Anda di halaman 1dari 19

TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN GERONTIK

“Yang dibimbing oleh Ibu


Dwi Sulistyowati, S.Kep., Ns., M.Kes”

Disusun Oleh:

Nama : Andi Safutra Suraya

NIM : 20210109345

Kelas : A

PROGRAM PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENEKS SURAKARTA
2020
1. Kasus yang terjadi di desa saya: Para lansia di desa saya jumlahnya
kurang-lebih 15 orang rata-rata umurnya 60 tahun keatas, dimasa usia lanjut
tentunya lansia sudah mengalami masa dimana menurunnya fungsi kognitif,
gejala dalam tingkat ringan seperti mudah lupa dan dalam kondisi parah akan
menyebabkan demensia, sering kali dianggap sebagai masalah yang biasa dan
merupakan hal yang wajar terjadi pada mereka yang berusia lanjut. padahal,
menurunnya fungsi kognitif ini juga akan mempengaruhi quality of life pada
lansia tersebut. Perawat yang bertugas di wilayah tersebut sudah melakukan
hal-hal yang dapat menangani masalah menurunya fungsi kognitif diantaranya
menganjurkan para lansia untuk sering latihan menulis dan membaca sesuai
dengan minat lansia, bermain catur, dan menerapkan pola hidup sehat misalya
dengan rutin berolahraga minimal 1 kali seminggu, namun pada kenyataanya
hal tersebut masih kurang optimal di dalam mengatasi masalah turunya fungsi
kognitif pada lansia. Kemudian berangkat dari hal tersebut perawat beserta
team Pusat Kesahatan Masyarakt desa tersebut membuat program “Senam
Otak Lansia” yang dianggap merupakan salah satu bentuk kolaborasi intervesi
yang dapat mempertahankan dan meningkatkan fungsi kognitif lansia sehingga
lensia tidak mudah mengalami dimensia.
2. Pertanyaan PICOT
P Lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif

I Perawat beserta team Pusat Kesahatan Masyarakt desa tersebut


membuat program “Senam Otak Lansia”

C Perawat yang bertugas di wilayah tersebut sudah melakukan hal-hal


yang dapat menangani masalah menurunya fungsi kognitif diantaranya
menganjurkan para lansia untuk sering latihan menulis dan membaca
sesuai dengan minat lansia, bermain catur, dan menerapkan pola hidup
sehat misalya dengan rutin berolahraga minimal 1 kali seminggu

O Fungsi Kognitif lansia dapat meningkat

T Masa perawatan lansia di wilayah kerja PKM


3. Merumuskan kalimat menjadi masalah umur 60 tahun keatas dimasa
usia lanjut tentunya lansia sudah mengalami masa dimana menurunnya fungsi
kognitif, gejala dalam tingkat ringan seperti mudah lupa. Sering kali dianggap
sebagai masalah yang biasa dan merupakan hal yang wajar terjadi pada mereka
yang berusia lanjut.
4. Mencari sumber pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Agus
Martini, dkk (2016) tentang pengaruh senam otak terhadap peningkatan daya
ingat (fungsi kognitif) lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Puspa Mulia
Dharma Pontianak. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan quasy
experiment dengan time series design. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling.Sampel penelitian berjumlah 26
responden. Penilaian skor fungsi kognitif menggunakan kuesioner Montreal
Cognitife Assesment Versi Indonesia (Mo-CA-Ina) untuk membandingkan skor
fungsi kognitif sebelum dan sesudah dilakukan senam otak. Analisis Data
diambil menggunakan uji Repeated ANOVA.
5. Menganalisis untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan Lansia
adalah seseorang yang berusia ≥ 60 tahun, baik pria maupun wanita, yang
masih aktif beraktifitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk
mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk
menghidupi dirinya.
Berdasarkan studi literatur Wilson et all.,(2001) angka lansia yang
mengalami penurunan fungsi kognitif meningkat seiring dengan angka
peningkatan orang usia lanjut. Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun
2012 melaporkan bahwa kejadian penurunan fungsi kognitif lansia
diperkirakan 121 juta manusia, dengan komposisi 5,8% laki laki dan 9,5%
perempuan.
Menurut ahli senam otak sekaligus penemu senam otak dari lembaga
Educational Kinesiology Amerika Serikat Paul E, denisson Ph. D., meski
sederhana, senam otak mampu memudahkan kegiatan belajar dan melakukan
penyesuaian terhadap ketegangan, tantang dan tuntutan hidup sehari- hari.
Selain itu senam otak juga akan meningkatkan kemampuan berbahasa dan
daya ingat. Pada lansia, penurunan kemampuan otak dan tubuh akan membuat
tubuh mudah terserang penyakit, pikun dan frustasi. Meski demikian,
penurunan ini, bisa diperbaiki dengan melakukan senam otak, dengan tujuan
untuk memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak serta merangsang kedua
belah otak bekerja. Pemberian terapi Senam Otak pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia.
Pengaruh Senam Otak Terhadap Perubahan Daya Ingat (Fungsi Kognitif) Pada Lansia Di
Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya
Agus martini1, Agus Fitriangga2, Faisal Kholid Fahdi3
(1Mahasiswa Program Studi Keperaawatan, 2Program Studi Pendidikan Dokter FK UNTAN,
3
Program Studi Keperawatan FK UNTAN)

