Anda di halaman 1dari 32

LOGBOOK PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR KLIEN DENGAN

KODE KASUS 01 (PNEUMONIA)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan
Dasar

Disusun oleh:

Andi Safutra Suraya


P27220020227

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

1
Lampiran 1
(KODE KASUS 01)

Aktivitas 1.
Ringkasan kasus
Seorang pria, 55 tahun, dirawat di ruang penyakit paru sejak 1
hari yang lalu, mengeluh sesak nafas hebat, batuk berlendir dengan
konsistensi encer warna putih, nyeri dada seperti ditusuk-tusuk
terutama saat batuk terdapat sianosis di bibir dan disekitar mulut. TD
130/80 mmHg. HR 100 x/mnt, RR 36 x/mnt, T 40 0C. Satu bulan yang
lalu pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama. Di RS
tersebut dirawat selama 10 hari dan pulang atas permintaan sendiri
(karena factor biaya).
Terdapat riwayat merokok sejak SMA, rata-rata setengah
bungkus perhari dan satu bulan terakhir berhenti merokok karena
batuk. Klien terpasang Infus RL + Aminophylin 24/20tpm, O2 8 lpm,
Injeksi Cetriaxon 1g/12 jam, Injeksi Dexamethasone 5mg/ 12 jam,
ranitidine iv 150mg/12 jam, paracetamol infusion IV 1g/100 ml

Kesadaran umum: sedang


Kesadaran: compos mentis

Riwayat pekerjaan : buruh bangunan.

Keluarga sangat memberi dukungan untuk kesembuhan pasien dan


berharap segera pulang karena factor biaya karena tidak memiliki
BPJS atau asuransi yang lain.

Hasil pemeriksaan Ro. Thorax : pneumonia dan Pemeriksaan kultur :


streptococcus (hasil 1 bulan yang lalu).

2
Aktivitas 2.
Gambarkan dalam bentuk skema Clinical Pathway Kasus !

Virus Bakteri Microplasma Jamur


(mirip bakteri)

Masuk saluran
pernafasan
Reseptor peradangan

Paru-paru

Hipotalamus

Bronkus & alveoli


Suhu tubuh Hipertermi

Mengganggu kerja
makrofag Keringat
berlebih

Infeksi Intake cairan

Bersihan jalan napas


Peradangan/inflamasi tidak efektif

Odema Produksi sekret Batuk Nyeri akut

Dispnea Difusi gas antara O2 &CO2 di


alveoliterganggu

Kapasitas transportasi O2
menurun

Gangguan
pertukaran gas

3
Aktivitas 3.
Identifikasi Dan Tuliskas Fokus Data Yang Didapat Dari Pengkajian !
1. Data Subjektif: - Klien mengeluh sesak nafas hebat
- Klien mengeluh batuk berlendir dengan
konsistensi encer, warna putih
- Klien mengeluh nyeri dada seperti ditusuk-tusuk
terutama saat batuk
- Klien mengatakan pernah dirawat satu bulan
lalu dengan keluhan yang sama, selama 10 hari
- Klien merokok sejak SMA
- Klien merokok rata-rata setengah bungkus
perhari (berhenti satu bulan terakhir kerena
batuk)
- Klien merupakan buruh bangunan

2. Data Objektif: - Pasien tampak lemah


- Kesadaran composmentis GCS E4 M5 V6
- Terdapat sianosis di bibir dan disekitar mulut
- TD: 130/80 mmHg
- HR 100 x/mnt
- RR 36 x/mnt
- SB 400C
- Ro. Thorax : pneumonia (satu bulan lalu)
- Pemeriksaan kultur : streptococcus (1 bulan
lalu).
- Pengkajian Nyeri:
P: Nyeri tersa pada saat klien batuk
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Bagian dada sebelah kiri
S: Skala 6
T: Nyeri bisa terasa sewaktu-waktu terutama saat
ada rangsangan untuk batuk

