Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DEGAN DIAGOSA


HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS TANJUNG KARANG

OLEH :
MUZNAH
113 STYJ 22

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ALIH JENJANG
MATARAM 2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DEGAN DIAGOSA HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI


PUSKESMAS TANJUNG KARANG

Waktu pelaksanaan
6 s/d 11 Maret 2023

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini telah di periksa, di setujui dan dievaluasi oleh pembimbing
lahan dan pembimbing Pendidikan.
Hari :
Tanggal :

Mengatahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Maelina Ariyanti, S. Kep., Ners., M. Kep) (Sri Maelani, SST)


BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Keperawatan


2.1.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Berisi tentang biodata pasien dan penanggung jawab meliputi
nama,umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
2. Keluhan Utama Keluhan
Ditanyakan untuk mendukung data diagnosa dan untuk
mengetahui apa yang dirasakan ibu, pada pengkajian ibu
mengatakan muntah begitu hebat dimana apa yang dimakan dan
diminum selalu dimuntahkan, sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari, sehingga berat badan menurun
dan dehidrasi.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab
terjadinya hiperemesis gravidarum, yang dapat membantu dalam
menentukan perencanaan tindakan.
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Berisi tentang data adakah penyakit yang berat yang akan
mempengaruhi kehamilan, dan data yang ditentukan
kemungkinan penyebabnya terjadinya hiperemesis
gravidarum.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Kesehatan Keluarga dikaji untuk mengetahui
apakah ada penyakit keturunan seperti keturunan kembar
karena pada kehamilan kembar jumlah hormon yang
dikeluarkan terlalu tinggi dan dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum.
c. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola metabolik nutrisi
Pada penderita hiperemesis gravidarum cenderung
mengalami penurunan nafsu makan.
2) Pola eliminasi
Berisi data tentang eliminasi dan BAB, data eliminasi
buang air besar pada pasien fraktur ekstremitas bawah
tidak ada perubahan. Frekuensinya satu hingga dua kali
perhari dengan warna kekuningan, sedangkan pada
eliminasi BAK terdapat perubahan karena pasien terpasang
karteter urine, yang biasanyaBAK 3-4 kali -+ 1800cc perhari
setelah terpasang karteter urine hanya -+1200cc perhari.
(Susilowati, 2014).
3) Pola aktivitas
Terdapat rasa lemas yang berlebihan akibat kekurangan
cairan
4) Pola tidur dan istirahat
Pasien hiperemesis gravidarum biasanya mual, muntah
dan pusing sehingga hal ini mengganggu pola tidur pasien.
Selain itu pengkajian juga dikaji dari lamanya tidur
pasien,suasana lingkungan,kebiasaan tidur,dan kesulitan
tidur.
5) Pola konsep diri
Dampak yang timbul dari pasien hiperemesis
gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu dan janin,
mual dan muntah yang berlebihan akan menyebebkan ibu
hamil kehilangan banyak cairan, sehingga beresiko
mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit, serta ibu
hamil tidak mampu dalam melakukan aktivitas secara.
6) Aktualisasi diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan puncak pada
hirarki kebutuhan Maslow, jika klien sudah mengalami
penurunan harga diri maka klien sulit untuk melakukan
aktivitas di rumah sakit enggan mandiri, tampak tak
bergairah, dan bingung (Susilowati, 2014)
7) Pola nilai keyakinan
Nilai keyakinan mungkin meningkat seiring dengan
kebutuhan mendapatkan sumber kesembuhan dari Tuhan
(Susilowati, 2014).
d. Pola kebiasaan sehari-hari
Riwayat kebutuhan sehari-hari
No Jenis Sebelum sakit Sesudah sakit
1 Nutrisi / cairan
a. Frekuensi makan
1) Jenis makan Nasi, lauk, sayur Bubur, lauk
2) Nafsu makan Baik ½ porsi tidak habis
3) Pantangan Udang Udang
4) Makanan alergi Udang Udang
5) Makanan yang tidak Udang Udang
disukai
6) BB 53 kg 50 kg
7) Keluhan / masalah Mual dan muntah Mual dan muntah
b. Cairan
1) Jumlah yang diminum 2500 cc 2 gelas (300 cc)
2) Minuman yang Air putih Susu
disukai
3) Minuman yang tidak Air putih Air putih
disukai
4) Keluhan / masalah Mual dan muntah Mual dan muntah

