafasan terhadap CO2
3. Respons ginjal terhadap HCO3 – dan H +
1. ASIDOSIS – METABOLIK.
Terjadi penurunan pH akibat konsentrasi HCO3 –
plasma turun.
Gejala:
▪ Gangguan kardiovaskuler: vasodilatasi perifer,
kontraksi myocard terganggu (pH < 7,1)
▪ Gangguan neurologist: kelelahan, coma.
Kompensasi tubuh:
Ginjal: menahan HCO3 -, ekskresi garam-garam
asam, produksi ammonia meningkat
ECF: menurunkan ion H + H + masuk ke intrasel,
diikuti K + keluar dari intrasel hiperkalemia.
Pernafasan: membuang CO2 hiperventilasi
Plasma;
Plasma + NaHCO3
asidosis
hiperkloremik
25 mEq
NaHCO3 HCO3 cepat
Na+ = 140 mEq/L Na = 165 mEq/L dimetabolisme
+
• Jika [CO32-] maka calcium yang terionisasi akan diikat oleh [CO32-]
hipokalsemia akut; sensitifitas membran sel tetany, hyperexcitability of
muscles, sustained contraction, dan gangguan kontraksi otot jantung.
DUA VARIABEL
VARIABEL DEPENDENT
INDEPENDEN VARIABLES
H+ HCO3-
OH- AH
CO3- A-
RESPIRASI METABOLIK
Alb PO4-
AIR Anion kuat
Cl- UA-
Definisi:
Strong ion difference adalah ketidakseimbangan muatan
dari ion-ion kuat. Lebih rinci lagi, SID adalah jumlah
konsentrasi basa kation kuat dikurangi jumlah dari
konsentrasi asam anion kuat. Untuk definisi ini semua
konsentrasi ion-ion diekspresikan dalam ekuivalensi
(mEq/L).
KATION ANION
WEAK ACID
HCO3-
Ca++
K+ 4
K 4
24 SID
Weak acid
(Alb-,P-)
Na+
140
Cl-
102
KATION ANION
MENGAPA PENGATURAN pH
SANGAT PENTING ?
AKIBAT DARI ASIDOSIS BERAT
Kardiovaskular Respirasi
Gangguan kontraksi otot jantung Hiperventilasi
Penurunan kekuatan otot nafas dan
Dilatasi Arteri,konstriksi vena, dan menyebabkan kelelahan otot
sentralisasi volume darah Sesak
Metabolik
Peningkatan tahanan vaskular paru Peningkatan kebutuhan
metabolisme
Penurunan curah jantung,
jantung, tekanan Resistensi insulin
darah arteri,
arteri, dan aliran darah Menghambat glikolisis anaerob
hati dan ginjal Penurunan sintesis ATP
Hiperkalemia
Sensitif thd reentrant arrhythmia dan Peningkatan degradasi protein
penurunan ambang fibrilasi
ventrikel Otak
Penghambatan metabolisme dan
regulasi volume sel otak
Menghambat respon kardiovaskular
terhadap katekolamin Koma
Plasma
SID : 38 19 = Acidosis
ASIDOSIS DILUSI
MEKANISME PEMBERIAN NA-
BIKARBONAT PADA ASIDOSIS
25 mEq
NaHCO3 HCO3 cepat
Na+ = 140 mEq/L Na+ = 165 mEq/L dimetabolisme
Cl- = 130 mEq/L Cl- = 130 mEq/L
SID = 35 mEq/L
SID =10 mEq/L 1 liter 1.025
liter
Albumin ) Albumin x 10
Unmeasured Anion: BE – (1 + 2 + 3) mEq/L
asidifikasi
Unmeasured anion: harus (+), bila (-) berarti
darah, sedang pada bayi dan anak bila perdarahan > 10% EBV.
Transfusi dengan:
SID : 38
ASIDOSIS HIPERKLOREMIK AKIBAT
PEMBERIAN LARUTAN Na Cl 0.9%
Plasma
SID : 19 Asidosis
PLASMA + Larutan RINGER LACTATE
SID : 38
Normal pH setelah pemberian
RINGER LACTATE
Plasma