4
Aktivitas 4.
Identifikasi jenis pemeriksaan diagnostik (Laboratorium / USG /
Rontgen, dll) dan data tambahan yang diperlukan untuk melengkapi
data pengkajian di atas !
A. Pola Fungsional
1. Pola nutrisi

Sebelum sakit
Klien dan keluarga mengatakan makan 3 × sehari, habis 1 porsi
dengan menu nasi, lauk dan sayur. Minum ± 1000 ml/hari. Klien mengatakan
tidak mempunyai alergi
Selama sakit
Klien dan keluarga mengatakan mendapatkan diit tinggi protein
rendah kalori dari rumah sakit. Klien mengatakan nafsu makan berkurang
dari sebelumnya. Minum ± 600 ml/jam
2. Pola eliminasi
Sebelum sakit
Klien dan keluarga mengatakan BAB 1×/hari dipagi hari dengan
konsistensi berwarna coklat dan bau khas feses. Tidak ada masalah dalam
BAB. BAK 4-5×/hari warna kuning jernih, bau khas urine
Selama sakit
Klien dan keluarga mengatakan selama di Rumah Sakit kien belum
BAB, kerena belum ada rasa untuk BAB. BAK± 5-6 ×/ hari dengan
konsistensi cair warna kuning jernih dan bau khas urine.
3. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit
Klien dan keluarga mengatakan sebelum sakit tidur malam ± 7-8 jam/
hari. Klien mengatakan jarang untuk tidur siang
Selama sakit
Klien dan keluarga mengatakan selama sakit tidur malam ± 5-6 jam
kemarin malam. Klien tidur siang 4 jam kemarin
4. Pola pemeliharaan dan presepsi kesehatan
Klien dan keluarga mengatakan bila sedang sakit seperti ini ingin untuk dapat
ke Rumah Sakit namun kerena keterbatasan biaya klien selalu ragu untuk
menyelesaikan pengobatan. Presepsi mengenai sakit yang diderita: klien
mengatakan sudah tahu sedikit tentang sakit yang diderita

5
5. Pola Toleransi dan Koping Stres
Selama sakit klien dan keluarga merasa cemas terhadap sakit yang
dideritanya. Bila ada masalah yang tidak dapat di selesaiakan sendiri, kilen
akan meminta bantuan orang lain.
6. Pola hubungan dan Peran
Klien sebagai kepala keluarga, peranya tidak dapat dilakukan selama sakit.
Hubungan selama dirawat di Rumah Sakit tidak ada gangguan, keluarga
selalu menemani klien .
7. Pola Seksualitas
Klien memiliki 2 orang anak.klien tidak mempunyai penyakit klamin.
8. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pola spiritual klien baik kerena klien dan keluarga mengatakan bahwa sakit
itu datangnya dari Allah dan kita hanya berusaha untuk cepat sembuh.
Sebelum sakit klien slat 5 waktu dirumah bersama istri dan anak-anaknya.
Selama sakit klien tetap salat ditempat tidur.
9. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit
Klien beraktifitas sehari-hari dan memenuhi ADLsecara mandiri
Selama skit
Klien mengatakan sesak napas bila digunakan untuk beraktivitas.
Activity Daily 0 1 2 3 4
Living
Makan/minum √
Mandi/toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi √
Berpindah √

10. Pola Presepsi dan Konsep Diri


Pengetahuan tentang penyakit saat ini : Klien hanya mengetahui tentang
sedikit
Perawatan/tindakan yang dilakukan : Klien mengerti
1) Gambaran diri : Klien dan keluarga mengatakan saat ini sedang
sakit dan mempunyai keinginan untuk sembuh

6
2) Ideal Diri
Klien mengatakan dan keluarga bisa menerima penyakitnya
walaupun terkadang merasa cemas
3) Peran
Keluarga bisa menerima keadaan klien walaupun peran yang
dijalankan klien selama sakit menjadi minimal
4) Identitas
Klien dan keluarga mengatakan sebagai kepala keluarga dengan
2 orang anak yang sudah menginjak dewasa. Prespsi diri baik
walupun terkadang merasa cemas berlebih.
5) Harga Diri
Klien merasa minder dan sedikit menarik diri dari masyarakat
kerena penyakit yang dideritanya.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TTV :
TD TD 130/80 mmHg
DN 100 x/mnt,
RR 36 x/mnt,
SB 400C
d. Pemeriksaan Head to Toe
1. Mata
Konjungtiva anemis, sclera mata ikretik
2. Hidung
Simetris,tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan
3. Mulut
Tidak mengalami kelainan kongenital, mukosa bibir lembab
4. Telinga
Bentuk dan ukuran simetrisantara kiri dan kanan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen
5. Kepala
Bentuk kepala mesocepal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
nyeri tekan

7
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7. Dada
a) Pemeriksaan Paru
Inspeksi:
Pernapasan cepat frekuensi pernapsan 36×,
pengembangan dada sejajar, simetris, penggunaan otot
bantu pernapasan: Dyspnea
Palpasi:
Taktil fremitus (getaran) raba kiri kanan sama
Perkusi:
Sonor dari clavikula (batas atas)- ICS 5 (batas bawah)
(paru-paru dextra) sonor dari clavikula (batas atas) – ICS
3 (bats bawah) (paru-paru sinistra)
Auskultasi:
Terdengar ronki/ cracles (seperti gerakan rambut)
b) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi:
Ictus cordis tidak tampak pada ics 5
Palpasi:
Ictus cordis teraba 2 cm dari mid clavikula sinistra
Perkusi:
Bunyi pekak ICS 2 parasternum dextra (batas atas), ICS
3,4 parasternal (batas bawah) –jantung kanan
Bunyi pekek ICS 2 parasternum sinistra (batas atas),
ICS 6 – jantung kiri (jantung melebar)
Auskultasi:
BJ terdengar di ICS 5 sinistra dan ICS 3 sinistra
parasternum
BJ terdengar di ICS 2 baik sinistra maupun dextra, suara
1-2 reguler, lemah

8
8. Abdomen
Inspeksi : abdomen kanan dan kiri simetris
Auskultsi : persitaltik usus 12×/ menit
Palpasi : hepar tidak teraba
Perkusi : bunyi tympani
9. Kulit
Kulit tampak bersih dan elastic
10. Ekstremitas atas
Pada tangan terpasang infus RL20tpm dipasang sejak satu hari
yang lalu
11. Ekstremitas bawah
Reflek normal
12. Genetalia
Tidak ada ganguan genetalia
Hasil:
Limphadenopathy hilus sinistra DD: massa paru
Pneumonia sinistra lobus superior segment apical posterior

9
Aktivitas 5.
Tuliskan Analisis Data Penunjang / Data Diagnostik !

Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal


BGA paket
elektrolit
O2 saturasi 98,7 % 94-98
(SO2)
Suhu 37,5 C 36,5-37,5
FIO2 53
pH 7,369 7,35-7,45
PCO2 40,8 Mmol 35-45
PO2 148, 4 Mmol 80-100
Total CO2 24,4 Mmol 24-31
plasma (TCO2)
Base excess -1,8 Mmol 0-1,25
(Beb)
A-aDO2 Mmol 0-2,1
O2 cap Mmol 10-20
O2 ct Mmol Negatif
HCO3 23,3 Mmol 22-36
Natrium 136,7 Mmol 135-148
Kalsium 3,95 Mmol 3,5-5,3
Ca 0,50 Mmol 1,15-1,27

1
0
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Keterangan
normal
Hematologi
Darah
lengkap
Hemoglobin 13,7 g/dl 12-16
Leukosit 16,790 H /ul 4800-
10.000
LED 35H /mm 0-20
Hitung jenis
sel
Eosinofil % 10,9 H % 1-3
Basofil % 0,2 % 0-1
Neutrofil 0L % 1-6
batang %
Neutrofil 69,8L % 50-70
segmen %
Limfosit % 9,2 L % 20-40
Monosit 9,9 H % 2-8
Ht 40,1 % 37-47
Protein g/dl 6-8
plasma
Trombosit 494 H 10 3/ul 150-450
Eritrosit 4, 96 10 6/ul 4,2-5,4
MCV 80,8 Fl 80-100
MCH 27,6 Pg 27-32
MCHC 34,2 g/dl 32-36
RDW 13,2 %
KIMIA
SGOT 13 u/l
SGPT 15 u/l

1
1
Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Keterangan
Normal
Urine lengkap
Fisis
Warna Kuning Kuning
Kejenuhan Jernih Jernih
Baqu Khas Khas
Kimia
Blood Negatif Negatif
Billirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Benda keton Negatif Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif 1+/LBP
Reaksi/pH 7,0 7,6-8-5
Berat jenis 1,015 1,003-1,030
Sedimen
Epitel 1 (+)
Leukosit 1 (+) 1+/LBP
Eritrosit 1 (+) 1+/LBP
Silinder Negatif 1+/LBP
Kristal Negatif Negatif/LPK
Lain-lain Negatif

1
2
Aktivitas 6.
Tuliskan Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas

1. Ganguan Pertukaran Gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

1. Dispnea 1. PCO2 meningkat/menurun

2. PO2 menurun

3. Takikardia

4. PH arteri meningkat/menurun

5. Bunyi napas tambahan

Kondisi Klinis Terkait:

1. Penyakit paru obstuktif kronis (PPOK)

2. Gagal jantung kongesif

3. Asma

4. Pneumonia

5. Tuberculosis paru

6. Penyakit membran hialin

7. Asfiksia

8. Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN)

9. Prematuritas

10. Infeksi saluran napas


SDKI, 2017

1
3
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

(tidak tersedia) 6. Batuk tidak efektif

7. Tidak mampu batuk

8. Sputum berlebih

9. Mengi, wheezing dan/atau ronkhi


kering

10. Mekonium di jalan napas (pada


neonates)

Kondisi Klinis Terkait:

1. Infeksi saluran napas

2. Gullian barre syndrome

3. Sklerosis multiple

4. Stroke

5. Cedera kepala
SDKI, 2017

1
4
3. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis
Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis

2. Bersikap protektif (mis.


waspada, posisi menghindari
nyeri)

3. Gelisah

4. Frekuensi nadi meningkat

5. Sulit tidur

Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi pembedahan

2. Cedera traumatis

3. Infeksi

4. Sindrom koroner akut

5. Glaukoma
SDKI, 2017

1
5
4. Hipertermia b.d Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

(tidak tersedia) 1. Suhu tubuh diatas nilai normal

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

(tidak tersedia) 1. Kulit merah

2. Kejang

3. Takikardi

4. Takipnea

5. Kulit terasa hangat

Kondisi Klinis Terkait

1. Proses infeksi

2. Hipertiroid

3. Stroke

4. Dehidrasi

5. Trauma

6. Prematuritas
SDKI, 2017

1
6
Aktivitas 7.
Tuliskan Rencana Tindakan Keperawatan !