2 Eliminasi
a. BAB
1) Frekuensi 1x sehari 1x sehari
2) Konsistensi Padat Padat
3) Warna Kuning Kuning
4) Penggunaan laxative Tidak ada Tidak ada
b. BAK
1) Frekuensi 5-6 x/hari 5-6 x/hari
2) Warna Kuning Kuning
3) Bau Amoniak Amoniak
4) Keluhan Tidak ada Tidak ada
3 Personal hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi 2 x /hari Belum mandi
2) Cara mandi Mandi sendiri Tidak pernah
3) Oral Hygiene 2 x /hari Tidak pernah
4) Frekuensi Sendiri Tidak pernah
5) Keluhan Bau badan klien
tidak sedap

b. Genetalia
Bersih Bersih
1) Kebersihan
Tidak ada Tidak ada
2) Pemakaian Hygiene
Tidak ada Tidak ada
3) Solution
Tidak ada Tidak ada
4) Keluhan
4 Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur 8 jam 6 jam
b. Tidur siang 2 jam (13.00-15.00) 1 jam (13.00-14.00)
c. Tidur malam 6 jam (23.00-05.00) 5 jam (23.00-04.00)
d. Kebiasaan pengantar tidur Nonton TV Tidak ada
e. Keluhan lain Tidak ada Susah tidur dan
sering terbangun
karna mual

5 Aktivitas dan latihan


a. Kegiatan dalam pekerjaan Mengurus rumah Tidak ada
b. Waktu bekerja Pagi,siang, malam Tidak ada
c. Olahraga Tidak ada Tidak ada
d. Kegiatan lain Tidak ada Tidak ada
e. Keluhan dalam beraktivitas Tidak ada Pusing dan lemah
6 Kebiasaan
a. Merokok Tidak pernah Tidak pernah
b. Minum alkohol Tidak pernah Tidak pernah
c. Ketergantungan obat Tidak pernah Tidak pernah
7 Pola seksualitas
Masalah seksualitas Tidak ada Tidak ada

