Disusun oleh :
Fahrun Ningsih
22020121210076
Kelompok 6
A. LATAR BELAKANG
Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembulu darah yang sering
ditemui pada anak- anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang
dan sistem limfatik (Wong et al., 2009). Leukemia adalah penyakit ganas
progresif pada jaringan pembentuk darah. Leukemia terjadi karena adanya
kerusakan pada pabrik pembuatan sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini
sering terjadi pada anak yang berusia diatas 1 tahun, dan puncaknya antara usia β
sampai 6 tahun. (Apriani, 2013).
(Wolley et al., 2019), menyatakan bahwa di Indonesia insiden leukemia
2,5- 4,0 per 100.000 anak dengan 2000-3200 kasus LLA tiap tahunnya. Di RSUP
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado sepanjang tahun 2008-2012 jumlah anak yang
menderita LLA sekitar 60 anak yang rawat inap. Di RSK Dharmais tahun 2004-
2008 kasus LLA sebanyak 34 kasus dan LMA 10 kasus. Pada tahun 2007-2009
di Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSCM telah dirawat pasien baru LLA
sebanyak 198 kasus (Sulastriana, Sori Muda, 2012).
Anak yang menderita leukemia akan menunjukkan gejala demam,
terdapat petekie atau memar tanpa sebab. Leukemia dapat menyebabkan
perdarahan, infeksi sekunder maupun gagal organ. Gagal organ dapat terjadi
karena sel – sel leukemia dapat menginvasi testis, ginjal, prostat, ovarium,
saluran gastro intestinal, dan paru – paru. Lokasi invasi yang paling berbahaya
adalah Sistem Saraf Pusat (SSP) karena mengakibatkan tekanan intrakranial
sehingga dapat menyebabkan kematian (Wong et al., 2009). Perlu dilakukan
asuhan keperawatan secara tepat dan benar sehingga tidak terjadi infeksi dan
perdarahan pada anak.
B. TUJUAN
1. Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan anak dengan diagnosis
Acute Limphoblastic Leukaemia.
2. Khusus
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian terhadap anak dengan
diagnosis Acute Limphoblastic Leukaemia.
2) Mahasiswa mampu melakukan perumusan diagnosis keperawatan
berdasarkan data fokus yang terkumpul pada anak dengan diagnosis
Acute Limphoblastic Leukaemia.
3) Mahasiswa mampu menentukan tujuan dan merencanakan tindakan
keperawatan pada anak dengan diagnosis Acute Limphoblastic
Leukaemia.
4) Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada
anak dengan diagnosis Acute Limphoblastic Leukaemia.
5) Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada anak dengan diagnosis
Acute Limphoblastic Leukaemia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
MINDMAPS
DEFINISI PEMERIKSAAN PENUNJANG
Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang ditandai 1. Hitung darah lengkap (Hb, Trombosit, eritrosit)
dengan sel darah putih abnormal dalam sumsum tulang (Wolley 2. Pemeriksaan sel darah tepi
et al., 2019). Leukemia Limfoblastik Akut adalah penyakit 3. Asam urat serum/urin : mungkin meningkat
keganasan yang berciri khas infiltrasi progresif dari sel limfoid 4. Biopsi sumsum tulang
imatur dari sumsum tulang dan organ limfatik yang dikenal 5. Biopsi nodus limfa
sebagai limfoblas (Nuraini & Mariyam, 2020).
ACUTE LEUKEMIA
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. yang yepat.
3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
LYMPHOBLASTIC
dukungan. penyakit, dengan cara yang tepat.
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat.
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri. 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara
6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi. yang tepat.
7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, 7. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin. dengan cara yang tepat.
8. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: 8. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.
9. Tingkatkan istirahat. 9. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
10. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan.
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi 10. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan
ketidaknyamanan dari prosedur. cara yang tepat.
11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali.
RISIKO INFEKSI
b.d Pertahanan sekunder inadekuat (penurunan Hb)
1. Pertahankan teknik aseptif.
2. Batasi pengunjung bila perlu.
POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
b.d Kurangnya Suplai O2 Ke Jaringan Otak. keperawatan.
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. 4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung.