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Dx Keperawatan Hasil
1. Setelah dilakukan Terapi Oksigen
Ganguan
tindakan keperawatan I.01026
Pertukaran
3 hari x24 jam Definisi: Memberikan
Gas b.d
diharapkan tambahan oksigen untuk
Ketidakseimba
pertukaran gas mencegah dan mengatasi
ngan ventilasi-
meningkat dengan kondisi kekurangan
perfusi
kriteria hasil : oksigen jaringan.
1. Tingkat Tindakan:
kesadaran Observasi
meningkat 1. Monitor kecepatan
2. Dispnea menurun aliran oksigen
2. Monitor posisi alat
3. Bunyi napas
terapi oksigen
tambahan menurun
3. Monitor efektifitas
4. Napas cuping
terapi oksigen (mis.
hidung menurun
oksimetri, analisa gas
5. Takikardia membaik
darah) jika perlu
6. Sianosis membaik
4. Monitor tanda-tanda
7. Pola napas hipoventilasi
membaik 5. Monitor tingkat
8. Warna kulit kecemasan akibat
membaik terapi oksigen
Trapeutik
1. Bersihkan sekret pada
mulut, hidung, dan
trakea, jika perlu
2. Pertahankan
kepatenan jalan napas
Edukasi
Ajarkan pasien dan

1
7
keluarga cara
menggunakan oksigen
di rumah

2. Bersihan Jalan Setelah dilakukan Fisioterapi Dada


Napas Tidak tindakan I.01004
Efektif b.d keperawatan 3 hari Definisi: Memobilisasi
Sekresi yang x24 jam diharapkan sekresi jalan napas melalui
tertahan bersihan jalan napas perkusi, getaran, dan
meningkat dengan drainase postural.
kriteria hasil : Tindakan:
1. Produksi sputum Observasi
menurun 1. Identifikasi indikasi
2. Batuk efektif dilakukan fisioterapi
meningkat dada (mis.
3. Dispnea menurun hipersekresi sputum,
sputum kental, dan
4. Sianosis menurun
tertahan, tirah baring
RR dalam batas
lama)
normal
2. Identifikasi
kontraindikasi
fisioterapi dada (mis.
eksasebrasi PPOK
akut, pneumonia
tanpa produksi
sputum berlebih,
kanker paru
3. Monitor status
pernapasan (mis.
kecepatan, irama,
suara napas, dan
kedalaman napas
4. Periksa segmen paru
yang mengandung
sekresi berlebihan

1
8
5. Monitor jumlah dan
karakter sputum
6. Monitor toleransi
selama dan setelah
prosedur
Terapeutik
1. Posisikan pasien
sesuai dengan area
paru yang yang
mengalami
penumpukan sputum
2. Gunakan bantal untuk
membantu
pengaturan posisi
3. Lakukan perkusi
dengan posisi telapak
tangan ditangkupkan
3-5 menit
4. Lakukan vibrilasi
dengan posisi telapak
tangan dengan rata
bersamaan ekspirasi
melalui mulut
5. Lakukan fisioterapi
dada setidaknya dua
jam setelah makan
6. Hindari perkusi pada
tulang belakang,
ginjal, payudara
wanita, insisi, dan
tulang rusuk yang
patah
7. Lakukan pengisapan
lender untuk
mengeluarkan sekret,

1
9
jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur fisioterapi
dada
2. Anjurkan batuk
segera setelah
prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi
perlahan dan dalam
melalui hidung selama
proses fisioterapi

3. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan Pemberian Analgesik


Agen tindakan I.08243
pencedera keperawatan 3 hari Definisi: menyiapkan dan
fisiologis x24 jam diharapkan memberikan agen
bersihan jalan napas farmakologis untuk
meningkat dengan mengurangi atau
kriteria hasil : menghilangkan rasa sakit
1. Melaporkan nyeri Tindakan:
berkurang Observasi
2. Frekuensi nyeri 1. Identifikasi karakteristik
berkurang nyeri (mis. pencetus,
3. Lamanya nyeri pereda, kualitas, lokasi,
berlangsung intensitas, frekuensi,
4. Ekspresi wajah durasi)
saat nyeri 2. Identifikasi riwayat
alergi obat
3. Identifikasi kesesuaian
jenis analgesic (mis.
narkotika, non-narkotik,
atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri

2
0
Terapeutik
1. Diskusikan jenis
analgesic yang disukai
untuk mencapai
analgesa optimal, jika
perlu
2. Pertimbangkan
penggunaan infuse
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
3. Tetapkan target
efektifitas analgesic
untuk mengoptimalkan
respons pasien
Edukasi
Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat

4. Hipertermia b.d Setelah dilakukan Regulasi Temperatur


Proses tindakan I.14578
penyakit (mis. keperawatan 3 hari Definisi: Mempertahankan
infeksi, kanker) x24 jam diharapkan suhu tubuh dalam rentang
termoregulasi normal
membaik dengan Tindakan:
kriteria hasil : Observasi
1. Takikardi menurun 1. Monitor tekanan
2. Takipnea menurun darah, frekuensi
3. Suhu tubuh pernapasan dan nadi
membaik
2. Monitor warna kulit
4. Suhu kulit membaik
dan suhu tubuh
Tekanan darah
3. Monitor dan catat
membaik
tanda dan gejala
hipotermia atau

2
1
hipertermia
Terapeutik
1. Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang
adekuat
2. Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan klien
Edukasi
Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
kerena terpapar udara
dingin

Aktivitas 8.
Tuliskan Implementasi Tindakan Keperawatan !

No Tanggal Implementasi Respon TTD


Dx & Waktu keperawatan
1. 21/10/20 Observasi DS : Klien
Dalam 3 1. Monitor kecepatan mengatakan lebih
hari ×24 aliran oksigen baik sekarang
Jam 2. Monitor posisi alat DO :
terapi oksigen 1. Tidak ada
3. Monitor efektifitas cyanosis,
terapi oksigen 2. Posisi klien
(mis. oksimetri, semi-fowler,
analisa gas darah) 3. klien sudah
jika perlu tidak terpasang
4. Monitor tanda- oksigen nasal
tanda hipoventilasi 5lpm
5. Monitor tingkat 4. Klien tampak
kecemasan akibat tidak cemas
terapi oksigen 5. Tidak terdapat

2
2
Trapeutik sekret
1. Bersihkan sekret 6. PCO: 41,2
pada mulut, 7. PO:82,5
hidung, dan 8. Keluarga
trakea, jika perlu paham cara
2. Pertahankan menggunakan
kepatenan jalan oksigen
napas dirumah jika
sewaktu-waktu
klien sesak
Edukasi 9. TTV:
Ajarkan pasien TD: 130/90
dan keluarga cara mmHg
menggunakan HR 88 x/mnt
oksigen di rumah RR 20x/mnt SB
36,90C

2. 21/10/20 Observasi DS :
Dalam 3 1. Identifikasi indikasi Klien mengatakan
hari×24 dilakukan jumlah sekret
Jam fisioterapi dada berkurang
(mis. hipersekresi DO :
sputum, sputum 1. Klien paham
kental, dan akan fisioterapi
tertahan, tirah dada
baring lama) 2. Klien bisa
2. Identifikasi mempraktekan
kontraindikasi teknik batuk
fisioterapi dada efektif
(mis. eksasebrasi 3. Sputum klien
PPOK akut, sudah lebih
pneumonia tanpa encer, warna

2
3
produksi sputum keputihan, tidak
berlebih, kanker berbau
paru 4. Tidak terdapat
3. Monitor status suara napas
pernapasan (mis. tambahan
kecepatan, irama, 5. Hasil foto
suara napas, dan rongten klien
kedalaman napas menunjukan
4. Periksa segmen keadaan lebih
paru yang baik
mengandung 6. TTV:
sekresi berlebihan TD: 130/90
5. Monitor jumlah dan mmHg
karakter sputum HR 88 x/mnt
6. Monitor toleransi RR 20x/mnt SB
selama dan 36,90C
setelah prosedur
Terapeutik
1. Posisikan pasien
sesuai dengan
area paru yang
yang mengalami
penumpukan
sputum
2. Gunakan bantal
untuk membantu
pengaturan posisi
3. Lakukan perkusi
dengan posisi
telapak tangan
ditangkupkan 3-5
menit
4. Lakukan vibrilasi
dengan posisi
telapak tangan