e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Lemah
2) Tingkat kesadaran
Kesadaran composmentis, latergi, strupor, koma, apatis
3) Tanda tanda vital
Frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardi,
bradikardia danhipertermi, hipotermi
Frekuensi pernafasan: adanya frekuensi pernafasan
yangmeningkat (Takipnea), nafas dalam atau hiperventilasi
(bilaterjadi gangguan asam basa/asidosis metabolic akibat
penumpukan benda keton dalam tubuh) (Willem Pieter,
2013).
Suhu tubuh Hipertemi ditemukan pada pasien
hiperemesis gravidarum. Berat badan dan tinggi badan
tergantung pola makan pasien dan konsusmsi makanan
yang dikonsumsi sebelum terjadi hiperemesis gravidarum.
4) Kepala dan rambut
Inspeksi: kaji bentuk kepala warna rambut, kebersihan,
persebaran warna rambut dan adanya lesi atau
tidak.
Palpasi: Raba adanya massa dan nyeri tekan
5) Mata
Biasanya pada pasien hiperemesis gravidarum
kongjungtivaanemis atau sklera tidak ikterik.
6) Hidung
kaji bentuk hidung, lubang hidung, persebaran warna kulit,
kesimetrisan dan adanya pernafasan cuping hidung.
Palpasi: kaji ada tidaknya nyeri tekan pada sinus
(Susilowati, 2014).
7) Mulut
Biasanya bibir pasien tampak pucat,mukosa bibir kering
dansianosis.
Palpasi: kaji reflek menghisap dan menelan
(Purwaningsih,2014).
8) Telinga
Inspeksi: kaji ada tidaknya serumen, kesimetrisan
dankebersihan telinga.
Palpasi: ada tidaknya nyeri tekan pada tragus (Rohman&
Walid,2013).
9) Leher
Inspeksi : pembesaran pada leher , pembesaran kelenjar
limfa leher dapat muncul jika ada pembesaran kelenjar
sistemik, persebaran kulit.
Palpasi : ada tidaknya pembendungan vena jugularis
(Susilowati, 2014).
10) Thorax
Inspeksi : biasanya pernafasan meningkat regular atau
tidaknyatergantung pada riwayat penyakit pasien
terdahulu yang berhubungan dengan paru.
Palpasi : Kaji kesimetrisan dada, taktil fremitus
Perkusi : Kaji apakah terdapat penumpukan sekret, cairan
atau darah
Auskultasi : Ada atau tidaknya suara nafas tambahan
seperti ronchi dan whezzing di semua lapang paru
(Mulyati, 2014).
11) Pemeriksaan jantung
Inspeksi : tampak atau tidaknya iktus kordis pada
permukaandinding dada di ICS 5 midklavikula
sinistra
Palpasi : teraba atau tidaknya iktus kordis di ICS 5
midklavikulasinistra.
Perkusi : pada ICS 3 hingga ICS 5 terdengar pekak,
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 terdengar tunggal,
tidak ada suara jantung tambahan (Muttaqin, 2012).
12) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : warna kulit merata, ada atau tidaknya lesi,
bentuk abdomen apakah datar, cembung, atau
cekung. Kaji adanya mual atau muntah disebabkan
karena kadar kalium yang menurun akibat polyuria,
pankreastitis, kehilangan nafsu makan. Terjadi
peningkatan rasa lapardan haus pada individu yang
mengalami ketoasidosis
Auskultasi : bising usus terdengar 20 x/menit
Palpasi : ada massa pada abdomen, kaji ada tidaknya
pembesaran hepar, kaji ada tidaknya asites, ada atau
tidaknya nyeri tekan pada daerah ulu hati
(epigastrium) atau pada 9 regio
Perkusi : Bunyi timpani, hipertimpani untuk perut
kembung, pekak untuk jaringan padat
13) Genetalia
Inspeksi : kaji apakah pada saat BAK terasa panas dan
sakit, apakah terdapat keputihan pada daerah
genetalia atau tidak, ada atau tidaknya tanda-tanda
peradangan pada genetalia.
14) Extremitas
Inspeksi: kaji persebaran warna kulit, turgor kulit Kembali
>2 detik, akral hangat, sianosis, produksi keringat
(menurun atau tidak) pada p dilihat adanya luka
pada extremitas, kedalaman luka, luas luka, adanya
nekrosis (jaringan mati atau tidak ) adanya edema,
adanya pus dan bau lukaserta nyeri atau baal. Serta
gejala lain seperti cepat lelah,lemah, kesemutan dan
nyeri pada ektremitas.
Palpasi : kaji kekuatan otot, ada tidaknya pitting edema.
(Sudarta, 2012)
15) Kulit dan kuku
Inspeksi: lihat adanya luka, warna luka, dan edema,
kedalamanluka, ada tidaknya nekrosis, adanya pus
atau tidak.
Palpasi: kaji apakah akral teraba dingin , kulit pecah-
pecah,pucat, kulit kering,
4. Riwayat obsterik
a) Riwayat haid
HPHT adalah hari pertama haid terakhir, menurut Manuaba
menentukan usia kehamilan sangat penting untuk
memperkirakan persalinan. Usia kehamilan dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus naegle yang dihitung dengan
menentukan haid terakhir. Padakehamilan dengan hiperemesis
gravidarum sering terjadi pada trimester pertama kurang lebih
pada umur kehamilan 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir.
b) Riwayat kehamilan sekarang
1) PP tes
Semua tes ada saat ini mendeteksi keberadaan human
chorionic Gonadothropin (HCG). Deteksi dini kehamilan
memungkinkan perawatan dimulai dini. Human chorionic
gonadothropin dapat diukur dengan radioimunoesai dan
deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar
20 hari sejakmenstruasi terakhir.
2) Jumlah kehamilan
Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami
oleh wanita tersebut (Varney, Hellen.2007.525). Pada
primigravida (kehamilan yang pertama kali), ia belum
mampu beradaptasiterhadap hormon estrogen dan korionik
gonadotropin, yang menimbulkan keluhan mual muntah
3) Riwayat ANC
Riwayat kehamilan sekarang pelu dikaji untuk
mengetahui apakah ibu rutin ANC atau tidak dan untuk
mendeteksi
komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan
seputar kehamilan yang dialami wanita.
4) Keluhan
Keluhan ditanyakan untuk mendukung data diagnosa
dan mengetahui apa yang dirasakan ibu, pada waktu
pengkajian ibu mengatakan mual muntah begitu hebat
dimana apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi.
5) Pola kebutuhan sehari-hari
Pola intake nutrisi Nafsu makan berubah selama ibu
hamil. Pada trisemester pertama sering terjadi penurunan
nafsu makan akibat nausea dan atau vomitus
(Bobak.2004.hal; 120). Ibu yang mengalami hiperemesis
gravidarum akan mengalami intoleransi makanandan
minuman, dimana apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan.
Kebanyakan perempuan mampu mempertahankan
kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet, simptom akan
teratasi hingga akhir trisemester pertama
6) Pola eliminasi
Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum akan
mengalami konstipasi sehingga ibu kesusahan BAB. Hal ini
disebabkan oleh efek hormon progesteron yang
menyebabkan relaksasi otot polos dan peningkatan waktu
transit dari lambung dan usus dapat meningkatkan absorbsi
cairan.
7) Pola aktivitas
Hiperemessis gravidarum akan mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari.
8) Pola Psikososial, Kultural dan Spiritual
Data tentang psikososial kultural dan spiritual
menentukan prilaku seseorang tentang kesehatan dan
penyakit yang sering berhubungan dengan kebiasaan,
kepercayaan dan tradisi dapat
Menunjang, namun tidak jarang menghambat perilaku
hidup sehat.
Hubungan faktor psikologi dengan kejadian hiperemesis
gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita
yang rumah tangganya retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadapkehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagaiibu, dapat menyebabkan konflik mental yang

