Disusun Oleh :
Try Martyas
422J0111
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status marital : Menikah
Tanggal masuk : 6 November 2022
Tanggal pengkajian : 7 November 2022
Diagnose medis : Unstable Angina Pectoris
No. MedRek : 17846356
Bed : Ruang A2 (Teratai)
1
2. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri dada
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
P: Pasien mengatakan nyeri dada timbul pada saat melakukan aktivitas yang
berlebihan.
Q: Pasien mengatakan nyeri dada seperti diremas-remas.
R: Pasien mengatakan sakit dibagian dada dan menjalar ke punggung bagian
belakang.
S: Skala nyeri 4-6 (Nyeri sedang) yang diukur dengan menggunakan Numeric
Rating Scale.
T: Pasien mengatakan nyeri yang dialami sudah -+ 2 minggu yang lalu dan
nyerinya hilang timbul.
c. Riwayat Kesehatan Masa lalu :
Pasien mengatakan keluhan nyeri dada yang dialami sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien mengatakan adanya penyakit penyerta seperti Hepatitis dan Vertigo.
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat merokok maupun riwayat
mengkonsumsi alhokol/jamu. Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun
obat-obatan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Keluarga pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit unstable angina pectoris, vertigo maupun penyakit menular
seperti hepatitis, HIV/AIDS, tuberkulosis dan lain-lain.
Genogram: Tidak Terkaji
2
Pasien mengetahui sakitnya apa dan cara perawatannya.
3) Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan :
a) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat
Tidak terkaji
b) Pemerikaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri, imunisasi
Tidak terkaji
c) Kemampuan untuk mengontrol kesehatan
1) Yang dilakukan bila sakit
Berobat
2) Kemana pasien berobat bila sakit
Ke dokter atau rumah sakit
3) Kebiasaan hidup (konsumsi jamu/alkohol/kopi/kebiasaan
olahraga/merokok)
Tidak ada kebiasaan konsumsi jamu/alkohol/kopi/kebiasaan
olahraga/merokok.
4) kebiasaan olah raga
Tidak terkaji
b. Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan kesehatan:
1) Penghasilan
Tidak terkaji
2) Asuransi/jaminan kesehatan
BPJS
3) Keadaan lingkungan tempat tinggal
Tidak terkaji
c. Pola nilai kepercayaan dan spiritual
1) Sumber kekuatan bagi pasien
Tuhan dan Keluarga
2) Perasaan menyalahkan Tuhan (ada/tidak)
Tidak ada
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan
a) Macam kegiatan : Sholat dan mengaji
3
b) Frekuensi : Sering 5xsehari
4) Masalah berkaitan dengan aktifitasnya tersebut selama dirawat:
Tidak terkaji
5) Pemecahan oleh pasien :
Tidak terkaji
6) Adakah keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang dijalani,
jelaskan:
Tidak terkaji
7) Adakah Pertentangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan
yangdijalani, jelaskan :
Tidak terkaji
4. Kebutuhan Dasar :
a) Rasa nyaman dan kebersihan
1) Adanya nyeri
Ada
2) Kebersihan tempat tidur
Bersih
3) Kebersihan pakaian
Bersih
4) Kebersihan badan
Bersih
b) Oksigenasi
1) Pemajanan terhadap udara berbahaya
Tidak terkaji
2) Penggunaan alat bantu
Nassal kanul
3) Dispnea
Ada sesak RR: 22x/menit
4) Yang meningkatkan/mengurangi sesak
Pada saat beraktivitas berlebihan/pada saat beristirahat.
4
c) Nutrisi dan Cairan
No Kebutuhan Sebelum Masuk RS Sesudah Masuk RS
1. Nutrisi
a) Frekuensi dan Porsi 3x/hari, 1 porsi 3x/hari, 1-3 sendok
b) Jenis makanan Nasi Nasi
c) Pantangan Tidak ada Makanan
d) Alergi Tidak ada berlemak dan
e) Jenis air minum Air putih 6- daging
f) Frekuensi dan porsi 8 gelas/hari ada Tidak ada
g) Pantangan Tidak ada Air putih
± 3-4 gelas/hari
Tidak ada
2. Personal Hygiene
a) Mandi ± 2x/hari Hanya dilap
b) Gosok gigi ± 2x/hari Tidak gosok gigi
c) Keramas ± 2x/minggu Tidak keramas
3. Eliminasi (BAK/BAB) BAK
a) Frekuensi ± 1000cc ± 500cc
b) Warna Khas Urine Khas Urine
c) Bau Khas Urine Khas Urine
d) Keluhan Tidak ada Tidak ada
BAB
a) Frekuensi ± 1x/hari Tidak BAB
b) Konsistensi Padat -
c) Warna Khas Feses -
d) Bau Khas Feses -
e) Keluhan Tidak ada -
d) Eliminasi
1) Pola BAB
Tidak terkaji
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu, terpasang
kolostomi atau ileutomi)
5
Tidak terkaji
3) Kesulitan BAB
Tidak terkaji
4) Penggunaan laksatif :
Tidak terkaji
5) Riwayat perdarahan :
Tidak terkaji
6) Haemorroid :
Tidak ada pembesaran haemoroid
7) Riwayat inkontinensia alvi :
Tidak ada
8) Penggunaan alat (kateter)
Tidak
9) Riwayat penggunaan diuretik
Tidak terkaji
10) Rasa nyeri/terbakat saat BAK
Tidak terkaji
11) Kesulitan BAK
Tidak terkaji
e) Istirahat dan tidur
1) Kebiasaan tidur
Tidur pada saat mengantuk, lebih sering pada waktu siang dan malam.
2) Lama tidur
-+ 8 jam
3) Masalah berhubungan dengan tidur (insomnia, kurang puas/segar
setelah bangun tidur
Tidak ada masalah yang berhubungan dengan tidur
f) Kemampuan perawatan diri
Kemampuan perawatan diri Score
0 1 2 3 4
6
Makan/minum √
Toiletting √
Berpakaian √
Mobilitas tempat tidur √
Ambulasi/ROM √
Keterangan:
0 :Mandiri
1 : Dengan bantuan alat
2 : Dibantu orang
3 : Dibantu orang lain dan dengan alat
4 : Tergantung total
g) Keselamatan dan keamanan
1) Alergi (catatan alergi dan reaksi spesifik)
Tidak ada alergi
2) Obat-obatan : tidak ada alergi
3) Makanan : tidak terkaji
4) Adakah keerusakan pendengaran/penglihatan, sebutkan:
Pasien kurang pendengaran karena penyakit vertigo yang dialaminya.
5) Riwayat kejang
Tidak terkaji
6) Faktor lingkungan : (riwayat penyakit hubungan seksual/riwayat transfusi
darah/reaksi transfusi darah)
Tidak ada riwayat penyakit hubungan seksual/riwayat transfusidarah/reaksi
transfusi darah.
h) Peran seksual
1) Pemahaman tentang fungsi seksual
Tidak terkaji
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi (fertilitas, libido,
ereksi,menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi atau kondisi sakit)
Tidak terkaji
3) Adakah permasalah dalam aktivitas seksual
7
Tidak terkaji
i) Psikososial
1) Orang terdekat dan lebih berpengaruh
Keluarga pasien
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah, jelaskan:
Kepada keluarga dan anak karena pasien tinggal bersama dengan anak-
anaknya dan lebih dekat dengan anak atau keluarganya.
3) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehatan, klien lain, jelaskan:
Ada kesulitan pada saat berkomunikasi dikarenakan pasien kurang
pendengaran.
4) Penggunaan alat bantu bicara
Tidak ada
5) Perilaku menarik diri
Tidak ada perilaku menarik diri
5. Pemeriksaan Fisik :
a) Penampilan umum : Bersih dan lemas.
b) Kesadaran : Composmentis, GCS: 13-15 E:4 V: 5 M: 6
c) Tanda – tanda vital
- TD : 190/80 mmHg
-N : 78x/menit
- RR : 22x/menit
- SPO2 : 98%
-S : 36ºC
d) Sistem Pernapasan
Menurut Majid (2014) pengkajian yang didapat klien terlihat sesak,
frekuensi nafas melebihi normal, dan mengeluh sesak seperti tercekik.
Sesak nafas terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh
kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang meningkatkan tekanan
vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan peningkatan
curah darah oleh ventrikel kiri pada saat melakukan kegiatan fisik. Pada
8
infark miokardium yang kronis dapat terjadi dyspnea kardiak yang timbul
saat istirahat.
e) Sistem Kardiovaskular
Menurut Majid (2014) ada beberapa pemeriksaan sistem kardiovaskular
pada pasien UAP ialah sebagai berikut:
1. Inspeksi: Adanya jaringan parut pada dada, keluhan lokasi nyeri
biasanya didaerah subternal atau nyeri atas pericardium. Penyebaran
nyeri dapat meluas sampai ke dada. Nyeri dapat menyebabkan ketidak
mampuan menggerakkan bahu dan tangan kelemahan fisik, dan
adanya edema ekstermitas.
2. Palpasi: Pada klien dengan unstable angina pectoris, ditemukan
denyut nadi perifer melemah.
3. Auskultasi: Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan
volume sekuncup yang disebabkan leh infark miokardium. Bunyi
jantung tambahan bunyi gallop dan murmur akibat kelainan katup
biasanya tidak ditemukan kecuali ada komplikasi.
4. Perkusi: Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
f) Sistem Persyarafan
Kesadaran biasanya composmentis, didapatkan sianosis perifer apabila
gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien : wajah
meringis, menangis, merintih, meregang dan menggeliat.
1. Nervus Olfaktorius (N.I)
Nervus Olfaktorius merupakan saraf sensorik yang fungsinya hanya
satu, yaitu mencium bau, menghirup (penciuman, pembauan).
2. Nervus Optikus (N.II)
Penangkap rangsang cahaya ialah sel batang, kerucut yang terletak di
retina, dan lapang pandang.
3. Nervus Okulomotorius, Trochearis, Abdusen (N,III,IV,VI)
Fungsinya ialah menggerakkan otot mata ekstraokuler dan
mengangkat kelopak mata. Serabut otonom nervus III mengatur otot
pupil.
9
4. Nervus Trigeminus (N.V)
Terdiri dari dua bagian yaitu bagian sensorik (porsio mayor) dan
bagian motorik (porsio minor).
5. Nervus Facialis (N. VII)
Nervus Fasialis merupakan saraf motorik yang menginervasi otot-otot
ekspresi wajah.
6. Nervus Auditorius (N.VIII)
Sifatnya sensorik, mensarafi alat pendengaran yang membawa
rangsangan dari telinga ke otak.
7. Nervus Glasofaringeus
Sifatnya majemuk (sensorik + motorik), yang mensarafi faring, tonsil
dan lidah.
8. Nervus Vagus
Kemampuan menelan kurang baik dan kesulitan membuka mulut.
9. Nervus Assesorius
Saraf XI menginervasi sternocleidomastoideus dan trapezius
menyebabkan gerakan menoleh (rotasi) pada kepala.
10. Nervus Hipoglosus
Saraf ini mengandung serabut somato sensorik yang menginervasi
otot intrinsik dan otot ekstrinsik lidah.
g) Sistem Pencernaan
Menurut Majid (2014) klien biasanya mengalami mual dan muntah,
penurunan nafsu makan akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam
rongga abdomen, serta penurunan berat badan. Pada saat palpasi abdomen
ditemukan nyeri tekan, dan penurunan peristaltik usus
h) Sistem Genitourinaria
Menurut Majid (2014) pengukuran volume keluaran urine berhubungan
dengan asupan cairan, karena itu perawat perlu memantau adanya oliguria
karena merupakan tanda awal dari syok kardiogenik.
i) Sistem Endokrin
Menurut Majid (2014) melalui auskultasi, pemeriksa dapat mendengar
10
bising kelenjar tiroid menunjukkan peningkatan vaskularisasi akibat
hiperfungsi tiroid (Malignance).
j) Sistem Integumen
Menurut Udjianti (2011)emeriksaan wajah pada klien bertujuan
menemukan tanda-tanda yang menggambarkan kondisi klien terkait
dengan penyakit jantung yang dialaminya. Tanda-tanda yang dapat
ditemukan pada wajah antara lain:
1. Pucat di bibir dan kulit wajah
2. Kebiruan pada mukosa mulut, bibir dan lidah
3. Edema periorbital.
4. Grimace (tanda kesakitan dan tanda kelelahan).
k) Sistem Muskuloskeletal
Menurut Majid (2014) aktivitas klien mengalami perubahan, klien sering
merasa lelah, lemah, tidak dapat tidur, dan pola hidup tidak banyak gerak.
l) Sistem Penglihatan
Menurut Udjianti (2011) pada mata biasanya terdapat:
1. Konjungtiva pucat merupakan manifestasi anemia.
2. Konjungtiva kebiruan adalah manifestasi sianosis sentral.
3. Sklera berwarna putih yang merupakan gangguan faal hati pada pasien
gagal jantung.
4. Gangguan visus mengindikasikan kerusakan pembuluh darah retina
yang terjadi akibat komplikasi hipertensi.
6. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan
6 November Hemoglobin 13,7 12,5-15,5 gr% Normal
2022
Hematokrit 41 40-50 % Normal
11
Lekosit 6,4 4-10 /mm³ Normal
12
>= 240 Risiko
tinggi
HDL- 40,2 37-92 mg/dl Normal
CHOLESTER
OL
LDL- 93,3 <150 mg/dl Normal
CHOLESTER
OL
TRIGLISERID 74 30-150 mg/dl Normal
A
Troponin T <50 Trop T <50ng/L : ng/L Rendah
Kualitatif AMI Not Likoly
Trop T 50-100
ng/L: AMI
Possible
Trop T 100-2000
ng/L: AMI
Likoly
Trop T > 2000
ng/L: AMI Very
Likely
13
1 Carnit IV drip 30 mcg/menit Untuk mengurangi gejala serangan akut
atau untuk profilaksis akut angina
pektoris yang disebabkan oleh penyakit
jantung koroner.
2 ISDN Oral 3×5 mg Profilaksis dan pengobatan angina:
(isosorbide gagal jantung kiri.
dinitrat)
3 Candesarta Oral 1×16 mg Hipertensi, kombinasi dengan
n HCT:Pengobatan hipertensi yang
tidakdapat terkontrol dengan
berdasarkan sileksetil atau HCT
sebagai monoterapi. Obat ini golongan
obat keras.
4 HCT Oral 1×25 mg Edema dan hipertensi.
(Hidroklor
otiazid)
5 Atorvastati Oral 1×20 mg Sebagai terapi tambahan pada diet
n untuk mengurangi peningkatan
kolesterol total, c-LDL, apolipoprotein
B dan trigliserida pada pasien dengan
hiperkolesterolemia primer, kombinasi
hiperlipidemia, hiperkolesterolemia
heterozigous dan homozigous familial
ketika respon terhadap diet dan
pengukuran non farmakologis lainnya
tidak mencukupi.
6 Vasola SC 1×1 Pencegahan venous thromboembolic
events (VTE) pada pasien yang
menjalani pembedahan ortopedi mayor
pada anggota badan bagian bawah
14
seperti fraktur tulang pinggul, operasi
penggantian lutut atau pinggul, pasien
yang menjalani operasi perut yang
berisiko komplikasi tromboemboli,
pasien yang berisiko komplikasi
tromboemboli karena penyakit akut,
pengobatan akut deep vein thrombosis
(DVT), pengobatan akut pulmonary
embolism (PE), pengobatan angina
tidak stabil atau non-ST segmen elevasi
infark miokard (UA / NSTEMI) pada
pasien kritis (<120 menit) manajemen
invasif [Intervensi Koroner Perkutan
(PCI)] tidak diindikasikan, pengobatan
tambahan dari ST segmen elevasi
infark miokard (STEMI) pada pasien
yang sedang melakukan pengobatan
dengan trombolitik
7 Clonidine Oral 3×½ Hipertensi, migrain. Obat ini golongan
obat generik.
8 Pantoprazo IV 1×40 g Oral 20 mg: pengobatan jangka
le panjang penyakit refluks sedang dan
berat, simtomatis Gastro Esophageal
Reflux Disease (GERD) atau penyakit
refluks yang non erosif.
15
tukak duodenum dan tukak lambung,
refluks esofagitis sedang dan berat,
dalam kombinasi dengan 2 antibiotik
yang sesuai untuk eradikasi pada pasien
H. pylori dengan tukak peptik bertujuan
untuk menurunkan kekambuhan tukak
lambung dan duodenum yang
disebabkan oleh mikroorganisme,
sindrom Zollinger-Ellison dan kondisi
hipersekresi patologis lainnya.
B. Analisa Data
16
Aliran oksigen
diarteri koroner
menurun
Iskemia
Infark miokard
Penurunan Cardiac
output
Penurunan curah
jantung
17
nyerinya timbul pada saat trombosis dan
melakukan aktifitas. spasme arteri
DO:
- Pasien tampak meringis. Aliran oksigen
- TD: 190/80 mmHg. diarteri koroner
- N : 78x/menit menurun
- RR: 22x/menit
- SPO2: 98%
- Skala Nyeri: 4-6 (Nyeri Iskemia
sedang) dengan Numerik
Rating Scale. Kerusakan otot
miokardium
Sindrom Koroner
Akut
UAP
Nyeri dada
Nyeri akut
18
3. DS : Atreoklerosis Intoleran Aktivitas
- Keluarga pasien (D.0056).
mengatakan bahwa
nyerinya timbul pada saat Penumpukan
melakukan aktifitas dan ateroma plak di
hilang pada saat istirahat. intima arteri
DO:
- Pasien tampak lemah. Penyempitan lumen
- TD awal: 190/80 mmHg. arteri, rupture plak,
- TD akhir: 140/90 trombosis dan
spasme arteri
Aliran oksigen
diarteri koroner
menurun
Iskemia
Infark miokard
Peningkatan
tekanan jantung
19
Lelah
Intoleransi Aktivitas
C. Prioritas Masalah
1. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan afterload ditandai
dengan tekanan darah meningkat/menurun.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
mengeluh nyeri.
3. Intoleran Aktivitas berhubungan dengan nyeri dada ditandai dengan merasa
tidak nyaman setelah beraktivitas.
20
D. Nursing Care Plan
NO DP PERENCANAAN
TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi: Observasi:
berhubungan dengan selama 2x24 jam diharapkan masalah a. Monitor tekanan darah a. Untuk mengetahui
perubahan afterload ditandai keperawatan pasien dapat teratasi dengan (termasuk tekanan darah status sirkulasi perifer
dengan tekanan darah kriteria hasil: ortostatik, jika perlu). pada pasien.
meningkat/menurun. Kriteria hasil Awal Target b. Monitor keluhan nyeri dada b. Untuk mengetahui
(D.0008) Lelah 2 4 (mis, intensitas, lokasi, radiasi, karakteristik nyeri yang
Dispnea 2 4 durasi, presivitasi yang dirasakan pasien.
Tekanan darah 2 4 mengurangi nyeri). Terapeutik:
a. Untuk mempermudah
(L.02008) Terapeutik: ekspansi paru dan
a. Posisikan pasien semi fowler mempermudah
atau fowler dengan kaki pernafasan.
kebawah atau posisi nyaman. b. Agar memudahkan
b. Berikan diet jantung yang kerja jantung dan agar
sesuai (mis. batasi asupan jantung tidak bekerja
21
kafein, natrium, kolesterol, lebih keras.
dan makanan tinggi lemak). Edukasi:
a. Untuk mencegah
Edukasi: terjadinya kelelahan
a. Anjurkan beraktivitas fisik yang dapat
secara bertahap. mengakibatkan
timbulnya nyeri dada.
Kolaborasi: Kolaborasi:
a. Melakukan kolaborasi a. Untuk memperingan,
pemberian obat (ICPE 1x7, mengurangi maupun
Clonidine 3x½, pantoprazole menghilangkan
1x4 g, candesartan 1x16 mg, keluhan yang dirasakan
HCT 1x25 mg, atorvastatin pasien.
1x20 mg, vasola 1x1
(I.02075)
22
2. Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi: Observasi:
dengan agen pencedera selama 2x24 jam diharapkan masalah a. Identifikasi lokasi, a. Untuk mengetahui
fisiologis ditandai dengan keperawatan pasien dapat teratasi dengan karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik,
mengeluh nyeri. kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan durasi, frekuensi,
(D.0077) Kriteria hasil Awal Target intensitas nyeri. kualitas dan intensitas
Kemampuan 2 4 b. Identifikasi skala nyeri. nyeri pada pasien.
menuntaskan b. Untuk mengetahui
aktivitas tingkat nyeri yang
Keluhan nyeri 2 4 Terapeutik: dirasakan pasien.
Meringis 2 4 a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk Terapeutik:
(L.08066) mengurangi rasa nyeri (mis. a. Untuk mengurangi
TENS, hipnosis, akupresure, dan mengalihkan
terapi musik, biofeedback, pasien dari rasa nyeri.
terapi pijat, aromaterapi, b. Untuk memenuhi
teknik imajinasi terbimbing, kebutuhan istirahat
kompres hangat/dingin, dan tidur pada pasien.
terapi bermain).
b. Fasilitasi istirahat dan tidur. Edukasi:
a. Untuk mengontrol
23
Edukasi: nyeri dengan cara
a. Ajarkan teknik sederhana.
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri. Kolaborasi:
a. Untuk mengurangi rasa
Kolaborasi: nyeri yang timbul.
a. Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu.
(I.08238)
3. Intoleran Aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi: Observasi:
berhubungan dengan nyeri selama 2x24 jam diharapkan masalah a. Monitor lokasi dan a. Untuk mengetahui
dada ditandai dengan merasa keperawatan pasien dapat teratasi dengan ketidaknyamanan selama penyebab dari rasa
tidak nyaman setelah kriteria hasil: melakukan aktivitas. ketidaknyamanan
beraktivitas. Kriteria hasil Awal Target selama beraktivitas dan
(D.0056) Frekuensi nadi 2 4 Terapeutik: untuk mengetahui
Kemudahan 2 4 a. Sediakan lingkungan batasan pasien pada
dalam nyaman dan rendah stimulus aktivitas yang
melakukan (mis. cahaya, suara, dilakukan.
aktivitas kunjungan).
24
sehari-hari Terapeutik:
Edukasi: a. Untuk memberikan rasa
(L.05047) a. Anjurkan tirah baring. nyaman atau rileks
b. Anjurkan melakukan pada pasien.
aktivitas secara bertahap.
Edukasi:
(I.05178) a. Untuk memberikan
kebutuhan istirahat dan
tidur serta untuk
mengurangi aktivitas
yang menyebabkan
nyeri.
b. Agar pasien tidak
mengeluarkan tenaga
yang banyak.
25
E. Implementasi
Nama Pasien : Ny. W
Diagnosa Medis : UAP (Unstable Angina Pectoris)
Ruangan : A3 (Teratai)
26
Edukasi: - SPO2: 98%
1. Menganjurkan beraktivitas fisik secara - Pasien tampak lemah
bertahap. - Pasien tampak meringis
Kolaborasi:
1. Melakukan kolaborasi pemberian obat (ICPE Terapeutik:
1x7, Clonidine 3x½, pantoprazole 1x4 g, S :
candesartan 1x16 mg, HCT 1x25 mg, - Pasien mengatakan sesaknya berkurang pada saat
atorvastatin 1x20 mg, vasola 1x1 duduk
O:
- Pasien terpasang nassal kanul
- Cholesterol: 136 mg/dl
- HDL Cholesterol: 40,2 mg/dl
- LDL Cholesterol: 93,3 mg/dl
- Na: 140,8 mmol/L
Edukasi:
S:
- Pasien mengatakan nyeri dada pada saat
beraktivitas secara berlebihan.
27
O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak lemas
Kolaborasi:
S:-
O:
- Atorvastatin 1x20 mg PO
- ICPE 1x7 PO
- Clonidine 3x½ PO
- pantoprazole 1x4 g PO
- candesartan 1x16 mg PO
- HCT 1x25 mg PO
- vasola 1x1IV
28
menggunakan Numeric Rating Scale. kali pasien melakukan banyak aktivitas dan nyeri
dada akan hilang pada saat pasien beristirahat.
Terapeutik: - Skala nyeri 4-6 dari 1-10 dengan menggunakan
1. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk Numeric Rating Scale.
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, O :
akupresure, terapi musik, biofeedback, terapi - TD: 190/80 mmHg
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, - N: 78x/menit
kompres hangat/dingin, terapi bermain). - RR: 22x/menit
2. Memfasilitasi istirahat dan tidur. - SPO2: 98%
- Pasien tampak meringis
Edukasi:
1. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk Terapeutik:
mengurangi rasa nyeri seperti teknik relaksasi S :
untuk mengalihkan atau mengurangi rasa nyeri - Pasien mengatakan nyerinya berkurang pada saat
pada pasien. sedang beristirahat dan rileks seperti
mendengarkan sholawat.
Kolaborasi:
1. Memberikan kolaborasi pemberian analgesik, O :
jika perlu. - Pasien tampak tenang
29
Edukasi:
S:
- Pasien mengatakan nyeri dada berkurang pada
saat tubuh dalam kondisi rileks.
O:
- Pasien tampak tenang.
Kolaborasi:
S : Pasien mengatakan nyerinya berkurang
O : Pasien tampak tenang
30
Edukasi: - RR: 22x/menit
1. Menganjurkan pasien untuk tirah baring. - SPO2: 98%
2. Menganjurkan pasien untuk melakukan
aktivitasnya secara bertahap. Terapeutik:
S:
- Pasien mengatakan nyaman diruang atau tempat
tidurnya.
O:
- Pasien tampak tenang
Edukasi:
S:
- Pasien mengatakan tiduran terus selama dalam
perawatan, aktivitasnya dibantu oleh anaknya.
- Pasien mengatakan melakukan gerakan dengan
berhati-hati dan secara perlahan.
O:
- Pasien tampak tenang.
31
1 Senin, 8 Observasi: Observasi: Tyas
November 2022 1. Memonitor tekanan darah, TTV S:
- Keluarga pasien mengatakan bahwa tekanan
Pukul Terapeutik: darah pasien sering naik turun.
21.00-08.00 1. Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
WIB dengan kaki kebawah atau posisi nyaman. O:
- TD: 170/80 mmHg
Edukasi: - N: 73x/menit
1. Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap. - RR: 22x/menit
- SPO2: 99%
Kolaborasi:
1. Melakukan kolaborasi pemberian obat carnit Terapeutik:
drip 30 mcg/menit, ISDN 3x5 mg, candesartan S :
1x16 mg, HCT 1x25 mg, atorvastatin 1x20 mg, - Pasien mengatakan nyaman setelah duduk atau
vasola 1x1 berbaring posisi semi fowler dan sesak
berkurang.
O:
- Pasien terpasang nassal kanul
32
Edukasi:
S:
- Pasien mengatakan nyeri dadanya berkurang pada
saat istirahat.
O:
- Pasien tampak tenang.
Kolaborasi:
S:-
O:
- Atorvastatin 1x20 mg PO
- carnit drip 30 mcg/menit IV
- ISDN 3x5 mg PO
- candesartan 1x16 mg PO
- HCT 1x25 mg PO
- vasola 1x1 IV
33
O:
Terapeutik: - TD: 170/80 mmHg
1. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk - SPO2: 99%
mengurangi rasa nyeri (mis. terapi musik - Skala nyeri 1-3 dari 1-10 dengan menggunakan
sholawat). Numeric Rating Scale.
2. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
Terapeutik:
Kolaborasi: S:
1. Memberikan kolaborasi pemberian analgesik, - Pasien mengatakan nyerinya berkurang pada saat
jika perlu. sedang beristirahat dan rileks seperti
mendengarkan sholawat.
Kolaborasi:
S : Pasien mengatakan nyeri dadanya berkurang.
O : Skala nyeri 1-3 dari 1-10 dengan menggunakan
Numeric Rating Scale.
34
rendah stimulus (mis. cahaya, suara, - Pasien mengatakan nyaman diruang atau tempat
kunjungan). tidurnya.
Edukasi: O:
1. Menganjurkan pasien untuk tirah baring. - Pasien tampak tenang dan segar
Edukasi:
S:
- Pasien mengatakan tiduran terus selama dalam
perawatan, aktivitasnya dibantu oleh anaknya.
O:
- Pasien tampak tenang dan segar
35
F. Evaluasi
O:
TD: 190/80 mmHg
- N: 78x/menit
- RR: 22x/menit
- SPO2: 98%
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak meringis
- Pasien terpasang nassal kanul
- Cholesterol: 136 mg/dl
36
- HDL Cholesterol: 40,2 mg/dl
- LDL Cholesterol: 93,3 mg/dl
- Na: 140,8 mmol/L
- Pemberian Atorvastatin 1x20 mg PO
- Pemberian ICPE 1x7 PO
- Pemberian Clonidine 3x½ PO
- Pemberian pantoprazole 1x4 g PO
- Pemberian candesartan 1x16 mg PO
- Pemberian HCT 1x25 mg PO
- Pemberian vasola 1x1IV
P : Lanjutkan Intervensi
1. Memonitor tekanan darah, TTV
2. Memonitor keluhan nyeri dada (mis, intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi yang
mengurangi nyeri).
3. Memposisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman.
4. Memberikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan kafein, natrium, kolesterol, dan
37
makanan tinggi lemak).
5. Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap.
6. Melakukan kolaborasi pemberian obat (ICPE 1x7, Clonidine 3x½, pantoprazole 1x4 g,
candesartan 1x16 mg, HCT 1x25 mg, atorvastatin 1x20 mg, vasola 1x1
2 S: Tyas
- Pasien mengatakan bahwa nyeri dada hilang timbul selama ≤ 20 menit, nyeri dada menjalar
kedaerah punggung, nyeri dada dirasakan setiap kali pasien melakukan banyak aktivitas dan nyeri
dada akan hilang pada saat pasien beristirahat.
- Skala nyeri 4-6 dari 1-10 dengan menggunakan Numeric Rating Scale.
- Pasien mengatakan nyerinya berkurang pada saat sedang beristirahat dan rileks seperti
mendengarkan sholawat.
O:
- TD: 190/80 mmHg
- N: 78x/menit
- RR: 22x/menit
- SPO2: 98%
A : Masalah Keperawatan Nyeri Akut Teratasi Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
38
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri pada
pasien.
2. Mengidentifikasi skala nyeri pada pasien dengan menggunakan Numeric Rating Scale.
3. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresure, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain).
4. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
5. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri seperti teknik relaksasi
untuk mengalihkan atau mengurangi rasa nyeri pada pasien.
6. Memberikan kolaborasi pemberian analgesik
3 S: Tyas
- Pasien mengatakan bahwa nyeri dada menjalar kedaerah punggung, nyeri dada dirasakan setiap kali
pasien melakukan banyak aktivitas.
- Pasien mengatakan nyaman diruang atau tempat tidurnya.
- Pasien mengatakan tiduran terus selama dalam perawatan, aktivitasnya dibantu oleh anaknya.
- Pasien mengatakan melakukan gerakan dengan berhati-hati dan secara perlahan.
O:
- TD: 190/80 mmHg
- N: 78x/menit
39
- RR: 22x/menit
- SPO2: 98%
- Pasien tampak tenang
P : Lanjutkan Intervensi
1. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas.
2. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan).
3. Menganjurkan pasien untuk tirah baring.
4. Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitasnya secara bertahap.
Senin, 8 1 S: Tyas
November 2022 - Keluarga pasien mengatakan bahwa tekanan darah pasien sudah turun.
- Pasien mengatakan nyaman setelah duduk atau berbaring posisi semi fowler dan sesak berkurang.
Pukul - Pasien mengatakan nyeri dadanya berkurang pada saat istirahat.
21.00-08.00
WIB O:
- TD: 170/80 mmHg
- N: 73x/menit
40
- RR: 22x/menit
- SPO2: 99%
- Pasien terpasang nassal kanul
- Pasien tampak tenang.
- Pemberian Atorvastatin 1x20 mg PO
- Pemberian carnit drip 30 mcg/menit IV
- Pemberian ISDN 3x5 mg PO
- Pemberian candesartan 1x16 mg PO
- Pemberian HCT 1x25 mg PO
- Pemberian vasola 1x1 IV
P : Lanjutkan Intervensi
1. Memonitor tekanan darah, TTV
2. Memposisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman.
3. Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap.
4. Melakukan kolaborasi pemberian obat carnit drip 30 mcg/menit, ISDN 3x5 mg, candesartan
1x16 mg, HCT 1x25 mg, atorvastatin 1x20 mg, vasola 1x1
41
2 S: Tyas
- Pasien mengatakan nyerinya berkurang pada saat sedang beristirahat dan rileks seperti
mendengarkan sholawat.
O:
- TD: 170/80 mmHg
- SPO2: 99%
- Skala nyeri 1-3 dari 1-10 dengan menggunakan Numeric Rating Scale.
P : Lanjutkan Intervensi
1. Mengidentifikasi skala nyeri pada pasien dengan menggunakan Numeric Rating Scale.
2. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. terapi musik
sholawat).
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
4. Memberikan kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu.
42
3 S: Tyas
- Pasien mengatakan nyaman diruang atau tempat tidurnya.
- Pasien mengatakan selama dalam perawatan aktivitasnya dibantu oleh anaknya.
O:
- Pasien tampak tenang dan segar
P : Lanjutkan Intervensi
1. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan).
2. Menganjurkan pasien untuk tirah baring.
43