2
4
dengan rata
bersamaan
ekspirasi melalui
mulut
5. Lakukan fisioterapi
dada setidaknya
dua jam setelah
makan
6. Hindari perkusi
pada tulang
belakang, ginjal,
payudara wanita,
insisi, dan tulang
rusuk yang patah
7. Lakukan
pengisapan lender
untuk
mengeluarkan
sekret, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
fisioterapi dada
2. Anjurkan batuk
segera setelah
prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi
perlahan dan
dalam melalui
hidung selama
proses fisioterapi

2
5
3. 21/10/20 Observasi DS:
Dalam 3 1. Identifikasi Klien mengatakan
hari×24 karakteristik nyeri jika batuk klien
Jam (mis. pencetus, sudah tidak mersa
pereda, kualitas, terlalu nyeri
lokasi, intensitas, DO:
frekuensi, durasi) 1. Karakteristik
2. Identifikasi riwayat Nyeri
alergi obat P: Nyeri tersa
3. Identifikasi pada saat klien
kesesuaian jenis batuk
analgesic (mis. Q: Nyeri terasa
narkotika, non- seperti ditusuk-
narkotik, atau tusuk
NSAID) dengan R: Bagian dada
tingkat keparahan sebelah kiri
nyeri S: Skala 3
Terapeutik T: Nyeri bisa
1. Diskusikan jenis terasa 3-5 detik
analgesic yang setelah batuk
disukai untuk 2. Klien tidak
mencapai memiliki riwayat
analgesa optimal, alergi obat
jika perlu 3. Klien terpasang
2. Pertimbangkan Infus RL +
penggunaan Aminophylin
infuse kontinu, 24/20tpm
atau bolus opioid 4. Ranitidin
untuk 150mg/12 jam
mempertahankan 5. Injeksi
kadar dalam Cetriaxon 1g/12
serum jam,
3. Tetapkan target 6. Injeksi
efektifitas Dexamethason
analgesic untuk e 5mg

2
6
mengoptimalkan 7. TTV:
respons pasien TD: 130/90
Edukasi mmHg
Jelaskan efek HR 88 x/mnt
terapi dan efek RR 20x/mnt SB
samping obat 36,90C

4. 21/10/20 Observasi DS:


Dalam 3 1. Monitor tekanan Klien mengatakan
hari×24 darah, frekuensi sudah tidak panas
Jam pernapasan dan lagi
nadi DO:
2. Monitor warna kulit 1. Klien terpasang
dan suhu tubuh Infus RL +
3. Monitor dan catat Aminophylin
tanda dan gejala 24/20tpm
hipotermia atau 2. Paracetamol
hipertermia infusion IV
Terapeutik 1g/100 ml (jika
1. Tingkatkan asupan sewaktu klien
cairan dan nutrisi panas)
yang adekuat 3. TTV:
2. Sesuaikan suhu TD: 130/90
lingkungan dengan mmHg
kebutuhan klien HR 88 x/mnt
Edukasi RR 20x/mnt SB
Jelaskan cara 36,90C
pencegahan Klien paham
hipotermi kerena akan hiportermi
terpapar udara jika terpapar
dingin udara dingin

2
7
Aktivitas 9.
Tuliskan Analisis Tindakan Kolaburatif !
Dukungan Emosional
Rujuk untuk konseling, jika perlu
Latihan Batuk Efektif
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspetoran, jika perlu
Manajemen Jalan Napas
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu
Pemberian Oksigen
1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
2. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
Manajemen Nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgesik
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic, sesuai indikasi
Aromaterapi
Konsultasiakan jenis dan dosis minyak esensial yang tepat dan
aman
Magemen Hipertermia
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Regulasi Temperatur
Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
Cairan dan Obat-oabatn:
 RL + Aminophylin 24/20tpmO2 8 lpm
 Injeksi Cetriaxon 1g/12 jam
 Injeksi Dexamethasone 5mg/ 12 jam
 Ranitidine iv 150mg/12 jam,
 Paracetamol infusion IV 1g/100 ml

2
8
Aktivitas 10.
Tuliskan Evaluasi Keperawatan (Indikator Keberhasilan Asuhan) !

Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan 3×24 Jam,


diharapkan klien depat menjadi lebih baik dengan indikator:

1. Ganguan Pertukaran Gas


S : Klien mengatakan lebih baik sekarang
O:
1. Tidak ada cyanosis,
2. Posisi klien semi-fowler,
3. klien sudah tidak terpasang oksigen nasal 5lpm
4. Klien tampak tidak cemas
5. Tidak terdapat sekret
6. PCO: 41,2
7. PO:82,5
8. Keluarga paham cara menggunakan oksigen dirumah jika
sewaktu-waktu klien sesak
9. TTV:
TD: 130/90 mmHg
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt
SB 36,90
A : Masalah Ganguan Pertukaran Gas teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
S: Klien mengatakan jumlah sekret berkurang
O:
1. Klien paham akan fisioterapi dada
2. Klien bisa mempraktekan teknik batuk efektif
3. Sputum klien sudah lebih encer, warna keputihan, tidak berbau
4. Tidak terdapat suara napas tambahan
5. Hasil foto rongten klien menunjukan keadaan lebih baik

2
9
6. TTV:
TD: 130/90 mmHg
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt
SB 36,90C
A: Masalah Bersihan Jalan Napas teratasi
P: Intervensi dihentikan
3. Nyeri Akut
S: Klien mengatakan jika batuk klien sudah tidak mersa terlalu nyeri
O:
1. Karakteristik Nyeri
P: Nyeri tersa pada saat klien batuk
Q: Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R: Bagian dada sebelah kiri
S: Skala 3
T: Nyeri bisa terasa 3-5 detik setelah batuk
2. Klien tidak memiliki riwayat alergi obat
3. Klien terpasang Infus RL + Aminophylin 24/20tpm
4. Ranitidin 150mg/12 jam
5. Injeksi Cetriaxon 1g/12 jam
6. Injeksi Dexamethasone 5mg
7. TTV:
TD: 130/90 mmHg
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt
SB 36,90C
A: Masalah Nyeri teratasi
P: Intervensi dihentikan

4. Hipertermi
S: Klien mengatakan sudah tidak panas lagi
O:
1. Klien terpasang Infus RL + Aminophylin 24/20tpm
2. Paracetamol infusion IV 1g/100 ml (jika sewaktu klien panas)
3. TTV:
TD: 130/90 mmHg

3
0
HR 88 x/mnt
RR 20x/mnt
SB 36,90C
4. Klien paham akan hiportermi jika terpapar udara dingin
A: Masalah Hipertermi teratasi
P: Intervensi dihentikan

Aktivitas 11.
Tuliskan Evaluasi Diri Anda Setelah Melakukan Asuhan
Keperawatan Pada Kasus Ini!
“Banyak hal yang dapat dipelajari dalam mengisi Asuhan
Keperawatan ini dari bagaimana cara saya berfikir kritis untuk
menentukan data apa saja yang diperlukan untuk menunjang
tegaknya diagnosa keperawatan dari minimya data yang ada
dalam kasus, dan memilah tindakan diagnosa keperawatan yang
menjadi prioritas utama dalam kasus yang ada”.

Catatan Pembimbing :

Nama Mahasiswa Nama Pembimbing Klinik Nama Pembimbing Akademik

Andi Safutra Suraya Slamet, S.Kep.,Ns. Siti Lestari, MN

NIM NIP NIP

P27220020227 19651019 199403 1 006 19680507 199003 2 001

Tanda Tanda Tanda


Tangan Tangan Tangan

Tanggal Tanggal Tanggal

3
1
3
2

Anda mungkin juga menyukai