2.1.2 Anlisa data


No Diagnosa keperawatan Etiologi Masalah
1 DS : Hiperemesis Ketidakseimbangan
a. Klien mengatakan gravidarum nutrisi kurang dari
mual muntah ↓ kebutuhan tubuh
sebanyak 7x sejak Intake menurun
dari waktu pagi s/d ↓
malam Energi menurun
b. Klien mengatakan ↓
muntah setiap habis Mobilitas lemak protein
makan dan minum di jaringan
c. Klien mengatakan ↓
kurang nafsu BB Menurun
makan ↓
d. Klien mengatakan Ketidakseimbangan
hanya makan 4 nutrisi kurang dari
sendok kebutuhan tubuh
DS :
a. Muntah sebanyak 7
kali
b. Muntah cair
berempas
c. ½ porsi makan
tidak dihabiskan
d. Bibir tampak
kering
e. Mukosa pucat
f. Kembung
g. Abdomen, terasa
tegang saat muntah
h. Abdomen tampak
membesar sesuai
umur kehamilan
i. IMT : 16
j. TB : 158 cm
k. BB : 50 Kg
2 DS : Hiperemesis Anseitas
a. Klien mengatakan gravidarum
semoga janin dalam ↓
kandungan sehat Perubahan status
b. Keluarga klien kesehatan
mengatakan ↓
semoga penyakit Kurang pengetahuan
yang diderita klien ↓
tidak parah Ansietas
DO :
a. Wajah kelihatan
sedih
b. Tampak murung
3 DS : Mual muntah Defisit perawatan
a. Klien mengatakan ↓ diri
sudah 2 hari tidak Hiperemesis
mandi gravidarum
b. Klien mengatakan ↓
selama dirawat Intake menurun

dirumah sakit tidak Iritasi saluran cerna
pernah keramas ↓
c. Klien mengatakan Nyeri ulu hati
tidak bisa mandi ↓
sendiri Kurang perawatan diri
DO : ↓
a. Pasien Defisit perawatan diri
mengeluarkan bau
tak sedap
b. Rambut tampak ada
ketombe, kotor dan
berbau
c. Rambut teraba
berminyak da nada
perlengketan
d. Kulit terasa lengket
4 DS : Hiperemesis Resiko kekurangan
a. Klien mengatakan gravidarum volume cairan dan
hanya minum 2 ↓ elektrolit
gelas (300 cc) Output meningkat
b. Klien mengatakan ↓
pahit saat Dehidrasi
mengecap ↓
DO : Hipokalemi
a. Keadaan umum ↓
lemah Gangguan
b. Tampak bercak- keseimbangan elektrolit
bercak putih pada ↓
lidah Resiko kekurangan
c. Penurunan sensasi volume cairan
rasa (pahit saat
mengecap)
d. Terpasang infuse
pada tangan kanan :
1) Infuse Cairan
Putrolit : Dexa 5 %
2:1 28 tpm
2) Drips neurobion
1 amp / 24 jam
e. Kulit tampak
kusam
f. Klien tampak
minum 2 gelas (300
cc)
g. Turgor kulit jelek
h. Kulit teraba lengket

2.1.3 Diagnosa keperawatan


Berdasarkan data pengkajian,diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada pasien hiperemesis
gravidarum adalah
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan, pengeluaran nutrisi berlebihan ditandai dengan nafsu makan
menurun, mual dan muntah.

