NAHDHIYYAH
Letargi ; merupakan penurunan kesadaran yang paling ringan, pende rita letargi
seperti mengantuk dan tidak mampu bertahan bangun kecuali dengan rangsangan
seperti rangsang verbal, visual atau sakit.Keadaan ini sering disebabkan gangguan
metabolik dan keracunan.
Obstundasi ; merupakan penurunan kesadaran ringan-sedang dengan berkurangnya
perhatian terhadap lingkungan dan reaksi terhadap rangsang yang lambat.
Stupor ; adalah keadaan penderita seperti tidur dalam dengan sedikit atau tanpa
gerakan spontan dan hanya mengerang atau bereaksi menghindar yang tidak sesuai
dengan perangsangan kuat dan berulang.
Koma ; adalah keadaan penderita yang tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan
kuat, baik taktil, visual, verbal atau lainnya. Koma merupakan keadaan tidur dalam
patologik akibat disfungsi ARAS baik di batang otak atau kedua hemisfer serebri.
Penilaian derajat kesadaran kuantitatif
Skala yang paling dikenal dan paling banyak digunakan adalah Skala Koma Glasgow
(Glasgow Coma Scale atau GCS). GCS yang asli sebenarnya ditujukan untuk menilai koma
pada trauma kepala dan sebagian tergantung pada respon verbal sehingga kuurang sesuai
diterapkan pada bayi baru lahir, bayi dan anak kecil. Oleh karena itu diajukan beberapa
modifikasi untuk anak. Anak dengan kesadaran normal mempunyai nilai 15 pada GCS, nilai
12-14 menunjukkan gangguan kesadaran ringan, nilai 9-11 berkorelasi dengan koma
moderat sedangkan nilai dibawah 8 menunjukkan koma berat.
Penilaian GCS pada anak :
Tabel 1
Tanda
Buka mata
Respon verbal
4
3
2
Terorientasi
Mengikuti
perintah,
gerakan
spontan
Melokalisasi nyeri
Melokalisasi nyeri
Menghindar nyeri
Menghindar nyeri
Fleksi
abnormal Fleksi abnormal terhadap nyeri
terhadap nyeri
Bingung
Disorientasi
Kata-kata tidak tepat
Suaratidak dimengerti
Tidak ada
Respon motorik
Mengikuti perintah
Nilai
4
3
3
2
1
5
4
3
Ekstensi
abnormal Ekstensi abnormal terhadap nyeri
terhadap nyeri
Tidak ada
Tidak ada
Total
PATOFISIOLOGI
2
1
15
Normotermia relatif
Adekuatnya aliran darah dan pasokan substrat energi (oksigen dan
glukosa)
Bersih dari toksin (sisa produk metabolik), racun dan bahan bahan
infeksius
Mekanisme pasti mempertahankan kesadaran masih belum jelas, tetapi tampaknya
ada 2 struktur utama yang paling berperan, yaitu:
Tabel 2
Struktural
Trauma : perdarahan intrakranial,
contusio, diffuse axonal injury
Neoplasma
Vaskuler : Onfark otak,perdarahan,
malformasi arteriovenous, trombosis
arterial atau venous,stroke
Infeksi fokal : abses, serebritis
Hidrocefalus
Kejang
Medikal
Infeksi : Meningitis bakterialis, ensefalitis,
riketsia, protozoa,Infestasi cacing
Inflamasi : Ensefalopati sepsis, vaskulitis,
demielitis,
acute
demyelinating
ensefalomielitis,intususepsi,
Sklerosis
multipel
Hipoksik-iskemik : syok, gagal jantungparu, tenggelam
Kelainan
metabolik
:
sarkoidosis,
hipoglikemia, gangguan cairan-elektrolit,
asidosis dll
Nutrisi : defisiensi tiamin, defisiensi
piridoksin, asam folat
Toksin eksogen : obat-obatan, logam
berat
Ensefalopati hipertensif
Psikogen
Anak
Toksin
Infeksi
Kejang
Intususepsi
Kekerasan/Trauma
Remaja
Toksin
Trauma
Psikiatrik
Kejang
EVALUASI DIAGNOSIS
Riwayat klinis
Riwayat klinis sangat penting untuk mencari etiologi penurunan kesadaran . Riwayat
klinis yang penting untuk penanganan pasien dapat digali simultan dengan penanganan
kedaruratan yang meliputi jalan napas (airway), pernapasan (breathing), dan sirkulasi darah
(circulation) harus dilakukan secara cepat dan cermat. Riwayat penyakit yang penting
termasuk awitan gejala neurologis (bertahap atau mendadak), gejala neurologis yang
mendahului (kelemahan, sakit kepala,kejang dll), trauma, obat-obatan, tinja berdarah dan
child abuse. Penyakit jantung atau neurovaskuler perlu dipertimbangkan sebagai penyebab
penurunan kesadaran akut. Koma yang didahului kantuk atau ketidakstabilan memberi
dugaan tertelannya obat-obatan atau toksin pada anak yang sebelumnya sehat. Riwayat
4
demam atau sakit akhir-akhir ini memberi dugaan infeksi akut atau penyulit infeksi. Anak
dengan PJB dapat mengalami abses atau infark serebri. Riwayat sakit kepala berat, muntah,
gangguan visus mungkin menunjukkan adanya peningkatan TIK pada hidrosefalus atau
neoplasma.
Pemeriksaan fisik dan neurologis
Pada prinsipnya, pemeriksaan fisikimum tid ak dapat dipisahkan dengan pemeriksaan
neurologis dan dapat dikerjakan secara simultan. Pemeriksaan fisik umum dan neurologisini
meliputi :
1.
2.
3.
4.
Pola napas
Pola napas abnormal mencerminkan gangguan neurologis yang berat. Pola napas
dapat pula digunakan untuk memperkirakan lokasi kelainan meskipun tidak selalu pasti.
Pola pernapasan disertai dengan penurunan fungsi susunan saraf pusat
Tabel 5
Cheyne stokes : pola napas apnea disertai hiperpnea secara teratur bergantian
Menggambarkan gangguan serebral bilateral atau deinsefalon
Hiperventilasi : Asidosis metabolik, hipoksia dan keracunan
Gngguan di daerah midpons dan midbrain
Apneuristik
: Berhentinya inspirasi dalam waktu yang lama
Kelainan di pons atau medula
Ataksik
: Pola napas tidak teratur
Kelainan pada medula
Hipoventilasi
: Alkohol, narkotik atau sedatif (kelainan di ARAS)
Midsized pupil
Menetap : herniasi sentral
Gerakan bola mata
Deviasi ke arah destruksi hemisfer, menjauhi fokus kejang, dan menjauhi lesi batang otak
Ke bawah dan keluar (down and out) : diabetes neuropati, gfraktur kompresi tulang
tengkorak, peningkatan tekanan intrakranial, dan meningitis di daerah pons
Evaluasi tingkat gangguan kesadaran juga perlu ditentukan dengan menilai respon motorik,
besar dan reaksi pupil, gerakan bola mata, dan pola pernapasan, sbb :
Manifestasi klinis berdasarkan tingkat gangguan di susunan saraf pusat
Tabel 7
Tingkat
gangguan
kesadaran
Kedua korteks
Respon motorik
Pupil
Withdrawl
Miosis, reaktif
Talamus
Dekortikasi
Fiksasi
tengah
Midbrain
Pons
Deserebrasi
Ke
medial Biot
(kerusakan N VI)
Medula
oblongata
Hipotoni, fleksi
Miosis
dan Tidak
terdapat Ataksik
dapat terjadi gerakan bola mata
sindrom
horner
Spontan, konjugasi
gerakan horisontal
di Spontan, konjugasi
gerakan horisontal
Pernapasan
Cheynestokes
Cheynestokes
Tatalaksana
Tata laksana awal penurunan kesadaran bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih
lanjut. Prinsip uta ma adalah mempertahankan jalan napas yang adekuat dan
mempertahankan fungsi kardiovaskuler.
Anak dengan penyebab koma yang belum jelas harus dilakukan pemeriksaan gula
darah atau langsung diberikan dekstrosa IV (lihat bagan algoritme). Jika kesadaran tidak
pulih dengan pemberian dekstrose, maka hipoglikemia senagai penyebab dapat
disingkirkan. Peningkatan tekanan intrakranial juga harus diidentifikasi dan diturunkan bila
terbukti ada peningkatan. Kejang dan status epileptikus harus diatasi. Bila dicurigai adanya
infeksi susunan saraf pusat, harus dilakukan pungsi lumbal dan diberikan antibiotik atau
antivirus yang sesuai. Gangguan keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam
8
basa harus dikoreksi. Suhu tubuh normal baik untuk pemulihan dan pencegahan
asidosis.Antipiretik yang sesuai harus diberikan untuk menurunkan demam. Agitasi dapat
meningkatkan tekanan intrakranial dan menyulitkan bantuan ventilasi mekanik sehingga
dapat dipertimbangkan pemberian sedatif walaupun mungkin akan menyulitkan evaluasi
neurologik berkala. Pemantauan harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan,
meliputi pola pernapasan, ukuran pupil dan reaksi terhadap rangsangan, motilitas okular,
dan respon motorik terhadap rangsangan. Tatalaksana selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran algoritme tatalaksana awal penurunan kesadaran (Stever RD, dkk, Critical Care
Medicine, 2006) serta tatalaksana penurunan kesadaran dengan berbagai kemungkinan
kondisi yang menyertai (The pediatric accident and emergency research group,2008)
Kesimpulan
Penurunan kesadaran dan koma pada anak merupakan suatu kedaruratan medik
yang membutuhkan intervensi cpat dan terencana. Prinsip pendekatan diagnostik
penurunan kesadaran pada anak dimulai dengan evaluasi tingkat gangguan kesadaran
berdasarkan besar dan reaksi pupil, gerak bola mata, pola napas, dan respon motorik.
Tatalaksana awal padapenurunan kesadaran adalah sama. Evalusi riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang khusus merupakan langkah selanjutnya
berdasarkan etiologi. Pemantauan berkala dapat menentukan prognosis pasien selanjutnya.
Lampiran
Algoritme tatalaksana kesadaran menurun pada anak
Gambar 1
Jalan napas intubasi bila GCS 8
Pernapasan pertahankan saturasi oksigen > 80%
Sirkulasi pertahankan tekanan arteri >70
Pemeriksaan kadar glukosa, elektolit, analisa gas darah, fungsi hati, fungsi
ginjal, fungsi tiroid, darah lengkap, skrining toksikologi
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
10
Gb 2
11
12
13
14
15
16
Kesimpulan
Penurunan kesadaran dan koma pada anak merupakan suatu kedaruratan medik
yang membutuhkan intervensi cpat dan terencana. Prinsip pendekatan diagnostik
penurunan kesadaran pada anak dimulai dengan evaluasi tingkat gangguan kesadaran
berdasarkan besar dan reaksi pupil, gerak bola mata, pola napas, dan respon motorik.
Tatalaksana awal padapenurunan kesadaran adalah sama. Evalusi riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang khusus merupakan langkah selanjutnya
berdasarkan etiologi. Pemantauan berkala dapat menentukan prognosis pasien selanj utnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Guideline for the management of child aged 0-18 years with a decreased conscious
level. The paediatric accident and emergency research group. 2008. Available at:
www.nottingham.ac.uk/paediatric
2. Pudjiadi, antonius H, dkk. Evaluasi Diagnosis dan Tata Laksana Penurunan Kesadaran
pada Anak. Dalam : Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. IDAI. 2011
3. Komisi Resusitasi Pediatrik. Koma. Dalam : Kumpulan Materi Pelatihan Resusitasi
Pediatrik Tahap Lanjut. UKK-Pediatrik Gawat Darurat. IDAI. 2002-2003
4. Passat Jimmi. Datang tidak sadar, apa yang harus dilakukan?. Dalam : Pediatric
Neurology and Neuroemergency in Daily Practice. Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK-UI. Jakarta. 2006. Hal 43 - 61
18