Anda di halaman 1dari 25

Antibiotik SOCA Hepatitis A 4) Lingkungan sekitar rumah mungkin

tidak bersih
Nona Ababil, 15 tahun, datang dengan keluhan 5) Bangunan rumah yang
demam sejak 5 hari yang lalu, pasien juga mengeluh lemas, semipermanen
nafsu makan menurun, mual muntah, air kencing pekat dan 6) Rumah tidak sehat dengan luas
mata agak kuning. Dia datanng karena penyakitnya sudah hanya 4x5m padahal dihuni oleh 5
mengganggu aktivitas dan berharap cepat sembuh. Dia orang
khawatir penyakitnya tambah parah sehingga ia ingin 7) Lingkungan sekolah yang tidak
mengetahui apa penyakitnya. mendukung dengan banyaknya
Nona ababil merupakan siswi SMK. Nona ababil penjual pinggiran jalan yang tidak
memiliki kebiasaan jajan makan dan minum di pinggir jalan sehat
dan terbiasa tidak mencuci tangannya sebelum makan. Teman 8) Teman sekolah yang menderita
sekolahnya juga memiliki gejala yang sama dan ada yang keluhan yang sama
dirawat di rumah sakit. 9) Taman sekolah yang suka mengajak
Rumah nona ababil luasnya 4x5m atapnya jajan di pinggir jalan
menggunakan seng, temboknya masih menggunakan bambu 10) Sosial ekonomi mungkin kurang
dan dihuni oleh ayah, ibu beserta 2 adiknya. Ayahnona ababil dilihat dari pekerjaan ayah dan ibu
merupakan seorang petani sedangkan ibunya ada seorang nona ababil
buruh cuci. Skor APGAR 3 e. Aspek fungsi sosial
PF: semua normal kecuali skleranya yang ikterik sama suhu 3, karena sudah tidak mampu sekolah dan
tubuhnya yang febris hanya beraktivitas di dalam rumah
Pertanyaan:
1. Diagnostik holistik 2. Penanganan komprehensif
2. Penanganan komprehensif a. Patient centered
JAWABAN: 1) Initial plan: SGOT SGPT,
1. Diagnostik holistik pemeriksaan bilirubin, pemeriksaan
a. Aspek personal DNA HAV, pemeriksaan HbsAg,
1) Keluhan utama: demam HbcAg, HbeAg, USG, Biopsi hati,
2) Keluhan tambahan: lemas, nafsu CT scan hati, endoskopi, biopsi
makan menurun, mual muntah, air lambung, pemeriksaan feses,
kencing pekat dan mata agak kuning pemeriksaan darah
3) Idea: ingin mengetahui penyakitnya 2) Medikamentosa: Curcuma,
dan berobat paracetamol 3x500mg, asam
4) Concern: mengganggu aktivitas mefenamat 3x500mg *karena suka
5) Expectation: Cepat sembuh nyeri perutnya juga kalo hepatitis,
6) Anxiety: khawatir penyakitnya metroclorpramide 3x10mg
tambah parah 3) Non medikamentosa: bed rest, diet
b. Aspek klinis gizi seimbang, aktivitas cukup,
1) DK: Hepatitis A rajinkan olah raga untuk kebugaran
2) DD: Hepatitis B, Hepatoma, 4) KIE: edukasi tentang penyakitnya
Dispepsia, Gastroenteritis (piringnya disendirikan),
3) Dengan tanpa penyerta penyakit penularannya, pencegahannya
lain seperti imunisasi, dan
c. Faktor risiko instrinsik pengobantannya
1) Usia 15 tahun 5) Edukasi untuk tidak jajan
2) Jenis kelamin perempuan sembarangan
3) Kebiasaan jajan di pinggir jalan, 6) Edukasi untuk pentingnya mencuci
tidak mencuci tangan sebelum tangan sebelum makan
makan 7) Monitoring hasil lab tiap sebulan
4) Pengetahuan akan kebersihan yang sekali
kurang 8) Evaluasi klinisnya tiap sebulan
5) Masih seorang siswi SMK -> sekali
secara psikologis suka ikut-ikutan b. Family focus
temennya, masih ababil 1) edukasi tentang penyakitnya,
d. Faktor risiko ekstrinsik penularannya (piringnya
1) Keluarga perilaku kebersihan disendirikan), pencegahannya
mungkin kurang makanya nona seperti imunisasi, dan
ababil jadi terbiasa tidak menjaga pengobatannya
kebersihan makan. 2) Edukasi untuk membina keakraban
2) Keluarga dalam hubungan keluarga (perbaiki skor
interpersonal kurang baik, dapat APGARnya)
dilihat skor APGARnya 3. 3) Edukasi PHBS
3) Pengetahuan Keluarga yang kurang 4) Edukasi bagaimana dan pentingnya
dilihat dari ayah ibunya hanya menciptakan rumah sehat
seorang petani dan buruh cuci 5) Screening keluarga
pendidikannya kurang.
6) Dukungan kepada pasien seperti  Diagnosis Banding :
bantu mengingatkan untuk minum i. Anemia mikrositik
obat, dan antar jika mau kontrol hipokromik
pengobatan ii. Anemia karena penyakit
7) Perubahan perilaku keluarga di kronis
rumah terutama yang mendukung iii. Ascariasis
kebersihan iv. Creeping eruption
c. Community focus v. Anemia megaloblastik
1) Edukasi tentang penyakitnya, 3. Aspek Faktor Resiko Internal
penularannya (piringnya  Laki-laki
disendirikan), pencegahannya  Usia 19 tahun
seperti imunisasi, dan  Pergi ke sekolah tanpa
pengobatannya menggunakan alas kaki
2) Screening penyakit di lingkungan  Kebiasaan tidak mencuci tangan
sekolah sebelum makan
3) Ciptakan kantin sehat di dalam  Sering makan gorengan dan teh
lingkungan sekolah manis
4) Diadakannya imunisasi massal 4. Aspek Faktor Resiko Eksternal
 Rumah semi permanen beralasakan tanah
 Perjalana ke sekolah melalui jalanan tanah
 Kemungkinan sering makan sayur yang
ANEMIA DEFISIENSI BESI belum dicuci bersih masih ada telur cacing
5. Aspek Skala Fungsi Sosial
Contoh kasus dari SOCA 2011
An.faqih 15 th datang bersama ibunya 45 th ke Skala Aktivitas Ketergantungan
puskesmas dengan keluhan mata berkunang-kunang dan Fungsi Menjalankan Fungsi Terhadap Orang Lain
mudah lelah. Selain itu anak mengeluhkan perutnya sakit, Perawatan diri, kerja
pusing, sulit konsentrasi dan mengeluhkan saat BAB Melakukan pekerjaan
1 di dalam/luar rumah
ditemukan cacing 3 hari yang lalu. Pasien datang karena ingin seperti sebelum sakit
dengan mandiri
tahu tentang penyakit yang dia derita. Pasien mengeluhkan
Pekerjaan ringan
penyakitnya mengganggu aktivitasnya. Dia menghawatirkan Mulai mengurangi
2 sehari-hari di
penyakitnya bertambah parah dan berharap agar segera aktivitas kerja
dalam/luar rumah
sembuh.
Pasien bersekolah di SMK kelas 10, dia sering pergi ke Perawatan diri masih
Perawatan diri,
sekolah tanpa menggunakan alas kaki. Bapaknya bekerja 3 bisa dilakukan, kerja
pekerjaan ringan
sebagai petani dan ibunya menjual gorengan. Dia tinggal ringan
bersama kedua orang tuanya dan adeknya (nuclear family). Perawatan diri pada Tidak melakukan
Rumahnya berukuran 4x5 m2, dinding dari bambu, dan 4 keadaan tertentu, aktivitas kerja,
beralaskan tanah, atap seng, kamar tidur 2. Dia biasa makan 3 duduk dan berbaring tergantung keluarga
sampai 4 kali sehari, sayur, nasi, gorengan, dan sering minum Perawatan diri
Tergantung perilaku
teh manis. Dia mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan 5 dilakukan orang lain,
rawat
sebelum makan. APGAR score 3. Dia tidak pernah berbaring pasif
mengeluhkan penyakit ini sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik: Skala Fungsi Sosial: 2
Tanda vital: Normal --> 120/90
Konjungtiva: anemis *Skala fungsi sosial diagnosis holistik dari buku
Ekstremitas: pucat tutor:
Skala 1: Tidak ada kesulitan dimana pasien dapat
Penegakkan Diagnosis Holistik hidup sendiri
1. Aspek Personal Skala 2: Pasien mengalami sedikit kesulitan
i. Keluhan utama : Mata berkunang-kunang (bekerja seperti biasa, tetapi
dan mudah lelah membatasi pekerjaan)
ii. Keluhan penyerta : Sakit perut, pusing, sulit Skala 3: Ada beberapa kesulitan, perawatan diri
konsentrasi dan mengeluhkan saat BAB masih bisa dilakukan, hanya dapat
ditemukan cacing. melakukan kerja ringan
iii. Concern : Pasien datang karena Skala 4: Banyak kesulitan, tidak melakukan
ingin tahu tentang penyakit yang dia derita aktivitas kerja, tergantung pada
dan mengeluhkan penyakitnya mengganggu keluarga
aktivitasnya Skala 5: Tidak dapat melakukan kegiatan
iv. Expectancy : Pasien berharap
agar segera sembuh
v. Anxiety : Pasien menghawatirkan Penanganan Komprehensif
penyakitnya bertambah parah a. Personal/Patient Care
2. Aspek Klinis i. Rencana penegakkan diagnosis
 Diagnosis Kerja : Anemia Defisiensi Besi et - Pemeriksaan darah tepi
causa Cacing Helminthes
- Pemeriksaan darah (Hb, leukosit, SOCA INTEGRASI NOVEMBER GEL 2
trombosit, MCV, MCH, MCHC) Susp. TB paru kasus kambuh
- Pemeriksaan kadar Fe serum
- Pemeriksaan GDP dan GD2PP Tn. Y, 44 tahun mengeluhkan batuk-batuk sekitar 3 minggu.
- Pemeriksaan oftalmoskopi/tes mata Berdahak berwarna putih. (lupa berdarah atau nggak). Pasien
- Pemeriksaan Feses merasa semakin kurus, berkeringat malam. Dulu pernah ada
- Pemeriksaan EKG* riwayat flek paru dan telah berobat serta dinyatakan sembuh.
- Pemeriksaan profil lipid* Istri pasien juga mengeluhkan batuk-batuk 2 bulan terakhir.
ii. Initial therapy Pasien tinggal bersama istri dan dua anaknya, yang 1 kelas 5
- Farmakologi SD, yang 1 masih bayi apa ya, tidak ada keluhan anaknya.
Anemia dikoreksi peroral: 3 – 4x sehari Pasien ingin mengetahui penyakit yang dideritanya, pasien
dengan besi elemental 50 – 65 juga merasa penyakitnya sudah mulai mengganggu
mg aktivitasnya. pasien khawatir penyakit ini akan semakin parah
1. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg dan berharap agar cepat sembuh.
mengandung 65 mg besi
elemental, 195; 39). Tn. Y merokok sekitar 2 bungkus sehari sudah lama, kerjanya
2. Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; sebagai tukang sapu pinggir jalan dan hampir gak pernah pake
107 dan 195; 64). APD. Saat ini pasien masih bekerja, namun mulai membatasi
3. Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; aktivitas. Pendidikan pasien dan istri rendah (SMP kalo gak
39). salah). Pasien tinggal di rumah ukuran 6x6 m (pokoknya ga
4. Vitamin C 8m2/orang). Rumah pasien sudah berdinding tembok dan alas
- Non-farmakologi keramik namun memiliki pencahayaan yang kurang karena
1. Istirahat tirah baring jendela jarang dibuka. APGAR skor keluarga 8.
2. Makan sayur Pemeriksaan fisik:
3. Minum cukup Tanda vital: tensi dan nadi dbn. RR:28x/menit S:38.8C