2.1.4 Intervensi keperawatan

NO Diagnosa Tujuan atau Intervensi


keperawatan kriteria hasil (SIKI)
(SLKI)
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
Observasi
berhubungan tindakan pemenuhan
- Identifikasi status nutrisi
dengan kebutuhan nutrisi Dengan - Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
frekuensi mual kriteria hasil :
- Identifikasi makanan yang disukai
dan muntah - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
berlebihan, • Mual dan muntah - Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
pengeluaran berkurang
- Monitor asupan makanan
nutrisi • Nafsu makan - Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
berlebihan bertambah Terapeutik
ditandai • Berat badan ideal, - Lakukan oral hygiene sebelum makan
jika perlu
dengan nafsu • Bising usus normal - Fasilitasi menentukan pedoman diet
makan dan Membrane (mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarikdan
menurun, mual mukosa lembab suhu yang sesuai
dan muntah. - Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi vitamin dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogastric jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. pereda nyeri, antiemetik),
Jika perlu
- kaloborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, Jika perlu

2.1.5 Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan
intervensi keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat
dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk
dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah,
mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang
ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali, 2014).
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan klien mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri (self care) dengan penyakit
yangia alami sehingga klien mencapai derajat kesembuhan yang
optimal danefektif. Sehingga kemandirian pada ibu hamil dengan
hiperemesis
gravidarum dapat meningkat dengan dilakukan tindakan keperawatan
untuk mengurangi penyebab terjadinya mual muntah yang berlebih
dan memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu
2.1.6 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang
continue yang penting untuk menjamin kualitas dan ketetapan
perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon
pasien untuk menentukankeaktifan rencana perawatan dan memenuhi
kebutuhan pasien (Haryanto&Rini,2015). Beberapa teknik penulisan
dokumentasi asuhan keperawatan dengan SOAP pada pasien
hyperemesis gravidarum antara lainsebagai berikut:
1. Mengumpulkan data Subjektif
a. Menanyakan biodata pasien
b. Menanyakan riwayat penyakit pasien sebelumnya seperti catatan
perkembangan penyakit, mengetahui suhu, denyut nadi, pernapasan,
tekanan darah, pemeriksaan laboratorium dan laporan pemeriksaan
tambahan.
c. Menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien
2. Mengumpulkan data Objektif
Mengumpulkan data hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pada
pasienseperti TTV dan lainnya.
3. Analisis dan Interpretasi
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan
meliputi diagnosa, antisipasi atau masalah potensial, serta perlu
tidaknya dilakukan tindakan segera.
4. Perencanaan
Membuat rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk
asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium serta
konseling untuk tindak lanjut.
2.2 Konsep Kehamilan
1. Kehamilan.
Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa
embrio atau fetus didalam tubuhnya. Awal terjadinya kehamilan
terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk kedalam
saluran sel telur.
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel
telur oleh sel sperma. Janin akan membuat tubuh ibu hamil mengalami
perubahanfisik maupun psikis. Perubahan fisik yang menonjol adalah
membesarnya rahim. Payudara, penghitaman kulit didaerah tertentu,
melunaknya alat kelamin, dan mengendurnya sendi panggul. Secara
alamiah perubahan tersebut dimaksudkan untuk member
kesempatan,tempat, dan jaminan bagi janin untuk tumbuh dan
berkembang sampai saat lahir. (Wiknjosastro,2012)
2. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan
Menurut Astuti (Wiknjosastro, 2012)tanda dan gejala pada
masing- masing wanita hamil berbeda-beda. Ada yang mengalami
gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada yang beberapa minggu
kemudian,atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini. Namun,
tanda yang pasti dari kehamilan adalah terlambatnya periode
menstruasi. Selain itu didapatkan tanda-tanda lain yaitu :
a. Nyeri atau payudara yang terasa membesar, keras, sensitif dengan
sentuhan. Tanda ini muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah konsepsi
(pembuahan). Dalam waktu 2 minggu setelah konsepsi, payudara
seorang wanita hamil akan mengalami perubahan untuk persiapan
produksi ASI yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesterone
b. Mual pagi hari (morning sickness) umum terjadi pada triwulan pertama.
Meskipun disebut morning sickness, namun mual dan muntah dapat
terjadi kapan saja selama kehamilan. Penyebab mual dan muntah ini
adalah perubahan hormonal yang dapat memicu bagian dari otak yang
mengontrol mual dan muntah. Gejala ini dialami oleh 75% wanita
hamil.
c. Mudah lelah, lemas, pusing, dan pingsan adalah gejala kehamilan yang
disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah dalam kehamilan atau kadar
gula darah yang rendah.
d. Sakit kepala pada umumnya muncul pada minggu ke-6 kehamilan yang
disebabkan oleh peningkatan hormone.
e. Konstipasi (sulit BAB) terjadi karena peningkatan hormon progesteron
yang menyebabkan kontraksi usus menjadi lebih pelan dan makanan
lebih lambat melalui saluran pencernaan.
f. Perubahan mood karena pengaruh hormon.
g. Bercak perdarahan. Terjadi ketika telur yang sudah dibuahi
berimplantasi (melekat) ke dinding rahim sekitar 10-14 hari setelah
fertilisasi (pembuahan). Tipe perdarahan umumnya sedikit, bercak
bulat, berwarna lebih cerah dari darah haid, dan tidak berlangsung lama.
3. Perubahan Pada Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester
pertama dengan usia kehamilan 1-3 bulan atau 0-12 minggu, trimester
ke dua dengan usia kehamilan 4-6 bulan atau 13-24 minggu, dan
trimester ke tiga dengan usia kehamilan 7-9 bulan atau 25-40 minggu
(Wiknjosastro, 2012)
a. Trimester Pertama
Pada awalnya memang belum terjadi perubahan fisik yang luar
biasa, namun pada bulan ke -3 perut akan mulai membuncit. Pada
saat trimester pertama ada beberapa tanda-tanda yang bias terjadi
pada tubuh ibu hamil yaitu, badan tidak menentu, mual muntah,
pusing, sering buang air kecil, mudah lelah, dan
sembelit.(Wiknjosastro, 2012)
b. Trimester Kedua
Pada trimester kedua keadaan fisik atau keadaan tubuh ibu hamil
sudahmulai fit dimana kandungan ibu hamil sudah mulai kuat
dan bisa melakukan aktifitas seperti olah raga. Pada kehamilan
bulan ke-6 janin sudah bisa diajak bermain. Meskipun pada
trimester ini kondisi fisik ibu sudah lebih baik namun tetap ada
keluhan yang bisa saja muncul pada trimester

2.3 Penyakit
2.3.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah
hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkankekurangan cairan, penurunan berat badan, atau
gangguan elektrolit,
sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalamkandungan (Kadir et al, 2019)
2.3.2 Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam
hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan
yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat
ginjal menambah frekuensi muntah lebihbanyak, dapat merusak hati
dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan
terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013)
2.3.3 Pathway

Factor predisposisis Vilikhorialis Faktor psikologis stress


- Kehamilan ganda
- molahidatidosa
Masuk sirkulasi maternal/ Mempengaruhi sistem syaraf simpatis
peredaran darah ibu
Esterogen HCG
meningkat Peningkatan pengeluaran epineprin,
meningkat
Perubahan metabolic meningkat norepineprin dan kortisol

Esterogen merangsang SSP


dan pengongsongan Asam lambung Efek samping Pemberian Fe
lambung berkurang meningkat pemberian Fe

Asam lambung meningkat


Mual dan Gangguan perubahan nutrisi kurang dari
muntah kebutuhan
Merespon peningkatan
peristaltic lambung
integumen kardiovaskuler ginjal

serebral Pembuluh darah Turgor kulit Penurunan Kapiler


menurun kontrukitlilitis glomerolus
jantung
Penurunan Hemokonsentrasi
vasikulenisasi menurun Gangguan Tekanan hudrostatik
integritas COP menurun meningkat
kuliit
Penurunan Memperlambat
transportasi peredaran darah Sirkulasi kejaringan GFR
CO2 menurun

O2 dijantung Reabsorpsi NaCl


tidak adekuat Gangguan perfusi jaringan
Hipoksia
Intoleransi Vasokontriksi ginjal
iskemik Ketidak seimbangan
aktivitas
Gangguan antara suplai dan
kebutuhan NaCl
perfusi jaringan janin Ibu