Skripsi, April 2016


Agus Martini
XI + 82 Halaman + 9 Tabel + 3 Skema + 7 Gambar + 10 Lampiran

ABSTRAK
Latar belakang : Pertambahan penduduk lansia di Kalimantan Barat, menurut Badan Pusat
Statistika (BPS) Provinsi Kalimantan barat, pada tahun 2015, mengalami peningkatan yaitu 325,
506 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini menimbulkan berbagai masalah sosial,
ekonomi dan kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut antara
lain gangguan fungsi kognitif dan keseimbangan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan,
didapatkan bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma merupakan panti sosial yang
memiliki jumlah lansia terbanyak di Kubu Raya. Lansia yang mengalami penurunan fungsi
kognitif, diperlukan suatu cara guna mencegah penurunan fungsi kognitif tersebut, satu
diantaranya dengan menggunakan terapi senam otak.
Tujuan : Mengetahui pengaruh senam otak terhadap perubahan daya ingat (fungsi kognitif) pada
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya.
Metodelogi : Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan quasy experiment dengan time
series design. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.Sampel
penelitian berjumlah 26 responden. Penilaian skor fungsi kognitif menggunakan kuesioner
Montreal Cognitife Assesment Versi Indonesia (Mo-CA-Ina) untuk membandingkan skor fungsi
kognitif sebelum dan sesudah dilakukan senam otak. Analisis Data diambil menggunakan uji
Repeated ANOVA.
Hasil : Rerata skor fungsi kognitif sebelum dan sesudah dilakukan senam otak adalah 15,038
(pretest), 19,92 (Posttest 1), 21,73 (Posttest 2), 24,12 (Posttest 3), 26,04 (Posttest 4). Terdapat
peningkatan bermakna skor fungsi kognitif antara sebelum dan sesudah senam otak (p<0,05).
Kesimpulan : Senam otak dapat meningkatakan daya ingat (fungsi kognitif) pada lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya.

Kata Kunci : Lansia, fungsi kognitif, senam otak.


Referensi : 51 (2001-2015)

1
PENDAHULUAN diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%)
dengan usia harapan hidup 71,1 tahun .
Lansia adalah seseorang yang
Jumlah tersebut termasuk terbesar
berusia ≥ 60 tahun, baik pria maupun
keempat setelah China, India dan
wanita, yang masih aktif beraktifitas dan
Jepang(3).
bekerja ataupun mereka yang tidak
berdaya untuk mencari nafkah sendiri Fenomena pertambahan penduduk
sehingga bergantung kepada orang lain lansia juga tampak di Kalimantan Barat.
untuk menghidupi dirinya. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS)
provinsi Kalimantan Barat, pada tahun
Saat ini di dunia, diperkirakan
2006 jumlah penduduk lansia di
lebih dari 625 juta jiwa (satu dari 10 orang
Kalimantan Barat adalah 227.739 jiwa,
berusia lebih dari 60 tahun). Sedangkan
kemudian bertambah sebanyak 38.893
menurut WHO (World Health
jiwa menjadi 266.632 jiwa pada tahun
Organization), di kawasan Asia Tenggara
2007 dan tahun 2010 bertambah lagi
populasi lansia sebesar 8% atau sekitar
menjadi 290.400 jiwa. Penduduk lansia ini
142 juta jiwa. Pada tahun 2050
tersebar di 4 Kabupaten/Kota. Proporsi
diperkirakan populasi lansia meningkat 3
terbesar ( >10% ) berada di Kabupaten
kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000
Pontianak (14,75%), Kota Pontianak
jumlah lansia sekitar 5.300.000 (7,4%)
(13,36%), Kabupaten Sambas (12,19%),
dari total populasi sedangkan pada tahun
dan Kabupaten Kubu Raya (10,61%). Pada
2010 jumlah lansia 24.000.000 (9,77%)
tahun 2015, diketahui jumlah penduduk
dari total populasi dan tahun 2020
lansia di Kalimantan Barat kembali
diperkirakan jumlah lansia mencapai
mengalami peningkatan yaitu 139.421
28.800.000 (11,34%) dari total
jiwa (60-64 tahun), 102.834 jiwa (65-69
populasi(1,2).
tahun), 70.954 jiwa (70-74 tahun) dan
Di Indonesia, jumlah penduduk 75.297 jiwa (>75 tahun)(4). Peningkatan
lansia pada tahun 2006 sebesar kurang jumlah penduduk lansia ini menimbulkan
lebih 19 juta (8,9%) dengan usia harapan berbagai masalah sosial, ekonomi dan
hidup 66,2 tahun, tahun 2010 sebesar 23,9 kesehatan. Beberapa masalah kesehatan
juta (9,77%) dengan usia harapan hidup yang sering terjadi pada usia lanjut antara
67, 4 tahun dan pada tahun 2020

2
lain gangguan fungsi kognitif dan kognitif) pada lansia belum pernah
keseimbangan(5). dilakukan di Panti tersebut.

Berdasarkan studi literatur Wilson Menurunnya fungsi kognitif, gejala


et all.,(2001) angka lansia yang mengalami dalam tingkat ringan seperti mudah lupa
penurunan fungsi kognitif meningkat dan dalam kondisi parah akan
seiring dengan angka peningkatan orang menyebabkan demensia, sering kali
usia lanjut. Organisasi kesehatan dunia dianggap sebagai masalah yang biasa dan
(WHO) pada tahun 2012 melaporkan merupakan hal yang wajar terjadi pada
bahwa kejadian penurunan fungsi kognitif mereka yang berusia lanjut. padahal,
lansia diperkirakan 121 juta manusia, menurunnya fungsi kognitif ini juga akan
dengan komposisi 5,8% laki laki dan 9,5% mempengaruhi quality of life pada lansia
perempuan(6). tersebut.

Dari hasil studi pendahuluan yang Menurut ahli senam otak sekaligus
dilakukan peneliti di Panti Sosial Tresna penemu senam otak dari lembaga
Werdha Puspa Mulia Dharma Pontianak Educational Kinesiology Amerika Serikat
terdapat jumlah lansia 70 orang. Panti Paul E, denisson Ph. D., meski sederhana,
tresna werdha ini merupakan panti tresna senam otak mampu memudahkan kegiatan
werdha yang memiliki jumlah lansia belajar dan melakukan penyesuaian
terbanyak di Kabupaten Pontianak. Dari terhadap ketegangan, tantang dan tuntutan
hasil wawancara dengan petugas panti di hidup sehari- hari. Selain itu senam otak
Panti Sosial Tresna Werdha Puspa Mulia juga akan meningkatkan kemampuan
Dharma Pontianak, mengatakan berbahasa dan daya ingat. Pada lansia,
keluhanyang sering dirasakan lansia penurunan kemampuan otak dan tubuh
adalah sering lupa menaruh barang, mudah akan membuat tubuh mudah terserang
lupa dengan nama sesama lansia, dan penyakit, pikun dan frustasi. Meski
sering kebingungan saat ditanya demikian, penurunan ini, bisa diperbaiki
seseorang. Petugas panti juga mengatakan dengan melakukan senam otak, dengan
penelitian tentang pengaruh senam otak tujuan untuk memperlancar aliran darah
terhadap peningkatan daya ingat (fungsi dan oksigen ke otak serta merangsang
kedua belah otak bekerja(7,8).

3
Berdasarkan hasil penelitian yang lansia di Panti Sosial Graha Werdha Puspa
dilakukan oleh Rochmad Agus Setiawan, Mulia Dharma Pontianak .
2014, didapatkan hasil bahwa terjadi
Penelitian ini diharapkan
peningkatan skor fungsi kognitif secara
bermanfaat bagi Panti Sosial Tresna
bermakna, setelah diberikan senam otak
Werdha untuk dijadikan sebagai olahraga
terbanyak adalah skor nilai kognitif
dari jadwal mingguan secara berkala yang
ringan, di Panti Werdha Darma Bakti
dapat diberikan oleh petugas kesehatan di
Kasih Surakarta adalah sebanyak 8
Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
responden (53%)(9).
Kubu Raya dalam mencegah gangguan
Dalam penelitian lainnya, yang fungsi kognitif pada lansia. Hasil
dilakukan oleh Guslinda, dkk. 2013, penelitian tentang terapi senam otak ini
membuktikan bahwa gerakan senam otak juga dapat digunakan sebagai sumbangan
(Brain gym) dapat bermanfaat dalam pemikiran bagi penentu kebijakan, dalam
melancarkan aliran darah dan oksigen hal ini pihak Dinas Kesehatan Kubu Raya
keotak sehingga dapat meningkatkan untuk mengambil keputusan, merumuskan
koordinasi dan konsentrasi, menjernihkan kebijakan dan membuat perencanaan
fikiran, menjaga badan tetap rileks dan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
mengurangi kelelahan mental (stress) pada para lansia khususnya mengenai
sehingga fungsi kognitif dapat dijaga dan informasi dan sosialisasi tentang senam
dipertahankan(10). otak, sehingga dapat dipakai dalam
pembuatan kebijakan baru bagi program
Berdasarkan keterangan di atas,
lansia. Bagi Keperawatan Gerontik, hasil
peneliti merasa penting untuk melakukan
penelitian ini dapat memberikan masukan
penelitian dengan judul pengaruh senam
kepada kesehatan komunitas khususnya
otak terhadap peningkatan daya ingat
keperawatan gerontik untuk dapat
(fungsi kognitif) lansia di Panti Sosial
dijadikan sebagai upaya mengembangkan
Tresna Werdha Puspa Mulia Dharma
program dalam rangka meningkatkan
Pontianak. Tujuan penelitian ini adalah
kesehatan lansia dengan senam otak
untuk mengetahui pengaruh senam otak
sebagai salah satu kegiatan olahraga untuk
terhadap peningkatan daya ingat pada
mengoptimalkan fungsi kognitif lansia.
Bagi penelitian selanjutnya, hasil

4
penelitian ini dapat mendorong dan Pengumpulan data dilakukan
membantu penelitian lebih lanjut dalam dengan penilaian skor fungsi kognitif
hal pengembangan metode penelitian. menggunakan kuesioner Montreal
Cognitife Assesment Versi Indonesia (Mo-
METODE
CA-Ina) untuk membandingkan skor
Penelitian ini bersifat kuantitatif fungsi kognitif sebelum dan sesudah
menggunakan quasy experiment dengan dilakukan senam otak.
time series design. Populasi target dalam
Analisia statistik yang digunakan
penelitian ini adalah lansia yang
melalui dua tahapan yaitu analisa univariat
mengalami gangguan fungsi kognitif
dan analisa bivariat. Adapun analisa
ringan, sedangkan populasi terjangkaunya
bivariat yang digunakan adalah uji
adalah lansia di Panti Sosial Tresna
Repeated ANOVA.
Werdha Mulia Dharma Kubu Raya yang
mengalami ganggguan fungsi kognitif HASIL
ringan. Sampel penelitian berjumlah 26
1. Analisa Univariat
orang responden. Metode pengambilan
Tabel 1. Karakteristik lansia di Panti
sampel yang digunakan adalah purposive
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
sampling. Adapun kriteria inklusi dalam
Kubu Raya pada bulan Pebruari 2016
penelitian ini adalah lansia yang berusia
60-85 tahun, lansia yang mengalami Karakteristik
Responden (n=26)
penurunan daya ingat (fungsi kognitif) Frekuensi Persentas
(F) e (%)
ringan, lansia yang mampu berkomunikasi Umur
60-74 14 53,8%
dengan baik, dan dapat melakukan 75-85 12 46,2%
aktifitas fisik seperti senam. Jenis Kelamin
Laki-laki 14 53,8%
Perempuan 12 46,2%
Penelitian ini dilakukan di Panti Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 13 50%
Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma SD 8 30,8%
SMP 2 7,7%
Kubu Raya. Intervensi senam otak SMA 3 11,5%
diberikan tiga kali dalam satu bulan yaitu Sumber : Data Primer, Pebruari 2016
dari tanggal 5-28 Pebruari 2016. Berdasarkan tabel 1. dapat
diketahui bahwa sebagian besar umur
responden adalah kelompok umur 60-74

5
tahun sebanyak 14 orang (53,8%) dan senam otak menunjukkan bahwa 26
umur responden yang berumur antara 75- responden (100%) mengalami
85 tahun sebanyak 12 orang (46,2%). ketidaknormalan atau gangguan pada fungsi
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin kognitifnya. Sedangkan setelah dilakukan
dapat diketahui bahwa responden laki-laki senam otak pada posttest 1 didapatkan hasil
sebanyak 14 orang (53,8%) dan responden bahwa 6 responden (23,1%) dari 26
perempuan sebanyak 12 orang (46,2%). responden menunjukkan fungsi kognitif
Pada tingkat pendidikan, responden yang normal. Pada posttest ke 2 yag berarti
tidak bersekolah sebanyak 13 orang intervensi senam otak telah diberikan
(50,0%), SD sebanyak 8 orang (30,8%), selama dua minggu, didapatkan hasil yang
SMP sebanyak 2 orang (7,7%) dan SMA menunjukkan 7 responden (27,0%) dari 26
sebanyak 3 orang (11,5%). responden memiliki fungsi kognitif normal.
Pada posttest ke 3, 11 responden (42,3%)
Tabel 2. Distribusi fungsi kognitif lansia memiliki skor fungsi kognitif normal dan
di panti Sosial Tresna Werdha pada posttest ke 4 (posttest terakhir),
Mulia Dharma Kubu Raya didapatkan hasil bahwa >50% yaitu 61,54%
pada bulan Pebruari 2016 (16 responden) memilki skor fungsi kognitif
normal. Hal ini menunjukkan bahwa
Karakteristik Responden (n=26)
Frekuensi (F) Persentase semakin lama intervensi diberikan, semakin
(%)
Pretest meningkatkan skor fungsi kognitif pada
Normal 0 0%
Tidak Normal 100 100% responden.
Posttest 1
Normal 6 23,1%
Tidak Normal 20 76,9% 2. Analisa Bivariat
Posttest 2
Normal 7 27% Tabel 2.1 Hasil uji repeated anova
Tidak Normal 19 73
Posttest 3 Variabel Mean SD Min- p
Normal 11 42,3% Max
Tidak Normal 15 57,7% Prestest 15,038 6,089 4-24 <0,01
Posttest 4 Posttest 1 19,92 5,440 10-28 <0,01
Normal 16 61,54% Posttest 2 21,73 5,235 12-29 <0,01
Tidak Normal 10 38,46% Posttest 3 24,12 4,625 13-30 <0,01
Posttest 4 26,04 3,177 19-30 <0,01
Sumber : Data Primer, Pebruari 2016
Sumber : Data Primer, Pebruari 2016
Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui
bahwa pada saat dilakukan pretest skor
fungsi kognitif sebelum diberikan intervensi
6
Tabel 2.2 Hasil uji repeated anova kesimpulan bahwa ada pengaruh yang
(pairwise comparison) didapatkan pada semua pengukuran.
Variabel Mean p
Awal vs minggu 1 4,885 <0,001 PEMBAHASAN
Awal vs minggu 2 6,692 <0,001
Awal vs minggu 3 9,077 <0,001
Awal vs minggu 4 11,000 <0,001 5.1. Skor Fungsi Kognitif Pada Lansia
Minggu 1 vs minggu 2 1,808 <0,001
Minggu 1 vs minggu 3 4,192 <0,001 Sebelum Diberikan Senam Otak
Minggu 1 vs minggu 4 5,692 <0,001
Minggu 2 vs minggu 3 2,385 <0,001 Di Panti Sosial Tresna Werdha
Minggu 2 vs minggu 4 4,308 <0,001 Mulia Dharma Kubu Raya
Minggu 3 vs minggu 4 1,923 <0,001
Sumber : Data Primer, Pebruari 2016 Sebelum dilakukan senam otak, dapat
Pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 dilihat pada tabel 2 dan pada tabel 2.1
menyajikan hasil analisis uji repeated menunjukkan bahwa skor fungsi kognitif
anova yang dilanjutkan dengan post hoc pada 26 lansia, semuanya mengalami
paired wise comparasion. Pada tabel 2.1 gangguan pada fungsi kognitif. Nilai rata-
hasil uji repeated anova, rerata skor fungsi rata pada skor fungsi kognitif pada saat
kognitif sebelum diberikan intervensi pretest sebesar 15,038 (95%CI : 12,58-
adalah 15,038, sedangkan rerata skor 17,50), dengan nilai minimum pada
fungsi kognitif sesudah dilakukan pengukuran pretest adalah 4 dan nilai
pengukuran dilihat sampai pada tertinggi adalah 24. Hal ini dikarenakan
pengukuran terakhir adalah 26, 04. Nilai adanya beberapa faktor yang dapat
significancy yang diperoleh <0,05. mempengaruhi skor fungsi kognitif pada
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan lansia. Faktor yang paling berpengaruh
bahwa H0 ditolak yang berarti ada adalah perubahan sel yang dialami lansia
pengaruh senam otak terhadap perubahan akibat dari proses degeneratif, dimana
daya ingat (fungsi kognitif) pada lansia . adanya perubahan genetika yang
Pada tabel 2.2 hasil uji paired wise mengakibatkan terjadi penurunan protein
comparasion, dilakukan untuk mengetahui beta amyloid pada ekstraseluler sel neuron
pengukuran mana yang berpengaruh pada dan abnormalitas protein tau pada
semua pengukuran. Nilai significancy intraneuron sehingga impuls saraf ke otak
untuk setiap pengukuran adalah <0,001 mengalami gangguan. Pada lansia, otak
(p<0,05), dengan demikian dapat ditarik juga mengalami atrofi, dimana berat otak
menurun 5-10%, jumlah neuron dan

7
neurotransmitter (seperti asetilkolin, Berdasarkan uji Repeated ANOVA juga
glutamat, neurotropil, dan endorfin) juga didapatkan hasil p<0,05 yang mengandung
mengalami penurunan sehingga arti ada pengaruh senam otak terhadap
mengakibatkan penurunan sinapsis antar perubahan daya ingat (fungsi kognitif)
sel dan otak tidak mampu menyampaikan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
dan menyimpan informasi. Selain dari Mulia Dharma Kubu Raya.
faktor proses degeneratif, kurangnya Peningkatan skor fungsi kognitif
stimulus pada otak juga menyebabkan yang didapat setelah dilakukan intervensi
penurunan fungsi kognitif pada lansia(21). senam otak adalah karena pemberian
5.2. Skor Fungsi Kognitif Pada Lansia stimulus pada otak yang dilakukan dengan
Sesudah Diberikan Senam Otak menggunakan gerakan-gerakan senam
Di Panti Sosial Tresna Werdha otak. Otak bukanlah organ yang statis,
Mulia Dharma Kubu Raya melainkan dinamis yang senantiasa
Dari hasil pengolahan data yang dibuat tumbuh dan berkembang membentuk
dalam bentuk tabel 4.4. dan tabel 4.5, jaringan antar sel saraf. Pembentukan dan
dapat dijelaskan bahwa terdapat pertumbuhan jaringan ini dipengaruhi oleh
peningkatan skor fungsi kognitif yang stimulasi dari lingkungan. Otak
signifikan pada lansia di Panti Sosial beradaptasi terhadap stimulasi lingkungan,
Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu Raya dimana semakin banyak dan semakin
sesudah dilakukan intervensi senam otak. sering otak diberikan stimulus, maka
Sebelum dilakukan intervensi senam otak semakin banyak dan kuat jalinan antar sel
rerata skor fungsi kognitif lansia adalah saraf(20).
15,083, sedangkan setelah diberikan Penelitian Greenough (2006),
senam otak skor rerata fungsi kognitif menyebutkan bahwa saat ada stimulasi
lansia meningkat menjadi 26,04 pada maka struktur otak akan berubah secara
posttest terakhir. Dilihat dari jumlah signifikan, hubungan antar neuron lebih
responden juga didapatkan bahwa dari 26 banyak, sel glia yang menyongkong fungsi
lansia (100%) yang awalnya memiliki neuron bertambah dan kapiler-kapiler
fungsi kognitif tidak normal, setelah darah yang menyuplai darah dan oksigen
dilakukan senam otak, 16 lansia (61,54%) ke otak menjadi lebih padat. Stimulasi
memiliki fungsi kognitif normal. otak mempunyai banyak efek positif pada

8
struktur dan fungsi otak, termasuk pernafasan perut (dimensi pemusatan).
menambah jumlah cabang-cabang dendrit, Guslinda pada penelitiannya juga
memperbanyak sinapsis (hubungan antar menggunakan gerakan khusus untuk
sel saraf), meningkatkan jumlah sel meningkatkan fungsi kognitif pada lansia
penyongkong saraf, dan kemamapuan dengan demensia(12).
memperbaiki memori(22). Menurut Brown Gerakan- gerakan yang dilakukan
(2003), stimulasi disertai aktifitas fisik akan menstimulasi otak untuk bekerja.
dapat meningkatkan neurogenesis sel-sel Pada dimensi lateralis, gerakan yang
di gyrus dentata hipocampus, dan digunakan adalah gerakan delapan tidur
meningkatkan peran hipocampus pada dan putaran leher. Gerakan delapan tidur
proses belajar sehingga dapat adalah gerakan menyeberangi garis
meningkatkan kemampuan memori(23). tengah visual tanpa henti, gerakan ini
Intervensi yang digunakan dalam dilakukan dengan cara menggerakkan
penelitian ini adalah senam otak. Senam tangan seperti membuat angka delapan
otak (brain gym) adalah rangkaian latihan tidur di udara, sehingga dapat
berbasis gerakan tubuh sederhana. Senam mengaktifkan mata kanan dan mata kiri,
otak merupakan stimulasi yang baik dalam meningkatkan kinerja otak kanan dan kiri
mengoptimalkan fungsi otak, dimana serta meningkatkan kemampuan
gerakan pada senam otak cenderung memori(9). Gunadi juga menjelaskan
ritmenya lambat dan mempunyai tujuan bahwa gerakan delapan tidur bermanfaat
tertentu. Senam otak diakui sebagai teknik meningkatkan konsentrasi dan
belajar yang paling baik oleh National meningkatkan kemampuan visual(20).
Learning Foundation USA(9). Gerakan lain yang dilakukan pada
Aplikasi gerakan-gerakan senam dimensi lateralis adalah gerakan putaran
otak dalam kehidupan sehari-hari leher, dimana gerakan ini dilakukan
tergantung dari kebutuhan seseorang. dengan memutar leher ke kanan, ke kiri
Gerakan yang dipilih dalam penelitian ini dan kebawah. Gerakan ini dapat
adalah delapan tidur dan putaran leher mempengaruhi kemampuan memori
(dimensi lateralis), burung hantu dan jangka pendek karena kemampuan
mengaktifkan tangan (dimensi memori yang rendah dapat disebabkan
pemfokusan), dan pasang telinga dan oleh ketegangan pada leher sehingga

9
gerakan putar leher yang nantinya dapat meningkatkan kelancaran pembuluh
meningkatkan kemampuan memori(9). darah arteri ke otak, meningkatkan
Gerakan yang dilakukan pada energi ke mata, dan mengaktifkan kedua
dimensi pemfokusan adalah gerakan belah otak bagian depan. Gerakan saklar
mengaktifkan tangan dan gerakan burung otak ini dilakukan dengan melakukan
hantu. Gerakan mengaktifkan tangan pemijatan pada daerah saklar otak yaitu
adalah gerakan yang dilakukan dengan terletak di dada dan merupakan jaringan
meluruskan satu tangan ke atas, ke lunak di bawah tulang selangka di kiri
samping telinga dan sambil mengatur dan kanan tulang dada menggunakan jari
napas. Tujuan dilakukan gerakan pada salah satu tangan dan tangan
mengaktifkan tangan ini adalah untuk lainnya berada di pusar(9).
memperbaiki kelenturan dan fleksibilitas Peningkatan skor fungsi kognitif
lengan dan tangan, mengkoordinasi yang terjadi setelah dilakukan penelitian
kemampuan mata dan tangan untuk tentang pengaruh senam otak ini juga
menggunakan alat tertentu serta telah dibuktikan pada penelitian yang
meningkatkan energi di tangan. telah dilakukan oleh Rochmad Agus
Sedangkan gerakan burung hantu adalah Setiawan pada tahun 2014 di Panti
gerakan memijat bahu kiri dan kanan Werdha Dharma Kasih Surakarta,
yang dapat bermanfaat untuk mengasah didapatkan hasil bahwa terjadi
indra penglihatan dan pendengaran(9). peningkatan skor fungsi kognitif secara
Gerakan senam otak pada dimensi bermakna setelah diberikan senam otak,
pemusatan yang dipilih adalah gerakan terbanyak adalah skor nilai kognitif
pasang telingga dan gerakan saklar otak. ringan yaitu delapan resonden (53%)(11).
Pada gerakan pasang telingga ini Pada penelitian lain yaitu Verany yang
dilakukan dengan cara memijat daun memberikan senam otak empat kali
telinga dari atas ke bawah dengan seminggu selama dua minggu pada 32
lembut. Gerakan ini dapat memusatkan orang di Panti Sosial Tresna Werdha
perhatian dan indra pendengaran dengan Warga Tama indralaya, didapatkan hasil
mengaktifkan 400 titik akupuntur yang terdapat peningkatan fungsi kognitif
ada di telinga(9). Sedangkan gerakan sebelum dan sesudah dilakukan senam
saklar otak dilakukan untuk otak, yang menyatakan bahwa ada