4. Aktivitas fisik regular BMI: lupa berapa pokoknya rendah.
iii. Edukasi Paru : SD vesikuler +/+ rhonki basah halus -/- rhonki basah
- Edukasi penyakit menganai perjalanan kasar -/- wheezing -/- (normal kabeh)
penyakit beserta tatalaksananya untuk Cor : normal kabeh, batas jantungnya, bunyi jantungnya juga
menjaga ketaatan dan kepatuhan pasien normal.
- Jaga higienitas personal, kebersihan Pemeriksaan fisik yang lain dalam batas normal
organ tubuh dengan mencuci tangan Tidak ada informasi tentang pemeriksaan penunjang.
sebelum makan Pertanyaan:
- Menerapkan kebiasaan menggunakan 1. Diagnosis holistik
alas kaki 2. Tatalaksana komprehensif
- Perubahan cara membersihkan makanan, Jawaban :
dan pola makan seperti mengurangi 1. Diagnosis holistik
gorengan a. Aspek personal
- Minum obat secara teratur
 Keluhan utama : batuk tidak sembuh-
- Screening komplikasi secara rutin
sembuh
b. Family care/focus family
 Keluhan penyerta : batuk berdahak putih,
- Edukasi bahaya tidak memakai alas kaki
penurunan BB keringat malam
dalam kehidupan sehari-hari dan
pentingnya mencuci tangan sebelum  Idea : ingin berobat
dan mengetahui penyakitnya
makan
- Menghentikan dan mengganti kebiasaan  Concern : mengganggu aktivitas
memakan gorengan dengan sayur  Expected : ingin segera
- Perlunya pembinaan keluarga untuk sembuh
hubungan keluarga yang harmonis  Anxiety : khawatir
c. Community care/focus local community penyakitnya akan semakin parah
- Edukasi masyarakat mengenai penyebab b. Aspek klinis
penyakit anemia untuk salahsatunya  Diagnosis banding : TB paru kasus
membiasakan masyarakat menggunakan kambuh, Pneumonia, PPOK, keganasan
alas kaki  Diagnosis kerja : susp. TB paru kasus
- Screening warga dengan penyakit yang kambuh
serupa  Penyakit penyerta: tidak ada
- Edukasi warga untuk menyarankan c. Faktor risiko intrinsik
membuat rumah permanen, minimal:  Unmodified: Tn. Y usia 44 tahun, laki-laki
lantai berkeramik  Modified
- Edukasi masyarakat untuk membiasakan - BMI rendah
diri mencuci makanan/sayuran dengan - Kebiasaan merokok 2 bungkus sehari
baik - Pendidikan rendah
d. Faktor risiko ekstrinsik
- Istri pasien juga mengalami keluhan
yang sama
- Tidak pernah memakai APD saat mau masukkin apa lagi -_- mungkin ada
bekerja (masker terutama) yg punya jawaban lain)
- Pendidikan istri yang rendah  Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE)
- Ekonomi keluarga menengah ke bawah - Memberikan pengetahuan mengenai
- Rumah tidak memenuhi syarat rumah penyakit dari definisi sampai ke
sehat: secara ukuran terlalu kecil tatalaksana dan menegaskan bahwa ini
(harusnya > 8m2/orang), pencahayaan penyakit menular terus diceritain apa aja
rumah kurang, ventilasi jarang dibuka (ini gak ditulis, cuma diomongin aja)
- Skor APGAR 8 o Edukasi bahwa penyakitnya
e. Aspek fungsi sosial kemungkinan kambuh, flek.
Skala Aktivitas Ketergantungan Karena kambuh obatnya beda,
Fungs Menjalankan Fungsi Terhadap yang Lain gak sama kaya pengobatan
i yang dulu
1 Melakukan pekerjaan Perawatan diri, kerja di o Edukasi mengenai rencana
seperti sebelum sakit dalam/luar pengobatan ada obat
rumah/mandiri suntiknya selama 60 hari, dan
2 Pekerjaan ringan Mulai mengurangi harus teratur karena kalo
sehari-hari di aktivitas kerja gak teratur risiko resisten
dalam/luar rumah dan penyakitnya jadi gak
3 Perawatan diri, Perawatan diri masih mempan dengan obat akan
pekerjaan ringan bisa dilakukan, kerja tinggi
ringan o Edukasi mengenai ESO seperti
4 Perawatan diri pada Tidak melakukan mual, muntah, pusing berputar
keadaan tertentu, duduk aktivitas kerja, dan suruh bilang keluhannya
dan berbaring tergantung keluarga pas kontrol
5 Perawatan diri Tergantung perilaku o Edukasi bahwa penyakitnya
dilakukan orang lain, rawat menular melalui
berbaring pasif droplet/liur/dahak jadi ada
pencegahan berupa selalu
2. Tatalaksana komprehensif memakai masker, alat
a. Patient centered makannya cuci pake air
 Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk panas gausah gabung-gabung
menguatkan diagnosis, menyingkirkan dulu minum juga gelasnya
diagnosis banding, dan mencari komplikasi) sendiri-sendiri
- Cek SpO2 o Edukasi mengenai evaluasi
- Lab darah (mencari adanya pengobatannya (periksa dahak
leukositosis/normal, dominasi limfosit, lagi di akhirbulan ke-2, rencana
LED memanjang atau nggak) periksa resistensi kalo masih +)
- Cek sputum SPS o Edukasi mengenai prognosis
- Rontgen thorax AP/lateral (apa ada kalo berobat sesuai jadwal dan
infiltrat, cavitas) komplikasi kalo gak mau
- Pemeriksaan GeneExpert (tulisannya berobat yang bener
gimana sih ya? tp sambil dijelasin kl - Memberi tahu etika batuk yang benar -->
dengan pengobatan ini ga respon aku jawabny yang batuk tutup pake tisu
kemungkinan ada MDR) terus tisunya dibuang sm kalo batuk
- Spirometri (untuk menyingkirkan DD) ditutupnya bukan pake telapak tang, tp
 Medikamentosa (sesungguhnya di dalem lengan bagian dalam, terus pas
ruangan gak nyebutin dosis karena gak bimbingan Long case teakhir sm dr. Sari
nyukup dan disuruh lengkapin jawaban soal beliau bilang harusnya etika batuk
lain, tp kalo ada dosisnya mungkin lebih pasien TB itu ditambahin biar jangan
baik) buat ludah/dahak sembarangan
- OAT kategori 4 - Meminta pasien untuk makan dan
RHZES/RHZE/5(RHE)3 (4 bulan minum seperti biasa, terlebih setelah
RHZES, 1 bulan RHZE, 5 bulan RHE sembuh karena BMI kurang memiliki
diminum 3x seminggu) risiko lebih tinggi terkena penyakit apa
- Vit B kompleks --> untuk pun terutama pernapasan
menanggulangi ESO - Meminta pasien untuk berhenti merokok
- Curcuma --> untuk menanggulangi ESO (kalo masih berusaha pelan-pelan
 Non-medikamentosa bilangin ngerokok jangan di dalem
- Bed rest rumah, karena berisiko buat anaknya yg
- Diet tinggi karbohidrat tinggi protein, masih kecil
mengejar BMI yang rendah biar jadi - Edukasi agar selalu menggunakan APD
ideal sesuai standard saat bekerja (masker,
- Olahraga teratur biar badan lebih sehat sepatu boot) dan efeknya kalo gak pake
- (Nah ini salah satu poin yang disuruh APD terutama ke saluran nafas
tambahin terus, tapi da aku mah gatau  Monitoring evaluasi (Monev)
- Tanda klinis Tanda vital pokoknya yg ga normal TD nya 140/90
- Respon terapi Sisanya normal dan yang bikin kaget ga ada pemeriksaan
- Evaluasi dahak sputum BTA
b. Family focus
 Edukasi keluarga mengenai penyakit dan Pertanyaan : Tulis diagnosis holistik dan penatalaksanaan
kemungkinan penularan komprehensif!
 Edukasi cara pencegahan : memakai
masker,etika batuk dan PHBS khususnya 1. Diagnosis Holistik
cuci tangan a) Aspek Personal
 Screening pada semua anggota keluarga,  Keluhan Utama : batuk sejak 3 minggu
ibu cek dahak, anak-anak di skoring  Keluhan Penyerta : demam ringan, berat badan
 Evaluasi imuisasi dasar anak udh lengkap turun, berkeringat pada malam hari
semua belom terutama BCG. Terus  Idea : Batuk
dilanjutkan sesuai usia.  Concern : maap rio lupa banget  ada temannya
 Kalo positif, terapi TB segera, kalo misal yg kena atau apa ya lupa
negatif, anaknya dikasih profilaksis.  Expectation : sembuh
 PMO buat yg sakit TB  Anxiety : Khawatir mengganggu aktivitas
 Mempertahankan skor APGAR, kalo bisa b) Aspek Klinis
dimaksimalkan  Dx Kerja : Awalnya aku tulis suspek TB kasus
 Edukasi mengenai rumah sehat terutama baru sama Hipertensi Grade 1 ternyata dr.Madya
pencahayaan, diminta untuk sering membuka ngasih tau kalo BTA nya positif kamu Dx apa?
jendela.  TB paru BTA (+) kasus Baru dengan
 Memberikan dukungan sosial dan emosional Hipertensi Grade 1
pada pasien dalam proses pengobatan  DD : Bronkiektasis, pneumonia, bronkhitis akut,
penyakit meningoensefalitis
 Memberikan dukungan moral dan sesalu c) Aspek F. Risiko Internal
mengingatkan agar tidak merokok di dalam  Wanita usia 40 thn
rumah  Pendidikan tamatan SD
c. Community centered  Memiliki riwayat ortu PJK
 Melakukan penyuluhan di lingkungan sekitar  Kebiasaannya makannya gimana..
tentang TB dan cara deteksinya d) Aspek F. Risiko Eksternal
 Screening komunitas serta melakukan  Sosial ekonomi nya rendah
pengobatan jika ditemukan gejala yang sama  Pendidikan tamatan SD
 Edukasi untuk gotong royong membentuk  APGAR skor 5  kurang sehat
lingkungan yang sehat  Hubungan antar anggota keluarga kurang baik
 Kerjasama lintas sektoral untuk bekomitmen  Suami perokok dan batuk-batuk
mendeteksi dan menanggulangi kasus TB  Pekerjaan di pasar dengan lingkungan yang
(masyarakat, kader, pemegang kebijakan) kumuh
 Teman di pasar ada yang terkena batuk2 juga
 Luas rumah sempit
 Ventilasi buruk dll..yg jelek2 tulis
SOCA e) Aspek Skala Fungsi Sosial  1 kalo ga salah
TB DENGAN HIPERTENSI GRADE-1
TIPS : kalo yang ambigu2 misal pendidikan itu masuk
KASUS f.risiko internal apa eksternal mending tulis di dua-dua
Ny. Sitikam usia 40an batuk2 ada dahaknya udah 3 nya, soalnya kita ga tau itu masuk di borang yg bagian
minggu lebih kalo ga salah, terus dia juga mengeluhkan mana. Aku sih kemaren gitu
demam ringan, berat badan turun, berkeringat pada malam
hari. Khawatir mengganggu aktivitas dan ingin sembuh dari 2. Penatalaksanaan Komprehensif
penyakitnya (concern nya lupa ). a) Personal Care
Ny. Sitikam pendidikannya tamatan SD. Ayahnya tuh  Initial plan diagnosis : darah lengkap,
pernah kena PJK. Rumah nya sempit banget 4x4 isinya 4 pemeriksaan sputum BTA, Rontgen, mantoux
orang, suami sama 2 anaknya. APGAR skor nya 5, suami nya test, urinalisis buat liat udah ada komplikasi atau
tuh batuk2 juga udah 2 minggu ngerokok lagi dan belum belum
diobati. Dinding rumah belum permanen, ventilasi buruk,  Medikamentosa
pokoknya yang jelek2 lah ditulis. Dia bekerja sbg pedagang 2RHZE/4R3H3  2 bulan fase intensif 1 tablet
sayur dipasar dan suami tukang becak. Di lingkungan kerja si 4 fdc selama satu minggu, 4 bulan fase lanjutan
Ny. Sitikam jg ada yg batuk2 jg klo ga salah.. tiga kali seminggu diminum obatnya (harus
Ini soal yang buat dr.Madya tahun 2011 hhmm..kita masih disebutin ya maksudnya).
SMA yg unyu-unyu . TIPS nya cari tipe2 soal beberapa Buat Hipertensinya aku kasih diuretik HCT 1 x
tahun ke belakang, terutama 2009 dan dari 2010 jg belum 50 mg, kalo masih grade 1 cukup satu obat aja,
dapet kita.. kalo udah grade 2 baru kombinasi. Tapi inget
ACEI sama ARB GA BOLEH bareng.
Pemeriksaan Fisik Paracetamol 3 x 500 mg
Keadaan Umum : compos mentis Ambroxol 3 x 30 mg
 Non-medikamentosa
Olahraga teratur SOCA INTEGRASI SEPTEMBER-OKTOBER
Istirahat cukup
2017 GELOMBANG I
Diet rendah garam, tinggi protein
Hindari rokok PNEUMONIA
Hindari alkohol Anamnesis:
 KIE Seorang wanita usia .. tahun datang dengan keluhan sesak
TIPS lagi dari dr.Madya edukasi tuh harus napas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai demam naik
URUT.. turun dan batuk berdahak sejak 1 minggu yang lalu. Batuk
- Mulai dari penyakitnya edukasikan ttg berdahak kental berwarna putih. Teman sebangku pasien di
penyakit TB merupakan penyakit yang sekolah juga mengalami keluhan yang sama sampai dirawat di
menular bisa dari suami atau teman rumah sakit 2 minggu yang lalu. Pasien memiliki kebiasaan
kerjanya di pasar jajan es di sekolah. Saat ini pasien tidak masuk sekolah namun
- Edukasi ttg hipertensinya bisa diakibatkan masih melakukan aktivitas di rumah. Pasien ingin mengetahui
oleh keturunan, diet yang tidak sehat penyakit yang dideritanya. Pasien sedang persiapan untuk ujian
- Edukasi faktor risikonya tinggal disebutin sekolah, sehingga pasien khawatir penyakit ini akan
aja yg diatas mengganggu persiapan ujiannya. Pasien berharap agar cepat
- Karena ini TB jelasin juga penularannya sembuh.
lewat udara jd harus pake masker Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya yang masih
- Edukasi ttg cara pengobatannya dan sekolah SD. Ayah bekerja sebagai petani dan ibu (lupa kerja
pemakaian obatnya yg tdi udah aku sebutin atau tidak) (kalau ga salah ada informasi tentang pendidikan
- Pengobatannya lama dan harus diminum kedua orangtua yang rendah). Ayah pasien memiliki kebiasaan
secara teratur, klo engga balik lagi dari merokok. Pasien tinggal di rumah ukuran ..x.. m (pokoknya ga
awal 8m2/orang) di wilayah yang padat penduduk. Rumah pasien
- Edukasi ttg efek samping obatnya jelasin sudah berdinding tembok dan alas keramik namun memiliki
kalo kencing warna merah jangan kaget, pencahayaan yang kurang karena jendela jarang dibuka.
kalo mual-muntah di stop dulu, kalo APGAR skor keluarga 6.
gangguan pendengaran sama penglihatan Pemeriksaan fisik:
buram itu harus STOP obatnya Tanda vital: tensi dan nadi dbn. RR:28x/menit S:38.8C
- Jelasin juga kalo misal ga diobatin bisa BMI: 16
timbul komplikasi kuman TB nya nyebar Paru : SD vesikuler +/+ rhonki basah halus +/+ rhonki basah
luas di tubuh kasar -/- wheezing -/-
SERIUS yang tadi harus disebutin semua.. Pemeriksaan fisik yang lain dalam batas normal
alhamdulilah aku ngikutin itu jd ga dicecer lagi  Tidak ada informasi tentang pemeriksaan penunjang.
b) Family Care Pertanyaan:
1. Diagnosis holistik
 Perbaiki APGAR skor dengan rajin kumpul
2. Tatalaksana komprehensif
keluarga/plan meeting, makan bersama, bila ada
Jawaban:
masalah didiskusikan
1. Diagnosis holistik
 Edukasi suami untuk dicek sputum dan diobati
a. Aspek personal
mbok udah nular
 Keluhan utama : sesak napas
 Edukasikan suami untuk tidak merokok
 Keluhan penyerta : demam, batuk berdahak
 Perlu dukungan keluarga dalam penanganan
kental berwarna putih
masalah ini terutama yg TB
 Idea: ingin berobat dan mengetahui
 Edukasikan PMO!! (ini nihh kunci nya di TB)
penyakitnya
tentang faktor risiko, cara pemakaian obatnya dan
 Concern : mengganggu aktivitas sekolah
pengawasan keteraturan minum obatnya
khususnya persiapan ujian
 Jeli liat disana dia ada f.risiko PJK harus gimana
 Expected : ingin segera sembuh
nih Skrinning buat keluarga 
 Anxiety : khawatir penyakitnya akan
 Perbaikan kondisi rumah bila memungkinkan
mengganggu persiapan ujian dan cemas
c) Community Care
karena ada temannya yang sampai dirawat di
 Penyuluhan ttg penyakit TB yang bisa menular
rumah sakit karena keluhan yang sama.
 Penyuluhan ttg hipertensi juga bisa diturunkan,
b. Aspek klinis
akibat diet yg ga sehat, serta merokok
 Diagnosis banding : Pneumonia, TB,
 Edukasikan pula ttg pemakaian masker bila sedang
broncopneumonia
batuk atau pilek
 Diagnosis kerja : pneumonia
 Adakan kerja bakti di lingkungan rumah dan di
 Penyakit penyerta: tidak ada
lingkungan kerja terutama di pasar
c. Faktor risiko intrinsik
 Unmodified: usia, jenis kelamin. (ini tak
TIPS terakhir DON’T BE PANIC! kalo ga keburu nulis itu
masukin info yg ada aja walaupun
semua seloow, aku kemaren ga sempet nulis family care sama
pneumonia ga dipengaruhi sm usia dan jenis
community care. Asalkan yg faktor2 risiko nya lengkap insya
kelamin. Disebutin aja)
allah kebawahnya pun ngikutin ini kok dan jangan lupa pinjem
soal ke dokternya di dalem hhe..  Barakallah fiikum  Modified
- BMI rendah
- Kebiasaan jajan es di sekolah
d. Faktor risiko ekstrinsik
- Ada teman sebangku pasien yang - Infus RL 20 tpm (kalau ada yg punya
mengalami keluhan sama (karena dekat, sumber lain ttg pilihan infus silahkan)
pasti kontak) - Observasi di IGD dan rencana rawat
- Pendidikan kedua orang tua yang rendah inap
- Ekonomi keluarga menengah ke bawah - Diet tinggi karbohidrat tinggi protein,
- Ayah memiliki kebiasaan merokok (lupa banyak minum karena ada risiko
ada keterangan merokok di dalam atau dehidrasi (demam)
di luar rumah ga) - Bed rest
- Tinggal di lingkungan padat penduduk  Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE)
- Rumah tidak memenuhi syarat rumah - Memberikan pengetahuan mengenai
sehat: secara ukuran terlalu kecil penyakit dari definisi sampai ke
(harusnya > 8m2/orang), pencahayaan tatalaksana dan menegaskan bahwa ini
rumah kurang. penyakit menular
- Skor APGAR 6 (sedang) - Meminta pasien untuk selalu memakai
e. Aspek fungsi sosial masker
Skala Aktivitas Menjalankan Ketergantungan - Memberi tahu etika batuk yang benar
Fungs Fungsi Terhadap yang Lain - Meminta pasien untuk makan dan
i minum seperti biasa, terlebih setelah
1 Melakukan pekerjaan Perawatan diri, kerja di sembuh karena BMI kurang memiliki
seperti sebelum sakit dalam/luar risiko lebih tinggi terkena penyakit apa
rumah/mandiri pun terutama pernapasan
2 Pekerjaan ringan sehari- Mulai mengurangi - Meminta pasien untuk mengurangi
hari di dalam/luar aktivitas kerja kebiasaan jajan es
rumah - Edukasi mengenai PHBS yang baik (ini
3 Perawatan diri, Perawatan diri masih nambah2in aja sih )
pekerjaan ringan bisa dilakukan, kerja  Monitoring evaluasi (Monev)
ringan - Tanda klinis terutama sesak dan suhu
4 Perawatan diri pada Tidak melakukan - Saturasi oksigen
keadaan tertentu, duduk aktivitas kerja, - Efek terapi
dan berbaring tergantung keluarga b. Family focus
5 Perawatan diri Tergantung perilaku  Edukasi keluarga mengenai penyakit dan
dilakukan orang lain, rawat kemungkinan penularan
berbaring pasif  Edukasi cara pencegahan : memakai
masker,etika batuk dan PHBS khususnya
2. Tatalaksana komprehensif cuci tangan
a. Patient centered  Meminta ayah pasien untuk tidak merokok
 Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk khususnya di dalam rumah
menguatkan diagnosis, menyingkirkan  Memperbaiki skor APGAR
diagnosis banding, dan mencari komplikasi)  Edukasi mengenai rumah sehat terutama
- Cek SpO2 pencahayaan, diminta untuk sering membuka
- Darah rutin jendela.
- Cek sputum SPS  Memberikan dukungan sosial dan emosional
- Rontgen thorax AP/lateral pada pasien dalam proses pengobatan
- Kultur darah atau sputum penyakit
 Medikamentosa  Screening pada keluarga jika ada keluhan
- Anitibiotik : menurut KMK yang yang sama
direkomendasikan kuat, yaitu c. Community centered
Florokuinolon respirasi  Melakukan penyuluhan di sekolah dan
moksifloksasin atau levofloksasin lingkungan rumah mengenai penyakit
(750mg) tersebut dari definisi, pengobatan,
Β-lactam + makrolid amoksisilin pencegahan, dan penularan
dosis tinggi (3x1 gr) atau amoksisilin-
 Screening komunitas serta melakukan
klavulanat (2x1gr). Alternatif obat lain
pengobatan jika ditemukan gejala yang sama
termasuk ceftriaxone, cefpodoxime dan
 Edukasi untuk membentuk lingkungan yang
cefuroxime (2x500mg)
sehat.
- Antipiretik : parasetamol 3x500mg
Tips and trick
- Mukolitik atau ekspektoran: ambroxol
1. Latihan nulis cepet karena yg ditulis banyak banget
3x30 mg (karena pasien batuk berdahak)
padahal waktu cuma 10 menit. Minimal poin-poin penting
- Bronkodilator (emang ga ada
ketulis biar di dalem ga lupa. Yakin pasti kagok karena
wheezingnya, tapi kemarin ditanya sm
udah lama ga SOCA.
pengujinya pas dijawab bronkodilator
2. Hafalin obat masing-masing golongan cukup 1 aja sampe
pake salbutamol sama doi dicentang).
dosis, daripada kebanyakan pusing
 Non-medikamentosa
3. Jangan kebanyakan mikir di nomer 1 karena check list
- Oksigenasi (kemarin sih jawabnya O2
nomer 2 terutama edukasi jauh lebih banyak
nk 2-3 lpm)
4. Jangan berhenti berdoa untuk dimudahkan semua
prosesnya 

SOCA Integrasi - Malaria


Semua jawaban dibawah bersumber dari buku gebrak malaria
dan kmk 514.

Tn. X datang ke faskes dengan keluhan:

KU: Demam menggigil sejak 4 hari yang lalu, demam naik


turun setiap harinya.
KT: berkeringat, nyeri kepala, mual, muntah, nyeri otot
RSE: Ada riwayat pergi ke NTB
-pasien pergi ke dokter untuk tahu penyakitnya dan ingin
sembuh.

TTV: ada demam


PF: konjungtiva anemis +/+; hepar 2 jari bacd; sisanya kalo
gak salah normal
c. Faktor risiko intrinsik
Pertanyaan:  Unmodified: Tn. X, usia ? tahun, laki-laki
1. Diagnosis holistik  Modified
2. Penatalaksanaan komprehensif - Ini lupa banget apa di kasusnya -->
Jawab: nanti disesuaikan yaa
1. Diagnosis holistik
a. Aspek personal d. Faktor risiko ekstrinsik
 Keluhan utama : demam menggigil 4 hari - Riwayat pergi ke daerah endemik
 Keluhan penyerta : berkeringat, mual, malaria (wajib)
muntah nyeri otot -
 Idea : ingin berobat
dan mengetahui penyakitnya
 Concern : mengganggu aktivitas
 Expected : ingin segera
sembuh
 Anxiety : khawatir
penyakitnya akan semakin parah
b. Aspek klinis
Pas disini aku kemaren nyebutin juga dasar
diagnosis singkatnya (anam+pf) - Riwayat keluarga ? (Ini lupa banget apa
 Diagnosis banding : Malaria di kasusnya --> nanti disesuaikan yaa)
falsiparum, malaria vivaks, malaria ovale, - Ekonomi keluarga ?
malaria malariae, malaria knowlesi, dengue - Skor APGAR ?
fever, chikungunya, demam tifoid, o Kalau apgarnya jelek nanti
 Diagnosis kerja : Malaria falsiparum jangan lupa family therapy
 Penyakit penyerta: tidak ada
e. Aspek fungsi sosial
Skala Aktivitas Menjalankan Ketergantungan
Fungs Fungsi Terhadap yang Lain
i
1 Melakukan pekerjaan Perawatan diri, kerja di
seperti sebelum sakit dalam/luar
rumah/mandiri
2 Pekerjaan ringan sehari- Mulai mengurangi
hari di dalam/luar aktivitas kerja
rumah
3 Perawatan diri, Perawatan diri masih
pekerjaan ringan bisa dilakukan, kerja
ringan
4 Perawatan diri pada Tidak melakukan
keadaan tertentu, duduk aktivitas kerja,
dan berbaring tergantung keluarga
5 Perawatan diri Tergantung perilaku
dilakukan orang lain, rawat
berbaring pasif
2. Tatalaksana komprehensif
a. Patient centered
 Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk
menguatkan diagnosis, menyingkirkan
diagnosis banding, dan mencari komplikasi)
Ini kemaren ditanyain
- Gold standar (dari buku gebrak
malaria)
-

- ditanya apusan darah nya apa aja?


- Terus harus ketemu apa di dalam
apusan darah tepinya berarti?
- untuk mencari komplikasi di cek
pemeriksaan darah yang nomor 4
diatas ini persis.
 Medikamentosa (sesungguhnya di dalem
ruangan gak nyebutin dosis karena gak
nyukup dan disuruh lengkapin jawaban soal
lain, tp kalo ada dosisnya mungkin lebih
baik)
Waktu didalem ditanya
- Dosis nya berapa?
- Sediaan apa?
- Dicecer banget nih disini juga

b. Family focus
- karena vektornya nyamuk, jangan
lupa 3M, kelambu, antinyamuk
(untuk mencegah gigitan intinya)
- jangan lupa sekeluarga minum
- sekeluarga bisa cek darah juga
-
-

- profilaksis jangan lupa disebutin


- obat lini pertama kedua juga
disebutin yaa
 Non-medikamentosa
-rawat inap
-diet tktp c. Community centered
 Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE) - karena ada kasus malaria baru di
- paket lengkap penyakit dll daerahnya jangan lupa laporkan ke
- jangan lupa kalau bepergian faskes setempat
kedaerah endemik lagi lebih berhati- - dari faskes setempat laporkan ke
hati dengan meminum obat dinas kesehatan setempat
profilaksis dan mencegah gigitan - program gebrak malaria
nyamuk. - program indoor residual spraying
 Monitoring evaluasi (Monev)

SOCA INTEGRASI SISIPAN NOVEMBER


Trikomoniasis Vaginalis
Anamnesis
Nn. X, usia 22 tahun, mengeluhkan gatal pada kemaluan sejak
3 hari yang lalu. Gatal terus menerus dan dirasakan terus
memberat. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna
kuning keabuan, berbau amis, BAK tidak nyeri, tidak terdapat
perubahan warna urin. Pasien sudah mencoba untuk
membersihkan kemaluan dengan sabun tapi tidak berpengaruh.
Pasien memeriksakan diri ke dokter karena akan menikah
dalam waktu dekat.
Pasien adalah seorang pekerja swasta, calon suami adalah - APGAR 6
seorang pegawai asuransi. Pasien dan calon suami sudah - (sisanya bingung, ada yang nulisin ayah
pernah melakukan hubungan seksual sebelum nikah berkali dokter hewan karena dianggap jadi
kali tanpa kondom. Ayah merupakan dokter hewan, ibu adalah terlalu sibuk sehingga fungsi keluarga
seorang ibu rumah tangga, adik usia 17 tahun. APGAR 6. kurang dan rumah kotor, rumah di
Rumah di daerah pedesaan, ukuran 9x6 m2, lantai ubin, dinding daerah pedesaan, jadi kebersihan kurang,
tembok, atap eternit. Pasien masih bekerja tapi sudah mulai pengetahuan dan kesadaran tentang IMS
mengalami kesulitan. kurang, dll, disesuaikan sama teori dan
kasus)
Pemeriksaan fisik: e. Skala fungsi sosial
TTV dbn Pasien masih bekerja tapi mulai menemui
IMT 21,1 kg/m2 kesulitan  2
Status generalis dbn Skala Aktivitas Menjalankan Ketergantungan
Status lokalis (Inspekulo) : Fungs Fungsi Terhadap yang Lain
Fishy odor (+) i
Strawberry cervix appearance 1 Melakukan pekerjaan Perawatan diri, kerja di
Duh tubuh kuning keabuan seperti sebelum sakit dalam/luar
(Hati-hati sama soalnya, kemarin banyak yang salah diagnosis rumah/mandiri
dengan BV dan Kandidiasis VV karena terkecoh dengan 2 Pekerjaan ringan sehari- Mulai mengurangi
karakter discharge vagina dan baunya) hari di dalam/luar aktivitas kerja
Pertanyaan: rumah
1. Diagnosis holistik 3 Perawatan diri, Perawatan diri masih
2. Tatalaksana komprehensif pekerjaan ringan bisa dilakukan, kerja
Jawaban : ringan
1. Diagnosis holistik 4 Perawatan diri pada Tidak melakukan
a. Aspek personal keadaan tertentu, duduk aktivitas kerja,
 Keluhan utama : gatal kemaluan, terus dan berbaring tergantung keluarga
menerus dan memberat 5 Perawatan diri Tergantung perilaku
 Keluhan penyerta : keluar discharge kuning dilakukan orang lain, rawat
keabuan, bau amis, BAK tidak nyeri, tidak berbaring pasif
ada perubahan warna dll (disesuaikan,
disebut semua)
 Idea : ingin berobat 2. Tatalaksana komprehensif
dan mengetahui penyakitnya a. Patient centered
 Concern : pasien akan segera  Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk
menikah, takut mengganggu pernikahannya, menguatkan diagnosis, menyingkirkan
dan mengganggu aktivitas diagnosis banding, dan mencari komplikasi)
 Expected : ingin segera - Darah lengkap  mencari leukositosis
sembuh (adanya bukti infeksi bakteri), terus
 Anxiety : khawatir hitung jenis apakah ke arah peningkatan
penyakitnya akan semakin parah dan eosinophil, atau limfosit monosit dll
mengganggu pernikahannya - Pemeriksaan mikroskopis discharge
dengan NaCl 0,9%  ditemukan motil
b. Aspek klinis protozoa berflagel
 Diagnosis kerja : Trikomonisasis vaginalis - Tes amin / whift test  menyingkirkan
 Diagnosis banding : BV, kandidiasis BV
VV, servisitis GO, ISK - Kultur media khusus (kalau ga salah
media frimingham-wittlington) kalau
 Penyakit penyerta: tidak ada
perlu  menyingkirkan BV
- pH vagina  trikomoniasis pH>4,5
c. Faktor risiko intrinsik
- Pemeriksaan KOH 10-20% 
 Unmodified:
menyingkiran KVV (ditemukan
- Usia produktif
pseudohifa)
- Ras
- Urinalisis  coret ISK
- Genetic
 Medikamentosa
- Jenis kelamin
- PO Metronidazol 2 x 500 mg 7 hari, atau
 Modified
- PO Metronidazol 2 gram SD, atau
- Kontak seksual sebelum nikah, apalagi
- PO Clindamisin 2 x 500 mg, 7 hari
tanpa APD
- PO Cetirizine 2 x 1 tab untuk meredakan
- Membersihkan kemaluan dengan sabun
gatal
- (sisanya belum jelas bener apa ngga,
 Non-medikamentosa
sebutin aja misalnya pekerjaan sebagai
- Bed rest
pekerja swasta, kebiasaan membersihkan
- Diet tinggi karbohidrat tinggi protein
kemaluan dengan sabun, dll, disesuaikan
- Olahraga teratur biar badan lebih sehat
sama teori dan kasus)
- PHBS
d. Faktor risiko ekstrinsik
- Stop kontak seksual / abstinensia selama  Memperbaiki skor APGAR keluarga 
pengobatan dijelaskan komponennya apa, maksudnya
- Stop mencuci vagina dengan sabun, cuci apa biar paham harus gimana cara
dengan air biasa memperbaiki keluarganya (family therapy)
 Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE)  Sosialisasi BPJS
- Edukasi tentang penyakit, mulai dari c. Community centered
penyebab, faktor risiko, tatalaksananya  Edukasi masyarakat mengenai penyakit
(menjelaskan kepada pasien bahwa mulai dari penyebab, faktor risiko,
penyakit ini disebabkan oleh infeksi tatalaksananya dan kemungkinan penularan
parasit pada kemaluan yang ditularkan  Edukasi cara pencegahan penyakit : hindari
melalui hubungan seksual, kontak seksual sebelum nikah, stop memakai
pengobatannya nanti diberikan sabun untuk membersihkan kemaluan
antiparasit dan antigatal)  Screening perilaku dan gejala pada
- Edukasi tentang prognosis penyakit, masyarakat jika perlu
yakinkan bahwa penyakit bisa  Edukasi tentang IMS (penyuluhan tentang
disembuhkan dengan perbaikan perilaku IMS dan faktor resikonya)
dan pengobatan  Edukasi tentang perilaku seksual yang baik
- Edukasi tentang IMS  Edukasi tentang agama
- Edukasi tentang perilaku seksual yang
 Edukasi tentang PHBS
baik
 Anjuran masyarakat untuk Memberikan
- Edukasi tentang agama
dukungan sosial dan emosional pada pasien
- Mengajak pasangan seksualnya untuk
dalam proses pengobatan penyakit
berobat ke dokter dan edukasi partner
sex untuk abstinensia  Edukasi mengenai rumah sehat terutama
- Pasien diedukasi untuk abstinensia kebersihan dan kelembaban
selama periode pengobatan  Edukasi tentang fungsi keluarga
- Mencuci daerah kewanitaan sampai  Kerjasama lintas sektoral untuk bekomitmen
bersih, tidak usah menggunakan sabun, lebih gencar lagi memberikan konseling dan
cuci hanya dengan air biasa mencegah IMS
- Pasien diedukasi untuk setia pada  Sosialisasi BPJS
pasangan
- Pasien diedukasi untuk menjaga berat Note :
badan ideal 1. Buat KIE, family focus dan comminty focus jelaskan
- Anjurkan untuk membuat BPJS untuk sejelas jelasnya
pembiayaan kesehatan 2. Gak usah nulis kebanyakan, borangnya berlembar-
 Monitoring evaluasi (Monev) lembar. Dokternya sibuk bolak-balik borang, kurang
- Gejala klinis (gatal, sekretnya, dari merhatiin tulisannya, yang penting di dalem jelasin
warnanya, jumlahnya) sejelas-jelasnya.
- Respon terapi (ada alergi obat dll atau 3. Usahakan jangan salah diagnosis  fatal bagi sebagian
tidak) penguji
- Evaluasi inspekulo vagina dan 4. Pemeriksaan penunjang jangan lupa tujuannya untuk
pemeriksaan mikroskopis dll bila perlu menyingkirna Diagnosis banding
- Evaluasi perilaku berisiko IMS pada 5. Kalau bingung masuk faktor risiko atau ngga dll.,
pasien mending sebutin aja, tapi jelasin kenapa alasannya.
b. Family focus Misalnya tentang faktor risiko ayah pasien dokter
 Edukasi keluarga mengenai penyakit mulai hewan, atau kebiasaan cuci kemaluan dengan sabun
dari penyebab, faktor risiko, tatalaksananya setelah timbul penyakit, dll)
dan kemungkinan penularan
 Edukasi cara pencegahan : hindari kontak
seksual sebelum nikah, stop memakai sabun
untuk membersihkan kemaluan SOCA INTEGRASI 29/11/12
 Screening perilaku dan gejala pada keluarga ASKARIASIS (INFEKSI CACING GELANG)
jika perlu,
 Edukasi tentang IMS Pasien an. Z usia 10 tahun, datang ke klinik anda diantar oleh
 Edukasi tentang perilaku seksual yang baik orang tuanya dengan keluhan demam. Demam dirasakan sejak
 Edukasi tentang agama 3 hari, disertai nyeri perut dan diare sebanyak 4x/ hari. Pasien
 Edukasi tentang PHBS juga mengeluhkan lemas, tampak pucat, dan keluar cacing
 Memberikan dukungan sosial dan emosional saat BAB. Pasien menjadi tidak nafsu makan, juga
pada pasien dalam proses pengobatan mengeluhkan batuk, sesak napas, dan kulit bengkak yang
penyakit semakin lama semakin luas disertai rasa gatal, perut
 Memberikan dukungan moral dan sesalu membesar. Teman sekelas pasien tidak masuk sekolah dengan
mengingatkan agar menghindari perilaku keluhan yang serupa. Pasien memiliki kebiasaan jarang
seksual yang tidak baik menggunakan sendal saat keluar rumah dan jarang mencuci
 Edukasi mengenai rumah sehat terutama tangan menggunakan sabun. Pasien sering main di sawah.
kebersihan dan kelembaban Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan satu orang adik
pasien yang masih berumur 4 tahun dan juga memiliki keluhan d) Kebiasaan menggunakan tinja sebagai
dan kebiasaan serupa. pupuk
Pasien sudah 3 hari tidak masuk ke sekolah tetapi pasien masih e) Kurangnya penggunaan jamban
bisa melakukan perawatan diri. d. Faktor resiko eksternal
Rumah pasien berasa di lingkungan padat penduduk, berukuran 1. Rumah pasien tidak memenuhi syarat rumah
5x6 m, lantai belum tertutup ubin, atap genteng tanpa langit2. sehat
Dapur masih berlantai tanah. APGAR score keluarga 6. 2. Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk
PF: 3. Pasien berasal dari ekonomi menengah ke
- BMI dibawah normal bawah
-Suhu 38,7 C e. Aspek skala fungsi sosial
-CA +/+ 1. Skala 1 : mampu melakukan pekerjaan
- injeksi konjungtiva +/- seperti biasa
- sklera ikterik +/+ 2. Skala 2 : mampu melakukan pekerjaan
-atrofi papil lidah namun sedikit kesulitan dan mengurangi
- abdomen: nyeri tekan kuadran kanan atas, teraba massa aktivitas
- Hepar & lien dbn 3. Skala 3 : mampu melakukan perawatan diri
-kulit: urtikaria dan pekerjaan ringan
4. Skala 4 : sebagian pekerjaan hanya duduk
(Soalnya ini seingetnya, sebenernya panjang banget, maaf ya) dan berbaring
5. Skala 5 : berbaring pasif, tidak bisa apa-apa
DIAGNOSIS HOLISTIK pada pasien ini skala 3 (dia ga masuk sekolah tapi masih bisa
a. Aspek Personal aktivitas ringan
1. Keluhan Utama : demam
Keluhan Tambahan : nyeri perut, diare, nafsu TATALAKSANA KOMPREHENSIF
makan menurun, berat badan turun, mual, a. Personal care
muntah, perut membuncit, lemah, pucat, batuk, 1. Initial plan
sesak napas, gatal2 a) Pemeriksaan darah lengkap (Hb rendah,
2. Idea (pemikiran) : ingin tau sakit apa eosinofil meningkat, MCV, MCH,
sehingga datang ke dokter MCHC)
3. Concern (perhatian) : sakit mengganggu b) Pemeriksaan tinja  adanya telur, larva,
aktivitas atau cacing dewasa : telur coklat,
4. Expectation (harapan) : ingin cepat sembuh dindingnya tebal
5. Anxiety (kecemasan) : takut sakit bertambah c) Pemeriksaan SGOT, SGPT, Bilirubin
parah, ada teman sekelas yang tidak masuk (karena ada ikterik)
sekolah dengan keluhan serupa. d) Gambaran darah tepi: mikrositik
b. Aspek Klinis hipokromik pada ADB
1. Diagnosis klinis e) Lab lanjutan pada ADB: TIBC, feritin
- Askariasis serum, SI
- Sindrom Loeffler f) Ro thorax : sindrom Loeffler ada
- Anemia defisiensi besi konsolidasi di paru, ireguler, bilateral
- Underweight g) USG abdomen: massa di kuadran kanan
2. Diagnosis banding atas  kemungkinan obstruksi saluran
- Penyakit cacing tambang (ankylostomiasis, empedu, makanya ikterik
necatoriasis),
- strongiloidiasis 2. Kuratif
- trichuriasis a) Medikamentosa
- enterobiasis 1) Pirantel pamoat 10 mg /kg BB,
- kolesistitis (karena ikterik) dosis tunggal, sediaan 125mg/
- hepatitis A (karena ikterik) tablet atau
- anemia karena penyebab lain 2) Mebendazol, 500 mg, dosis
- leptospirosis tunggal, atau
3) Albendazol, 400 mg, dosis
c. Faktor resiko internal tunggal  tidak boleh pada ibu
1. Unmodified hamil
a) Umur : kejadian tinggi 4) Sulfas ferosus 3-6 (ada yang
pada anak bilang juga 10) mg/kgBB/kali
b) Jenis kelamin: - (max 200 mg/hari) dibagi 2-3
c) Ras/suku :- dosis
2. Modified 5) SF bisa ditambah Vit C
a) Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan 6) Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
sabun (u/ demam)
b) Kebiasaan tidak menutup makanan 7) Antihistamin (u/ urtika)
sehingga dihinggapi lalat b) Nonmedikamentosa
c) Kebiasaan tidak menggunakan alas kaki - Rehidrasi (tergantung derajat
saat keluar rumah dehidrasinya)
- Diet TKTP, tinggi besi, vit C
- Kompres 1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan
- Makan sedikit tapi sering pentingnya kebersihan diri dan lingkungan,
- Istirahat tirah baring antara lain:
c) KIE a) Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
1) Makan teratur, sedikit tapi sering dan menggunakan alas kaki
(makanan tinggi zat besi, TKTP, b) Menutup makanan.
vit C) c) Masing-masing keluarga memiliki
2) Jaga daya tahan tubuh jamban keluarga (tidak BAB di
3) Konsumsi obat-obatan secara sembarang tempat)
rutin dan tuntas d) Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk.
4) PHBS yang udah lengkap, kalo e) Kondisi rumah dan lingkungan dijaga
mau rincinya: agar tetap bersih dan tidak lembab.
- Cuci tangan dengan sabun 2. Memotivasi komunitas untuk memberikan
- Menggunakan alas kaki dukungan psikologis terhadap pasien mengenai
- Menghindari kontak dengan tanah penyakitnya
yang tercemar tinja 3. Screening dan pengobatan pada komunitas
- Tidak menggunakan tinja sebagai
pupuk
- Jamban keluarga memenuhi syarat
jamban sehat SOCA INTEGRASI (29 NOVEMBER 2017)
- Kondisi rumah dalam keadaan bersih
dan sehat An. X, 7 tahun diantar ibunya dengan keluhan demam sejak 3
- Meggunakan sarung tangan jika hari (kayanya) dan nyeri perut.
megelola sampah yang mengandung tinja Pasien juga mengeluh mual, muntah dan nafsu makan turun.
d) MONEV Sempet batuk sampe sesak bunyi ngik-ngik. 2 hari sebelumnya
- perbaikan gejala pasien mengeluh BAB lembek, berapa x/hari, dan terdapat
- efek samping obat cacing di pupnya. Pasien tidak pernah mengalami hal ini
- timbulnya komplikasi (ex. Obstruksi sebelumnya.
usus, apendisitis, peritonitis, pankreatitis, Pasien datang ke dokter karena ingin mengetahui penyakitnya,
abses hepar soalnya cacing bisa kemana- khawatir akan semakin parah dan berharap agar cepat sembuh.
mana) Teman sekolahnya ada yang mengalami hal serupa. Pasien
- evaluasi kadar Hb sudah seminggu tidak masuk sekolah, dan hanya dirumah (kalo
ga salah)
b. Family focused Pasien tinggal bersama ibu, ayah dan adiknya (umurnya lupa).
1. Memberikan informasi kepada keluarga Ayah bekerja sebagai petani di sawah. Pasien sering ikut
mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri menemani ayahnya bekerja di sawah tanpa menggunakan alas
dan lingkungan, yaitu antara lain: kaki. Seusai menemani ayah bekerja, ia rutin mencuci tangan
a) Masing-masing keluarga memiliki dengan air namun tanpa sabun. Adiknya sering mengikuti
jamban keluarga. Sehingga kotoran dirinya ke sawah.
manusia tidak menimbulkan pencemaran Pendidikan ayah dan ibu rendah (lupa). Pasien tinggal di rumah
pada tanah disekitar lingkungan tempat ukuran 6x6m (pokoknya ga 8m2/orang). Rumah pasien sudah
tinggal kita. berdinding tembok, atap eternit dan lantai plester. Skor
b) Menutup makanan sehingga tidak APGAR keluarga 6.
dihinggapi lalat
c) Mencuci makanan hingga bersih Pemeriksaan fisik:
sebelum dikonsumsi Tanda vital: tensi dan nadi dbn. RR: 20x/menit S: 38,5C
d) Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk. BMI: lupa
e) Menghindari kontak dengan tanah yang Mata: CA +/+, SI +/+, injeksi +/-
tercemar oleh tinja manusia Paru : normal
f) Menggunakan sarung tangan jika ingin Cor : normal
mengelola limbah/sampah Abdomen: palpasi  NT (+), teraba massa keras di regio
g) Mencuci tangan sebelum dan setelah lumbal dextra
melakukkan aktifitas dengan Kulit: urtika
menggunakan sabun (PHBS) Ekstremitas: normal
h) Kondisi rumah dan lingkungan dijaga *Tidak ada informasi tentang pemeriksaan penunjang.
agar tetap bersih dan tidak lembab
(sesuai rumah sehat) Pertanyaan:
i) Kebiasaan menggunakan alas kaki 1. Diagnosis holistik
2. Adanya dukungan moral dari keluarga dalam 2. Tatalaksana komprehensif
pengendalian penyakit pasien Jawaban :
3. Memperbaiki APGAR score keluarga 1. Diagnosis holistik
4. Screening dan pengobatan anggota keluarga a. Aspek personal
untuk penyakit serupa  Keluhan utama : demam 3 hari
c. Community focused
 Keluhan penyerta : nyeri perut, mual,
muntah, nafsu makan turun, batuk, sesak,
BAB lembek
 Idea : ingin berobat dan mengetahui - Feses rutin (mencari adanya telur/larva
penyakitnya cacing)
 Concern : mengganggu aktivitas - Lab darah (Hb, Ht, mencari adanya
 Expected : ingin segera leukositosis/normal, eosinofilia, LED
sembuh memanjang atau nggak)
 Anxiety : khawatir - Kimia klinik; SGOT, SGPT, bilirubin
penyakitnya akan semakin parah direk, indirek, total (soalnya sklera
b. Aspek klinis ikterik)
 Diagnosis banding : Askariasis, - Cek NS1 (gara2 demamnya akut)
ancylostomiasis, necatoriasis, taeniasis, - Rontgen thorax AP (soalnya ada keluhan
strongiloidiasis, trichuriasis, batuk dan sesak, buat lihat apa ada
schistostomiasis, leptospirosis, DHF, infiltrat)
bronkitis - USG abdomen (karena di pf teraba
 Diagnosis kerja : infeksi cacing massa, jadi buat mastiin itu apa)
susp ileus obstruktif - Cek MCV, MCH, MCHC, kalau perlu
 Penyakit penyerta : anemia? serum Fe, feritin, TiBC (cek anemia
c. Faktor risiko intrinsik jenis apa)
 Unmodified: An. X, usia 7 tahun, laki-
laki  Medikamentosa
- Pirantel pamoat 10 mg/kgBB SD
 Modified
- Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
o Status gizi?
- Domperidon 1x10 mg
o Tidak pakai alas kaki saat ikut
 Non-medikamentosa
ayah kerja di sawah - Bed rest
o Tidak terbiasa cuci tangan
- Diet tinggi karbohidrat tinggi protein
dengan air dan sabun kaya mineral dan vitamin (karena CA
- Pendidikan masih SD +/+, kalo aku kasih saran dietnya
d. Faktor risiko ekstrinsik banyakin daging2 merah matang, sayur
- Teman di sekolah mengalami keluhan hijau kaya bayam)
yang sama - Jika ada tanda komplikasi, rujuk
- Adik juga tidak pernah memakai alas  Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE)
kaki saat ikut ayah dan kakaknya ke - Memberikan pengetahuan mengenai
sawah penyakit dari definisi sampai ke
- Pendidikan orangtua yang rendah tatalaksana dan menegaskan bahwa ini
- Ekonomi keluarga rendah penyakit akibat infeksi cacing
- Rumah tidak memenuhi syarat rumah o Edukasi bahwa infeksi cacing
sehat: ukuran terlalu kecil (harusnya >
dapat diperoleh dari fecal-oral
8m2/orang), atap masih eternit, lantai
maupun penetrasi kulit
masih plester
o Edukasi mengenai tanda-tanda
- Skor APGAR 6
infeksi cacing, bisa timbul
- Tidak memiliki asuransi kesehatan
tanda anemia (5L), batuk, gatal,
e. Aspek fungsi sosial
dan gg pencernaan. Pada anak2
Skala Aktivitas Ketergantungan
mungkin bisa menyebabkan
Fungs Menjalankan Fungsi Terhadap yang Lain
status gizi kurang
i
- Meminta pasien untuk makan makanan
1 Melakukan pekerjaan Perawatan diri, kerja di
sehat berimbang, harus makan 3x/sehari.
seperti sebelum sakit dalam/luar
- Edukasi mengenai PHBS (harus cuci
rumah/mandiri
tangan sebelum makan-sesudah makan-
2 Pekerjaan ringan sehari- Mulai mengurangi
setelah buang air-setelah beraktivitas
hari di dalam/luar aktivitas kerja
keluar dengan air dan sabun, harus
rumah
selalu memakai alas kaki (baiknya pakai
3 Perawatan diri, Perawatan diri masih
boot) saat pergi ke sawah)
pekerjaan ringan bisa dilakukan, kerja
ringan  Monitoring evaluasi (Monev)
4 Perawatan diri pada Tidak melakukan - Tanda klinis, tanda vital
keadaan tertentu, duduk aktivitas kerja, - Respon terapi
dan berbaring tergantung keluarga - Evaluasi feses
5 Perawatan diri Tergantung perilaku - Tanda komplikasi
dilakukan orang lain, rawat b. Family focus
berbaring pasif  Edukasi mengenai penyakit, cara infeksi, dan
cara pencegahan
2. Tatalaksana komprehensif  Edukasi PHBS (cara cuci tangan yang baik,
a. Patient centered pakai alas kaki saat keluar rumah, dan pakai
 Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk sarung tangan jika kontak dengan
menguatkan diagnosis, menyingkirkan tanah/pupuk)
diagnosis banding, dan mencari komplikasi)  Skrining dalam keluarga terutama adik
 Edukasi mengenai kriteria rumah sehat. Duh tubuh putih kental seperti susu
Anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan Pertanyaan:
rumah dengan rutin membersihkan lantai 3. Diagnosis holistik
plester tiap pagi dan sore, dan membersihkan 4. Tatalaksana komprehensif
langit-langit rumah. Jawaban :
 Edukasi mengenai makanan sehat gizi 3. Diagnosis holistik
berimbang. Masak makanan harus matang, f. Aspek personal
cuci sayur buah dengan air mengalir.  Keluhan utama : keputihan berwana putih
 Family therapy, agar nilai APGAR bisa jadi kekuningan
bagus, dan kalau sudah bagus harus  Keluhan penyerta : gatal
dipertahankan. Anjurkan untuk sering  Idea : ingin berobat
melakukan kegiatan bersama keluarga, dan mengetahui penyakitnya
seperti makan bersama dan berbincang  Concern : sudah mengganggu
bersama. aktivitas
 Support moral dan emosional pada pasien  Expected : ingin segera
dalam proses pengobatan penyakit. sembuh
c. Community centered  Anxiety : khawatir
 Melakukan penyuluhan di lingkungan sekitar penyakitnya akan semakin parah
tentang penyakit cacing, bagaimana
transmisinya (bisa fecal-oral/penetrasi kulit) g. Aspek klinis
dan cara pencegahannya  Diagnosis kerja : Kandidiasis
 Melakukan penyuluhan mengenai PHBS vulvovaginalis
(cara cuci tangan yang baik dengan air dan  Diagnosis banding : BV,
sabun 6 steps, selalu memakai alas kaki trikomoniasis, servisitis GO, ISK
ketika keluar rumah terlebih saat bekerja di  Penyakit penyerta: Obesitas grade I
sawah, memakai sarung tangan jika ingin
melakukan pekerjaan yang kontak dengan h. Faktor risiko intrinsik
tanah/pupuk)  Unmodified:
 Adakan pengobatan cacing massal seperti di - Usia produktif
sekolah-sekolah - Jenis kelamin
 Gotong royong membentuk lingkungan yang  Modified
sehat dengan kerja bakti rutin tiap seminggu - Obesitas
sekali - Membersihkan kemaluan dengan sabun
 Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya kewanitaan
memiliki asuransi kesehatan. - Kebiasaan memakai celana ketat
- Kontrasepsi hormonal
i. Faktor risiko ekstrinsik (kesulitan)
- APGAR 6
- Suami seorang supir angkutan umum
SOCA INTEGRASI j. Skala fungsi sosial
Kandidiasis vulvovaginalis Pasien masih bekerja tidak mengalami kesulitan
hanya sedikit mengganggu  1
Skala Aktivitas Menjalankan Fungsi
Anamnesis
Fungsi
Nn. X, usia lupa (20++) tahun, mengeluhkan keputihan
1 Melakukan pekerjaan seperti sebelum
berwana putih kekuningan disertai gatal pada kemaluan sejak
sakit
(lupa). Gatal terus menerus. BAK tidak nyeri, tidak terdapat
2 Pekerjaan ringan sehari-hari di dalam/ luar
perubahan warna urin. Keluhan dirasakan sudah mengganggu
rumah
aktivitas. Pasien sering menggunakan sabun pembersih
3 Perawatan diri, pekerjaan ringan
kewanitaan. Pasien memeriksakan diri ke dokter karena ingin
tahu penyakitnya, khawatir penyakitnya akan bertambah parah,
4 Perawatan diri pada keadaan tertentu,
dan mengharapkan ingin sembuh.
duduk dan berbaring
Pasien adalah seorang pekerja swasta, suami adalah seorang
5 Perawatan diri dilakukan orang lain,
supir angkutan umum. Kantor pasien mewajibkan karyawan
berbaring pasif
untuk menggunakan celana panjang sehingga pasien hampir
setiap hari memakai celana jeans ketat. Pasien sering
4. Tatalaksana komprehensif
menggunakan celana dalam berbahan nylon. Pasien sudah
d. Patient centered
memiliki 2 orang anak. Saat ini pasien memakai kontrasepsi
pil. APGAR 6 (kalo gasalah). Rumah baik. Pasien masih  Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk
bekerja tapi sudah mulai mengalami kesulitan. menguatkan diagnosis, menyingkirkan
diagnosis banding, dan mencari komplikasi)
Pemeriksaan fisik: - Darah lengkap  mencari
TTV dbn leukositosis(adanya bukti infeksi
IMT 28 kg/m2 bakteri), terus hitung jenis apakah ke
Status generalis dbn arah peningkatan eosinophil, atau
Status lokalis (Inspekulo) : limfosit monosit dll
- Pemeriksaan KOH 10-20%   Monitoring evaluasi (Monev)
(ditemukan pseudohifa) - Gejala klinis (gatal, sekretnya, dari
- Pemeriksaan mikroskopis discharge warnanya, jumlahnya)
dengan NaCl 0,9% untuk - Respon terapi (ada alergi obat dll atau
menyingkirkan trikomoniasis (flagel tidak)
motil) dan BV (clue cell) - Evaluasi inspekulo vagina dan
- Tes amin / whift test  menyingkirkan pemeriksaan mikroskopis dll bila perlu
BV - Evaluasi perilaku berisiko IMS pada
- Kultur media khusus (kalau ga salah pasien
media frimingham-wittlington) kalau e. Family focus
perlu  menyingkirkan BV  Edukasi keluarga mengenai penyakit mulai
- pH vagina KVV pH<4,5 dari penyebab, faktor risiko, tatalaksananya
- Urinalisis coret ISK dan kemungkinan penularan
- Pewarnaan gram  menyingkirkan GO  Edukasi cara pencegahan : stop memakai
- Glukosa darah, kolesterol sabun untuk membersihkan kemaluan
 Medikamentosa  Screening perilaku dan gejala pada keluarga
- PO fluconazole 150 mg SD jika perlu,
- PO Cetirizine 2 x 1 tab untuk meredakan  Edukasi tentang IMS
gatal  Edukasi tentang perilaku seksual yang baik
- (waktu aku ditanya sama pengujinya,  Edukasi tentang agama
obat suppositorianya apa.. kemungkinan  Edukasi tentang PHBS
nistatin supp)
 Memberikan dukungan sosial dan emosional
 Non-medikamentosa pada pasien dalam proses pengobatan
- Diet rendah kalori penyakit
- Aktivitas fisik ditingkatkan  Olahraga
 Memberikan dukungan moral dan sesalu
teratur
mengingatkan agar menghindari perilaku
- PHBS  mengurangi penggunaan
seksual yang tidak baik
celana ketat, stop penggunaan sabun
 Edukasi mengenai rumah sehat terutama
kewanitaan, ganti celana dalam dengan
kebersihan dan kelembaban
bahan yang menyerap keringat (bukan
nilon), tingkatkan higienitas organ  Memperbaiki skor APGAR keluarga 
kewanitaan. dijelaskan komponennya apa, maksudnya
- Mengganti alat kontrasepsi dengan yang apa biar paham harus gimana cara
non hormonal  contoh ; AKDR memperbaiki keluarganya (family therapy)
- Stop kontak seksual / abstinensia selama  Sosialisasi BPJS
pengobatan f. Community centered
 Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE)  Edukasi masyarakat mengenai penyakit
- Edukasi tentang penyakit, mulai dari mulai dari penyebab, faktor risiko,
penyebab, faktor risiko, tatalaksananya tatalaksananya dan kemungkinan penularan
(menjelaskan kepada pasien bahwa  Edukasi cara pencegahan penyakit : hindari
penyakit ini disebabkan oleh infeksi kontak seksual sebelum nikah, stop memakai
parasit pada kemaluan yang ditularkan sabun untuk membersihkan kemaluan
melalui hubungan seksual,  Screening perilaku dan gejala pada
pengobatannya nanti diberikan masyarakat jika perlu
antiparasit dan antigatal)  Edukasi tentang IMS (penyuluhan tentang
- Edukasi tentang prognosis penyakit, IMS dan faktor resikonya)
yakinkan bahwa penyakit bisa  Edukasi tentang perilaku seksual yang baik
disembuhkan dengan perbaikan perilaku  Edukasi tentang agama
dan pengobatan  Edukasi tentang PHBS
- Edukasi tentang perilaku seksual yang  Anjuran masyarakat untuk Memberikan
baik dukungan sosial dan emosional pada pasien
- Edukasi tentang agama dalam proses pengobatan penyakit
- Mengajak pasangan seksualnya untuk  Edukasi mengenai rumah sehat terutama
berobat ke dokter dan edukasi partner kebersihan dan kelembaban
sex untuk abstinensia  Edukasi tentang fungsi keluarga
- Pasien diedukasi untuk abstinensia  Kerjasama lintas sektoral untuk bekomitmen
selama periode pengobatan lebih gencar lagi memberikan
- Mencuci daerah kewanitaan sampai konselingdanmencegah IMS
bersih, tidak usah menggunakan sabun,  Sosialisasi BPJS
cuci hanya dengan air biasa
- Pasien diedukasi untuk setia pada
pasangan
- Pasien diedukasi untuk menjaga berat
badan ideal
- Anjurkan untuk membuat BPJS
untukpembiayaankesehatan
SOCA INTEGRASI BV (5 Januari 2018)
versi Nafisah Putri - Jenis kelamin perempuan
Penguji waktu itu: dr. Nendyah dan dr. Yudhi - Usia 35 tahun (masih sexually
productive)
Ny. X, 35 tahun datang dengan keluhan keputihan berbau amis -
sejak (maaf lupa onset) hari. Pasien juga mengeluh gatal pada  Modified
kemaluannya, keputihan banyak, dan bau amis terutama - IMT 28
setelah hubungan seksual. Keluhan keputihan disertai darah - Pendidikan rendah (nanti cari saja di
dan nyeri disangkal. Pasien berharap keputihannya dapat narasinya, jika ada, masukkan kesini)
disembuhkan. Pasien khawatir kehidupan (atau - (sisanya belum jelas bener apa ngga,
keharmonisannya kalo ga salah) rumah tangganya tidak sebutin aja misalnya pekerjaan sebagai
terpengaruh dengan penyakit ini. pekerja swasta, kebiasaan membersihkan
Riwayat Penyakit Keluarga: ayah pasien meninggal karena kemaluan dengan sabun, dll, disesuaikan
penyakit ginjal dan DM, ibu pasien mengidap HT. sama teori dan kasus)
Pasien tinggal di satu rumah bersama ketiga anaknya dan d. Faktor risiko ekstrinsik
suami (dengan luas untuk perorang ≥8 m2. Kalo ga salah - Suami riwayat penyakit menular seksual
berapa kali berapa diitung2 sih sekitar 40 koma-an dibagi 5 - Suami seorang supir (risiko banyak
orang jadinya 8, gaada masalah). Mereka tinggal di jajan)
pemukiman yang padat. Suami adalah seorang supir truk yang - Riwayat ayah sakit DM dan meninggal
jarang pulang ke rumah. Komunikasi dengan istri menjadi karena gagal ginjal
jarang karena jarang bertemu. Suami pasien mengalami - Riwayat ibu menderita HT
penyakit menular seksual (saya lupa ini doi pernah sakit terus - Family APGAR skor 3 (jelek)
dibiarin doang atau diobati dan udah sembuh). Suami adalah - Pendidikan keluarganya rendah (kalau
seorang perokok. Ny. X adalah seorang IRT, dan belum punya ga salah. Intinya jika ada keterangan ini,
BPJS. Pasien berpendidikan rendah (kalo ga salah) masukkan sini)
- Ekonomi keluarga rendah
Pemeriksaan fisik: - Tinggal di pemukiman padat
Tanda vital: tensi dan nadi dbn. RR: 20x/menit S: afebris - Belum punya BPJS
BMI: 28 - Suami merokok
Px lokal: keputihan berwarna putih kental, berbau amis (lupa e. Aspek fungsi sosial
apa lagi tapi kalo ga salah ini saja) Aku jawab skala fungsinya 1 waktu itu karena
*Tidak ada informasi tentang pemeriksaan penunjang. tidak dijelaskan juga apakah aktivitas pasien
terganggu atau tidak. Yang dikatakan hanya
Pertanyaan: pasien khawatir mengganggu keharmonisan
1. Diagnosis holistik rumah tangga nya. Dan menurutku masa
2. Tatalaksana komprehensif keputihan gatal-gatal doang bisa sampe membuat
Jawaban : mengurangi aktivitas kerja hehe. Lagipula
1. Diagnosis holistik kerjanya kayanya IRT yaa di rumah ajaa
a. Aspek personal Skala Aktivitas Menjalankan Fungsi
 Keluhan utama : keputihan berbau amis Fungsi
(sebut onsetnya) 1 Melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
 Keluhan penyerta : kemaluan gatal, keputihan
banyak, bau amis 2 Pekerjaan ringan sehari-hari di dalam/luar
setelah hub rumah
seksual 3 Perawatan diri, pekerjaan ringan
 Idea : ingin berobat ke
dokter (seingetku ini ga ditulis secara 4 Perawatan diri pada keadaan tertentu,
gamblang di narasinya, setelah pusing duduk dan berbaring
mencari, yodakh kutulis ini ajah) 5 Perawatan diri dilakukan orang lain,
 Concern : mengganggu aktivitas berbaring pasif
(seingetku ini ga ditulis secara gamblang di
narasinya, setelah pusing mencari, yodakh 2. Tatalaksana komprehensif
kutulis ini ajah) g. Patient centered
 Expectacy : ingin sembuh  Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk
menguatkan diagnosis, menyingkirkan
 Anxiety : khawatir
diagnosis banding, dan mencari komplikasi)
penyakitnya mengganggu keharmonisan
rumah tangga - Tes pH vagina (jika <4.5 atau asam
b. Aspek klinis lebih cenderung ke KVV)
 Diagnosis kerja : Bakterial vaginosis - Whiff test  sekret ditetesi basa dan
mengeluarkan bau amis  BV
 Diagnosis kerja : kandidiasis
vulvovaginalis, trikomoniasis, - Px mikroskopis  normal saline
servisitis GO, ISK (NaCl 0.9%)  kalo bener BV akan
ada “clue cells”. Kalau trichomoniasis
 Penyakit penyerta: Obesitas (aku sih jawab
akan ditemukan protozoa berflagel 3-5
ini..)
c. Faktor risiko intrinsik - Px KOH 10% (mikroskopis jamur) 
jika ditemukan pseudohifa  KVV
 Unmodified:
- IVA test/pap smear (sebagai skrining setelah buang air-setelah beraktivitas
ca serviks pada wanita usia keluar dengan air dan sabun)
reproduktif) - Buat BPJS
- Cek GDS dan kolesterol (skrining  Monitoring evaluasi (Monev)
DM/sindrom metabolik) (aku ga - Gejala yang dialami pasien
jawab ini sih kmrn tp mgkn aja bisa - Respon terapi
ditambahin) - Efek samping obat
h. Family focus
 Medikamentosa  Edukasi mengenai penyakit
- Metronidazol 2x500 mg selama 7 hari  Family therapy, agar nilai APGAR bisa jadi
atau bagus, dan kalau sudah bagus harus
- Clindamycin (aku waktu itu jawabnya dipertahankan. Anjurkan untuk sering
peroral tapi ternyata dari william tida melakukan kegiatan bersama keluarga,
begitu hahah): seperti makan bersama dan berbincang
bersama.
 Suami sekalian di skrining apakah masih ada
IMS nya. Edukasi abstinensia hub seksual
selama pengobatan
 Himbau pada pasutri ini untuk tetap setia
kepada pasangannya, jangan multi sexual
partner
 Suami usahakan untuk berhenti merokok
 Bikin BPJS sekeluarga
 Diet yang bagus, hindari lemak jenuh, serta
 Non-medikamentosa perbanyak buah dan sayur
- Minum probiotik. (gatau bener gatau  Support moral dan emosional pada pasien
ngga tapi aku jawab ini) dalam proses pengobatan penyakit.
- Olahraga (perbanyak aktivitas), turunkan  Edukasi mengenai PHBS (harus cuci tangan
IMT sebelum makan-sesudah makan-setelah
 Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE) buang air-setelah beraktivitas keluar dengan
- Memberikan pengetahuan mengenai air dan sabun)
penyakit dari definisi sampai ke i. Community centered
tatalaksana dan menegaskan bahwa ini  Melakukan penyuluhan di lingkungan sekitar
penyakit akibat ketidakseimbangan flora (terutama pada wanita-wanita usia
normal pada vagina, meskipun bukan reproduktif) tentang keputihan, infeksi
IMS tapi dapat meningkatkan risiko menular seksual, dan Ca serviks.
terkenanya IMS (kata william)  Melakukan penyuluhan mengenai PHBS
- Ganti CD minimal 2x sehari, pokoknya agar kesehatan diri dan masyarakat tetap
jangan lembab terjaga
- Jangan membasuh kemaluan/vagina  Menganjurkan pemeriksaan IVA test dan pap
dengan antiseptik/produk pembersih smear pada wanita-wanita usia reproduktif
kemaluan yang dijual bebas karena (terutama yang sudah pernah berhubungan
dapat membunuh bakteri baik sehingga seksual diatas 20 tahun)
keseimbangan flora normalpun  Penyuluhan tentang pentingnya olahraga,
terganggu. Basuh saja dengan air biasa menganjurkan untuk mengadakan senam
atau dengan sabun bayi. sehat agar masyarakat bisa berolahraga
- Abstinensia hubungan seksual selama bersama (menjaga berat badan ideal)
pengobatan masih berlangsung  Gotong royong  kerja bakti rutin tiap
- Edukasi untuk skrining ca serviks seminggu sekali agar lingkungan bersih dan
dengan IVA atau pap smear sehat
- Edukasi pasien bahwa dirinya rentan  Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
terkena DM dan HT karena adanya memiliki asuransi kesehatan dan mengajak
riwayat ayah ibu DM dan HT, serta dari masyarakat agar daftar asuransi kesehatan.
keadaan obesitas.
- Edukasi pasien tentang gejala-gejala, Kurang lebih kemarin jawabanku begini.. kalau masih ada yang
dan komplikasi DM kurang mungkin bisa ditambahkan.. kalau aku pribadi
- Edukasi untuk rutin berolahraga serta berprinsip KIE harus disesuaikan sesuai faktor-faktor risiko
usahakan untuk menurunkan berat badan (intrinsik dan ekstrinsik) yang ada di kasus. Semoga sukses
- Meminta pasien untuk makan makanan
sehat berimbang, perbanyak buah dan
sayur, mengurangi makanan berlemak
jenuh (goreng-gorengan) dan makanan
asin
- Edukasi mengenai PHBS (harus cuci
tangan sebelum makan-sesudah makan-
SOCA INTEGRASI- MALARIA (19 Januari 2018) -  Unmodified:
Versi Revi - Tn. X jenis kelamin laki-laki
- Usia 34 tahun, alasannya karena masih
Penguji waktu itu: dr. Sari dan dr. Yudhi
usia produktif jadi masih aktif untuk
bekerja dan bepergian jauh (ini ngeles
Tn. X berusia 34 tahun datang ke Klinik dengan keluhan doang sih biar ada spik spik unsoed
demam menggigil sejak 4 hari yang lalu, demam naik turun wkwk) soalnya bingung faktor
setiap harinya. Pasien juga mengeluhkan nyeri otot, nyeri intrinsiknya
kepala, mual, muntah. Pasien datang berobat karena pasien  Modified
khawatir penyakitnya akan semakin parah dan pasien ingin - Pengetahuan pasien yang buruk
cepat sembuh. Pasien bekerja sebagai seorang PNS dan mengenai profilaksis malaria ketika
sebelumnya ditugaskan untuk pergi ke Kupang (punten, revi berkunjung ke daerah Endemis yaitu
teh lupa ke Kupangnya berapa hari sebelum sakit). Pasien mengonsumsi Doksisiklin 1 kapsul/hari
tinggal dengan istri dan satu orang anak. Rumah pasien 2 hari sebelum berangkat hingga 4
beratap genteng, dinding tembok, Intinya mah rumahnya minggu setelah dari daerah endemis
bagus ya manteman. APGAR Skor keluarga 6 - Ini bingung banget apa lagi soalnya dari
pendidikan kalo gak salah udah baik,
Pemeriksaan fisik ekonomi juga baik, kondisi rumah gak
Antropometri: BMI: 22 ada info yng buruk yang berhubungan
Tanda Vital sama penyakit, jadi kemarin cuman
TD: 120/80mmHg bilang pengetahuan yang buruk
mengenai profilaksis malaria aja.
Nadi: 92x/m
i. Faktor risiko ekstrinsik
Suhu: 38
- Riwayat pergi ke daerah endemis
Kepala malaria yakni Kupang
Mata: konjungtiva anemis +/+ - Skor APGAR 6
Abdomen: - Tidak ada informasi apakah pasien
Hepar: teraba 2 jari bacd sudah memiliki asuransi kesehatan
*Tidak ada informasi mengenai pemeriksaan penunjang seperti BPJS atau belum (kemarin revi
gak jawab ini, tapi mungkin aja bisa
ditambahkan)
Pertanyaan: j. Aspek fungsi sosial
1. Diagnosis holistik Skala Aktivitas Ketergantungan
2. Penatalaksanaan komprehensif Fungsi Menjalankan Terhadap yang
Jawaban: Fungsi Lain
1 Melakukan Perawatan diri, kerja
pekerjaan seperti di dalam/luar
3. Diagnosis holistik sebelum sakit rumah/mandiri
f. Aspek personal 2 Pekerjaan ringan Mulai mengurangi
 Keluhan utama : demam menggigil 4 hari sehari-hari di aktivitas kerja
 Keluhan penyerta : berkeringat, mual, dalam/luar rumah
muntah nyeri otot 3 Perawatan diri, Perawatan diri masih
pekerjaan ringan bisa dilakukan, kerja
 Idea : ingin berobat
ringan
dan mengetahui penyakitnya 4 Perawatan diri Tidak melakukan
 Concern : mengganggu aktivitas pada keadaan aktivitas kerja,
 Expected : ingin segera tertentu, duduk tergantung keluarga
sembuh dan berbaring
 Anxiety : khawatir 5 Perawatan diri Tergantung perilaku
penyakitnya akan semakin parah dilakukan orang rawat
lain, berbaring
pasif
g. Aspek klinis
4. Tatalaksana komprehensif
Pas disini aku kemaren nyebutin juga dasar
j. Patient centered
diagnosis singkatnya (anam+pf)
 Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk
 Diagnosis kerja : Malaria e.c Plasmodium
menguatkan diagnosis, menyingkirkan
falciparum (Ini sebenernya revi juga asal
diagnosis banding, dan mencari komplikasi)
nebak falciparum karena paling sering, iya
- Pemeriksaan darah lengkap (Hb
gak? wkwkw)
takutnya rendah, soalnya tampak anemis
 Diagnosis banding : Malaria dan mencari komplikasi adanya anemia
falsiparum, malaria vivaks, malaria ovale, berat, Leukosit, Ht , trombosit -> cek
dengue fever, demam tifoid, ISK, DBD)
leptospirosis (kemarin gak revi disebut, tapi Pemeriksaan Mikroskopis Sediaan darah tebal dan tipis
ada beberapa temen yg sebutin ini) (GOLD STANDARD)  mencari adanya plasmodium (jenis,
 Penyakit penyerta: Anemia (belum tau
kausanya apa, di info cuman ada keterangan
konjungtiva anemis jadi ditambahin aja deh)
h. Faktor risiko intrinsik
stadium dan kepadatan)