Umpan balik
kematian Kekurangan Metabolic Gangguan tubuloglomerolus
o2 anaerob keseimbangan
cairan dan elektrolit
nyeri aslaktat kurang dari Volume cairan
kebutuhan tubuh tubulus
2.3.4 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik
pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin sertazat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati,
2013) terdapat beberapa faktorpredisposisi dan faktor lain, yaitu : a.
Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa) b. Faktor
organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan
alergi. c. Faktor psikologis : rumah tangga yangretak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan. Selain itu
menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi
penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan
muntah sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-60% pada
(multigravida)
2.3.5 Manifestasi klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejalautama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat
hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini
bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan
berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu
hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi. Selain mual dan
muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga
dapat mengalami gejala tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan
4-6 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual
dan muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat
mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan
terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan
pada parahnya mual dan muntah serta perkembangan hiperemesis
gravidarum. Masalah psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan
cenderung mengalami mual dan muntah dalam kehamilan.
2.3.6 Tanda dan gejala
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan
dengan hiperemesis gravidatum tidak ada, tetapi bila keadaan umum
penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala
dapat dibagi kedalam 3 tingkatan yaitu:
Tingkat I:
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik
menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
Tingkat II:
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang
khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing
Tingkat III:
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya ikterus menunjukan adanya payah
Hati

2.3.7 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit
hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

2.3.8 Penalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hyperemesis
gravidarum menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak
mengurang,maka diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride
atau khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola
di rumah sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
dan peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk,
hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atauminuman dan selama 24 jam.
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah
kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila
kekurangan
protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila dalam
24 jampenderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat
diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen
sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina,
kemunduran penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus, ginjal
dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat, tekanan darah menurun.
2.4 Terapi/tindakan keperawatan
2.4.1 Pengertian
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
tidakmampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri.
2.4.2 Prosedur
PEMBERIAN NUTRISI MELALUI ORAL
1. Pengertian
Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per
oral secara mandiri.
2. Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
3. Alat dan bahan
a. Piring
b. Sendok
c. Garpu
d. Gelas
e. Serbet
f. Mangkok cuci tangan
g. Pengalas
h. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
4. Pra interaksi
a. Verifkasi/validasi pasien yang akan dilakukan pemberian nutrisi
b. Menempatkan alat-alat didekat pasien dengan benar
5. Tahap orientasi
a) Memberikan salam terapeutik
b) Menejelaskan kepada klien beserta keluarga mengenai tujuan dan
prosedur tindakan yang akan segera dilakukan
c) Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privasi klien
d) Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan tindakan
6. Tahap kerja
a) Beri penjelasan
b) Cuci tangan.
c) Atur posisi pasien dengan duduk/setengah duduk
sesuai kondisipasien.
d) Pasang pengalas.
e) Tawarkan pasien melakukan ritual makan
(misalnya, berdoasebelum makan)
f) Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah
makan
g) Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan
anjurkan duduksebentar
h) Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan.
i) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
7. Tahap Terminasi
a) Mengevaluasi hasil tindakan
b) Membereskan dan mengembalikan ke tempat semula
c) Mencuci tangan
d) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
BAB II
TINJAUAN KASUS

1. Identitas Klien

Identitas klien Pasien


Nama Ny. I
Umur 32 tahun
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Alamat Karang Buyuk
Status Perkawinan Menikah
Tanggal Pengkajian 8 maret 2022
Diagnosa Medis G3P0A2H0

2. Riwayat Penyakit
Data Pasien 1
Keluhan Utama Ibu mengeluh mual, muntahdan lemas.

Riwayat Penyakit Ibu mengatakan sering mual dan muntah setiap makan danminum
Sekarang sejak -+1 minggu yanglalu, mual pusing, lemas dan tidak suka
makan

Riwayat Penyakit Ibu mengatakan pada kehamilan yang lalu ibu tidakmengalami
Dahulu mual dan muntah seperti ini

Riwayat Penyakit Ibu mengatakan ada keluarga yang memiliki riwayat lambung.
Keluarga Dan keluarga tidak memiliki penyakit keturunan dan tidak ada
keturunan kembar.
3. Riwayat Kehamilan Lalu

No Tahun Kelahiran Penolong Tindakan Komplikasi Keadaan Anak


Ab, Prem, Kehamilan Sekarang
Aterm, Mati

1 2022 Abortus Dokter Kuretage Tidak ada -


Spesialis
Obgyn
2 2022 Abortus Dokter Tidak ada -
Spesialis Kuretage
Obgyn

3 2023 Kehamilan sekarang

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


Data Pasien 1
Kehamilan G3P0A2H0
Hpht 03/09/2022
Pasien mengatakan selama hamil selalu memeriksakan kebidan

Siklus haid Pasien mengatakan siklus haid 7 hari dengan keluhan nyeri pada saat
haid pertama sampaihari ke tiga

Keluhan masa Pasien mengatakan selama hamil selalu mual, pusing danakhir-akhir
kehamilan ini muntah

5. Riwayat Kontrasepsi
Data Pasien 1
Kontrasepsi yang lalu Kb suntik 1 bulan
Sebab berhenti Program kehamilan
Rencana penggunaan Kb suntik 3 bulan
alat kb setelah lahir
4.1.2 Masalah Keperawatan
Defisit nutrisi berhubungan dengan frekkuensi mual dan muntah
berlebihan, pengeluaran nutrisi berlebihan dengan nafsu makan
menurun, mual dan muntah.