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan. 5. Ganti letak IV perifer dan diressing sesuai dengan petunjuk
3. Monitor respirasi dan status O2. umum.
4. Pertahankan jalan nafas yang paten. 6. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
5. Atur peralatan oksigenasi. kandung kencing.
6. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi. 7. Tingkatkan intake nutrisi.
7. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR sesudah dan sebelum, 8. Berikan terapi antibiotik.
selama, dan setelah aktivitas. 9. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
8. Monitor pola pernapasan abnormal. 10. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
9. Monitor suhu, warna, dan kelembapan kulit. panas, drainase.
10. Monitor sianosis perifer 11. Monitor adanya luka.
12. Dorong masukan cairan.
13. Dorong istirahat.
14. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi.
15. Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam.
RISIKO KETIDAKSEIMBANGAN
INTOLERANSI AKTIVITAS CAIRAN
b.d Kelemahan. b.d Kehilangan berlebihan, penurunan pemasukan
1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan 1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
aktivitas.
2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan.
2. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, DEFISIT NUTRISI
tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan. b.d Anoreksia.
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat. 3. Monitor vital sign.
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi 1. Kaji Intake dan Output Klien.
4. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian.
secara berlebihan. 2. Tingkatkan intake makan melalui :
5. Kolaborasikan pemberian cairan IV. a) Kurangi gangguan dari luar.
5. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (tacikardi, 6. Monitor status nutrisi.
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan b) Sajikan makanan dalam kondisi hangat.
7. Berikan cairan IV pada suhu ruangan.
hemodinamik). c) Selingi makan dengan minum.
8. Dorong masukan oral. d) Jaga kebersihan mulut Klien.
6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien. 9. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output.
7. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu e) Berikan makan sedikit tapi sering.
10. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
dilakukan 3. Kolaborasi dengan ahli gizi diet dan makanan yang disukai
11. Tawarkan snack (jus buah, buah segar). bila ada.
8. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang.
12. Kolaborasi dengan dokter.
9. Bantu pasien/ keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan 4. Kaji adanya alergi Klien terhadap makanan.
13. Atur kemungkinan tranfusi.
dalam beraktivitas. 5. Memberikan makan sedikit tapi sering kepada Klien
14. Persiapan untuk tranfusi.
10. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Klien/Pasien
a. Tanggal pengkajian : 21 Februari 2022
b. Tanggal masuk : 18 Februari 2022
c. Ruangan : Anak Lantai 1 Kamar 4.2
d. Identitas
1) Nama : An. A
2) Tanggal lahir/ umur : 8 Oktober 2019/ 2 tahun 4 bulan
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Suku : Dayak
6) Diagnosa medis : Acute Limphoblastic Leukaemia
7) Penanggung Jawab : Ibu
2. Orang Tua/PenanggungJawab
a. Nama : Ny. D
b. Hubungan dengan klien : Ibu kandung
c. Suku : Dayak
d. Agama : Islam
e. Alamat (inisial kota) : Kalimantasn Tengah
f. No. telepon : 0822******84
B. Riwayat Klien
1. Riwayat penyakit sekarang
An. A saat ini didiagnosa Acute Limphoblastic Leukaemia dan sudah
melakukan kemoterapi yang ke 10 kali. An. A dibawa ke RSUP Dr.
Kariadi Semarang pada tanggal 18 Februari 2022 karena mengalami
demam. Ibu dari An. A mengatakan bahwa selain demam, An. A dibawa ke
RS karena sudah waktunya jadwal kemoterapi yang ke 10 akan tetapi telat
3 minggu. An. A sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan sumsum
tulang di rumah sakit sebelumnya yaitu di Rumah Sakit Banjarmasin guna
mendiagnosis penyakitnya. Setelah dirawat selama kurang lebih 15 hari di
rumah sakit tersebut karena tidak ada perubahan kondisi, pihak keluarga
akhirnya membawa An. A untuk berobat ke RSUP Dr. Kariadi Semarang.
An. A telah menjalani kemoterapi yang ke 10 pada hari Minggu, 20
Februari 2022.
2. Riwayat penyakit klien sebelumnya
An. A mengalami penyakit leukemia sejak bulan Januari 2021.
3. Riwayat kehamilan
Ny. D mengalami hipertensi sewaktu hamil An. A. Ny. D meeriksakan
kehamilannya secara rutin di rumah sakit.