10
pengaruh senam otak dengan fungsi terhadap daya ingat dalam kemampuan
kognitif lansia demensia(15). menghafal ayat Al Quran(18).
Penelitian yang dilakukan pada 24 Peningkatan skor fungsi kognitif
pasien Alzheimer di Clinic for ini didapatkan karena kedua belah
Neurology and for Medical hemisfer dapat berfungsi optimal secara
Rehabilitation and Geriatric di Jerman bersamaan sehingga akan mencapai
oleh Draabben-Thiemana, menunjukan kemampuan berpikir dan kreatifitas yang
terdapat peningkatan skor fungsi tinggi. Satu diantaranya cara untuk
kognitif, dari 24 pasien, 16 pasien mengoptimalkan hemisfer adalah dengan
mengalami peningkatan skor fungsi gerakan-gerakan fisik, seperti senam
kognitif(16). Pada penelitian Cancela yang otak(21). Senam otak memberi manfaat
memberikan senam otak kepada lansia dalam meningkatkan keterampilan
yang berusia 65-80 tahun di Spanyol khusus dalam hal berpikir dan
sebanyak satu kali dalam seminggu koordinasi, memudahkan kegiatan
selama 16 minggu, didapatkan hasil belajar dan melindungi sel saraf dari
terdapat peningkatan fungsi kognitif proses neurodegeneratif(9, 21)
. Meskipun
pada semua responden(17). rata-rata skor fungsi kognitif pada lansia
Penelitian Guslinda di Panti Sosial mengalami peningkatan setelah
Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin dilakukan senam otak, namun pada
Padang Pariaman, hasil penelitian penelitan ini juga ditemukan beberapa
menunjukan ada pengaruh yang lansia yang memiliki skor fungsi kognitif
bermakna antara fungsi kognitif yang tidak mengalami peningkatan pada
kelompok yang diberikan senam otak posttest ke dua hingga posttest ke empat,
yaitu selisih 4,41 poin(12). Penelitian yang hal ini dikarenakan lansia kesulitan
dilakukan oleh Ari Mei Leni terhadap dalam menjawab pertanyaan kuesioner
pengaruh senam otak terhadap daya ingat MoCA-Ina pada bagian A2 yaitu
pada 14 wanita post menopause juga kemampuan visokontruksional
menunjukkan ada perbedaan pengaruh (menggambar kubus). Lansia sulit
yang signifikan antara kelompok mengintegrasikan garis yang saling
intervensi dan kelompok kontrol terhubung untuk membuat sebuah
bangun ruang. Selain itu faktor tingkat

11
pendidikan lansia yang kebanyakan tidak Rerata skor fungsi kognitif
bersekolah menyebabkan lansia belum lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
mengenal pembelajaran mengenai Mulia Dharma Kubu Raya sebelum
bangun ruang. diberikan senam otak adalah
Berdasarkan pembahasan di atas, 15,038.Sedangkan erata skor fungsi
dapat disimpulkan bahwa dengan latihan kognitif lansia di Panti Sosial Tresna
senam otak tiga kali dalam seminggu Werdha Mulia Dharma Kubu Raya
selama satu bulan dapat meningkatkan setelah diberikan senam otak dalam
fungsi kognitif pada lansia di Panti empat kali pengukuran yang dilakukan
Sosial Tresna werdha Mulia Dharma setiap minggu,dari post test 1 sampai
Kubu Raya. post test 4 masing-masing adalah
(19,923), (21,731), (24,115), dan
PENUTUP (25,615).
1. Kesimpulan
Pada uji repeated ANOVA
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan hasil yaitu p<0,05 yang
yang telah dilakukan pada 26
mengandung arti bahwa terdapat
responden yang mengikuti senam otak
peningkatan yang bermakna antara
di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
skor fungsi kognitif sebelum dan
Dharma Kubu Raya dapat diambil
sesudah pemeberian senam otak tiga
simpulan yaitu, gambaran karakteristik
kali seminggu selama satu bulan pada
lansia otak di Panti Sosial Tresna
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Werdha Mulia Dharma Kubu Raya,
Mulia Dharma Kubu Raya.
yaitu sebagian besar adalah kelompok
umur 60-74 tahun (53,8%). 2. Saran
Berdasarkan jenis kelamin diketahui Untuk menghambat penurunan
bahwa lansia laki-laki lebih banyak fungsi kognitif pada lansia disarankan
dari pada lansia perempuan yaitu tenaga kesehatan di Panti Sosial
sebanyak 14 orang (53,8%). Tresna Werdha Mulia Dharma Kubu
Sedangkan berdasarkan tingkat Raya secara rutin seminggu tiga kali
pendidikan sebagian besar lansia tidak melakukan senam otak pada lansia dan
sekolah yaitu sebesar (50%). mengingat pentingnya senam otak,

12
Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Kemenkes RI. 2013.
3. Badan Pusat Statistik. Data
Dharma Kubu Raya dapat mendorong
Statistik Indonesia : Jumlah
segera menunjuk instruktur senam otak Penduduk Menurut Kelompok
Umur, Jenis Kelamin, Provinsi,
dengan memberikan pelatihan senam
dan Kabupaten/Kota. 2010.
otak terhadap petugas kesehatan panti. 4. BKKBN, 2010. Potret Penduduk
Lansia Di Kalimantan Barat.
Dinas Kesehatan Kubu raya Diperoleh:www.bkkbn.go.id/.../Pot
ret%20Penduduk%20Lansia%20di
sebagai institusi penentu kebijakan %20Kalimant. Diakses 14 Oktober
termasuk program lansia diharapkan 2015.
5. Hesti. Pengaruh Gangguan
dapat merumuskan kebijakan yang Kognitif Terhadap Gangguan
berkenaan dengan terlaksananya Keseimbangan Pada Lanjut Usia.
2004. Diperoleh dari
senam otak di setiap panti werdha http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/
maupun pusat kesehatan masyarakat Search.html?act=tampil&id=54416
&idc=24. Diakses 15 November
lainnya yang terdapat di Kabupaten 2015.
Kubu Raya, dengan merencanakan 6. Willson B, Emsile H, Quirk K,
Evans J. 2001. Journal of
anggaran bagi kegiatan dan pelatihan neurology, neurosurgery, and
instruktur senam otak. psychiatry, volume: 70(4),pp.477-
82. Diperoleh dari at:
http:www.pubmedcentral.nih.go/ar
Bagi penelitian selanjutnya,
ticlerender.fcgi?artid=1737370&to
perlunya dilakukan penelitian yang ol=p mcentrez &r endertypa.
Diakses 14 Oktober 2015.
memiliki kelompok kontrol, penelitian
7. Denisson. Brain gym (Senam
yang bisa menggambarkan faktor- Otak). Jakarta : Grasindo. 2009.
8. Yanuarita, Franc Andri.
faktor yang mempengaruhi fungsi
Memaksimalkan Otak Melalui
kognitif, mengetahui hubungan Senam Otak (BrainGym).
Sukoharjo.Teranova Books. 2012.
kualitas tidur dengan fungsi kognitif
9. Rochmad Agus Setiawan.
dan mengukur lama efek senam otak Pengaruh Senam Otak Dengan
Fungsi Kognitif Lansia Demensia
dapat bertahan.
Di Panti Werdha Dharma Bakti
Kasih Surakarta. 2014. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Surakarta : Stikes
Kusuma Husada Surakarta.
1. Nugroho W. Keperawatan Diperoleh dari RA Setiawan, W
Gerontik dan Geratrik. Jakarta: Safitri, A Setiyaja digilib.
EGC. 2008. stikeskusumahusada.ac.id. Diakses
2. Kemenkes RI. Survei Demografi 28 Oktober 2015. (Skripsi).
dan Kesehatan Indonesia Jakarta :
13
10. Guslinda,Yola Yolanda, Delvi ofAlzheimer’s patients. Brain Gym
Hamdayani. Pengaruh Senam Otak Journal 2002;16 (1): 10.
Terhadap Fungsi Kognitif Pada 17. Cancela JM, Suarez HV,
Lansia Dengan Dimensia Di Panti Vasconcelos J, Lima A, Ayan C.
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Efficacy of Brain Gym Training on
Aluih Sicincin Padang Pariaman The Cognitive Performance and
Tahun 2013. Jurnal Keperawatan Fitness Level of Active Older
Padang : STIKes Mercubaktijaya Adult : A Pliminary Study, J Aging
Padang. Diperoleh dari journal. Phys Act 2015; 23 (4); 653-8.
mercubaktijaya.ac.id/downlotfile.p 18. Ari Sapti Mei Leni, Isbaini
hp?file=1e.pdf. Diakses tanggal 20 Herawati, Agus Widodo. 2012.
Oktober 2015. (Skripsi). Pengaruh Senam Otak Terhadap
11. Keliat, 1999 dalam Maryam, Daya Ingat Pada Wanita Post
Fatma, Rosidawati, Juabed, Menopause. Surakarta : Aisyiyah
Batubara. Mengenal Usia Lanjut Surakarta.
DanPerawatannya. Jakarta: 19. Sularyo TS, Handryastuti S. Senam
Salemba Medika. 2011. otak. Sari Pediatri, Juni 2002; 4(1):
12. Maryam, Fatma, Rosidawati, 37.
Juabed, Batubara. 2011. Mengenal 20. Macias M, Nowicka D, Czupryn
Usia Lanjut DanPerawatannya. A, Sulejczak D, Skup M, Skangiel-
Jakarta: Salemba Medika. . 2011. Kramska J. Exercise-induced
13. Darmajo B. Teori Proses Menua. motor improvement after complete
Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. spinal cord transection and its
2009. relation to expression of brain-
14. Lanawati. Hubungan Antara derived neurotrophic factor and
Senam Kesegaran Jasmani Lansia presynaptic markers. BMC
Dengan Fungsi Kognitif Dan Neuroscience 2009; 10:144.
Keseimbangan Tubuh Di Posyandu 21. Dince Setianingsih. Pengaruh
Lansia Desa Dauh Puri Kauh Senam Otak Terhadap
Denpasar. 2015. Universitas Kemampuan Memori Jangka
Udayana. Diperoleh dari : Pendek Pada Anak Tuna Drahita
www.pps.unud.ac.id/.../unud-1458- Ringan Di SDLB Negeri Patrang
1595108714-. Diakses 10 Kabupaten Jember; 2012. Jember:
November 2015. (Tesis). Program Studi Ilmu Keperawatan
Jember. (Diakses tanggal 9April
15. Verany R, Santoso B, Fanada M. 2016).
2013. Pengaruh Brain Gym 22. Greenough, W. Perspective: Rich
Terhadap Tingkat Kognitif Lansia Experience, Physical Activity
di Panti Sosial Tresna Werdha Healthy Brains; 2006. National
Warga Tama Indralaya. Palembang Scientific Council on the
: Universitas Sriwijaya. (Skripsi) Developing Child. (Diakses
16. Drabben-Thiemann G, Hedwig D, tanggal 9April 2016).
Kenklies M, Von Blumberg A, 23. Brown & Jason. Enriched
Marahrens A, Marahrens G, Hager Environment and Physical Activity
K. The Effect of Brain Gym on Stimulate Hippocampal but not
The Cognitive Performance Olfactory Bulb Neurogenesis;

14
2003. Eureopean Journal of
Neurosciences, Vol.7. pp2042-
2046. (Diakses tanggal 9April
2016).

15

Anda mungkin juga menyukai