System saraf terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer.
Fungsi system saraf :
1. Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi
2. Menghantarkan informasi dari sat tempat ket tempat lain
3. Mengolah informasi sehingga dpat digunakan segera atau menyimpannya untuk masa
mendatang sehingga menjadi jelas.
Definisi system saraf itu sendiri ialah system koordinasi berupa penghantar impuls saraf ke
susunan saraf pusat, memproses impuls saraf dan perintah untuk memberikan tanggapan
rangsangan. Adapula elemen system saraf seperti neuron, sinaps dan neurotransmitter.
Tengkorak memiliki fungsi melindungi otak dari cidera.
Meningen merupakan selaput/ membrane pembungkus otak paling luar. Selain otak meningen
juga menutupi medulla spinalis. Penutup yang paling luar dan kuat adalah dura mater yang
melekat dengan bagian dalam tengkorak. Dibawah dura meter adalah arachnoid dan pia meter
yang berlekatan pada pemukaan otak.
Cerebrospinal fluid berfungsi :
1. Menyokong dan melindungi otak dab spinal cord
2. Sebagai shock absorber antara otak dan tulang cranium
3. Menjaga agar otak dan spinal cord tetap basah ( memungkinkan pertukaran za tantara
CSF dan sel saraf)
4. Mempertahankan tekanan intra kranial
5. Transortasi nutrisi bagi jaringan saraf
6. Sebagai buffer/ lingkungan yang baik bagi jaringan saraf
7. Menjaga hemeostatis dengan cara ;
a. Mechanical protecton ( sebagai bantalan untuk jatingan lunak otak dan medulla
spinal )
b. Sirkulasi ( sebagai tempat pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan
jaringan saraf)
c. Chemical protection ( melindungi otak dan medulla spinalis dari bahan kimia)
Karakteristik normal CSF
1. Jernih ( tidak berwarna) seperti air
2. Ditemukan sel-sel mononuclear ( limfosit 2-5 sel/ml dan monosit)
3. Tidak ditemukan mikroorganisme
4. Sifatnya basa/alkali
5. Tidak berbau
Pembagian otak
1. Otak besar ( cerebrum) – bagian terbesar. Dibagi menjadi 4 lobus yaitu frontal,
priental, temporal, occipital. Fungsinya untuk kemampuan berfikir, Analisa, logika,
Bahasa, kecerdasan intekektual/IQ, dll.
2. Otak kecil ( cerebellum ) – berfungsi sebagai keseimbangan, pengaturan ton otak
3. us otot dan koordinasi pergerakan.
4. Batang otak ( brainstem ) – berfungsi pusat pernapasan, refleks otot, pengatur siklus
tidur.
5. System limbik ( limbic system ) – mengatur emosi dan memori. Langsung
Bunganbungan funsi luhur dan fungsi lain.
Gaya hidup
Manajemen stroke
1. Terapi umum
- Monitoring
- Pulmonary and airway care
- Fluid balance
- Blood pressure
- Glucose metabolism
- Body temperature
2. Terapi khusus
3. Rehabilitasi / fisioterapi
Coronavirus 2019 ( COVID-19 ) merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh severe
acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Komplikasi neurologis, khusus
stroke iskemik terkait covid-19, semakin banyak di laporkan. Patofisiologi masih
diperdebatkan. Awalnya diketahui menyerang saluran nafar, namun sekarang ini manifestasi
klinis beragam termasuk kelainan saraf/neurologis.
Long covid adalah gejala COVID 19 yang berkelanjutan hingga .4 minggu pasca terinfeksi.
Gejala ini dapat terjadi pada COVID 19 derajat berat bahkan hingga COVID 19 tanpa gejala
(OTG).
Representasi skema susunan korona virus baru . ARS berat dihubungkan dengan-
SARS-CoV-2) adalah sferis beta corona virus dengan positive-sense RNA, mempunyai 4
struktur protein spike (S) dan membran (M) glikoprotein, envelope (E) dan nucleocapsid (N)
proteins.
Reseptor pengikat protein interaksi dengan protein S dan enzim (ACE2) dipermukaan.
ACE 2 bekerja sebagai reseptor virus yang menginfeksi sel.
COVID-19 memasuki tubuh melalui sel reseptor ACE-2 di paru paru (warna kuning ) dan
otak (warna biru). Dalam paru virus meng invasi inti sel dan mulai replikasi memakai
protein2 replikasi sel.
Long covid
Sekitar 87,4% pasien yang sembuh dari covid-19 memiliki setidaknya 1 gejala yang persisten
atau terus bertahan.
Gejala long covid
Brain FOG
BRAIN FOG atau "kabut otak" atau “pikiran berkabut” adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sekumpulan gejala gangguan berpikir.
1. Gangguan konsentrasi
4. Kebingungan
BRAIN FOG akan membaik dengan sendirinya dan dapat berlangsung 4-6 minggu hingga 3-
6 bulan paska COVID-19.
1. Anosmia, nyeri kepala, Lelah dan kabut otak. Diyakini bahwa penyakit dapat
menyebabkan masalah neurologi
2. Studi post-mortem pada sampel jaringan otak memperlihatkan inflamasi tubuh dan
merespons SARS-CoV-2 virus
Kesimpulan
1. Long COVID dapat terjadi pada pasien COVID-19 terlepas dari derajat
keparahan episode akutnya
2. Gejala neurologis pada long COVID yang paling sering dikeluhkan adalah gangguan
proses berpikir (brain fog) serta nyeri kepala