Miranda Jamaiyah
712021022
Pembimbing:
IPDA dr. Irma Yanti, Sp.S
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Sindrom epilepsi adalah bentuk klasifikasi epilepsi berupa sekumpulan tanda dan
gejala yang muncul bersamaan dalam suatu serangan epilepsi.
• Klasifikasi sindrom epilepsi ini diperkenalkan oleh International Legague Against
Epilepsy (ILAE) pada tahun 1989, yang disusun berdasarkan usia/onset saat terjadi
kejang, status neurologis, faktor pencetus, gejala dan tanda fisik maupun mental,
riwayat keluarga, gambaran EEG, prognosis serta respon terhadap pengobatan.
• Meskipun sindrom epilepsi telah diakui sebagai entitas elektroklinis yang berbeda
jauh sebelum Klasifikasi Epilepsi dan Sindrom Epilepsi pertama diusulkan pada tahun
1985, dan telah diringkas dalam Panduan Bleu dan Sindrom Epilepsi pada Bayi,
Anak, dan Remaja.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Sindrom Epilepsi
Klasifikasi nternasional epilepsi dan sindrom epilepsi disusun oleh ILAE pada
tahun 1989 adalah sebagai berikut
1. Epilepsi dan sindrom epilepsi umum
Kejang neonatus familial benigna
bentuk kejang yang diturunkan secara autosomal dominan . Ini
bermanifestasi pada bayi baru lahir, biasanya dalam 7 hari pertama
kehidupan, sebagai kejang tonik-klonik . Bayi dinyatakan normal antara
serangan dan berkembang tanpa insiden. Serangan biasanya berhenti secara
spontan dalam 15 minggu pertama kehidupan.
-
Epilepsi mioklonik pada bayi
Kejang pada neonatus harus dibedakan dari aktifitas normal pada bayi prematur, bayi cukup bulan dan gerakan
abnormal lain yang bukan kejang. Jitteriness merupakan salah satu gejala gangguan pergerakan yang sulit
dibedakan dengan kejang. Penyebab tersering jitteriness adalah ensefalopati hipoksik-iskemik, hipokalsemia,
hipoglikemia dan gejala putus obat.
Epilepsi lena pada anak (pyknolepsy)
Ada jenis epilepsi tertentu (Juvenile myoclonic epilepsy) yang memerlukan pengobatan seumur
hidup. Jenis epilepsi yang berat juga memerlukan pengobatan yang lebih lama dengan lebih dari 1
macam obat antiepilepsi.
Epilepsi mioklonik pada remaja
Kejang tonik klonik atau kejang grand mal adalah jenis kejang yang melibatkan seluruh
tubuh, karena melibatkan kedua sisi otak.
Idiopatik dan/atau simptomatik
A. Sindrom West (infantile spasms)
Sindroma West adalah kelainan epileptik yang jarang pada bayi yang terdiri dari trias yaitu
spasme infantil, hipsaritmia pada gambaran interiktal EEG, dan retardasi mental, walaupun
diagnosis dapat ditegakkan jika satu dari kriteria tidak terpenuhi.
A. Sindrom Lennox-Gastaut
Sindroma Lennox-Gastaut (SLG) merupakan sindroma epilepsi pada anak- anak yang sangat
menyulitkan, mencakup 1-4% epilepsi pada anak, 10% penderita dengan onset epilepsi saat
usia di bawah 5 tahun. Sindroma ini ditandai dengan kejang yang multipel, retardasi mental
atau regresi, dan abnormalitas EEG berupa pelepasan gelombang paku lambat yang
generalisata (1,5-2 Hz).
A. Epilepsi mioklonik astatik
Kejang berlangsung singkat, biasanya sentakan otot secara intens terjadi pada anggota tubuh atas.
Sering setelah bangkitan mengakibatkan menjatuh- kan dan menumpahkan sesuatu. Meski kesadaran
tidak terganggu, penderita dapat merasa kebingungan dan mengantuk jika beberapa episode terjadi
dalam periode singkat. Terkadang dapat memberat menjadi kejang tonik-klonik. Terjadi mendadak,
kehilangan kekuatan otot, menye- babkan penderita lemas dan terjatuh jika dalam posisi berdiri.
Biasanya terjadi cedera dan luka pada kepala. Tidak ada tanda kehilangan kesadaran dan
cepatpemulihankecualiterjadicedera.
2. Epilepsi dan Sindrom epilepsi lokal (localized related)
Idiopatik (primer)
A.Epilepsi benigna dengan gelombang pakudaerah temporal
Merupakan epilepsi anak idiopatik paling banyak. EEG inter ictal berupa spike kecil
daerah centrotemporal (daerah Rolandik). Secara visual memerlukan pengalaman
karakter pola ini. Quantittive EEG atau brain mapping dengan analisis spektral power
pada frekuensi EEG merupakan alat untuk melihat peningkatan atau penurunan
sinkronisasi neuronal pada daerah di otak. Brain mapping merekam gelombang otak
dengan Fast Fourier Transform (FFT) menjadi spektral power. Sehingga qEEG sensitive
terhadap perubahan fokal di otak.
B. Epilepsi dengan gelombang paroksismal daerah oksipital
Masa kanak-kanak idiopatik Gastaut (ICOE-G) adalah bentuk murni tetapi jarang dari epilepsi
oksipital idiopatik yang mempengaruhi anak-anak dan remaja normal.
• Simptomatik (sekunder)
A. Epilepsi parsialis kontinua kronik progresif pada anak (Sindrom
Kojewnikoff’s)
pilepsi parsaikis kontinua kronik progresif pada anak kejang jenis ini disebut juga kejang
psikomotor. Kejang ini dapaoat didahului oleh kejang parsial sederhana dengan atau tanpa aura,
disertai dengan gangguan kesadaran atau sebaliknya, mulainya kejang parsial kompleks ini
dapat bersama dengan keadaan kesadaran yang berubah.
Kejang parsial kompleks yang disertai gelombang tajam atau paku – paku setempat EEG antar
kejang lobus temporalis anterior, dan paku multifokus merupakan temuan yang sering. Sekitar
20 % bayi dan anak dengan kejang parsial kompleks mempunyai EEG antar kejang rutin
normal. Daerah yang terkena kejang parsial kompleks lebih luas dibandingkan dengan kejang
parsial sederhana dan biasanya didahului dengan aura.
B. Epilepsi dan sindrom lain berdasarkan lokasi dan etiologi
1. Epilepsi lobus temporalis
2. Epilepsi lobus frontalis
3. Epilepsi lobus parietalis
4. Epilepsi lobus oksipitalis
3. Epilepsi dan sindrom epilepsy yang tak dapat ditentukan fokal atau umum
1. Elektroensefalografi (EEG)
Prosedur standar yang digunakan pada pemeriksaan EEG adalah rekaman EEG saat tidur (sleep
deprivation), pada kondisi hiperventilasi dan stimulasi fotik, dimana ketiga keadaan tersebut dapat
mendeteksi aktivitas epileptiform. Selain ketiga prosedur standar diatas dikenal pula rekaman
Video-EEG dan ambulatory EEG, yang dapat memperlihatkan aktivitas elektrik pada otak selama
kejang berlangsung.
2. MRI
MRI merupakan pemeriksaan pencitraan yang sangat penting pada kasus-kasus epilepsi karena
MRI dapat memperlihatkan struktur otak dengan sensitivitas yang tinggi. Gambaran yang
dihasilkan oleh MRI dapat digunakan untuk membedakan kelainan pada otak, seperti gangguan
perkembangan otak (sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal), tumor otak, kelainan pembuluh
darah otak (hemangioma kavernosa) serta abnormalitas lainnya.
3. CT Scan
• OAB diberikan berdasarkan tipe bangkitan dan usia. ILAE tahun 2013 mengeluarkan
pedoman pemilihan OAB bangkitan fokal pada usia dewasa antara lain karbamazepin,
levetirasetam, zonisamid dan fenitoin. Pilihan OAB bangkitan fokal pada anak adalah
okskarbazepin, dan pada lanjut usia adalah lamotrigin dan gabapentin.
• Obat antiepilepsi yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepine,
karbamazepin, fenobarbital, fenitoin dan asam valproat. Saat ini telah dikenal berbagai OAE
terbaru yaitu lamotrigin, vigabatrin, topiramat, gabapentin, levetirasetam dan pregabalin.
Tatalaksana non Medikamentosa
1. Pembedahan Epilepsi
2. Stimulasi nervus vagus
3. Diet ketogenik
BAB 3
KESIMPULAN
KESIMPULAN