4.1.3 Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Kaji faktor
berhubungan Tindakan selama 1x24 penyebab mual dan
dengan jam ,diharapkan mual
muntah
frekkuensi mual muntah berkurang
dengan kriteria hasil: 2. Kaji tanda-tanda
dan muntah
berlebihan, vital klien
- Intake nutrisi dan
pengeluaran cairan adekuat 3. Tentukan status gizi
nutrisi - Mampu klien dan
berlebihan mengidentifikasi kemampuan klien
dengan nafsu kebutuhan nutrisi
untuk memenuhi
makan menurun,
- Tidak terjadi kebutuhan gizi
mual dan penurunan berat
muntah. badan yang berarti 4. Kaji berat badan
klien
5. Anjurkan makan
dengan porsi sedikit
tetapi sering.
6. Tanyakan makanan
kesukaan klien.
7. Anjurkan makanan
yang bergizi, tinggi
kalori, dan bervariasi
yang dapat dipilih
oleh pasien.
8. Tanyakan pada
klien tentang alergi
makanan.

4.1.4 Implementasi

Masalah Implementasi
No
Keperawatan Tanggal Tindakan Paraf

Defisit nutrisi 8 Maret 1. Mengkaji faktor penyebab mual


berhubungan 2023 dan muntah.
dengan 2. Menkaji tanda- tanda vital klien
frekkuensi
3. Mengkaji status gizi klien, dan
mual dan
muntah kemampuan untuk memenuhi
berlebihan, kebutuhan gizi.
pengeluaran 4. Mengkaji berat badan klien.
nutrisi 5. Menganjurkan makan dengan porsi
berlebihan
sedikit tetapi sering.
dengan nafsu
makan 6. Menanyakan makanan kesukaan
klien.
menurun,
Menganjurkan makanan yang
mual dan bergizi, tinggi kalori, dan
muntah. bervariasi yang dapat dipilih oleh
pasien.
8. Menanyakan pada klien tentang
alergi makanan.
9. Menganjurkan untuk banyak
makan buah dan minum.
10. Memberikan Pendidikan
kesehatan tentang :

• Makanan bergizi dan tidak


mahal.
4.1.1 Evaluasi

Masalah Evaluasi
No
Keperawatan Tanggal SOAP Paraf

Defisit nutrisi 8 maret S : Klien mengatakan bahwa nafsu


berhubungan 2023
dengan makannya sudah
frekkuensi bertambah sedikit
demi sedikit.
mual dan
muntah O:
berlebihan, - Mual muntah
pengeluaran berkurang
nutrisi -Nafsu makan bertambah
berlebihan
A:
dengan nafsu
makan
menurun, mual Masalah sebagian
dan
muntah.
teratasi (nafsu makan sudah bertambah
sedikit demi sedikit).

P : Intervensi dilanjutkan dengan


menganjurkan makan sedikit tapi sering.
Daftar pustaka

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk PendidikanBidan.


Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Morgan, Gerri. (2009). Obstetri dan genekologi panduan praktik. Jakarta : EGC

Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus. Jogjakarta: Medication
Jogja.

Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Arfiana. (2019). Studi Fenomenologi Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan.
https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3844
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis
Gravidarum. Jakarta: Salemba Medika .
SDKI. (2017). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Retrievedfrom
http://sdki.bkkbn.go.id/files/buku/2017IDHS.pdf

Sumarni, S. (2017). Model sosio ekologi perilaku kesehatan dan pendekatan. The
Indonesian Journal of Public Health, 12, No.1(August), 129–141.
https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.129-000

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). (2018). Jakarta. Retrieved from


http://www.inna-ppni.or.id

Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st
ed.). (2019). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Retrieved from http://www.innappni.or.id

Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar diagnosa keperawatan indonesia. Dewan
Pengurus Pusat. https://doi.org/10.1103/PhysRevLett.77.1889

Tiran, Denise. 2008. Mual muntah kehamilan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai