Anda di halaman 1dari 34

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis menyajikan laporan Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan infark miokar akut di ruangan Asoka Bougenvile RS. Tk. II R. W.
Mongisidi Manado.Asuhan Keperawatan ini dimulai tanggal 19-21 Juli 2019.

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn. J.M
b. Umur : 62 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Kristen Protestan
e. Suku/Bangsa : Minahasa/ Indonesia
f. Pendidikan : SLTA
g. Pekerjaan : Pentani
h. Alamat : Kumelembuia, Minahasa Selatan
i. Tanggal Masuk Rs : 18 Juli 2019
j. Ruangan/kelas : Asoka Bougenvile/ III
k. No Rekam Medik : 08.42.98
l. Diagnosa masuk : Infark Miokard Akut
m. Tanggal Pengkajian : 19 Juli 2019

Penanggung jawab

a. Nama : Ny. R.L


b. Umur : 61 Tahun
c. Pendidikan : SLTP
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Hub. dengan pasien : Istri
2. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
: Pasien

Gambar 4. Genogram Tn. JM

3. Riwayat Sakit dan Kesehatan


a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri hebat pada dada sebelah kiri
b. Riwayat keluhan utama
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 18 Juli 2019 pukul 14.00 wita
dengan keluhan nyeri hebat pada dada sebelah kiri. Kemudian pasien di
rawat di ruangan ICU dan pada tanggal 19 juli 2019 pukul 12.00 wita
pasien dipindahkan ke ruangan Asoka Bougenvile.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 3 hari sebelum MRS, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasakan hilang timbul lamanya sekitar
20 menit, nyeri dada menjalar ke punggung sampai kelengan kiri. Skala
nyeri 6 (0-10) kategori nyeri sedang.
d. Riwayat Penyakit dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi ±5 tahun yang
lalu dan telah mmengonsumsi obat anti hipertensi. Pasien pernah dirawat
di rumah sakit dengan penyakit yang sama yaitu infark miokard akut
e. Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidanmmempunyai alergi baik makanan maupun obat-
obatan.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarganya mempunyai riwayat penyakit hipertensi
dan jantung.Pasien mengatakan ibunya meninggal karenan serangan
jantung.

4. Pola Fungsi Kesehatan (menurut pola Gordon)


a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
1) Sebelum sakit
Pasien dapat beraktivitas secara normal tanpa menggunakan alat bantu
seperti tongkat dan kursi roda.
2) Saat sakit
Selama sakit pasien membutuhkan bantuan orang lain untuk
beraktivitas seperti mobilitas rutin maupun mobilitas ditempat tidur,
eliminasi, mandi, berjalan, makan, minum, berpakaian, serta berhias.
Dengan tingkat kebutuhan skala 2 ( perlu bantuan orang lain).
b. Pola nutrisi dan metabolisme
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 3x sehari jenis makanan nasi, sayur, ikan,
kadang-kadang makan daging, porsi 1 piring penuh.makan buah dan
untuk minum air putih ±2 -3 L/ hari.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan makan 3x sehari jenis makanan bubur dan lauk
pauk dengan jumlah setengah porsi kadang habis kadang tidak.Untuk
minum air putih 1-2 L/ hari.
c. Pola istirahat tidur
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan untuk tidur siang biasanya ± 3 jam yaitu dari pukul
12.00 – 14.00 wita. Kalau malam biasanya tidur dengan rentang 7-8
jam dari pukul 22.00 – 05.00 wita.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit pasien tidur siang ±4 jam, yaitu pukul
11.00 – 14.00 wita. Dan jumlah tidur malam ± 8 jam yaitu pukul 22.00
- 05.00 wita. Pasien mengatakan sering terbangun tengah malam dan
kemudian tidur lagi.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Alat bantu : Pasien mnggunakan kursi roda
2) Kebersihan diri
(a) Mandi : 2x sehari
(b) Gosok gigi : 1x sehari
(c) Kebersihan rambut : Rambut pasien tampat berminyak
(d) Kebersihan kuku : Kuku pendek dan bersih
3) Aktivitas sehari-hari : Pasien hanya di tempat tidur
4) Rekreasi : Selama sakit pasien tidak melakukan
rekreasiapapun hanya di tempat tidur
5) Kemampuan merawat diri :
Tabel 6. Kemampuan merawat diri
Aktivitas 0 1 2 3 4

Mobilitas rutin 

Waktu senggang 

Eliminasi/Toileting 

Mobilitas di tempat tidur 

Mandi 

Berjalan 

Makan dan minum 

Berpakaian 

Berhias 

Tingkat ketergantugan

Keterangan skor :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung/tidak mampu

e. Pola eliminasi
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAK ±5x sehari, bau urine khas amoniak, warna
urine kekuningan, jumlah urine ±120 ml. BAB 3-4x sehari dengan
konsistensi padat, bau khas feses, warna feses kuning kecokelatan.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan pada saat BAK ±6-7x sehari, bau urine khas
amoniak, warna urine kekuningan, jumlah urine 150 ml. BAB 2x
sehari dengan konsistensi lembek, bau khas feses, warna feses
kecokelatan.
f. Pola nilai dan kepercayaan
1) Sebelum sakiit
Pasien mengatakan menganut kepercayaan Kristen Protestan dan
selalu mengikuti ibadah di Gereja maupun ibadah kolom.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan selama sakit pasien sering berdoa ditempat tidur
didampingi oleh keluarga.
g. Pola seksual reproduksi
Pasien mengatakan telah menikah, umur waktu menikah 22 tahun, dan
lama perkawinan sekitar 40 tahun yang lalu.Pasien mengatakan pola
seksual terpenuhi dan pasien mempunyai 2 orang anak.
h. Pola kognitif perseptual
Pasien dapat berbicara baik menggunakan bahasa manado melayu,
kemampuan membaca dibantu menggunakan kacamata
i. Pola mekanisme koping
1) Kaji faktor yang menimbulkan stres
Pasien khawatir dengan penyakitnya karena sudah ke-3 kalinya
dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama.
2) Respon untuk mengatasi stres dengan koping efektif
Pasien mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyakitnya dan
pergi berobat ke puskesmas maupun ke rumah sakit.
j. Pola peran hubungan
1) Status perkawinan : Menikah
2) Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai petani
3) Kualitas bekerja : Baik dan bertanggung jawab
4) Hubungan dengan orang lain : Pasien ramah terhadap orang lain
5) Sistem pendukung : Dari keluarga dan orang terdekat
k. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien berperan sebagai suami dan kepala rumah tangga dan di
keluarganya.
l. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Tampak lemah
2) Kesadaran : CM (Compos Mentis)
3) GCS : 15
4) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 140/ 90 mmHg
b) Nadi : 82 x/m
c) Respirasi : 21 x/m
d) Suhu badan : 36.2 °C
e) Tinggi badan : 170 cm
f) Berat badan sebelum sakit :±75 kg
g) Berat badan saat sakit : 73 kg
h) Spo2 : 98%

5) Kepala
inspeksi
a) Bentuk kepala lonjong
b) Warna rambut beruban
c) Penyebaran tidak merata
Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan pada kepala
b) Tidak ada benjolan/lesi
6) Wajah
Inspeksi
a) Pergerakan wajah tidak kaku
b) Ekspresi wajah tampak meringis
c) Wajah tampak pucat
7) Mata
Inspeksi
a) Konjungtiva tidak anemis
b) Sklera tidak ikterus
c) Bentuk mata semetris
d) Gerak bola mata normal
8) Hidung
Inspeksi
a) Septum hidung tegak lurus
b) Tidak ada sekret dan polip
c) Tidak ada gangguan penciuman
9) Telinga
Inspeksi
a) Bentuk simetris
b) Tidak ada lesi
c) Tidak ada serumen
d) Tidak mengalami otitis

Palpasi

a) Tidak ada oedema


b) Tidak ada pembengkakan
10) Mulut
Inspeksi
a) Mukosa bibir lembab
b) Warna bibir pucat
c) Tidak ada pendarahan pada gusi
d) Terdapat carries pada gigi
e) Lidah tampak bersih
11) Leher
Inspeksi
a) Tidak ada pembesaran tyroid
b) Tidak ada pembengkakan tonsil
12) Thoraks dan paru
Inspeksi
a) Bentuk dada simetris
b) Irama pernapasa teratur
c) Frekuensi pernapasan 21 x/m
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada paru
Auskultasi
Tidak ada suara tambahan
13) Abdomen
Inspeksi
a) Warna kulit sawo matang
b) Kontur kulit tidak elastis
c) Tidal ada oedema
Palpasi
a) Tidak ada nyeri tekan
b) Tidak ada masa
Auskultasi
Suara bising usus 25 x/m
14) Ekstremitas
Ekstermitas atas pada tangan kiri terpasang IVFD
Kekuatan otot dan sendi 5 5
CRT 2 detik
5 5
15) Persyarafan
a) Tingkat kesadaran compos mentis
b) Nilai GCS : 15
c) Tidak ada hambatan gerak refleks

m. Data Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium

Nama : Tn. J.M


No.Rekam Medik : 08.42.98
Tanggal hasil : 18 Juli 2019

Tabel 7. Pemeriksaan laboratorium

No. Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Interpretasi

1 Hemoglobin 12.8 13.20-17.30 g/dl Rendah


2 Hematocrit 39.3 40.0-52.0/ µl Rendah
3 Eritrosit 4.07 4.40-5.90/ µl Rendah
4 Leukosit 7.2 3.8-10.6/ µl Normal
5 Trombosit 206 150-440 / µl Normal
6 Ureum 37 10-40 mg/dl Normal
7 Kreatinin 1.23 0.7-1.30 mg/dl Normal
8 Asam urat 6.1 3.4-7.0 mg/dl Normal
9 Natrium 139 135-145 MEq/L Normal
10 Kalium 4.5 3.5-5.1 MEq/L Normal
11 Klorida 103 98.0-109.0 MEq/L Normal
12 GDS 85 70-180 mg/dl Normal
13 CK total 80 26-190 /µl Normal
14 CKMB 50 0-24/ µl Meningkat
2) Pemeriksaan Radiologi
Nama : Tn. J.M
No. Rekam Medik : 08.42.98
Tanggal hasi : 18 Juli 2019

Tabel 8. Pemeriksaan radiologi


No. Pemeriksaan Hasil Interpretasi
1 Cardiomegaly CTR Cardiomegali CTR Menunjukkan adanya
80% pembesaran pada jantung

3) Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)


Nama : Tn. J.M
No. Rekam Medik : 08.42.98
Tanggal hasil : 19 Juli 2019

Tabel 9. Pemeriksaan penunjang


No. Pemeriksaan Hasil Interpretasi
1 Rekam jantung ST elevasi pada ST elevasi menunjukan
lead V1-V3 adanya perubahan irama
jantung

n. Pemberian Terapi pengobatan


Tabel 10. Terapi pengobatan
No Therapi Dosis Pemberian Frekuensi Indikasi

1. Aspilet 80 mg Oral 1x1 Anti platelet

Anti hipertensi
dan gagal
2. Captopril 6.25 mg Oral 3x1
jantung
Obat
penenang,
4. Alprazolam 0.5 mg Oral 1x1
mengatasi
kecemasan dn
serangan panik
5. Atorvastatin 40 mg Oral 1x1 Menurunkan
kadar kolestrol
6. Candesartan 16 mg Oral 1x1 Anti hipertensi

Untuk
mengganti
7. Ringerlaktat 500 ml 20 tts/m IV
cairan yang
hilang
B. Klasifikasi Data

Tabel 11.Klasifikasi data


No Data Subjektif Data Objektif
.
1. Pasien mengatakan nyeri dada kiri 1. Wajah tampak meringis
menjalar kepunggung sampai 2. Tanda-tanda vital
kelengan kiri, nyeri seperti ditusuk- TD : 140/90 mmHg
tusuk, nyeri dirasakan hilang timbul N : 82 x/menit
lamanya sekitar 20 menit, skala R : 21 x/menit
nyeri 6 (sedang). SB : 36.2 °C
2. Pasien mengatakan merasa lemah SPO2 : 98
3. Pasien mengatakan tidak dapat 3. Hasil EKG ST elevasi pada lead
beraktivitas sendiri V1-V3 menunjukkan adanya
4. Pasien mengatakan merasa takut dan miokard infark.
sering memikirkan penyakitnya. 4. Hemoglobin 12,8 g/dl
5. Pasien mengatakan merasa gelisah 5. Hematocrit 39.3 µ/l
6. CKMB 50 µ/l
7. Pasien tidak mampu beraktivitas
sendiri
8. Aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
9. Pasien hanya terbaring lemah di
tempat tidur
10. Pasien tampak cemas
11. Pasien tampak gelisah
12. Pasien sering bertanya tentang
penyakit yang dialaminya
C. Analisa Data
Tabel 12. Analisa data
No. Data Etiologi Masalah
1. Data subjek : Agen pencedera Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri dada kiri fisiologis (iskemik)
menjalar kepunggung sampai
kelengan kiri, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, nyeri dirasakan hilang
timbul lamanya sekitar 20 menit,
skala nyeri 6 (sedang).

Data objektif :
a. Wajah tampak meringis
b. TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 82 x/menit
R : 21 x/m
SB : 36.2 °C
SPO2 : 98
c. Hasil EKG ST elevasi pada lead
V1-V3 menunjukkan adanya
infark miokard
d. CKMB 50 µ/l
2. Data subjektif : Perubahan Penurunan curah
jantung
Pasien mengatakan merasa lemah kontraktilitas
Data objektif :
a. Hasil EKG ST elevasi pada lead
V1-V3 menunjukkan adanya
miokard infark
b. Pasien hanya terbaring lemah di
tempat tidur
c. CKMB 50 µ/l

3. Data subjektif : Ketidakseimbangan Intoleransi


Pasien mengatakan tidak dapat antara suplai dan aktivitas
beraktivitas sendiri kebutuhan oksigen

Data objektif :
a. Pasien tidak mampu beraktivitas
sendiri
b. Aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
c. Hemoglobin 12.8 g/dl
4. Data subjektif : Kurang terpapar Ansietas
Pasien mengatakan merasa takut informasi
dan sering memikirkan penyakitnya

Data objektif :
a. Pasien tampak cemas
b. Pasien tampak gelisah
c. Pasien sering bertanya tentang
penyakit yang dialaminya

D. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
E. Rencana Keperawatan
Tabel 13. Rencana Keperawatan
No.
Hari/tanggal Diagnosis Keperawatan Luaran/Outcame Intervensi
Dx
1. Jumat/19 Juli Nyeri akut berhubungan Tujuan : setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,
2019 dengan agen pensedera intervensi selama 3 hari, karakteristik, durasi,
fisiologis maka tingkat nyeri menurun frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
a. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
b. Meringis menurun 3. Kontrol lingkungan yang
c. Gelisah menurun memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
4. Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Jumat/19 Juli Penurunan curah jantung Tujuan : Setelah dilakukan 1. Monitor saturasi oksigen
2019 berhubunngan dengan intervensi selama 3 hari, 2. Periksa tekanan darah
perubahan kontraktilitas maka curah jantung dan frekuensi nadi
meningkat dengan kriteria 3. Posisikan pasien semi
hasil : fowler
a. Kekuatan perifer 4. Berikan O2 untuk
meningkat mempertahankan
b. Bradikardia meningkat saturasi oksigen
c. Berat badan cukup
menurun
d. Capillary Refill Time
(CRT) membaik
3. Jumat/19 Juli Intoleransi aktivitas Tujuan : Setelah dilakukan 1. Monitor pola dan jam
2019 berhubungan dengan intervensi selama 3 hari, tidur
ketidakseimbangan antara maka intoleransi aktivitas 2. Berikan aktivitas
suplai dan kebutuhan oksigen meningkat dengan kriteria distraksi yang
hasil : menenangkan
a. Kemudahan dalam 3. Anjurkan tirah baring
melakukan aktivitas 4. Kolaborasi dengan ahi
sehari-hari meningkat gizi tentang cara
b. Perasaan lemah menurun meningkatkan asupan
makanan.
4 Jumat/19 Juli Ansietas berhubungan dengan Tujuan : Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda
2019 kurang terpapar informasi intervensi selama 3 hari, ansietas
maka tingkat ansietas 2. Ciptakan suasana
menurun dengan kriteria terapeutik untuk
hasil : menumbuhkan
a. Perilaku cemas menurun kepercayaan
b. Perilaku gelisah menurun 3. Latih teknik relaksasi
c. Konsentrasi membaik
d. Pola tidur cukup
membaik
F. Implementasi Keperawatan
Tabel 14.Implementasi keperawatan
Hari/tanggal No. Dx Jam Implementasi

Jumat/19 1 13.30 1. Mengidentifikasi lokasi,


Juli 2019 karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri. Hasil :
P : nyeri disebabkan oleh miokard
infark
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dada kiri menjalar
kepunggung sampai kelengan kiri
S : 6 (sedang)
T : nyeri hilang timbul
1 13.40 2. Mengidentifikasi skala nyeri.
Hasil : skala nyeri 6 (sedang)
4 13.45 3. Menciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan. Hasil: membuat
suasana lebih tenang sehingga
pasien lebih nyaman dan rileks
1 13.50 4. Mengkolaborasi pemberian
analgetik. Hasil: memberikan
obat Aspilet 80 mg 1 tablet,
Candesartan 16 mg 1 tablet dan
Captopril 6.5 mg 1 tablet
diminum dengan air mineral ±150
2 14.00 ml
5. Memposisikan pasien semi
2 14.25 fowler. Hasil: pasien
melakukannya
6. Memberikan O2 untuk
mempertahankan saturasi
2 14.35 oksigen. Hasil : diberikan O2
nasal kanul 3L
2 14.40 7. Memonitor saturasi oksigen.Hasil
: SPO2: 98%
8. Memeriksa tekanan darah dan
4 14.50 frekuensi nadi. Hasil : TD :
140/90 mmHg, N : 82 x/m
9. Memonitor tanda-tanda ansietas.
Hasil: pasien merasa cemas
4 15.00 terhadap penyakit yang
dialaminya saat ini
10. Melatih teknik relaksasi. Hasil:
pasien mengikuti perintah yaitu
1 15.20 melatih teknik pernapasan dapat
mengurangi kecemasan
11. Mengontrollingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan). Hasil: suhu ruangan
4 16.30 22°C, pencahayaan baik, tidak
bising.
12. Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan. Hasil: pasien
dapat melakukan aktivitas
4 17.00 distraksi pernapasan yaitu tarik
napas dari hidung dan
dikeluarkan dari mulut
13. Mengkolaborasi dengan ahi gizi
tentang cara meningkatkan
1 18.00 asupan makanan. Hasil: pasien
mengkonsumsi bubur, sayuran,
telur dan buah pisang.
14. Mengkolaborasi pemberian
analgetik. Hasil: memberikan
4 18.20 obat Alprazolam 0.5 mg x 1
tablet, Atorvastatin 40 mg x 1
tablet dan Captopril 6.5 mg x 1
3 18.40 tablet
15. Memonitor pola dan jam tidur.
Hasil: pasien istirahat dengan
cukup
16. Menganjurkan tirah baring. Hasil:
pasien mengikuti anjuran yang
diberikan

Sabtu/20 Juli 1 07.00 1. Mengidentifikasi skala nyeri.


2019 Hasil : skala nyeri 4 (sedang)
2 07.10 2. Memeriksa tekanan darah dan
frekuensi nadi. Hasil : TD :
150/90 mmHg, N : 86 x/m
4 07.20 3. Menciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan. Hasil: membuat
suasana lebih tenang sehingga
pasien lebih nyaman dan rileks
2 07.30 4. Memposisikan pasien semi
fowler. Hasil: pasien
07.35 melakukannya
5. Memberikan O2 untuk
mempertahankan saturasi
oksigen. Hasil : diberikan O2
07.50 nasal kanul 3L
6. Memonitor saturasi oksigen.Hasil
08.00 : SPO2 :98%
7. Memonitor tanda-tanda ansietas.
Hasil: pasien merasa cemas
terhadap penyakit yang
09.00 dialaminya saat ini
8. Melatih teknik relaksasi. Hasil:
pasien mengikuti perintah yaitu
melatih teknik pernapasan dapat
09.30 mengurangi kecemasan
9. Mengontrollingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan). Hasil: suhu ruangan
20°C, pencahayaan baik, tidak
10.00 bising.
10. Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan. Hasil: pasien
dapat melakukan aktivitas
distraksi pernapasan yaitu tarik
11.00 napas dari hidung dan
dikeluarkan dari mulut
11. Mengkolaborasi dengan ahi gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan. Hasil: pasien
12.00 mengkonsumsi bubur, sayuran,
telur dan buah pisang.
12. Mengkolaborasi pemberian
analgetik. Hasil: memberikan
obat Aspilet 6.25 mg x 1 tablet,
12.20 Candesartan 16 mg x 1 tablet dan
Captopril 6.5 mg x 1 tablet
13. Memonitor pola dan jam tidur.
12.30 Hasil: pasien istirahat dengan
cukup
14. Menganjurkan tirah baring. Hasil:
pasien mengikuti anjuran yang
diberikan
Minggu/21 Lengkapi 19.00 1. Mengidentifikasi skala nyeri.
no
Juli 2019 Hasil : skala nyeri 3 (ringan)
diagnsisis
19.05 2. Memeriksa tekanan darah dan
frekuensi nadi. Hasil : TD :
130/80 mmHgN : 80 x/m
19.30 3. Menciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan. Hasil: membuat
suasana lebih tenang sehingga
pasien lebih nyaman dan rileks
19.50 4. Memposisikan pasien semi
fowler. Hasil: pasien
20.00 melakukannya
5. Memberikan O2 untuk
mempertahankan saturasi
oksigen. Hasil : diberikan O2
20.05 nasal kanul 2L
6. Memonitor saturasi oksigen.
20.15 Hasil : SPO2: 99%
7. Memonitor tanda-tanda ansietas.
Hasil: pasien merasa cemas
terhadap penyakit yang
20.20 dialaminya saat ini
8. Menganjurkan tirah baring. Hasil:
pasien mengikuti anjuran yang
20.25 diberikan
9. Melatih teknik relaksasi.
Hasil: pasien mengikuti perintah
yaitu melatih teknik pernapasan
20.30 dapat mengurangi kecemasan
10. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan). Hasil: suhu ruangan
22°C, pencahayaan baik, tidak
20.50 bising.
11. Memonitor pola dan jam tidur.
Hasil: pasien istirahat dengan
04.00 cukup
12. Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan. Hasil: pasien
dapat melakukan aktivitas
distraksi pernapasan yaitu tarik
06.00 napas dari hidung dan
dikeluarkan dari mulut
13. Mengkolaborasi dengan ahi gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan. Hasil: pasien
06.45 mengkonsumsi bubur, sayuran,
telur dan buah pisang.
14. Mengkolaborasi pemberian
07.00 analgetik. Hasil: memberikan
obat Captopril 6.5 mg x 1 tablet
15. Memeriksa tekanan darah dan
frekuensi nadi. Hasil : TD :
130/80 mmHg N : 80 x/m
G. Evaluasi Keperawatan
Tabel 15. Evaluasi Keperawatan
Hari/tanggal Evaluasi

Jumat/19 Juli 2019 Jam: 21.00 wita


S:
a. pasien mengatakan nyeri berkurang, skala
nyeri 4 (sedang)
b. pasiem mengatakan merasa lemah
c. pasien mengatakna tidak mampu
melakukan aktivitas sendiri
d. pasien mengatakan cemas dengan
penyakitnya
O:
a. Wajah tampak meringis
b. Tanda-tanda vital
TD: 140/90 mmHg
N : 82 x/m
c. Pasien hanya terbaring di tempat tidur
d. Hasil EKG ST elevasi pada lead V1-V3,
menunjukkan adanya perubahan irama
jantung
e. Pasien tidak mampu beraktivitas sendiri
f. Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat
g. Pasien tampak cemas
h. Pasien masih bertanya-tanya tentang
penyakitnya

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi

Sabtu/20 Juli 2019 Jam: 14.30 wita


S :
a. pasien mengatakan nyeri berkurang, skala
nyeri 4 (sedang)
b. pasiem mengatakan merasa lemah
c. pasien mengatakna tidak mampu
melakukan aktivitas sendiri
d. pasien mengatakan cemas dengan
penyakitnya
O :
a. Wajah tampak meringis
b. Tanda-tanda vital
TD: 150/90 mmHg
N : 86 x/m
SPO2 98%
c. Pasien hanya terbaring di tempat tidur
d. Pasien tidak mampu beraktivitas sendiri
e. Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat
f. Pasien tampak cemas
g. Pasien masih bertanya-tanya tentang
penyakitnya

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi

Minggu/21 Juli 2019 Jam: 14.30 wita


S :
a. pasien mengatakan nyeri berkurang, skala
nyeri 3 (ringan)
b. pasiem mengatakan merasa lemah
c. pasien mengatakna tidak mampu
melakukan aktivitas sendiri
d. pasien mengatakan masih cemas dengan
penyakitnya
O :
c. Wajah masih tampak meringis
d. Tanda-tanda vital
TD: 130/80 mmHg
N : 80 x/m
SPO2 99%
e. Pasien hanya terbaring di tempat tidur
f. Pasien tidak mampu beraktivitas sendiri
g. Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat
h. Pasien masih tampak cemas
i. Pasien masih bertanya-tanya tentang
penyakitnya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperewaratan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengkajian
pada Tn. JM yang dilakukan pada tanggal 19 -21 Juli 2019.
Pengkajian pada pasien dengan diagnose Infark Miokard Akut
merupakan salah satu aspek paling penting dalam merencanakan tindakan
selanjutnya, pada tahap pengkajian kasus innfark miokar akut pada Tn. JM
di ruangan Asoka Bougenvile RS Rumkit Tk. III Manado menggunakan
metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Pada pengkajian yang dilakukan pada Tn.JM padatanggal 19 Juli
2019 dengan infark miokard akut ditemukan masalah dengan data
subjektif yaitu pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar
kepunggung sampai kelengan kiri, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
jarum dengan skala nyeri 6 ( sedang), nyeri hilang timbul lamanya kurang
lebih 20 menit, hasil EKG ST elevasi pada V1-V3 menunjukkan adanya
perubahan irama jantung, pasien mengatakan lemah dan tidak mampu
beraktivitas sendiri. Pasien mengatakan merasa takut dengan penyakit
yang dialaminya saat ini. Data objektif yang ditemukan yaitu tanda-tanda
vital TD : 140/90 mmHg, N:82 x/m, R: 21x/m, SB: 36.2 °C, saturasi
oksigen 98%, nillai hemoglobin 12.8 g/dl, hematocrit 39.3 µl, ekpresi
wajah tampak meringis, pasien sering bertanya-tanyya tentang penyakit
yang dialaminya saat ini, pasien tampak cemas dan tidak mampu
beaktivitas sendiri. Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
B. Diagnosis
Menurut SDKI 2016, diagnosis yang sering muncul pada pasien
dengan infark miokard akut yaitu : Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (iskemia), penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan kontraktilitas, gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan PO2 menurun ditandai dengan pola napas abnormal, intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
Dari hasil penerapan asuhan keperawatan dari lima diagnosis yang
terdapat dalam teori infark miokard akut hanya empat yang didapatkan
pada pasien. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada pasien Tn. JM
ditemukan data subjektif pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri seperti
ditusuk-tusuk yang menjalar kepunggung sampai kelengan sebelah kiri,
lamanya nyeri sekitar 20 menit.Data objektif wajah tampak meringis, skala
nyeri 6 (10) dengan kategori nyeri sedang, dari temuan data tersebut maka
ditegakkan diagnosis nyeri akut. Diagnosis dua penurunan curah jantung
ditemukan pada TN. JM dilihat berdasarkan data subjektif pasien
mengatakan lemah dan data objektif yaitu dari hasil EKG, ST elevasi pada
lead V1-V3 menunjukkan adanya perubahan irama jantung dan pasien
hanya terbaring lemah ditempat tidur terpasang O2 3 L dengan SPO2 98%.
Diagnosa ketiga ditemukan intoleransi aktivitas yaitu berdasarkan data
subjektif pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas sendiri. Dari data
objektif aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat, pasien hanya
terbaring lemah ditempat tidur, hemoglobin 12.8 g/dl dan hematocrit 39.3
µl. Dan diagnosis keempat ansitas ditemukan pada pasien Tn. JM
berdasarkan data subjektif pasien mengatakan sering memikirkan penyakit
yang dialaminya saat ini, pasien mengatakan khawatir dengan
penyakitnya saat ini. Data objektif pasien sering bertanya tentang penyakit
yang dideritanya dan pasien tampak cemas.
Setelah dianalisa, adanya kesenjangan teori dan temuan pada
kasus, karena temuan ini berdasarkan penerapan asuhan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yaitu berdasarkan data keluhan dan respon pasien.

C. Perencanaan
Perencanaan dilakukan sesuai dengan prioritas masalah dengan
mempertimbangkan masalah tersebut mengancam kehidupan, kesehatan
dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.Penentuan tujuan dirumuskan
secara jelas, singkat, terfokus, dapat diukur, dapat dicapai sesuai kenyataan
atau realita yang ada dan mempunyai batasan waktu dalam mencapai
tujuan.
Dalam perencanaan penulis tidak mengangkat semua perencanaan
yang terdapat diteori.Pada diagnosis satu pada pasien Tn. JM penulis
menetapkan perencanaan antara lain : identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, identifikasi skla nyeri, kontrol
lingkungan yyang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan), kolaborasi pemberian analgetik.
Pada diagnosis dua penulis menetapkan intervensi keperawatan
yaitu : monitor saturasi oksigen, periksa tekanan darah dan frekuensi nadi,
posisikan pasien semi fowler, berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen.
Pada diagnosis ketiga penulis menetapkan intervensi keperawatan
antara lain: monitor pola dan jam tidur, berikan aktivitas distraksi yang
menenagkan, anjurkan tirah baring, kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan.
Sedangkan pada diagnosis keempat, penulis menetapkan intervensi
keperawatan antara lain: monitor tanda-tanda ansietas, ciptakan suasana
terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, latih teknik relaksasi.
Pada intervensi keperawatan selain tindakan mandiri perawat,
dilakukan juga tindakan kolaborasi dengann tim kesehatan lainnya
seperti dokter, apoteker dan gizi dalam proses kesembuhan pasien.
D. Implementasi
Secara umum, tindakan yang direncanakan dapat dilaksanakan
dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan cara
observasi, tindakan mandiri, health education, dan kolaborasi. Faktor yang
menunjang dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu, adanya kerja
sama yang baik antara perawat yang diruangan, dokter, keluarga, dan
paling penting yaitu adanya kerja sama dengan pasien dalam proses
penyembuhan. Dalam tahap ini telah dilaksanankan tindakan keperawatan
yang telah direncanakan pada tanggal 19 Juli 2019.

Tindakan yang dilakukan pada pasien adalah :

Diagnosis satu : mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri,
mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan), dan mengkolaborasi pemberian analgetik
captropil 80 mg 3 x 1, aspilet 6.25 mg 1x1, alprazolam 0.5 mg 1x1,
atorvastatin 40 mg 1x1, candesartan 16 mg 1x1.

Diagnosis dua : Memonitor saturasi oksigen, memeriksa tekanan


darah dan frekuensi nadi, memposisikan pasien semi fowler, memberikan
O2 untuk mempertahankan saturasi oksigen.

Diagnosis tiga : Memonitor pola dan jam tidur, memberikan


aktivitas distraksi yang menenangkan, menganjurkan tirah baring,
mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan, memonitor pola dan jam tidur, memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan, menganjurkan tirah baring, mengkolaborasi dengan
ahi gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.

Diagnosis empat :Memonitor tanda-tanda ansietas, menciptakan


suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, melatih teknik
relaksasi.

Dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien Tn. JM dengan


infark miokar akut, tidak ditemukan adanya faktor penghambat, karena
dalam penerapan asuhan keperawatan terciptanya kerja sama yang baik
antara perawat, dokter, dan pasien serta keluarga pasien.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menendakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
intervensi keperawatan, dan implementasi keperawatan. Pada tahap ini,
penulis melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan dan kriteria yang ingin
dicapai yang telah ditetapkan sebelumnya dengan memperhatikan respon
dari perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien.
Penerapan asuhan keperawatan pada Tn. JM yang dilakukan dari
hari Jumat19 Juli 2019 sampai hari minggu21 Juli. Penulis dapat
mengevaluasi keempat diagnosis yang di tetapkan dari data subjektif
pasien mengatakan nyeri berkurang, nyeri hilang timbul, pasien
mengatakan merasa lemah, pasien mengatakan tidak biasa beraktifitas
sendiri, serta pasien mengatakan khawatir dengan penyakitnya. Dari data
objektif skala nyeri 3 (10) dengan kategori ringan, pasien tampak cemas,
aktivitas pasien dibantu keluarga dan perawat, pasien terbaring lemah
ditempat tidur. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masalah belum
teratasi sepenuhnaya. Dan diharapkan perawat dapat melanjutkan
intervensi yang telah dilanjutkan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penerapan asuhan keperawatan pada pasien Tn. JMumur 62tahun, yang
awalnya masuk di ruangan ICU pada tanggal 18 Juli 2019 dan
dipindahkan diruangan Interna Asoka Bougenvile dan dilakukan
penerapan asuhan keperawatan selama tiga hari di temukan empat
diagnosis yang diantaranya nyeri akut, penurunan curah jantung,
intoleransi aktivitas dan Ansietas.
2. Berdasarkan teori yang didapatkan oleh penulis menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus didalam penerapan asuhan
keperawatanpada pasien dengan Infark Miokard Akut.
3. Faktor penunjang yang membantu penulis dalam melakukan penerapan
asuhan keperawatan adalah adanya kerja sama antara dokter, perawat,
pasien, dan keluarga. Sehingga penulis tidak menemukan hambatan
dalam melakukan penerapan asuhan keperawatan.

B. Saran
1. Bagi rumah sakit sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan untuk
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif
pada pasien dengan infark miokar akut.
2. Bagi institusi dapat dijadikan bahan referensi yang dapat dimanfaatkan
sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan infark miokard akut.
3. Bagi penulis dapat menambah pengembangan wawasan dan ilmu
pengetahuan kegiatan dalam pengembangan tentang asuhan Keperawatan
khususnya pada pasien dengan infark miokard akut.
4. Bagi Pasien dapat mendapatkan asuhan keperawatan secara komprehensif
sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatanya.

Anda mungkin juga menyukai