Ini sih kemarin gak sempet disebutin,


tapi mbok ditanyain yah.

-Pemeriksaan uji RDT (Rapid diagnostic test)  cek antigen


malaria

- Pemeriksaan fungsi hati (SGOT,PT,


Bilirubin direk indirek (gak kuning sih
sebenernya tapi kemarin tak sebut aja)
 Non-medikamentosa
 untuk melihat adanya komplikasi
- Rawat inap
- Pemeriksaan fungsi ginjal (Ureum,
- Bed rest
Creatinin)  untuk melihat adanya
- IVFD RL 20 tpm
komplikasi  GGA
- Diet TKTP
- Pemeriksaan NS1/ IgM IgG anti
- Pasang DC-UT (monitoring cairan dan
dengue (menyingkirkan DBD)
adanya hemoglobunuria)
- Urinalisis (menyingkirkan ISK)
- Tes Widal (menyingkirkan tifoid)
- Kultur darah (menyingkirkan tifoid)  Monitoring evaluasi (Monev) Kemarin ini
- Gambaran darah tepi (untuk ditanya terus sama dr. Sari sama dr. Yudhi
mengetahu jenis anemia) (kemarin revi - Kemarin revi jawabnya di rawat inap:
teh gak jawab ini karena lupa sama - Monitoring kesadaran, tanda vital
anemianya, tapi mungkin aja bisa (tekanan darah, nadi, suhu, respiratory
ditambahkan) rate)
- Pemeriksaan GDS - Monitoring efek terapi (perbaikan, efek
samping obat)
- Monitoring pemeriksaan laboratorium
 Medikamentosa
(ex: Darah lengkap, fungsi hati,ginjal)
- Kuratif
ada sumber yang bilang kalo
Dihidroartemisin 3 hari BB >60kg: 4tab,
komplikasinya itu bisa hipoglikemi, tapi
jika <60kg: 3 tab dan Primakuin
kemarin gak sempet disebut, mungkin
0.75mg/kgbb sediaan oral, karena di
bisa ditambahkan pmx GDS juga.
kasus kemungkinan masih malaria tanpa
- Monitoring adanya tanda perdarahan
komplikasi, kalo malaria dengan
spontan
komplikasi pake terapi parenteral.
- Monitoring adanya Hemoglobinuria
Buat lengkapnya liat di bagan aja ya
(Black water fever)
- Suportif
- Monitoring perburukan pasien 
Antipiretik : Parasetamol 500mg/ 8jam
penrunan kesadaran malaria serebral 
Antiemetik : Domperidon 10mg/ 8jam
persiapan ruzuuk
Hepatoprotektor: Curcuma 1 tab/12 jam
- Malaria dengan komplikasi  RUZUK
- Monitoring adanya kejang
- Laporkan kasus malaria baru ke Dinas
 Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE) Kesehatan setempat
- Edukasi dan konseling keluarga - program gebrak malaria
mengenai penyakit, penyebab, faktor - program indoor residual spraying
resiko, pencegahan dengan: - Sosialisasi BPJS (kemarin gak jawab ini,
- Menghindari gigitan nyamuk dengan tapi mungkin aja bisa ditambahkan)
memakai lotion nyamuk, menggunakan
pakaian tebal, kelambu, repellen, spray Pas kemarin sebenernya gak sempet nulis community centered,
anti nyamuk, menggunakan pakaian makanya dicecer sama dr. Yudhi. Jadinya deh list diatas yg
yang tertutup. community centered cuman disebutin doang. Saran, nulis inti-
- Edukasi tentang profilaksis malaria jika intinya aja, jangan panjang-panjang, didalem baru deh
berkunjung ke daerah endemis dijelasin.
- Edukasi untuk instirahat cukup hindari
aktivitas berlebih, minum obat teratur.
SOCA INTEGRASI – Rhinistis Alergika (16
k. Family focus Maret 2018)
- Edukasi dan konseling keluarga versi Rendy Faris A.
mengenai penyakit, penyebab, faktor Penguji waktu itu: dr. Dwi Arini dan dr. Yudhi
resiko, pencegahan dengan:
- Menghindari gigitan nyamuk dengan Nn.D, 24 tahun datang dengan keluhan sering berin-
memakai lotion nyamuk, kelambu, bersin, bersin-bersin dengan frekuensi sebanyak 4-5 hari/
repellen, menggunakan pakaian tertutup, minggu, Bersin terjadi berulang. Keluhan disertai dengan pilek
spray anti nyamuk berwarna bening dan encer yang keluar terus menerus
- Program 3M (nrocos). Selain itu pasien juga seringkali merasa hidungnya
- Skrining keluarga (khususnya yang tersumbat disertai rasa gatal pada hidung sehingga paien
memiliki keluhan serupa) seringkali menggaruk hidung dengan punggung tangan. Pasien
- Support dari keluarga untuk pasien menyangkal adanya keluhan batuk dan nyeri tenggorokan.
(awasi pasien agar minum obat dengan Keluhan dialami pasien tidak bergantung pada pagi, siang
baik dan teratur, bantu mengawasi bila maupun malam hari. Pasien mengakui bahwa bersin-bersin
ada perburukan kondisi pasien, beri yang dia alami jika terpapar oleh debu. Pasien datang ke dokter
dukungan agar pasien sembuh) ingin mengetahui penyakit apa yang diderita karena pasien
- Family therapy karena skor APGAR merasakan keluhan tersebut mengganggu aktivitasnya selama
hanya 6 bekerja, Pasien berharap keluhan bersin-bersin dapat
- Edukasi tentang profilaksis malaria jika disembuhkan, dan pasien khawatir jika keluhan ini bertambah
berkunjung ke daerah endemis parah.
- Jika pasien belum memiliki BPJS bisa Pasien menyangkal menderita asma, namun Ibu
edukasi untuk membuat (kemarin gak pasien mempunyai riwayat asma (+), sebenarnya pasien waktu
jawab ini, tapi mungkin aja bisa kecil pernah mengalami keluhan serupa seperti bersin-bersin
ditambahkan) jika terkena debu, namun keluhan tersebut sembuh sendiri, dan
sekarang keluhan tersebut muncul lagi.
l. Community centered Pasien tinggal di satu rumah bersama bapak dan
Ini ditanya terus sama dr Yudhi kedua adiknya, (maaf ges, aku lupa luas rumahnya berapa
- Edukasi dan konseling rekan kerja dan pokoknya kayaknya ngga masuk rumah sehat), dengan
masyarakat mengenai penyakit,
ventilasi yang jarang dibuka sehingga banyak debu. Bapak
penyebab, faktor resiko, pencegahan
pasien dan pasien adalah seorang buruh tani dengan sosial
dengan:
ekonomi yang rendah, Bapak pasien adalah perokok yang
- Skrining pekerja yang sekantor dengan
sering merokok didalam rumah, pasien setiap hari pergi
pasien dan rekan kerja yang pergi ke
bekerja dengan menggunakan sepeda motor setiap jam 6 pagi
Kupang juga
tanpa menggunakan masker. Pasien menggunakan asuransi
- Edukasi kepada rekan kerja (seseorang
kesehatan KIS. Bapak pasien merupakan pendidikan yang
yang bertanggung jawab di tempat kerja
rendah, pasien jarang berolah raga dirumahnya. APGAR score
pasien) dan masyarakat tentang
6
profilaksis malaria jika berkunjung ke
Pemeriksaan fisik:
daerah endemis
Tanda vital: tensi dan nadi dbn. RR: 20x/menit S: afebris
- Edukasi masyarakat rekan kerja pasien
BMI: normoweight
untuk menghindari gigitan nyamuk
PF terdapat:
dengan memakai lotion nyamuk,
- Alergic sallute (gerakan menggosok hidung dengan
menggunakan pakaian tebal, kelambu,
tangannya)
repellen, spray anti nyamuk,
- Nasal crease (lipatan horizontal melalui setangh
menggunakan pakaian yang tertutup.
bagian bawah hidung akibat kebiasaan menggosok
- Kabari dinas kesehatan Kupang jika
hidung keatas dengan tangan.
ditemukan kasus Malaria dari seseorang
- Rhninoskopi anterior: mukosa edema, basah,
yang sudah berkunjung kesana
berrwana pucat, disertai sekret encer banyak.
- Laporkan kasus malaria baru ke fasilitas
- Pada rongga hidung ditemukan pembesaran konka
kesehatan setempat
inferior yang berupa edema
*Tidak ada informasi tentang pemeriksaan penunjang. - Pasien tidak menggunakan masker
(Maaf gais, soalnya ngga bisa lengkap, tapi ya kurang ketika berangkat kerja terpapar oleh
lebihnya seperti ini, mohon maaf kalau ngga bisa sama debu lagi
persis, mohon koreksiannya) - Pasien bekerja sebagai buruh tani
banyaknya debu ditempat kerja
Pertanyaan: - Pasien jarang berolahraga lebih
3. Diagnosis holistik mudah terkena serangan alergi
4. Tatalaksana komprehensif - Pasien termasuk perokok pasif karena
Jawaban : bapak pasien sering merokok didalam
5. Diagnosis holistik rumah
k. Aspek personal - Pendidikan rendah
 Keluhan utama : sering bersin-bersin
dengan frekuensi sebanyak 4-5 hari/ minggu,
Bersin terjadi berulang n. Faktor risiko ekstrinsik
 Keluhan penyerta : pilek berwarna bening - Family APGAR skor 6 (kurang sehat)
dan encer yang keluar terus menerus - Sosial ekonomi rendah, pasien seorang
(nrocos), hidung tersumbat dan rasa gatal wanita dan sudah bekerja sebagai buruh
pada hidung tani, bapak pasien juga seorang buruh
 Idea (pemikiran) : ingin mengetahui sakit tani dan artinya keduanya
apa sehingga datang ke dokter berpehangsilan rendah
- Ventilasi rumah jarang dibuka 
 Concern (perhatian) : mengganggu
sirkulasi udara buruk dalam rumah,
aktivitas selama bekerja
memungkinkan debu menumpuk, dan
 Expectacy (harapan) : ingin sembuh
kelembapannya meningkat sehingga bisa
dari penyakitnya
menambah parah keluhan pasien
 Anxiety (kecemasan) : khawatir - Tinggal di pemukiman padat
penyakitnya dan keluhannya bertambah - Menggunakan KIS (akses layanan
parah kesehatan)
- Tidak memenuhi syarat rumah sehat 
l. Aspek klinis meningkatkan terpaparnya alergen
 Diagnosis kerja : Rhinitis Alergi (debu)
 Diagnosis Banding : Rhinitis - Lingkungan rumah  kalau ada masukn
vasomotor, Rhinitis akut e.c viral (aku sih aja yaa
jawabnya ini aja, abisnya mentok)
Terus pas aku cari masih ada: o.Aspek fungsi sosial
- Drug induced rhinitis Aku jawab skala fungsinya 1 waktu itu karena
- Rinitis karena pekerjaan walaupun pasien terganggu aktivitasnya pasien
- Rinitis karena iritan masih bekerja seperti biasa (karena mungkin
- Rinitis atropi pasien mempunyai jiwa yang teguh juga), Cuma
- Rinitis idiopatik pasien takut aja kalau keluhannya bertambah
 Penyakit penyerta: - parah, dan pasien tersebut tidak mengurangi
intensitas dari aktivitas kerjanya juga.
m. Faktor risiko intrinsik Skala Aktivitas Ketergantungan
 Unmodified: Fungs Menjalankan Fungsi Terhadap yang Lain
- Jenis kelamin perempuan i
- Usia 24 tahun (karena insidensi rinitis 1 Melakukan pekerjaan Perawatan diri, kerja di
alergi tertinggi terdapat pada anak-anak seperti sebelum sakit dalam/luar
dan dewasa muda pada pasien masih rumah/mandiri
dewasa muda karena usianya >20 th) 2 Pekerjaan ringan sehari- Mulai mengurangi
- Ras/suku: - hari di dalam/luar aktivitas kerja
- Riwayat Atopi keluarga Ibu mengidap rumah
asma (+), walaupun pasiennya tidak 3 Perawatan diri, Perawatan diri masih
- RIwayat penyakit dahulu  pas masih pekerjaan ringan bisa dilakukan, kerja
anak-anak pasien pernah mengalami ringan
keluhan serupa jika terkena debu namun 4 Perawatan diri pada Tidak melakukan
bisa sembuh sendiri sudah ada riwayat keadaan tertentu, duduk aktivitas kerja,
rinitis alergi riwayat atopi dan berbaring tergantung keluarga
5 Perawatan diri Tergantung perilaku
 Modified dilakukan orang lain, rawat
- Pasien seringkali menggosok gosokan berbaring pasif
hidung dengan telapak tangan (membuat
keluhan semakin parah) 6. Tatalaksana komprehensif
- Pasien mengendarai motor ketika m. Patient centered
bekerja  sangat riskan terpapar oleh  Initial plan (pemeriksaan penunjang untuk
debu dan polusi sebagai alergen menguatkan diagnosis, menyingkirkan
diagnosis banding, dan mencari komplikasi)
- Hitung eosinofil dalam darah tepi dan dari ibu yakni asma dan riwayat
sekret hidung  Positif bila >400/mm penyakit dahulu pasien
- Pemeriksaan Ig E total serum - Edukasi pasien tentang gejala-gejala,
- Ig E spesifik (RAST) dan komplikasi Rhinistis Alergi
- Uji kulit atau skin prick test - Meminta pasien untuk makan makanan
menentukan alergen penyebab rinitis sehat berimbang, perbanyak buah dan
- Tes provokasi hidung (Nasal Challenge sayur,
test)  dilakukan bila ada keraguan dan - Edukasi mengenai PHBS (terutama
kesulitan dalam mendiagnosis rinitis dalam hal kebersihan rumah dan diri)
alergi, dimana riwayat rinitis alergi (+), selalu jaga kebersihan
tetapi hasil tes alergi selalu negatif - Kontrol ke dokter sesuai dengan tanggal
- Pemeriksaan radiologi dengan foto sinus yang sudah diterapkan
paranasal - Edukasi prognosis dan perburukan
 Medikamentosa penyakit
- Dekongestan hidung melalui semprot - Hindari stress
hidung, contohnya
o Oxymetazolin 0.025%-0.05% Sisanya kalo lupa, tulis ulang aja terapi
(hanya bila hidung sangat non-medika mentosa, kurang lebih
tersumbat dan digunakan <2 sama :
minggu saja - Menghindari faktor penyebab yang
- Kortikosteroid topikal, dicurigai sebagai alergen  debu
o Budesonid - Memakai APD seperti masker
o Flutikason - Menghindari suhu ekstrim panas atau
- Antikolinergik topikal, ekstrim dingin (jika berangkat kerja pagi
o Ipapropium bromida pagi pakai jaket dan masker) atau kalau
- Antihistamin sistemik (Antihistamin bisa naik angkutan umum saja biar
generasi 2) terhindar debu
o Loratadin 1x10 mg - Edukasi untuk rutin berolahraga yang
o Cetirizine 1x10 mg terbukti menurunkan gejala alergi
- Dekongestan oral - Istirahat cukup usai bekerja, hindari
o Pseudoefedrin 2-3 x 30-60 mg/ aktivitas berlebih.
hari - Diet makanan bergizi  meningkatkan
imunitas dan terhindar dari komplikasi
 Non-medikamentosa (terapi yang
infeksi
menyembuhkan namun tidak berbentuk obat)
- Menghindari faktor penyebab yang
dicurigai sebagai alergen  debu  Monitoring evaluasi (Monev)
- Memakai APD seperti masker - Keluhan dan Gejala yang dialami pasien
- Menghindari suhu ekstrim panas atau - Respon terapi
ekstrim dingin (jika berangkat kerja pagi - Efek samping obat
pagi pakai jaket dan masker) atau kalau - Tanda Komplikasi
bisa naik angkutan umum saja biar - Monitoring pemeriksaan penunjang
terhindar debu kalau menggunakan
- Edukasi untuk rutin berolahraga yang
terbukti menurunkan gejala alergi n. Family focus
- Istirahat cukup usai bekerja, hindari  Edukasi mengenai penyakit kepada keluarga
aktivitas berlebih. terakait dengan penyakit pasien
- Diet makanan bergizi  meningkatkan  Memberi edukasi tentang terapi pasien 
imunitas dan terhindar dari komplikasi bahwa penyakit ini kambuh-kambuhan, harus
infeksi terhindar dari debu
 Menghimbau untuk olahraga sekeluarga
 Konsultasi-Informasi-Edukasi (KIE) secara rutin
- Memberikan pengetahuan mengenai  Skrining faktor risiko dan gejala klinis 
penyakit Rinitis Alergi dari definisi keluarga dicek apakah memiliki gejala
sampai ke tatalaksana dan menegaskan serupa, jika iyadiobati
bahwa ini penyakit ini tidak bisa sembuh  Edukasi kepada ibu pasien yang mempunyai
dan bakal kambuh-kambuhan, tekankan penyakit asma agar terkontrol beri
ke pasien bahwa obatnya Cuma satu, konseling dan terapi
yakni Hindari alergen, dalam hal ini  Family therapy, agar nilai APGAR bisa jadi
debu penting disampaikan ke pasien bagus, dan kalau sudah bagus harus
- Minum obat teratur sesuai dengan dipertahankan. Anjurkan untuk sering
anjuran dokter melakukan kegiatan bersama keluarga,
- Jangan menggosok gosok hidung karena seperti makan bersama dan berbincang
makin memperparah gejala bersama.
- Edukasi pasien bahwa dirinya rentan  Preventif  Bapak pasien dihimbau supaya
terkena alergi karena ada riwayat atopi tidak merokok lagi, karena bisa
memperparah keadaan pasien
 Bikin BPJS sekeluarga edukasi pentingnya focus ataupun community centered) itu menyesuaikan faktor
jaminan kesehatan resiko yang ada baik intrinsik dan ekstrinsik.
 Diet yang bagus, hindari lemak jenuh, serta Bismillah, semoga dilancarkan dan dimudahkan..Aamin
perbanyak buah dan sayur
 Support moral dan emosional pada pasien
dalam proses pengobatan penyakit.
 Edukasi mengenai PHBS (harus cuci tangan
sebelum makan-sesudah makan-setelah
buang air-setelah beraktivitas keluar dengan
air dan sabun)
 Edukasi terkait rumah sehat dan pentingnya
rumah sehat
 Membuka ventilasi tutin agar sirkulasi udara
lancar dan terhindar dari kelembapan
 Edukasi pencegahan penyakit

o. Community centered
 Melakukan penyuluhan dan konseling di
lingkungan sekitar (terutama pada pekerja
buruh ditempat pasien bekerja) tentang rinitis
dan penyakit pernafasan lainnya.
 Edukasi kepada rekan kerja (seseorang yang
bertanggung jawab di tempat kerja pasien)
terkait penggunaan APD di lingkungan kerja
 Melakukan penyuluhan mengenai PHBS
agar kesehatan diri dan masyarakat tetap
terjaga
 Menganjurkan pemeriksaan prick test atau
penunjang lain kepada komunitas yang
berisiko terkena penyakit rinitis atau
pernafasan
 Penyuluhan tentang pentingnya olahraga,
menganjurkan untuk mengadakan senam
sehat agar masyarakat bisa berolahraga
bersama (membuat lebih bugar dan terhindar
dari alergi)
 Gotong royong  kerja bakti rutin tiap
seminggu sekali agar lingkungan bersih dan
sehat bebas debu dan polutan
 Penyuluhan betapa merugikannya rokok
terhadap kesehatan
 Anjuran kepada pekerja di tempat kerja
pasien dengan gejala yang sama untuk
berobat
 Anjuran memakai masker kepada pekerja
dari berangkat, bekerja hingga pulang untuk
terhindar dari debu
 Kerja sama antara pihak kesehatan dan
Pekerja pentingnya menjaga kesehatan dan
terhindar dari penyakit yang ditimbulkan
akibat kerja
 Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
memiliki asuransi kesehatan dan mengajak
masyarakat agar daftar asuransi kesehatan.
Kalau dari dokter Yudhi kemaren Beliau pengen minta
nambahin terkait dengan gimana kita kerja sama dengan
organisasi pekerjanya gitu agar terhindar dari penyakit (lebih
kearah community centered)
Kurang lebih kemarin jawabanku kayak gini, ini udah tak
tambahin dari tata laksana komprehensif dari KMK,
menurutku tulis singkat aja di kertas, soalnya yang ditulis
banyak banget terus kita kudu nginget-nginget, mending tulis
garis besarnya di kertas nah didalem baru kita jabarkan
selengkap mungkin. Terus untuk talak (baik yang KIE, family

Anda mungkin juga menyukai