PENDAHULUAN
1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn. FZ
Umur :64 tahun
Jenis Kelamin :Laki-laki
Suku Bangs :Bugis
Agama :Islam
Tanggal Masuk :05 Juni 2022
Tanggal Pemeriksaa :06 Juni 2022
1.2 SKENARIO
Seorang laki-laki berusia 64 tahun MRS di antar oleh istri dan anaknya, dengan
penurunan kesadaran yang dialami beberapa jam sebelum masuk rumah sakit.
Menurut keluarganya, penurunan kesadaran terjadi secara tiba-tiba pada saat
istirahat dan keluarga baru mengetahui pada saat membangunkan pasien saat
sore dimana pasien sudah tidak sadarkan diri. Menurut keluarganya Sebelumnya
pasien ada demam tinggi dan sakit kepala seperti ditusuk dan dan merasa lemah
pada kaki kiri. mual (-)muntah (-), pusing (-) Kejang (-), batuk (-). Riwayat
Serangan stroke 2 tahun yang lalu. Riwayat DM disangkal, kolesterol (-),
penyakit jantung (-). BAB dan BAK lancar.
1.3 PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Umum
Kesan : Sakit berat
Gizi : Gizi
Kesadaran : Semi Coma
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,6˚C
Pernapasan : 24x/menit
ABDOMEN :
Inspeksi :Tampak datar
Palpasi :Nyeri tekan (SDN), tidak ada pembesaran organ
Perkusi :Timpani pada 4 kuadran
Auskultasi :Peristaltik normal , bising usus (-)
TORAKS
a. Paru-paru
a. Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral
b. Palpasi : Nyeri takan dan Vokal Fremitus (TDP)
c. Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
d. Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi (-/), wheezing (-/-)
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi dan fisiologi organ terkait dari kesadaran?
Jawaban:
Kesadaran ditentukan oleh interaksi kontinu antara fungsi korteks serebri
dengan Ascending Reticular Activating System (ARAS) (kuantitas) yang terletak
mulai dari pertengahan bagaian atas pons. ARAS menerima serabut-serabut
saraf kolateral dari jalas-jalas sensoris dan melalui thalamic relay nuclei
dipancarkan secara difus ke kedua korteks serebri.
Formasi retikuler berperan penting dalam menentukan tingkat kesadaran.
RAS adalah jalur polysynaptic kompleks yang berasal dari batang otak (formasi
retikuler) dan hipotalamus dengan proyeksi ke intalaminar dan nucleus reticular
thalamus yang akan memproyeksi kembali secara menyeluruh dan tidak spesifik
pada area luas dari korteks termasuk frontal, pariental, temporal, dan oksipital.
9. DD kasus diatas?
Jawaban:
Stroke non hemoragik atau strok iskemik merupakan 88% dari seluruh
kasus stroke.Pada stroke iskemik terjadi iskemia akibat sumbatan atau
penurunan aliran darah otak.[10] Berdasarkan perjalanan klinisnya,
dikelompokkan menjadi:
a. TIA (Transient Ischemic Attack)
Pada TIA gejala neurologis timbul dan menghilang kurang dari 24 jam.
Disebabkan oleh gangguan akut fungsi fokal serebral, emboli maupun
trombosis.
b. RIND ( Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
Gejala neurologis pada RIND menghilang lebih dari 24 jam namun kurang
dari 21 hari.
c. Stroke in Evolution
Strok yang sedang berjalan dan semakin parah dari waktu ke waktu
d. Completed Strok
Kelainan neurologisnya bersifat menetap dan tidak berkembang lagi.
Stroke non hemoragik terbagi lagi berdasarkan lokasi
penggumpalan, yaitu:
1. Stroke Non Hemoragik Emboli
Pada tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh darah otak,
melainkan di tempat lain seperti jantung dan sistem vaskuler sistemik.
Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada penyakit jantung dengan
shunt yang menghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri atrium
atau ventrikel. Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang
meninggalkan gangguan pada katup mitralis, fibrilasi atrium, infark
kordis akut dan embolus yang berasal dari vena pulmonis.
2. Stroke Non Hemoragik Trombus
Pada stroke hemoragik terjadi keluarnya darah dari arteri ke dalam
ruang interstitial otak sehingga memotong jalur aliran darah di distal
arteri tersebut dan mengganggu vaskularisasi jaringan sekitarnya.
Tanda dan Gejala Stroke Non Hemoragik
Tanda dan gejala yang timbul dapat berbagai macam tergantung dari
berat ringannya lesi dan juga topisnya. Namun ada beberapa tanda dan gejala
yang umum dijumpai pada penderita stroke non hemoragik yaitu:
1. Gangguan motoric
a. Tonus abnormal (hipotonus/hipertonus)
b. Penurunan kekuatan otot
c. Gangguan gerak volunteer
d. Gangguan keseimbangan
e. Gangguan koordinasi
f. Gangguan tahanan
2. Gangguan sensorik
a. Gangguan propioseptik
b. Gangguan kinestetik
c. Gangguan diskriminatif
3. Gangguan kognitif, memori dan atensi
a. Gangguan atensi
b. Gangguan memori
c. Gangguan inisiatif
d. Gangguan daya perencanaan
e. Gangguan cara menyelesaikan suatu masalah
4. Gangguan kemampuan fungsional
a. Gangguan dalam berkativitas sehari-hari seperti mandi, makan, ke toilet
dan berpakaian
Faktor Resiko Stroke Non HemoragikStroke non hemoragik merupakan
proses yang multi kompleks dan didasari oleh berbagai macam faktor resiko.
Ada faktor yang tidak dapat dimodifikasi, dapat dimodifikasi dan masih dalam
penelitian yaitu:
1. Tidak dapat ubah:
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Genetik
2. Dapat dirubah:
a. Hipertensi
b. Merokok
c. Diabetes
d. Fibrilasi atrium
e. Hiperlipidemia
f. Obesitas
g. Aktivitas fisik
Penatalaksanaan Strok Non Hemoragik
1. Anti agregasi platelet : Aspirin, tiklopidim, clopidogrel, dipiridamol, cilostazol
2. Trombolitik : Altaplase (recombinant tissue plasminogen activator
a. Indikasi
Terapi trombolitik pada stroke non hemoragik akut. Terapi harus dilakukan
selama 3-4.5 jam sejak onset terjadinya simptom dan setelah dipastikan
tidak mengalami stroke perdarahan dengan CT Scan
b. Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada pasien yang mengalami resiko tinggi
perdarhaan, pasien yang menerima antokoagulan oral (warfarin),
menunjukkan atau mengalami perburukan perdarahan, punya riwayat
stroke atau susunan saraf pusat, hemorrage retinopati, arterial hipertensi
yang tidak terkontrol.
10. Apakah ada hubungan terjadinya riwayat stroke pasien dengan penurunan
kesadaran?
Jawaban:
Hubungan terjadinya Riwayat stroke dengan penurunan kesadaran
karena
adnaya Lesi struktural pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan koma
akibatnya terjadi kerusakan sekunder akibat pergeseran struktur intrakranial,
kompresi vaskular, atau peningkatan tekanan intrakranial