4. Riwayat persalinan
Ny. D melakukan persalinan secara normal di rumah sakit meskipun
dirinya mengalami hipertensi ketika hamil. Ny. D melahirkan An. A di usia
kehamilan minggu-minggu awal bulan k- 9.
5. Riwayat imunisasi
Hepatitis B I BCG
Hepatitis B II Hepatitis B III
Polio I Polio II
Polio III Polio IV
DPT I DPT II
DPT III Campak
6. Riwayat alergi
An. Atidak memiliki alergi obat maupun makanan.
7. Riwayat pemakaian obat-obatan
Ny. D mengatakan bahwa An. A hanya mengonsumsi obat yang diberikan
oleh rumah sakit.
8. Riwayat tumbuh kembang
a. Motorik halus
Tidak ada masalah pada kemampuan motorik halus anak, anak tumbuh
dan berkembang sesuai dengan usianya.
b. Motorik kasar
Tidak ada masalah pada kemampuan kasar halus anak, anak tumbuh
dan berkembang sesuai dengan usianya.
c. Bahasa
Tidak ada masalah pada kemampuan bahasa anak. Anak belum bisa
berbicara secara jelas. Anak baru bisa menyebut nama ibu, ayah, dan
kakak.
d. Personal sosial
Tidak ada masalah pada personal sosial anak. Ny. D mengatakan
bahwa biasanya anak sangat aktif ketika dia tidak sakit, namun karena
sakit, anak terkadang suka minta digendong dan rewel.
C. Riwayat kesehatan keluarga
1. Riwayat penyakit dalam keluarga
Anggota keluarga An. A tidak ada yang memiliki penyakit seperti DM,
hipertensi, jantung, ginjal dan lain-lain
2. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Laki-laki
: Garis keturunan
: Meninggal
: Tinggal
: Menikah serumah
Klien
PA (Aktivitas Fisik) :
1.00 = Bed rest
1.13 = Aktivitas Rendah
1.26 = Aktif
1.42 = Sangat Aktif
Input Output
Hb 12.2 g/dL
Hematokrit 36.9 %
Trombosit 23 103/uL
i. Terapi medikamentosa
- Deksametason tab 0,5 mg – Qty 1 (10 mililiter tiap 1 jam)
- Ampisilin 1.000 mg + sulbaktam 500 mg serb inj 1500 mg – Qty 1
(500 mililiter tiap 1 jam)
- Paracetamol inf 10 mg /mL- Qty 4 (150 miligram tiap 4 jam jika
suhu diatas 38 oC
- Setirizin sir 5 mg/5 mL – Qty 1 (5 mililiter tiap 24 jam)
- Nistatin susp 100.000 IU/mL – Qty 1 (1 mililiter tiap 6 jam)
- Sulfamektazol 200 mg + trietroprim susp 240 mg/ 5 ml
II. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: Intoleransi aktivitas kelemahan
- Ny. D mengatakan An. A cenderung lebih
pasif saat sakit. An. A hanya baringan di
tempat tidur dan terkadang minta digendong.
- Ny. D mengatakan anaknya terlihat kecapean
setelah minta bermain keluar
DO:
- An. A terlihat lemas
- Hb : 12,2
- Eritrosit : 4,93
- Leukosit : 11.400
- Trombosit : 23.000 mcL
- Saturasi oksigen : 99%
- RR : 26 x/menit
2. DS: Risiko infeksi Ketidakadekuatan
- Ny. D mengatakan dari masuk sampai pertahanan sekunder
sekarang An. A masih demam.
DO:
- Pro kemoterapi yang ke-10
- S : 38 0C
- RR : 26 x/menit
- Nadi : 112 x/menit
- Saturasi oksigen : 99%
- Hb : 12,2
- Eritrosit : 4,93
- Leukosit : 11.400
- Trombosit : 23.000 mcL
- Parasit (-)
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan. Pasien rencana pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
B. SARAN
Pengkajian yang dilakukan pada anak dapat dilakukan secara komprehensif
sehingga dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
masalah yang dialami anak. Selain itu, tindakan keperawatan yang dilakukan
dapat mengacu pada evidance based practice (EBP). Serta diharapkan pula
bagi orangtua anak dapat selalu mendampingi dan memberikan dukungan
dalam setiap tindakan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA